1 / 16

Penafsiran Dalam Hukum Tata Negara oleh : Tahegga Primananda Alfath , S.H.,M.H.

Penafsiran Dalam Hukum Tata Negara oleh : Tahegga Primananda Alfath , S.H.,M.H. Fakultas Hukum Universitas Narotama Surabaya 2014. Pengantar.

kirk
Télécharger la présentation

Penafsiran Dalam Hukum Tata Negara oleh : Tahegga Primananda Alfath , S.H.,M.H.

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. PenafsiranDalamHukum Tata Negaraoleh: TaheggaPrimanandaAlfath, S.H.,M.H. FakultasHukumUniversitasNarotama Surabaya 2014

  2. Pengantar • Penafsiranmerupakanmetodeuntukmemahamimakna yang terkandungdalamteks-tekshukumuntukdipakaidalammenyelesaikankasus-kasusataumengambilkeputusanatashal-hal yang dihadapisecarakonkret. • Menafsirkanintinyaadalahkegiatanmengertiataumemahami (AriefSidharta) • DalamHukum Tata Negara, penafsirandalamhaliniadalah judicial interpretation (penafsiranoleh hakim), berfungsisebagaimetodeperubahankonstitusidalamartimenambah, mengurangi, ataumemperbaikimakna yang terdapatdalamsuatuteksundang-undangdasar.

  3. Teoripenafsiranletterlijkatauharfiah (what does the word mean?) • Penafsiran yang menekankanpadaartiataumakna kata-kata yang tertulis.

  4. TeoriPenafsiranGramatikalatauinterpretasibahasa(what does it linguistically mean?) • Penafsiran yang menekankanpadamaknateks yang di dalamnyakaidahhukumdinyatakan • Penafsiraninibertolakdarimaknamenurutpemakaianbahasasehari-hariataumaknateknis-yuridis yang lazimataudianggapsudahbaku.

  5. TeoriPenafsiranHistoris (What is historical background of the formulation of a text) • Penafsiransejarahperumusanundang-undang, memfokuskandiripadalatarbelakangsejarahperumusannaskah: bagaimanaperdebatan yang terjadiketikanaskahituhendakdirumuskanyang dapatdilihatdarikajianmendalamtentangnotulen-notulenrapat, catatan-catatanpribadipesertarapat, tulisan-tulisanpesertarapat yang tersediabaikdalambentuktulisanilmiahmaupunkomentartertulis yang pernahdibuat, otobiografi yang bersangkutan, hasilwawancara yang dibuatolehwartawandenganbersangkutanatauwawancarakhusus. • Penafsiransejarahhukum, mencarimakna yang dikaitkandengankontekskemasyarakatanmasalampau. Hal tersebutdenganmerujukpendapat para pakardarimasalampau, termasukkepadanorma-normahukumpadamasalampau yang masihrelevan.

  6. TeoriPenafsiranSosiologis(what does social context of the event to be legally judged) • Kontekssosialketikasuatunaskahdirumuskandapatdijadikanperhatianuntukmenafsirkannaskah yang bersangkutan

  7. TeoriPenafsiranSosio-Historis(what does the social context behind the formulation of the text) • Penafsiransosio-historismemfokuskanpadakontekssejarahmasyarakat yang memperngaruhirumusannaskahhukum. Misalnya ide ekonomikekeluargaandalamPasal 33 UUD NRI 1945.

  8. TeoriPenafsiranFilosofis (what is philosophical thought behind the ideas formulated in the text) • Penafsiraninimemfokuskankepadaaspekfilosofis

  9. TeoriPenafsiranTeleologis (What does the articelswoulde like to achieve by the formulated text) • Penafsiraninidifokuskanpadapenguraianatauformulasikaidah-kaidahhukummenuruttujuandanjangkauannya. • Memperhitungkanjugakontekskenyataankemasyarakatan yang actual.

  10. TeoriPenafsiranHolistik • Penafsiraninimengaitkansuatunaskahhukumdengankontekskeseluruhanjiwadarinaskahtersebut.

  11. TeoriPenafsiranHolistikTematis-Sistematis • Penafsiraninimencariapatemadalampembentukanperaturanperundang-undangan, ataubagaimanauntukmengerti system perundang-undangandarikelompokpembentuknya.

  12. Menurut Utrecht dalampenafsiranundang-undang: • Penafsiranmenurutarti kata atauistilah: dengancaramembukakamusbahasaataumemeintaketeranganahlibahasa. • Penafsiranhistoris: menafsirkanmenurutsejarahhukum, danmenafsirkanmenurutsejarahpenetapansuatuketentuan. • Penafsiransistematis: penafsiranmenurut system yang adadalamrumusanhukumitusendiri. • Penafsiransosiologis: sesuaidengankeadaanmasyarakat. • Penafsiranotentikatauresmi: tafsiran yang berasaldarisipembuatundang-undangdalamundang-undangitusendiri.

  13. Model PenafsiranhukummenurutVisser’tHoft: • Penafsirangramatikalatauinterpretasibahasa • Penafsiransistematis • Penafsiransejarahundang-undang • Penafsiransejarahhukum • Penafsiranteleologis • Penafsiranantisipatif: penafsiraninidengancaramerujuk RUU yang sudahdisiapkanuntukdibahasatausedangdibahasdenganparlemen. • Penafsiranevolutif-dinamis: penafsiran yang dilakukanberdasarkanperubahanpandanganmasyarakatdansituasimasyarakat.

  14. BerdasarkanJazimHamidi, yang mengutippendapatdariSudiknoMertokusumo, A. Pitlo, Achmad Ali, danYudha Bhakti: • Interpretasigramatikal: menafsirkan kata-kata dalamundang-undangsesuaikaidahbahasadankaidahhukumtatabahasa. • Interpretasihistoris: penafsiransejarahundang-undangdansejarahhukum • Interpretasisistematis: menafsirkanundang-undangsebagaibagiandarikeseluruhan system perundang-undangan. • Interpretasisosiologisatauteleologis: maknaundang-undangdilihatberdasarkantujuankemasyarakatan, sehinggapenafsirandapatmengurangikesenjanganantarasifatpositifhukumdengankenyataanhukum • Interpretasikomperatif:menafsirkandengancaramembandingkanberbagai system hukum • Interpretasi futuristic: menafsirkanundang-undangdengancaramelihat pula RUU yang sedangdalam proses pembahasan • Interpretasirestriktif: membatasipenafsiranberdasarkan kata yang maknanyasudahtertentu.

  15. Lanjutan… • Interpretasiekstensif: menafsirkandenganmelebihibatashasilpenafsirangramatikal • Interpretasiotentik: penafsiran yang hanyabolehdilakukanberdasarkanmakna yang sudahjelasdalamundang-undang • Interpretasiinterdisipliner: menggunakanlogikapenafsiranlebihdarisatucabangilmuhukum • Interpretasimultidisipliner: menafsirkandenganmenggunakantafsirilmu lain dariluarilmuhukum.

  16. HermeneutikaHukum • JazimHamidimengatakanbahwaheremneutikaataumetodememahamiataumetodeinterpretasidilakukanterhadaptekssecara holistic dalambingkaiketerkaitanantarateks, konteks, dankontekstualisasi. • LebihlanjutmenurutAriefSidharta, ilmuhukumadalahsebuaheksemplarhermeneutika in optima forma, yang diaplikasikanpadaaspekkehidupanbermasyarakat. • Gregory leyh, heremneutikahukumadalahmerekonstruksikandariseluruhproblemaheremeneutikadankemudianmembentukkembalikesatuanhermeneutikasecarautuh, dimanaahlihukumdanteologibertemudengan para ahlihumaniora. Tujuanheremeneutikahukumituadalahuntukmenempatkanperdebatankontemporertentangpenafsiranhukumdidalamkerangkaheremeneutikapadaumumnya.

More Related