1 / 14

PENGGUNAAN BAHASA PADA PENULISAN ILMIAH

PENGGUNAAN BAHASA PADA PENULISAN ILMIAH. Didik Tristianto akbar_didik@yahoo.com 2008. ABAD INI ADALAH ABAD BAHASA.

jonah
Télécharger la présentation

PENGGUNAAN BAHASA PADA PENULISAN ILMIAH

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. PENGGUNAAN BAHASAPADA PENULISAN ILMIAH Didik Tristianto akbar_didik@yahoo.com 2008

  2. ABAD INI ADALAH ABAD BAHASA • Manusia tidak lagi menjadi subjek bahasa, sejarah, wacana, pemikiran dalam memaknai realitas; manusia justru dibicarakan/dikendalikan oleh bahasa (cara pandang seseorang dipengaruhi oleh bahasa yang dikuasainya); • Pembenaran bahwa ada TATA PERMAINAN BAHASA(language games) => bahasa Indonesia (a) laras tulisan: populer, ilmiah, ilmiah-populer; jurnalistik; sastra (b) laras lisan: pelafalan, dialog resmi, dialog sehari-hari; (c) bahasa SMS (“aq syg bgt sm km coz km krn”); (d) bahasa gado-gado (interferensi): tadi kamu masuknya keluar mana; tolong telornya digoreng saja; hendak mandikah suamiku?

  3. KITA “SENANG” BERBAHASAATAUKAH KITA SENANG NGERUMPI? • Simbol eksistensi manusia: BERKUASA atau HENDAK MENGUASAI ORANG LAIN. Wujud kekuasaan ini berupa bahasa, baik dalam berbicara maupun dalam menulis (ungkapan lain: di dalam bahasa tersembunyi kelenjar-kelenjar kekuasaan). Implikasi dari hal ini… • KOMUNIKASI, dengan demikian, adalah penstrukturan kosa kata dan sintaksis berdasarkan konstruksi fakta yang terekspresikan. Akibatnya, sering kali kita melakukan KEKELIRUAN EPISTEMOLOGI: “saya berjanji mewakafkan sisa hidup saya…”. Ungkapan lain: batas bahasaku adalah batas duniaku; • Keberhasilan manusia tergantung 4-K: (a) Kapital ekonomi berupa uang; (b) Kapital budaya berupa pengetahuan; (c) Kapital simbolik berupa gelar kesarjanaan (konteks butir “b”); (d) kapital sosial berupa relasi (konteks butir “c”).

  4. Kekeliruan Epistemologi,contoh lain… • ABSTRAK: abstractus, “terlepas dari”, “ditarik dari” (pemahaman mengenai sebuah kualitas atau hubungan yang bersifat umum dan berada di luar data yang ada di depan kita). Representasi abstrak dapat disebut “konsep formal”. Pengertian beberapa filsuf: • SKOLASTIK (intelektual Abad Pertengahan/Abad ke-13; Thomas Aquinas atau Petrus Lombardus); metode debat; abstrak adalah pemahaman orang terhadap suatu kualitas yang terlepas dari subjek pendukung (manusia: ide konkret; kemanusiaan: ide abstrak); • HEGEL (1770-1831; gubes di Heidelberg): abstrak adalah sesuatu yang terlepas sama sekali dari relasi, yakni sesuatu yang bersifat eksklusif; • ABSTRAKSI: abstractio, “menarik dari”, “memisahkan suatu bagian dari suatu keseluruhan. Abstraksi merupakan serangkaian proses dalam pikiran dalam rangka menuju suatu konsep yang bersifat universal.

  5. Tata Permainan BahasaBahasa Ilmiah • Hakikat: pemakaian bahasa Indonesia tulis dalam situasiformal => karya ilmiah (skripsi, tesis, disertasi; artikel ilmiah; laporan penelitian); • Situasi formal (terikat konteks) berimplikasi pada pemakaian ragam bahasa baku, yang ciri-cirinya: #penggunaan awalan-akhiran yang konsisten; #penggunaan kata tugas yang konsisten (“penelitian ini akan penulis selesaikan sesuai harapan”); #penggunaan logika yang benar (“untuk mengejar ketertinggalan, penulis menyimpulkan bahwa…”); #penggunaan kalimat efektif(“kedua kelinci itu saling gigit-menggigit”)

  6. GAYA PENULISAN(SIKAP PENULIS TERHADAP ISI & BENTUK TULISAN) • Gaya sastra => memunculkan kesan tertentu (=gaya impresionistik, subjektif, naratif); • Gaya keilmuan => menggarisbawahi kebenaran (=gaya formal, objektif, argumentatif, ekspositoris); • Gaya jurnalistik => melukiskan fakta (=gaya deskriptif, subjektif, persuasif, ekspositoris);

  7. GAYA BERBAHASA ILMIAH? • Fokus => Berpikir ilmiah dengan sarana ilmiah. Sarana berpikir ilmiah perlu dipelajari oleh ilmuan penulis jurnal, karena merupakan alat bagi cabang-cabang pengetahuan untuk mengembangkan materi pengetahuannya berdasarkan metode-metode ilmiah; • Kategori => (1) bahasa ilmiah (berbeda dari bahasa alami); dan (2) logika matematika/statistika: polanya deduktif/induktif karena ada dua pengetahuan yang selalu berhubungan erat; menekankan aspek logika untuk tujuan mengambil kesimpulan yang didasarkan pada premis-premis yang kebenarannya telah ditentukan (matematika) atau penyimpulan kausal yang bersifat induktif berdasarkan tingkat peluangnya (statistika); • Target -> “memengaruhi” sikap dan perasaan pembaca melalui ejaan (tata tulis); diksi, tata bahasa, dan sintaksis (tata kalimat) yang sangat formal;

  8. PERIHAL KATEGORI(SIKAP PENULIS TERHADAP ISI) • Memahami jenis bahasa: (a) bahasa alami (bahasa sehari-hari); (b) bahasa buatan (istilah; bahasa artifisial/simbolik/logika matematik/statistik, mis. a=b); (c)bahasa ilmiah:memperhatikan fungsi simbolik, karena tujuan komunikasi ilmiah menyampaikan informasi berupa pengetahuan. Jadi, harus bebas dari unsur emotif; • Memahami Tiga fungsi pokok bahasa: (a) ekspresif/emotif, pencurahan rasa takut; (b) afektif/praktis, menimbulkan efek psikologis; (c) simbolik/logik, menyatakan informasi pengetahuan melalui simbol-simbol agar tidak bias makna; • Memahami pentingnya definisi: (1) definisi sinonim, menjelaskan dengan persamaan kata; (2) definisi simbolik, menjelaskan dengan pernyataan berbentuk simbol (p=>q) = df (-p ^ -q), jika p maka q didefinisikan, non (p dan non q); (3) definisi etimologis, menjelaskan dengan menerangkan asal-muasalnya, “demos” adalah “rakyat” dan kratos” adalah “kekuasaan”, jadi demokrasi adalah… • Memahami bahwa artikel ilmiah harus menarik: agar isi tulisan “sampai” kepada pembaca, penulis harus mampu menarik hati pembaca.

  9. PERIHAL TARGET (SIKAP PENULIS TERHADAP BENTUK YANG SANGAT FORMAL) • EJAAN: a) penulisan kata/istilah (“selebritis-selebritas”; b) pungtuasi (“S2” & “S-2”); c) gabungan kata (“kerja sama”); d) pembentukan kata (peluluhan bunyi -> “memparkir”-”memarkir”; “mengkritik-mengritik”). • DIKSI: a) kata abstrak/konsep (“anarkis-anarkistis”); b) kata kajian (“H20-air”); c) kata serapan (“bujet”, ”manajemen”); d) sinonimi (“kolosal-akbar-mega-raya-besar”; “perempuan-wanita”); • GRAMATIKA, a) kelengkapan unsur S-P-O (“di sini melayani obat generik”); b) imbuhan (“{me}ngajak”); c) redudansi/mubazir (“sementara waktu”; “mengejar ketertinggalan”); d) kontaminasi/rancu (“sejak dari”, selain daripada itu”); • KALIMAT: a) tidak ambigu (“istri dosen yang gemuk itu nakal sekali”); b) menghindari ungkapan yang figuratif (“untuk memuluskan penelitian ini,…”); c) menghindari penonjolan persona (“perihal penelitian ini sudah saya konfirmasikan dengan…”); d) menonjolkan kalimat pasif (“perihal penelitian ini sudah dikonfirmasikan dengan…”; e) menghindari kalimat yang terlalu kompleks, sehingga “topik utama” menjadi hilang (= kalimat efektif, yakni kalimat yang dapat mewakili secara tepat pikiran, perasaan, dan kehendak penulisnya).

  10. TIPS 1: PERIHAL KEBENARAN • Ilmu= science, wissenschaft, pengetahuan, ilmu alam, ilmu sosial, dan humaniora. Cirinya, merupakan aktivitas manusia dan hasil aktivitas tersebut. Kini; ILMU FORMAL (matematika, logika, informatika), ILMU EMPIRIS-FORMAL (fisika, kimia, bilogi), ILMU ARGUMENTATIF (ilmu sosial & humaniora); • Metode= prosedur yang mencakup pelbagai tindakan pikiran, pola kerja, cara teknis, dan tata langkah guna memeroleh pengetahuan baru atau mengembangkan pengetahuan yang sudah ada. Corak-corak metodologis membuat ilmu pengetahuan bersifat positivistik (empiris, bebas dari pikiran etis, kausalitas, observatif, dan kuantitatif) dan kritis (fenomenologis, etis, interpretatif, relasional, kontekstual, dan deskriptif-kualitatif); • Kebenaran ilmiah: (a) korespondensi (pernyataan benar bila sesuai dengan realitas); (b) koherensi (pernyataan benar bila premisnya memenuhi syarat; (c) pragmatik (pernyataan benar bila bermanfaat); (d) redudansi (pernyataan dilebih-lebihkan, memang benar bahwa…); • Perihal variasi pembentukan kalimat, perhatikan…

  11. senarai istilah • PADANAN ISTILAH peat-gambut; pain-nyeri; list-senarai; balanced budget-anggaran-berimbang; body lotion-calir raga; mike-pelantang; acid sulphate soil-tanah sulfat masam; active bud-tunas aktif; placenta-tembuni; dashboard-panel instrumen; penthouse-gria tawang; vegetarian-nabatiwan; seafood-boga bahari/hidangan laut;

  12. customer service-layanan pelanggan/nasabah; best seller-pelarap/pelaris; door prize-hadiah lawang; power steering-kemudi daya; ballroom-balai-ria; bell captain-pramutama tamu; cottage-pondok; beef fillet-filet sapi; food seasonings-penyedap makanan; date of record-tanggal rekam; baby bond-obligasi kecil; kick off-tendangan awal; steam engine-mesin kukus; sewage flowrates-debu radioaktif; check in-lapor masuk/lapor berangkat; check out-lapor keluar; VIP-pribadi amat penting; out-bond tour-wisata luar kota; airsick-mabuk udara; fairway-alur pelayaran; hunting system-sistem lacak; standby-tunggu muat; disinfection-awahama; electric dipole transition-transisi dwikutub elektrik; Josephson tunnelling-penerobosan Josephson; photochemical smog-asbut fotokimia; deodorant-pengawabau; Lanjutan…

  13. TIPS 2: Komponen Artikel Ilmiah • Judul, khas, menarik, 12 kata (berbentuk frasa), boleh dengan sub, relasional (sos), kausalitas (eks), menonjolkan kata kunci, judul juga harus “provokatif”; • Nama penulis, tidak dibubuhi pangkat/gelar akademik, menerakan alamat lembaga plus nomor kontak (HP/pos-el.;); • Abstrak, disajikan dalam satu paragraf (200 kata), bersifat deskripsi-informatif tentang latar belakang dan tujuan penelitian, metode yang digunakan, dan hasil/simpulan yang dicapai; • Kata kunci, kata-kata yang mengandung konsep pokok, jumlah bervariasi (3-6 kata tunggal); • Pendahuluan, latar belakang masalah, hipotesis (bila perlu), tujuan, disusun dalam 3-4 paragraf (2 hlm ketik), sering-sering mengacu pada pustaka yang menjadi landasan/alasan penelitian, manfaat penelitian; • Tinjauan pustaka, dimasukkan ke dalam bagian pendahuluan, metode, dan pembahasan; • Metode, mendeskripsikan secara rinci langkah/cara penelitian dengan mengacu pada metode umum (kuantitatif vs deskriptif-kualitatif); • Pembahasan dan hasil penelitian, tidak sekadar menarasikan hasil penelitian tetapi menunjukkan hubungan yang ada di antara fakta; tonjolkanlah kecendekiaan peneliti, adakah spekulasi/argumentasi yang berlebihan, perhatikanlah kerapian paragraf; • Simpulan/saran, bukan perulangan hasil penelitian melainkan generalisasi dari temuan termasuk implikasinya; saran harus bertalian dengan pelaksanaan/hasil penelitian.

  14. terima kasih, atur nuhun, adios, parenggg… nil voluntibus arduum,tidak ada yang sukar bagi yang punya kemauan… Salam,

More Related