1 / 41

MARKETING MIX DALAM POLITIK & pentingnya IMAGE POLITIK

MARKETING MIX DALAM POLITIK & pentingnya IMAGE POLITIK. Dedy Santiko (115030100111043) Andreas Wintoko (115030100111039) Dicky Setya Abdi (115030100111108) Mahesa Yudistiranti (115030107111039) Anggun Irmaya Sari (115030107111047) Esthi Setyaningrum (115030107111044)

kali
Télécharger la présentation

MARKETING MIX DALAM POLITIK & pentingnya IMAGE POLITIK

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. MARKETING MIX DALAM POLITIK&pentingnya IMAGE POLITIK Dedy Santiko (115030100111043) Andreas Wintoko (115030100111039) Dicky Setya Abdi (115030100111108) Mahesa Yudistiranti (115030107111039) Anggun Irmaya Sari (115030107111047) Esthi Setyaningrum (115030107111044) Ellia Aida Fitri (115030101111033) Rayan Bagus A (105030107111015) M Ali Zuhri Mahfud (115030113111009)

  2. MARKETING-MIX DALAM POLITIK Jalan keluar bagi marketing politik untuk keluar dari pertanyaan - pertanyaan akibat dari penggabungan dua disiplin ilmu (marketing bisnis dan marketing politik) merupakan suatu tantangan besar. Tujuan akhir dari marketing politik adalah membuatnya menjadi disiplin ilmu yang memberikan kontribusi dalam penataan kehidupan sosial masyarakat yang selalu berubah.

  3. Pesan yang ingin disampaikan dalam konsep marketing politik: • Menjadikan pemilih sebagai subjek, bukan objek partai politik atau seorang kandidat presiden. • Menjadikan permasalahan yang dihadapi pemilih sebagai langkah awal dalam menyusun program kerja yang ditawarkan dalam bingkai ideologi masing-masing partai (Dermody & Scullion, 2001) Marketing politik tidak menjamin sebuah kemenangan, tapi menyediakan tools untuk menjaga hubugan dengan pemilih sehinggan dari situ akan terbangun kepercayaan, dan selanjutnya akan diperoleh dukungan suara mereka (OShaugnessy, 2001).

  4. Lebih dari pada sekedar komunikasi politik Marketing politik harus dilihat secara komprehensif (Lees Marshmant, 2001) Diaplikasikan dalam seluruh proses organisasi partai politik Menggunakan konsep marketing secra luas Melibatkan banyak disiplin ilmu dalam pembahasannya Bisa diterapkan kedalam berbagai situasi politik

  5. Proses marketing politik, Niffenneger (1989)

  6. PRODUK Produk yang ditawarkan institusi politik merupakan sesuatu yang kompleks, di mana pemilih akan menikmatinya setelah sebuah partai atau seorang kandidat terpilih (Niffenegger, 1989) Katagori produk politik : Party platform (platform partai) Past record (catatan tentang hal-hal yang dilakukan di masa lampau) Personal characteristic (ciri pribadi) Butler dan Collins (1994) menyatakan adanya tiga dimensi penting yang mesti dipahami dari sebuah produk politik : Person/party/ideology (pribadi/partai/ideologi) Loyality (kesetiaan) Mutability (bisa berubah-ubah)

  7. PROMOSI Sebagian besar literatur dalam marketing politik membahas cara sebuah institusi dalam melakukan promosi (promotion) ide, platform partai dan ideologi selama kampanye Pemilu. Tidak jarang institusi politik bekerja sama dengan sebuah agen iklan dalam membangun slogan, jargon, dan citra yang akan ditampilkan (Wring, 1996; Elebash, 1984).

  8. HARGA Harga dalam marketing poliik mencakup banyak hal, nilai ekonomi, psikologis sampai ke citra nasional (Nffenegger, 1989)

  9. TEMPAT Tempat (place) berkaitan erat dengan cara hadir atau distribusi sebuah institusi politik dan kemampuannya dalam berkomunikasi dengan para pemilih atau calon pemilih (Neffinegger, 1989).

  10. SEGMENTASI &POSITIONING Smith danHirst (2001) Berpendapatbahwainstitusipolitikperlumelakukansegmentasipolitik. Menurutmereka, perlunyasegmentasidisebabkanolehbeberapahal, yaitu: • 1. Tidaksemuasegmenpasarharusdimasuki • 2. Sumberdayapartaipolitikbukanlahtidakterbatas • 3. Efektivitas program komunikasipolitik yang akandilakukan • 4. Segmentasiiniperludilakukandalamiklimpersainganpolitik

  11. Segmentasidan Positioning • Segmentasisangatdibutuhkanuntukdapatmengidentifikasikarakteristik yang muncul di setiapkelompokmasyarakat. • Sementara Positioning adalahupayauntukmenempatkan image danprodukpoltik yang sesuaidenganmasing-masingkelompokmasyarakat. • Tanpaadanyaaktivitassegmentasi, partaipolitikakanmengalamikesulitanuntukmengidentifikasikelompok-kelompok yang adadidalammasyarakat. Sehinggaaktivitassegmentasimasyarakatperlusekalidilakukanuntukmengetahuikarakteristik yang terdapatdidalamnya, sekaligusuntukmengembangkanpendekatan yang sesuaidenganmasing-masingkarakteristik.

  12. Segmentasidan Positioning Tahap 1 SegmentasiPasarPolitik Tahap 2 TargetasiPasarPolitik Tahap 3 Positioning PasarPolitik Identifikasidasarsegmentasipemilih Menyusunprofildarihasilsegmentasipemilih 3. Menyusunkriteriapemilihansegmentasi 4. Memilih target segment pemilih 5. Menyusunstrategi positioning di setiapsegmen 6. Menyusunbauran marketing di setiapsegmenpolitik

  13. PositioningPolitik • Positioning politiktidakakandapatdilakukantanpaadanya proses penciptaandankomunikasipesanpolitik. • Pesanpolitiktidakhanya jargon politiksemata, melainkan di dalamnyajugasecaraimplisitdaneksplisitterdapatjanjipolitik yang tercerminpadapenetapantujuandanharapan yang diberikansetiapkandidat, halinitertuang di dalamkebijakandan program kerjapartai. • Selainituperludilakukan benchmarking denganapa yang dilakukanolehparapesaingpolitik.

  14. BENCHMARKING • Analisisbenchamarkinginiperludilakukanuntukmembuatanalisisperbandingantentangisi, kualitasdanpendekatan yang digunakandalampenyusunan program kerja. • Positioning tidakakandapatdilakukantanpaadanyaanalisisdanidentifikasimengenaiapa yang dapatmembedakansuatupartaidenganparapesaingnya. Benchmarking jugadilakukanuntukmelihatapapun yang dilakukanmaupun yang akandilakukanpesaing.

  15. STRATEGI PENDEKATAN PASARSumber : Nursal (2004)

  16. PartaiPolitikMenghadapi 5 Jenistrade-off dalamMengembangkanStrategi Marketing (Rohrschneider: 2002): • Partaipolitikakanmemaksimalkanpemilihataukebijakan (policy) • Apakahpartaipolitiklebihmempertahankanpemilihintiataupemilih non-partisan yang tidakterikatolehpartaiapa pun • Apakahpartaipolitiklebihmemperjuangkanideologipartaiataumengikutikeinginanmasyarakat yang tercermindalampolling • Apakahpartaipolitiklebihmenekankanpadaleader ataujustrupadakonstituen yang terdapatdalamtubuhpartaipolitiknya • Apakahorganisasipartaipolitikdiposisikanlebihsebagaiinstrumenmekanisatausimbolisdalamkampanyepemilu

  17. Trade off adalahsuatukondisidimanasuatupartaipolitikharusmemilihantaraduapilihankarenaberhadapandenganketerbatasan yang ditanggungnya. • Menggunakanbaurandarikelimajenistrade-off Rohrschneider (2002) membedakan 2 jenisstrategiuntukmemenangkanpemilu :

  18. Tabel 6.1 TipeStrategiPasar

  19. Contoh-ContohdariTipeStrategiPasar • Kontestan yang lebihmenitikberatkanpadamobilisasimassanyasendiridenganmengalokasikansedikitsekaliusahauntukberburumassabaru Contoh: Massa PDIP • Terdapatpartai yang cenderungmenggunakanstrategiberburumassa, karenamerekamerasatidakmemiliki basis pendukung yang cukupsignifikanuntukmemenangkanpemilihanumum Contoh : Massa PartaiDemokrat (pemilu 2004) • Terdapatpartaipolitik yang cenderungmenngunakan 2 strategi, yaitustrategimobilisasidanberburudilakukansecarasekaligus. Contoh :Golkar (padamassa era reformasi)

  20. TipologiPartaiPolitik • Partaipolitikbesarakanlebihmenitikberatkanpadamobilisasimassa yang dimilikidibandingkandenganberburumassabaru. Aktivitaskampanye yang dilakukanlebihdiorientasikanpadapendukungdansimpatisanpartai. • Partai-partai yang memilikiukuransedangharusmelakukankeduastrategitersebutsecarabersamaan. Antaramobilisasidanberburu, bukanlahsuatupilihantetapisuatukeharusanuntukmelakukannyasecarabersamaan. • Partaikeciltidakmemilikipilihan lain kecualiberburupendukunguntukmeningkatkanperolehansuara yang merekamiliki. Salahsatukendalautama yang dimilikiolehpartaidenganukurankeciladalahterbatasnyasumberdaya yang dimilikiuntukdapatberburudukungan.

  21. PENTINGNYA IMAGE POLITIK

  22. Di masa lampau bahkan hingga saat ini pun, politik selalu mendapatkan cap buruk. Apalagi harus diingat kenyataan bahwa berpolitik atau tidaknya, semua anggota masyarakat akan terkena akibatnya PENTINGNYA IMAGE POLITIK Pada akhirnya mendukung atau tidak mendukung suatu kontestan selama pemilu akan menerima kenyataan siapapun yang memenangkan pemilu

  23. Masing-masing parpol Berusaha menciptakan pencitraan yang positif di kalangan pemilih Image politik Strategi yag dapat menentukan kemenangan • Menurut Gioia & Thomas image dapat dikategorikan sebagai strategi ‘positioning’ suatu parptai politik di antara partai-partai lainnya. Selain itu, image juga terkait erat dengan identitas. • Menurut Dutton imasge biasanya diartikan sebagai cara anggota organisasi dalam melihat kesan dan citra yang berada di benak orang. Image politik sebagai konstruksi atas representai dan persepsi masyarakat akan suatu parpol/individu mengenai hal yang terkait dengan aktivitas politik.

  24. Strategi pembangunan image politik Untuk membangun image dibutuhkan waktu yang relatif lama Membangun image membutuhkan konsistensi dari semua hal yang dilakukan parpol bersangkutan. Image politik adalah kesan dan persepsi publik terhadap apa saja yang dilakukan parpol Image politik terdapat dalam kesadaran publik yang berasal dari memori kolektif masyarakat

  25. Pendekatan kognitif & afektif Unsur kognitif mengacu pada pertimbangan rasional dan kalkulasi dalam domain image Unsur afektif lebih melihat pada sisi emosi dan perasaan dalam dimensi image

  26. MobilisasiKognitifdanAfektif Dalammembangun image yang komperehensif, Parpolharusmenggunakanpendekatanrasionaldanemosionalsecarabersamaan. Bagimasyarakat yang menggunakanpendekatan rasional, merekadapatmelihat program kerjapartaidandebat-debat yang diselenggarakanpartai. Bagimasyarakat yang menggunakan pendekatanemosional, masyarakat dapatmelihat jargon politik, simbolisasidanmitos yang berjalandenganseiringpenyusunan program kerjaParpol. SimbolisasidanMitos yang diciptakandapat dijadikanpilihanbagimasyarakat. Yang harusdiperhatikandalamhaliniadalahkonsistensidanketerkaitanantaraunsurrasional-non rasionalsuatu image. Terkadang munculketidakonsistenanantara program kerja yang ditawarkandengansimbolisasi yang dicobauntukdibuatdandiberikankepadamasyarakat.

  27. Kontruksi Image Politik Dalam membangun sebuah image gangguanjugaseringmunculsepertiketidaktepatanmenggunakan media komunikasi, frekuensi yang kurangatauberlebihanatas transfer pesan, danpresepsi media massajugamenjauhkanpemahaman yang dinginkanParpoldenganapa yang dipresepsikanmasyarakat. Image yang ingindiciptakanolehsuatuParpolmembutuhkankonstistensidandukungansemuaelemen yang terdapatdalamParpol, misidanvisipartaiharussesuaidengan program kerjapartai, jargon politikharussesuaiapa yang dilakukanolehparpol.

  28. Membangun Image • Political communication merupakan usaha partai untuk berdialog dengan masyarakat yang bertujuan menciptakan kesamaan pemahaman antara parpol dan masyarakat.

  29. Faktor –faktor perubahan image sebuah parpol : Image lama tidak relevan lagi dengan kondisi dan tuntutan masyarakat. Image lama tidak mendukung arah dan ruang gerak parpol ke depannya. Adanya penyesuaian orientasi ideologi dan kebijakan politik yang dilakukan. Hal-hal yang harus di ubah oleh parpol : Pemahaman dan citra publik terhadap parpol harus dirubah. Peran media massa dan pers sebagai agen yang mendistribusikan image politik dari parpol ke masyarakat. Mengubah aktivitas dan pemahaman semua elemen parpol yang sudah menjadi rutinitas. Transformasi Image Lama ke Image Baru

  30. Memperbaiki Image Faktor image negatif dalam masyarakat : Disebabkan oleh aktivitas parpol baik disengaja atau tidak. Gencarnya lawan parpol dalam mendiskreditkan image negatif. Strategi memperbaiki image negatif (Ashforth dan Kreiner, 1991) : Reframing : infusing dan neutralizing Recalibrating Recofusing

  31. Image Sebagai Sumber Keuntungan dalam Bersaing • Image Politik sebagai suatu strategi positioning dapat menjadi penentu kemenangan partai politik dalam persaingan dengan partai lainnya • Positioning adalah strategi yang mencoba menempatkan suatu ideologi partai di antara ideologi – ideologi yang ada dalam benak masyarakat.

  32. Identitas Politik • Image politik adalah identitas politik. Image tersebut berupa citra, reputasi, dan kredibilitas partai politik yang dipersepsikan oleh masyarakat luas. • Membantu pemilih dalam memlilih • Mengurangi resiko psikoogis dan ketidapastian • Memotivasi pemilih

  33. Pentingnya Komunikasi Politik • Komunikasi politik adalah semua hal yang dilakukan oleh partai politik untuk mentransfer sekaligus menerima umpan balik tentang isu-isu politik berdasarkan semua aktivitas yang dilakukannya terhadap masyarakat. • Komunikasi dyadic (komunikasi dua arah) yaitu komunikasi yang tidak hanya dilakukan oleh partai politik kepada masyarakat tetapi juga dari masyarakat kepada partai politik.

  34. Peran dan Tujuan Komunikasi • Peran komunikasi politik adalah membuka jalan apabila terjadi bias persepsi sehingga bias persepsi tentang isu politik antara partai politik dengan masyarakat dapat direduksi. • Tujuan komunikasi politik adalah berusaha membangun pemahaman bersama agar kedua belah pihak memiliki persepsi yang sama.

  35. Komunikasi Proses Conformist idiosyncratic Noise Receiver Sender Symbolic Message Sense/Sign Giving Sense Making Feedback

  36. Strategi Pesan & Strategi Media • Sesuai dengan isu-isu politik yg sedang berkembang di masyrakat • Mampu membuka telaah masalah serta solusi • Dipahami oleh semua kalangan • Memiliki identitas utk dikenal masyarakat Strategi Pesan Strategi Media Penyampaian pesan disesuaikan dengan pemilihan media yg sesuai utk menyampaikan pesan politik

  37. Perang Image

  38. Perang Media

  39. Informasi Berlebih Persaingan media tidak selamanya menuju ke arah positif dimasyarakat. Membanjirnya informasi tentang partai politik membuat informasi harus dianalisis dan dicerna oleh masyarakatpun menjadi berlebihan Konsekuensinya, masyarakat dihadapkan pada informasi dlm jumlah besar dan seringkali kontradiksi satu dg yang lain

  40. TERIMA KASIH

More Related