1 / 50

PENGKAJIAN SISTEM PERNAFASAN

PENGKAJIAN SISTEM PERNAFASAN. m.nukhun. 1. RIWAYAT KESEHATAN. Riwayat kesehatan yang dikaji meliputi data saat ini dan masalah yang lalu.

Télécharger la présentation

PENGKAJIAN SISTEM PERNAFASAN

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. PENGKAJIAN SISTEM PERNAFASAN m.nukhun

  2. 1. RIWAYAT KESEHATAN Riwayat kesehatan yang dikaji meliputi data saat ini dan masalah yang lalu. Perawat mengkaji klien atau keluarga dan berfokus kepada manifestasi klinik dari keluhan utama, kejadian yang membuat kondisi sekarang ini, riwayat perawatan dahulu, riwayat keluarga dan riwayat psikososial.

  3. Riwayatkesehatandimulaidaribiografiklien, dimanaaspekbiografi yang sangaterathubungannyadengangangguanoksigenasimencakupusia, jeniskelamin, pekerjaan (terutama yang berhubungandengankondisitempatkerja) dantempattinggal. • Keadaantempattinggalmencakupkondisitempattinggalsertaapakahklientinggalsendiriataudenganorang lain yang nantinyabergunabagiperencanaanpulang (“Discharge Planning”).

  4. a. KELUHAN UTAMA • Keluhan utama akan menentukan prioritas intervensi dan mengkaji pengetahuan klien tentang kondisinya saat ini. • Keluhan utama yang biasa muncul pada klien gangguan kebutuhan oksigen dan karbondioksida antara lain : batuk, peningkatan produksi sputum, dyspnea, hemoptysis, wheezing, Stridor dan chest pain.

  5. Batuk (Cough) • Batukmerupakangejalautamapadakliendenganpenyakitsistempernafasan. Tanyakanberapa lama klienbatuk (misal 1 minggu, 3 bulan). • Tanyakanjugabagaimanahaltersebuttimbuldenganwaktu yang spesifik (misal : padamalamhari, ketikabanguntidur) atauhubungannyadenganaktifitasfisik. • Tentukanbatuktersebutapakahproduktifatau non produktif, kongesti, kering.

  6. 2) PeningkatanProduksi Sputum. • Sputum merupakansuatusubstansi yang keluarbersamadenganbatukataubersihantenggorok. Trakeobronkial tree secara normal memproduksisekitar 3 ons mucus seharisebagaibagiandarimekanismepembersihan normal (“Normal Cleansing Mechanism”). • Tetapiproduksi sputum akibatbatukadalahtidak normal. Tanyakandancatatwarna, konsistensi, baudanjumlahdari sputum karenahal-haltersebutdapatmenunjukkankeadaandariprosespatologik. • Jikainfeksitimbul sputum dapatberwarnakuningatauhijau, sputum mungkinjernih, putihataukelabu. • Padakeadaan edema paru sputum akanberwarnamerahmuda, mengandungdarahdandenganjumlah yang banyak

  7. 3) Dyspnea • Dyspnea merupakan suatu persepsi kesulitan untuk bernafas/nafas pendek dan merupakan perasaan subjektif klien. • Perawat mengkaji tentang kemampuan klien untuk melakukan aktifitas. Contoh ketika klien berjalan apakah dia mengalami dyspnea ?. • kaji juga kemungkinan timbulnya paroxysmal nocturnal dyspnea dan orthopnea, yang berhubungan dengan penyakit paru kronik dan gagal jantung kiri.

  8. 4) Hemoptysis • Hemoptysisadalahdarah yang keluardarimulutdengandibatukkan. • Perawatmengkajiapakahdarahtersebutberasaldariparu-paru, perdarahanhidungatauperut. • Darah yang berasaldariparubiasanyaberwarnamerahterangkarenadarahdalamparudistimulasisegeraolehrefleksbatuk. • Penyakit yang menyebabkanhemoptysisantara lain : Bronchitis Kronik, Bronchiectasis, TB Paru, Cystic fibrosis, Upper airway necrotizing granuloma, emboli paru, pneumonia, kankerparudanabsesparu.

  9. 5) Chest Pain • Chest pain (nyeri dada) dapat berhubungan dengan masalah jantung dan paru. • Gambaran yang lengkap dari nyeri dada dapat menolong perawat untuk membedakan nyeri pada pleura, muskuloskeletal, cardiac dan gastrointestinal. Paru-paru tidak mempunyai saraf yang sensitif terhadap nyeri, tetapi iga, otot, pleura parietal dan trakeobronkial tree mempunyai hal tersebut. Dikarenakan perasaan nyeri murni adalah subjektif, perawat harus menganalisis nyeri yang berhubungan dengan masalah yang menimbulkan nyeri timbul.

  10. b. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU • Secara umum perawat menanyakan tentang : Riwayat merokok : merokok sigaret merupakan penyebab penting kanker paru-paru, emfisema dan bronchitis kronik. Semua keadaan itu sangat jarang menimpa non perokok.

  11. Anamnesis harus mencakup hal-hal : a) Usia mulainya merokok secara rutin. b) Rata-rata jumlah rokok yang dihisap perhari c) Usia melepas kebiasaan merokok. 2) Pengobatan saat ini dan masa lalu 3) Alergi 4) Tempat tinggal

  12. c. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA Tujuanmenanyakanriwayatkeluargadansosialpasienpenyakitparu-parusekurang-kurangnyaadatiga, yaitu : 1) Penyakitinfeksitertentu : khususnyatuberkulosa, ditularkanmelaluisatuorangkeoranglainnya; jadidenganmenanyakanriwayatkontakdenganorangterinfeksidapatdiketahuisumberpenularannya. 2) Kelainanalergis, seperti asthma bronchial, menunjukkansuatupredisposisiketurunantertentu; selainituserangan asthma mungkindicetuskanolehkonflikkeluargaataukenalandekat. 3) Pasien bronchitis kronikmungkinbermukimdidaerah yang polusiudaranyatinggi. Tapipolusiudaratidakmenimbulkan bronchitis kronik, hanyamemperburukpenyakittersebut.

  13. 2. REVIEW SISTEM (Head to Toe) • Inspeksi 1) Pemeriksaan dada dimulaidari thorax posterior, klienpadaposisiduduk. 2) Dada diobservasidenganmembandingkansatusisidengan yang lainnya. 3) Tindakandilakukandariatas (apex) sampaikebawah. 4) Inspeksi thorax posterior terhadapwarnakulitdankondisinya, skar, lesi, massa, gangguantulangbelakangseperti : kyphosis, scoliosis danlordosis.

  14. 5) Catatjumlah, irama, kedalamanpernafasan, dankesimetrisanpergerakan dada. 6) Observasi type pernafasan, seperti : pernafasanhidungataupernafasandiafragma, danpenggunaanotot bantu pernafasan. 7) Saatmengobservasirespirasi, catatdurasidarifaseinspirasi (I) danfaseekspirasi (E). ratio padafaseininormalnya 1 : 2. Faseekspirasi yang memanjangmenunjukkanadanyaobstruksipadajalannafasdanseringditemukanpadaklien Chronic Airflow Limitation (CAL)/COPD

  15. Kaji konfigurasi dada dan bandingkan diameter anteroposterior (AP) dengan diameter lateral/tranversal (T). ratio ini normalnya berkisar 1 : 2 sampai 5 : 7, tergantung dari cairan tubuh klien.

  16. 9) Kelainan pada bentuk dada : a) Barrel Chest Timbul akibat terjadinya overinflation paru. Terjadi peningkatan diameter AP : T (1:1), sering terjadi pada klien emfisema. b) Funnel Chest (Pectus Excavatum) Timbul jika terjadi depresi dari bagian bawah dari sternum. Hal ini akan menekan jantung dan pembuluh darah besar, yang mengakibatkan murmur. Kondisi ini dapat timbul pada ricketsia, marfan’s syndrome atau akibat kecelakaan kerja.

  17. c) Pigeon Chest (Pectus Carinatum) Timbul sebagai akibat dari ketidaktepatan sternum, dimana terjadi peningkatan diameter AP. Timbul pada klien dengan kyphoscoliosis berat. d) Kyphoscoliosis Terlihat dengan adanya elevasi scapula. Deformitas ini akan mengganggu pergerakan paru-paru, dapat timbul pada klien dengan osteoporosis dan kelainan muskuloskeletal lain yang mempengaruhi thorax.

  18. Kiposis : meningkatnya kelengkungan normal kolumna vertebrae torakalis menyebabkan klien tampak bongkok. Skoliosis : melengkungnya vertebrae torakalis ke lateral, disertai rotasi vertebral

  19. 10) Observasi kesimetrisan pergerakan dada. Gangguan pergerakan atau tidak adekuatnya ekspansi dada mengindikasikan penyakit pada paru atau pleura. 11) Observasi retraksi abnormal ruang interkostal selama inspirasi, yang dapat mengindikasikan obstruksi jalan nafas.

  20. b. Palpasi • Dilakukan untuk mengkaji kesimetrisan pergerakan dada dan mengobservasi abnormalitas, mengidentifikasi keadaan kulit dan mengetahui vocal/tactile premitus (vibrasi). • Palpasi thoraks untuk mengetahui abnormalitas yang terkaji saat inspeksi seperti : massa, lesi, bengkak. • Kaji juga kelembutan kulit, terutama jika klien mengeluh nyeri. • Vocal premitus : getaran dinding dada yang dihasilkan ketika berbicara.

  21. c. Perkusi • Perawatmelakukanperkusiuntukmengkajiresonansipulmoner, organ yang adadisekitarnyadanpengembangan (ekskursi) diafragma. • Jenissuaraperkusi : Suaraperkusi normal :- Resonan (Sonor) - Dullness - Tympany : * bergaung, nada rendah dihasilkanpadajaringan paru normal. * dihasilkandiatasbagianjantungatauparu. * musikal, dihasilkandiatasperut yang berisiudara.

  22. Suara Perkusi Abnormal : • Hiperresonan • Flatness : bergaung lebih rendah dibandingkan dengan resonan dan timbul pada bagian paru yang abnormal berisi udara. • sangat dullness dan oleh karena itu nadanya lebih tinggi. Dapat didengar pada perkusi daerah paha, dimana areanya seluruhnya berisi jaringan.

  23. d. Auskultasi • Merupakan pengkajian yang sangat bermakna, mencakup mendengarkan suara nafas normal, suara tambahan (abnormal), dan suara. • Suara nafas normal dihasilkan dari getaran udara ketika melalui jalan nafas dari laring ke alveoli, dengan sifat bersih

  24. Suara nafas normal : • Bronchial : seringjugadisebutdengan “Tubular sound” karenasuarainidihasilkanolehudara yang melaluisuatu tube (pipa), suaranyaterdengarkeras, nyaring, denganhembusan yang lembut. Faseekspirasinyalebihpanjangdaripadainspirasi, dantidakadahentidiantarakeduafasetersebut. Normal terdengardiatas trachea ataudaerahsuprasternal notch.

  25. b) Bronchovesikular : merupakan gabungan dari suara nafas bronchial dan vesikular. Suaranya terdengar nyaring dan dengan intensitas yang sedang. Inspirasi sama panjang dengan ekspirasi. Suara ini terdengar di daerah thoraks dimana bronchi tertutup oleh dinding dada. c) Vesikular : terdengar lembut, halus, seperti angin sepoi-sepoi. Inspirasi lebih panjang dari ekspirasi, ekspirasi terdengar seperti tiupan.

  26. Suara nafas tambahan : a) Wheezing : terdengarselamainspirasidanekspirasi, dengankaraktersuaranyaring, musikal, suaraterusmenerus yang berhubungandenganaliranudaramelaluijalannafas yang menyempit. b) Ronchi : terdengarselamafaseinspirasidanekspirasi, karaktersuaraterdengarperlahan, nyaring, suaramengorokterus-menerus. Berhubungandengansekresikentaldanpeningkatanproduksi sputum c) Pleural friction rub : terdengarsaatinspirasidanekspirasi. Karaktersuara : kasar, berciut, suarasepertigesekanakibatdariinflamasipadadaerah pleura. Sering kali klienjugamengalaminyerisaatbernafasdalam.

  27. d) Crackles Fine crackles : setiapfaselebihseringterdengarsaatinspirasi. Karaktersuarameletup, terpatah-patahakibatudaramelewatidaerah yang lembabdi alveoli ataubronchiolus. Suarasepertirambut yang digesekkan. Coarse crackles : lebihmenonjolsaatekspirasi. Karaktersuaralemah, kasar, suaragesekanterpotongakibatterdapatnyacairanatausekresipadajalannafas yang besar. Mungkinakanberubahketikaklienbatuk.

  28. 3. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL • Kajitentangaspekkebiasaanhidupklien yang secarasignifikanberpengaruhterhadapfungsirespirasi. Beberapakondisi respiratory timbulakibat stress. • Penyakitpernafasankronikdapatmenyebabkanperubahandalamperankeluargadanhubungandenganorang lain, isolasisosial, masalahkeuangan, pekerjaanatauketidakmampuan. • Denganmendiskusikanmekanismekoping, perawatdapatmengkajireaksiklienterhadapmasalahstrespsikososialdanmencarijalankeluarnya.

  29. DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. BersihanJalannafastidakefektif (KerusakanpadafisiologiVentilasi) Adalahsuatukondisidimanaindividutidakmampuuntukbatuksecaraefektif. 2. Kerusakanpertukaran gas (KerusakanpadafisiologiDifusi) Kondisidimanaterjadinyapenurunan intake gas antara alveoli dansistemvaskuler 3. Polanafastidakefektif (KerusakanpadafisiologiTransportasi) AdalahSuatukondisitidakadekuatnyaventilasiberhubungandenganperubahanpolanafas. Hiperpneaatauhiperventilasiakanmenyebabkanpenurunan PCO2

  30. Pengkajian Diagnostik Fungsi Pernapasan • Uji Fungsi Pulmonal - Meliputi pengukuran volume paru, fungsi ventilatory, mekanisme pernapasan, difusi, dan pertukaran gas. - Tes ini berguna sebagai uji skreening.

  31. Pemeriksaan Gas Darah Arteri Pemeriksaan ini membantu dalam mengkaji tingkat dimana paru-paru mampu untuk memberikan oksigen yang adekuat dan membuang carbon dioksida serta tingkat dimana ginjal mampu untuk menyerap kembali atau mengeksresi ion-ion bikarbonat untuk mempertahnkan Ph darah yang normal.

  32. Oksimetri Nadi Adalah metode pemantauan non-invasif terhadap saturasi oksigen hemoglobin. Sensor atau probe sekali pakai diletakkan pada ujung jari, dahi, daun telinga, atau batang hidung. SaO2 normal adalah 95 % s.d 100 %. Nilai dibawah 85 % menunjukkan bahwa jaringan tidak mendapat cukup suplai oksigen.

  33. Pemeriksaan radiologi Dada Rontgen dada rutin biasanya terdiri atas dua bidang projeksi anteroposterio dan lateral. Rontgen dada diambil saat inspirasi penuh.Tomografi memberikan bayangan pada paru-paru pada bidang yang berbeda di dalam toraks, berguna pada pasien TB dimana dapat memberikan gambaran infiltrt noduler, memperlihatkan rongga, dan bronkiektase yang berkaitan dengan TB pulmonal.

  34. Pemeriksaan Angiography Pembuluh-pembuluh pulmonary untukmenyelidikipenyakittromboembolikparu-paru, seperti emboli pulmonal, danabnormalitaskongenitalpohonvaskularpulmonal. Angographpulmonaladalahpenyuntikancepat medium radiopaquekedalamvaskulaparu-paruuntukkeperluanpemeriksaan radiograph pembuluhpulmonal. Pemeriksaaninidapatdilakukandenganmenyuntikkanbahanradiopaquekedalam vena atausalahsatuataukedualengan (secarasimultan) ataukedalam vena femoral, denganmenggunakanjarumataukateter yang sebelumnyatelahdipasangdidalamarteripulmonal yang besarataupercabangannyaataukedalam vena proksimalbesarkearteripulmonal

  35. Bronkoskopi Adalah inspeksi dan pemeriksaan langsung terhadap laring, trakea, dan bronki baik melalui bronkoskop serat optik yang fleksibel atau bronkoskop yang kaku.

  36. Bronkoskopi diagnostik bertujuan : 1. memeriksa jaringan dan mengumpulkan sekret.2. menentukan lokasi dan keluasan proses proses patologi dan untuk mendapatkan contoh jaringan guna menegakkan diagnosis (dengan forsep biopsi,kuretase, sikat biopsi).3. menentukan apakah suatu tumor dapat direseksi atau tidak melalui tindakan bedah.4. mendiagnosa tempat perdarahan (sumber hemoptisis)

  37. Bronkoskopi terapeutik bertujuan: 1. mrngangkat benda asing dari pohon trakeobronkial.2. mengangkat sekresi yang menyumbat pohon trakeabronkial, ketika pasien tidak dapat membersihkannya.3. memberikan pengobatan pascaoperatif pada atelektase.4. menghancurkan dan mengeksisi lesi

  38. Komplikasibronkoskopi : - reaksiterhadapanestesilokal, - infeksi, - aspirasi, - bronkospasme, - hipoksemia - pneumotoraks, - perdarahandanperfusi.

  39. Torakoskopi Adalahprosedurdiagnostikdimanakavitas pleura diperiksa. Insisikecildibuatkedalamkavitas pleura dalamsuatuspasiuminterkosta, lokasiinsisitergantungpadatemuan-temuanklinisdandiagnostik. Setelahcairan yang adadalamkavitas pleura diaspirasi, mediastinoskopseratoptikdimasukkankedalamkavitas pleural danpermukaannyadiInspeksimelaluiintstrumenstersebut.Indikasitorakoskopiadalahuntukevaluasidiagnostikefusi pleura, penyakit pleura, danpentahapan tumor.

  40. Pemeriksaan Sputum Secaraumumkultur sputum digunakanuntukmendiagnosis, pemeriksaansensitivitasobat, dansebagaipedomanpengobatan.Ekspektorasiadalahmetode yang biasanyadigunakanuntukmengumpulkanspesimen sputum. Pasiendiintruksikanuntukmembersihkanhidungdantenggorokdanmembilasmulutuntukmengurangikontaminasi sputum. Setelahmelakukanbeberapa kali napasdalam, pasienmembatukkan (meludahkan), menggunakandiafragmadanmengeluarkankedalamwadahsteril.

  41. Torasentesis Adalah aspirasi cairan pleural untuk tujuan diagnosa dan terapeutik. Biopsi jarum pleura mungkin dilakukan pada saat yang bersamaan dengan tindakan torasentesis.

  42. Biopsi Pleura Biopsi pleural diselesaikan dengan biopsi jarum pleural atau dengan pleuroskopi, yang merupakan eksplorasi visual bronkoskopi serat optik yang dimasukka kedalam spasium pleural. Biopsi pleural dilakukan ketika terdapat kebutuhan untuk kultur atau pewarnaan jaringan untuk mengidentifikasi tuberkulosis atau fungi

  43. Pemindaianparuperfusi Dilakukandenganmenyuntikkanagenradioaktif (teknetium) kedalam vena periferdankemudian dada dantubuhlainnyadipindaiuntukmendeteksiradiasi. Prosedurinidigunakansecaraklinisuntukmengukurintegritaspembuluhpulmonalrelatifterhadaptekanandarahdanuntukmengevaluasiabnormalitasalirandarahseperti yang terjadipada emboli. Waktupencitraan 20 s.d 40 menit. Selamawaktutersebutpasienakanberbaringdibawahkameradengan masker yang dipasangkandiatashidungdanmulutselamawaktupemeriksaan.

  44. Pemindiain ventilasi Dilakukan setelah pemindaian perfusi. pasien melakukan napas dalam untuk menghirup oksigen dan gas radioaktif (xenon, kripton), yang berdifusi keseluruh paru. Pemindaian dilakukan untuk mendeteksi abnormalitas paru terutam bronkitis, asma, fibrosis inflamatorik, pneumonia, empisema, dan kanker paru.

  45. Pemindaian Inhalasi Dilakukan dengan memberikan droplet bahan radioaktif melalui ventilator tekanan posistif. Pemindaian ini bermanfaat terutama dalam memvisualisasi trakea dan jalan napas besar.

  46. Pemindaian gallium Adalah pemindaian paru radioisotop yang digunakan untuk mendeteksi kondisi-kondisi inflamatorik, abses, adesi, dan keberadaan dan lokasi tumor setelah kemoterapi dan radiasi.

  47. ProsedurbiopsiparuAda 3 biopsiparu non bedahdenganangkakesakitan yang rendahyaitu: 1. Penyikatanbronkialtrankateter à prosedurinibergunauntukevaluasisitologilesiparudanuntukidentifikasiorganismepatogenik, metodeinihanyamenyagkutpemasukankatetermelalui membrane transkrikotiroiddenganpungsijarum, setelahprosedurinipasiendiinstruksikanuntukmenekankanjariatauibujaridiatastempatpungsiketikabatukuntukmenghambatkebocoranudarakedalamjaringansekitarnya.

  48. 2. Biopsijarumperkutan à aspirasimenggunakanjarumjenis spinal yang memberikanspesimenjaringanuntukpemeriksaanhistologi. 3. Biopsiparutranbronkial à menggunakanforseppemotong yang dimasukkandenganbronkoskopseratoptik. Biopsidiindikasikanketikadidugalesiparudanpemeriksaan sputum rutin, sertapencucianbronkoskopmenunjukkanhasilnegatif. Anestesidiberikansebelumprosedur. Kulittempatbiopsidibersihkandandianestesidandibuatinsisikecil. Jarumbiopsidimasukkanmelaluiinsisikedalam pleura denganpasienmenahannapassaatmidekspirasi.

  49. BiopsiNodusLimfeBiopsiinidilakukanuntukmendeteksipenyebaranpenyakitpulmonalmelaluinoduslimpedanuntukmenegakkandiagnosaatau prognosis padapenyakitsepertipenyakithodgkin, sarkoidosis, penyakitjamur, tuberkulosisdankarsinoma. Mediastinoskopi à pemeriksaanendoskopimediastinumuntukmengeksplorasidanbiopsinoduslimpemediastinum yang mengaliriparu-paru. Biopsidilakukanmelaluiinsisisuprasternal.Mediastinotomi anterior à insisidibuatpadakartilagokostakeduaatauketiga. Mediastinumdieksplorasi, danbiopsidilakukanpadanoduslimpe yang ditemukan. Drainaseselang dada akandibutuhkansetelahprosedur. DiagnmosisinisangatbermanfaatuntukmenentukanapakahLesipulmonaldapatdireseksi.

  50. THANK YOU

More Related