1 / 74

JARINGAN KOMUNIKASI TRADISIONAL KASUS SISTEM PENGAIRAN TRADISIONAL SUBAK DI PROPINSI BALI

JARINGAN KOMUNIKASI TRADISIONAL KASUS SISTEM PENGAIRAN TRADISIONAL SUBAK DI PROPINSI BALI. Oleh: DAVID RIZAR NUGROHO & RETNO DEWI. Komunikasi.

Télécharger la présentation

JARINGAN KOMUNIKASI TRADISIONAL KASUS SISTEM PENGAIRAN TRADISIONAL SUBAK DI PROPINSI BALI

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. JARINGAN KOMUNIKASI TRADISIONALKASUS SISTEM PENGAIRAN TRADISIONAL SUBAK DI PROPINSI BALI Oleh: DAVID RIZAR NUGROHO & RETNO DEWI

  2. Komunikasi 1. Komunikasi adalah suatu proses melalui mana seseorang (komunikator) menyampaikan stimulus (biasanya dalam bentuk kata-kata) dengan tujuan mengubah atau membentuk perilaku orang- orang lainnya (khalayak).
Hovland, Janis & Kelley, 1953

  3. Komunikasi 2. Komunikasi adalah proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian dan lain-lain. Melalui penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata, gambar-gambar, angka- angka dan lain-lain.
Berelson dan Stainer, 1964

  4. Komunikasi 3. Komunikasi adalah suatu proses yang menghubungkan satu bagian dengan bagian lainnya dalam kehidupan.
Ruesch, 1957 4. Komunikasi adalah seluruh prosedur melalui mana pikiran seseorang dapat mempengaruhi pikiran orang lainnya.
Weaver, 1949

  5. Komunikasi Informal 1. Suatu komunikasi juga dapat dikatakan formal ketika komunikasi antara dua orang atau lebih yang ada pada suatu organisasi dilakukan berdasarkan prinsip - prinsip dan struktur organisasi .

  6. Komunikasi Informal 2. Komunikasi Informal adalah komunikasi antara orang yang ada dalam suatu organisasi , akan tetapi tidak direncanakan atau tidak ditentukan dalam struktur organisasi

  7. Komunikasi Informal 3. Komunikasi Non Formal adalah proses komunikasi yang berada di antara yang formal atau resmi dengan yang tidak resmi atau informal . Komunikasi jenis ini biasanya berupa komunikasi yang berhubungan dengan hubungan pribadi

  8. Jaringan Komunikasi Jaringan komunikasi adalah saluran yang digunakan untuk meneruskan pesan dari satu orang ke orang lain. Jaringan ini dapat dilihat dari dua perspektif. Pertama, kelompok kecil sesuai dengan sumberdaya yang dimilikinya akan mengembangkan pola komunikasi yang menggabungkan beberapa struktur jaringan komunikasi.

  9. Jaringan Komunikasi Jaringan komunikasi ini kemudian merupakan sistim komunikasi umum yang akan digunakan oleh kelompok dalam mengirimkan pesan dari satu orang keorang lainnya. Kedua, jaringan komunikasi ini bisa dipandang sebagai struktur yang diformalkan yang diciptakan oleh organisasi sebagai sarana komunikasi organisasi.

  10. Jaringan Komunikasi Sajogyo (1996) mengistilahkan jaringan komunikasi informal ini sebagai jaringan komunikasi tradisional. Jaringan komunikasi tradisional merupakan saluran komunikasi yang paling penting untuk mobilisasi desa .

  11. Jaringan Komunikasi Berdasarkan beberapa pengertian tersebut di atas dapat disimpulkan pengertian jaringan komunikasi adalah suatu rangkaian hubungan di antara individu-individu dalam suatu sistem sosial sebagai akibat dari terjadinya pertukaran informasi di antara individu-individu tersebut, sehingga membentuk pola-pola atau model jaringan komunikasi tertentu

  12. Struktur Jaringan Komunikasi Menurut DeVito (1997), ada lima struktur jaringan komunikasi kelompok, yang juga akan relevan di dalam menganalisis model jaringan komunikasi di lingkaran klik

  13. Struktur Jaringan Komunikasi 1. Struktur Lingkaran

  14. Struktur Jaringan Komunikasi Dalam struktur lingkaran, sebuah organisasi tidak memiliki pemimpin, semua anggota posisinya sama, mereka memiliki wewenang atau kekuatan yang sama untuk mempengaruhi kelompok.Model jaringan komunikasi lingkaran ini, pada semua anggota bisa terjadi interaksi pada setiap tiga tingkatan hirarkinya tetapi tanpa ada kelanjutannya pada tingkat yang lebih tinggi, dan hanya terbatas pada setiap level, pada intinya setiap anggota bisa berkomunikasi dengan dua anggota lain disisinya.

  15. Struktur Jaringan Komunikasi 2. Struktur Roda

  16. Struktur Jaringan Komunikasi Dalam struktur roda, sebuah organisasi memiliki pemimpin yang jelas, yaitu posisinya dipusat. Struktur ini memasukkan satu orang yang berkomunikasi dengan masing-masing orang dari sejumlah orang lainnya, satu orang tersebut adalah peimpin. Orang (pemimpin) ini merupakan satu-satunya yang dapat mengirim dan menerima pesan dari semua anggota.

  17. Struktur Jaringan Komunikasi Oleh karena itu, jika seorang anggota ini berkomunikasi dengan anggota lain maka pesannya harus disampaikan melalui pemimpinnya. Orang yang berada ditengah (pemimpin) mempunyai wewenang dan kekuasaan penuh untuk mempengaruhi anggotanya.Penyelesaian masalah dalam stuktur roda .bisa dibilang cukup efektif tapi keefektifan itu hanya mencakup masalah yang sederhana saja.

  18. Struktur Jaringan Komunikasi • Struktur Y

  19. Struktur Jaringan Komunikasi Struktur Y relative kurang tersentralasasi dibanding karakteristik individu dan perilaku komunikasi dalam struktur roda. Tetapi lebih tersentralasasi dibanding dengan pola lainnya. Jaringan Y memasukkan dua orag sentral yang menyampaikan informasi kepada yang lainnya pda batas luar suatu pengelompokan. Pada jaringan ini, seperti pada jaringan rantai, sejumlah saluran terbuka dibatasi, dan komunikasi bersifat disentralisasi atau dipusatkan.

  20. Struktur Jaringan Komunikasi Orang hanyabisasecararesmiberkomunikasidengan orang-orang tertentusaja. Dalamstruktur Y jugaterdapatpemimpin yang jelas, tetapisemuaaggota lain berperansebagaipemimpinkedua. Anggotainidapatmengirimdanmenerimapesandaridua orang lainnya, sedangkanketigaanggotalainnyaterbatashanyadengansatu orang saja.

  21. Struktur Jaringan Komunikasi 4. StrukturRantai

  22. Struktur Jaringan Komunikasi Dalam struktur rantai dikenal komunikasi sistem arus ke atas (upward) dan ke bawah (downward), yang artinya menganut hubungan komunikasi garis langsung (komando) baik ke atas atau ke bawah tanpa terjadinya suatu penyimpangan.System komunikasi dalam struktur rantai sama dengan struktur lingkaran kecuali bahwa para anggota yang paling ujung hanya dapat berkomunikasi dengan satu orang saja.

  23. Struktur Jaringan Komunikasi Keadaan terpusat juga terjadi disini. Orang yang berada ditengah lebih berperan sebagai pemimpin dari pada mereka yang berada diposisi lain. Dalam struktur ini, Sejumlah saluran terbuka dibatasi, orang hanya bisa secara resmi berkomunikasi degan orang-orang tertentu saja.

  24. Struktur Jaringan Komunikasi • StrukturSeluruhJaringan

  25. Struktur Jaringan Komunikasi Struktur ini juga hampir sama dengan struktur limgkaran. Dalam arti semua amggota adalah sama dan semuanya memiliki kekuatan yang sama untuk mempengaruhi anggota lainnya. Pada jaringan pinwheel seluruh saluran terbuka. Setiap orang berkomunikasi sengan setiap orang lainnya. Jaringan pinwheel ini memberikan contoh suatu struktur komunikasi yang desentralisasi.

  26. Struktur Jaringan Komunikasi Jaringanterpusat/sentralisasidandesentralisasimemilikikegunaan yang berbeda. Sebagaicontoh, strukturdesentralisasidapatlebihefektifuntukpemecahanmasalahsecarakreatifdanlebihbagusuntukpergerakaninformasisecaracepat.

  27. Analisi Jaringan Komunikasi Analisisjaringankomunikasimerupakansalahsatupendekatandaripenelitian yang mempelajariperilakumanusiaberdasarkanpendekatan model komunikasikonvergens.

  28. Analisi Jaringan Komunikasi Hal yang dapatdilakukandalamanalisisjaringankomunikasi, yaitu: • Mengidentifikasiklikdalamsuatusistem; • Mengidentifikasiperanankhususseseorangdalamjaringanmisalnyasebagai liaisons, bridges, dan isolated; • Mengukurberbagaiindikator (indeks) strukturkomunikasisepertiketerhubunganKlik, keterbukaanklik, keintegrasianklik, dan lain sebagainya.

  29. Analisi Jaringan Komunikasi Yang dimaksud dengan klik adalah bagian dari sistem (sub sistem) dimana anggota-anggotanya relatif lebih sering berinteraksi satu sama lain dibandingkan dengan anggota-anggota lainnya dalam sistem komunikasi (Rogers dan Kincaid 1981).

  30. Analisi Jaringan Komunikasi Ada tigakriteria yang dapatdigunakanuntukmengidentifikasiklik, yaitu: • Setiapklik minimal harusterdiridari 3 anggota; • Setiapanggotaklik minimal harusmempunyaiderajatketerhubungan 50% darihubungan-hubungannya di dalamklik; • Seluruhanggotaklikbaiksecaralangsungmaupuntidaklangsungharussalingberhubunganmelaluisuaturanlaihubungan dyadic yang berlangsungsecarakontinyudanmenyeluruh di dalamklik (Rogers dan Kincaid 1981).

  31. Analisi Jaringan Komunikasi Knoke dan Kuklinski dalam Setyanto 1993) menegaskan bahwa analisis jaringan komunikasi mempunyai dua konsep dasar tentang tingkah laku sosial, yakni: 1. Dalam analisis jaringan harus dilihat bahwa keterlibatan individu yang ada di dalamnya tidak hanya seorang melainkan melibatkan banyak pelaku yang berpartisipasi dalam sistem sosial itu. Sifat hubungan yang terdapat pada individu juga akan terdapat pada individu lain yang terlibat dan mungkin dapat mempengaruhi terhadap persepsi, kepercayaan dan tindakan dari masing-masing individu. Di dalam analisis jaringan, langkah-langkah ini tidak hanya berhenti pada penjumlahan dari tingkah laku sosial saja. 2. Di dalam Jaringan perlu diperhatikan berbagai tingkatan struktur dalam sistem I. Sebab suatu struktur sosial tertentu berisi keteraturan pola hubungan dari suatu keadaan kongkrit.

  32. Analisi Jaringan Komunikasi KnokedanKuklinskidalamSetyanto 1993) menegaskanbahwaanalisisjaringankomunikasimempunyaiduakonsepdasartentangtingkahlakusosial, yakni: • Dalamanalisisjaringanharusdilihatbahwaketerlibatanindividu yang ada di dalamnyatidakhanyaseorangmelainkanmelibatkanbanyakpelaku yang berpartisipasidalamsistemsosialitu.

  33. Analisi Jaringan Komunikasi Sifat hubungan yang terdapat pada individu juga akan terdapat pada individu lain yang terlibat dan mungkin dapat mempengaruhi terhadap persepsi, kepercayaan dan tindakan dari masing- masing individu. Di dalam analisis jaringan, langkah-langkah ini tidak hanya berhenti pada penjumlahan dari tingkah laku sosial saja.

  34. Analisi Jaringan Komunikasi 2. Di dalam Jaringan perlu diperhatikan berbagai tingkatan struktur dalam sistem I. Sebab suatu struktur sosial tertentu berisi keteraturan pola hubungan dari suatu keadaan kongkrit.

  35. Sistem Pengairan Subak di Bali Subak adalah sistem teknologi irigasi tradisional yang berkeadilan bersandar pada kearifan lokal dengan pendekatan socio-cultural. Subak merupakan organisasi kemasyarakatan yang khusus mengatur sistem pengairan sawah yang digunakan dalam cocok tanam padi di Bali

  36. Sistem Pengairan Subak di Bali Kajian mengenai sistem irigasi subak adalah cerminan konsep Tri Hita Karana (THK) yang pada hakikatnya terdiri dari Parhyangan, Pawongan, dan Palemahan. Parhyangan ditunjukkan adanya pemujaan terhadap pura pada wilayah subak. Pawongan ditandai dengan adanya organisasi yang mengatur sistem irigasi subak, dan palemahan yang ditandai dengan kepemilikan lahan atau wilayah di setiap subak. Ketiga hal ini memiliki hubungan yang bersifat timbal balik.

  37. Sistem Pengairan Subak di Bali Perwujudankonsep THK dalamoperasionalsistemirigasisubakantara lain : • Subsistembudaya yang dicerminkandenganpolapikirpengelolaan air irigasi yang dilandasidengankeharmonisandankebersamaan. Contoh: Menyelenggarakanupacaramendaktoya, membuatPurabangunansuci (Bedugul) di lahan yang tersisapadalokasibangunan-bagi.

  38. Sistem Pengairan Subak di Bali 2. Subsistem sosial yang dicerminkan dengan adanya organisasi subak yang disesuaikan dengan kepentingan petani, sehingga tujuan yang diinginkan dapat tercapai. Dan konflik yang terjadi di dalam subak dapat dihindari agar tercipta keharmonisan.Contoh: Pembuatan awig- awig (peraturan) agar dapat dipatuhi oleh semua anggota dan pengurus subak, adanya rapat yang dilakukan untuk mencapai kesepakatan bersama.

  39. Sistem Pengairan Subak di Bali 3. Subsistem artefak/kebendaan yang dicerminkan dengan ketersediaan sarana jaringan irigasi yang sesuai dengan kebutuhan subak, pendistribusian air secara adil, dan proses peminjaman air. Sehingga, konflik-konflik dapat dicegah. Contoh: Pembagian air menggunakan sistem tektek, sistem suplesi dan drainasi yang terpisah dalam satu kompleks sawah yang dikenal dengan “one inlet and one outlet system”, dan adanya pemberian tambahan air seandainya terjadi suplai air yang kurang di lahan petani.

  40. Kelembagaan Subak di Bali Subak merupakan perkembangan dari beberapa tempek yang memiliki luas areal yang besar serta sulit untuk dikooordinasikan dan subak memiliki otonomi ke dalam dan ke luar. Tempek merupakan suatu komplek persawahan yang mendapat air irigasi dari satu sumber tertentu.

  41. Kelembagaan Subak di Bali Setiap tempek hanya memiliki otonomi ke dalam. Subak-subak yang memperoleh air dapat bergabung menjadi subakgede. Subak gede pun bisa berkembang menjadi subak yang lebih besar, yaitu subak agung. Subak agung yang ada di Bali terdapat di Subakagung Yeh Ho di Kabupaten Tabanan dan Subakagung Gangga Luhur di Kabupaten Buleleng.

  42. Aspek Organisasi Subak di Bali Organisasi subak berbentuk tim kerja yang berorientasi pada kecapaian tujuan yang diinginkan dalam organisasi subak. Berkaitan dengan cara sistem subak mengatur penyediaan air, maka pada suatu subak di daerah tertentu menunjuk seorang petilik (pengawas air) yang bertugas mengawasi pendistribusian dan alokasi air di kawasan tersebut secara rutin

  43. Aspek Organisasi Subak di Bali Di dalam subak, peranan pengurus (pekaseh) subak menentukan keberhasilan subak yang dipimpinnya tersebut. Sebab ia yang mengatur air irigasi pada saat kondisi air yang kritis, menetapkan hari baik untuk menanam tanaman tertentu, merencanakan upacara tertentu. Pada dasarnya, pengurus subak memimpin dan mengendalikan subak sesuai dengan prinsip-prinsip THK.

  44. Distribusi Air Dalam Sistem Subak Sistem subak sebagai lembaga adat yang otonum tetap dapat mengatur dirinya sendiri tanpa menimbulkan konflik, karena tetap mengusahakan adanya harmoni dengan lingkungan sekitar. Adapun artefak yang dimanfaatkan oleh sistem subak di Bali untuk membantu kelancaran pendistribusian air ialah sebagai berikut:

  45. Distribusi Air Dalam Sistem Subak 1. Bendung (empelan), yang memiliki fungsi sebagai lokasi tempat masuknya air yang akan menuju areal subak. Lokasi bendung pada dasarnya ditempatkan pada kawasan tikungan sungai, pada kawasan sungai yang lokasinya paling dekat dengan hamparan sawah petani yang bersangkutan.

  46. Distribusi Air Dalam Sistem Subak 1. Sementara itu, pada setiap lokasi bangunan bendung dibangun sebuah pura yang disebut Pura Empelan, yang dimanfaatkan sebagai tempat pelaksanaan upacara mendak toya/ magpag toya. Dan penanggungjawab bendung adalah klian subak bersama-sama dengan seluruh anggota subak.

  47. Distribusi Air Dalam Sistem Subak 2. Trowongan (aungan), memiliki fungsi sebagai tempat mengalirnya air irigasi menuju ke saluran tersier. Trowongan akan dibangun oleh petani jika mereka gagal memanfaatkan saluran irigasi yang terbuka. Dalam proses pembuatan trowongan para ahli bangunan (undagi) akan berusaha memilih lintasan trowongan pada lahan yang terdiri dari batu, batu pada, atau tanah yang cukup

  48. Distribusi Air Dalam Sistem Subak 2. keras untuk menyangga tanah yang ada di atas bangunan. Adapun penanggungjawab bendung adalah kelian subakbersama-sama dengan seluruh anggota subak 3. Saluran irigasi (telabah), memiliki fungsi sebagai tempat mengalirnya air irigasi yang akan menuju ke petak sawah petani. Dan penaggungjawabnya adalah kelian tempekbersama-sama petani yang berkepentingan dengan saluran yang bersangkutan. 4. Bangunan bagi (tembuku) pada sistem subak dibangun dengan konsep proporsional dari bangunan-bagi hulu hingga hilir. Unit ukuran yang digunakan adalah tektek. Tektek merupakan sistem bagi habis antara jumlah air yang masuk ke subak yang bersangkutan dengan jumlah areal sawah yang ada di subak bersangkutan. Sistem tektek di Bali telah mengalami modifikasi (ini terjadi di Subak Sungsang) menjadi sistem sentimeter. Namun, pelaksanaannya tetap dalam konsep proporsional. Bangunan-bagi pada jaringan tersier dibuat tidak permanen agar dapat memudahkan dalam proses pinjam air irigasi.

  49. Distribusi Air Dalam Sistem Subak 2. keras untuk menyangga tanah yang ada di atas bangunan. Adapun penanggungjawab bendung adalah kelian subakbersama-sama dengan seluruh anggota subak 3. Saluran irigasi (telabah), memiliki fungsi sebagai tempat mengalirnya air irigasi yang akan menuju ke petak sawah petani. Dan penaggungjawabnya adalah kelian tempekbersama-sama petani

  50. Distribusi Air Dalam Sistem Subak 3. yang berkepentingan dengan saluran yang bersangkutan. 4. Bangunan bagi (tembuku) pada sistem subak dibangun dengan konsep proporsional dari bangunan-bagi hulu hingga hilir. Unit ukuran yang digunakan adalah tektek. Tektek merupakan sistem bagi habis antara jumlah air yang masuk ke subak yang bersangkutan dengan jumlah areal sawah yang ada di .

More Related