1 / 48

ORGAN REPRODUKSI BETINA

ORGAN REPRODUKSI BETINA. KELOMPOK 9 : GALANG SALAKSA W. (125050107111048) NUFIKHO R.A.Z. (125050107111051). SIKLUS REPRODUKSI.

Télécharger la présentation

ORGAN REPRODUKSI BETINA

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. ORGAN REPRODUKSI BETINA KELOMPOK 9 : GALANG SALAKSA W. (125050107111048) NUFIKHO R.A.Z. (125050107111051)

  2. SIKLUS REPRODUKSI • Pada hewan betina yang dewasa seksual dikenal adanya siklus reproduksi. Siklus reproduksi adalah siklus seksual yang terdapat pada individu betina dewasa seksual dan tidak hamil yang meliputi perubahan-perubahan pada organ-organ reproduksi tertentu misalnya ovarium, uterus, dan vagina di bawah pengendalian hormon reproduksi. Siklus reproduksi meliputi antara lain siklus esterus, siklusovarium, dan siklus menstruasi. (Adnan. 2010)

  3. A. SIKLUS ESTRUS • Pada kebanyakan vertebrata dengan pengecualian primata,kemauan menerima hewan-hewan jantan terbatas selama masa yang disebut estrus atau berahi.Hewan-hewan monoestrus menyelesaikan satu siklus estrus setiap tahun, sedangkan hewan-hewan poliestrus menyelesaikan dua atau lebih siklus estrus setiap tahun apabila tidak diganggu dengan kehamilan. • Siklus estrus adalah siklus reproduksi yang berlangsung pada hewan non primata betina dewasa seksual yang tidak hamil. siklus estrus terdiri atas beberapa fase utama adalah fasediestrus, fase proestrus, fase estrus, dan fase metestrus.

  4. Fase diestrus, adalah fase yang ditandai dengan adanya sel-sel epitel berinti dalam jumlah yang sangat sedikit dan leukosit dalam jumlah yang sangat banyak.  (Billet dan Wild, 1975). • Fase proestrus, adalah fase yang ditandai dengan adanya sel-sel epitel berinti berbentuk bulat, leukosit tidak ada atau sangat sedikit. (Billet dan Wild,1975). • Fase estrus, adalah fase yang ditandai dengan adanya sel-sel epitel menanduk yang sangat banyak, dan beberapa sel epitel dengan inti yang berdegenerasi. (Billet dan Wild, 1975). • Fase metestrus adalah fase yang ditandai dengan adanya sel-sel epitel menanduk dan leukosit yang banyak. (Billet dan Wild, 1975).

  5. Sikluis estrus berhubungan erat dengan perubahan organ-organ reproduksi yang berlangsung pada hewan betina yaitu : • a. Vagina  • Selama masa estrus atau berahi atau perkembangan folikel yang maksimal, serviks mensekresi lendir dalam jumlah terbesar dan tercair atau kalau pada manusia terdapat pada saat ovulasi. Lendir serviks memiliki pH 6,6 s/d 7,5 dan pH ini kira-kira tetap stabil sepanjang siklus. 

  6.  b. Uterus • Perubahan yang sangat nyata terhadap perubahan-perubahan histologi dan morfologi uterus selama siklusterjadi di endometrium dan kelenjarnya. Selama fase folikuler dari siklus estrus, kelenjar uterus sederhana dan lurus dengan sedikit cabang. Penampilan kelenjar uterus ini menandakan untuk stimulasi esterogen. Selama fase luteal, yakni saat progesteronberaksi terhadap uterus, endometrium bertambah tebal secara mencolok. Diameter dan panjang kelenjar meningkat secara cepat, menjadi bercabang-cabang dan berkelok-kelok.

  7. c. Ovarium • Puncak peristiwa siklus estrus adalah pecahnya folikel dan terlepasnya ovum dari ovarium. Pada sapi, 75% mengalami ovulasi • 12 - 14 jam setelah berahi berakhir; yang lain mengalami ovulasi lebih awal, yaitu 2,5 jam sebelum berahi berakhir.  • Pada beberapa hewan, variasi saat ovulasi tidak jelas. Hampir mayoritas kelinci tanpa memperhatikan bangsanya, ovulasi terjadi 10 - 11 jam setelah kopulasi atau sesudah injeksi dengan hormone yang menginduk di ovulasi.

  8. PEMBAGIAN DALAM SIKLUS ESTRUS • 1. Fase luteal dan Folikuler • (i) Fase luteal = periode fungsional korpus luteum • (ii) Fase folikuler = periode perkembangan folikel • (iii) Urutan : • (a) Hewan non menstruasi : estrus  fase luteal  fase folikuler  estrus • (b) Hewan menstruasi : menses  fase folikuler  fase luteal  menses

  9. 2. Mesestrus, Diestrus, Proestrus dan Estrus • (i) Metestrus + Diestrus = Fase Luteal • (ii) Proestrus + Estrus = Fase Folikuler • (iii) Metestrus : • (a) Dimulainya saat berakhirnya estrus • (b) Lamanya : 3-5 hari • (c) Periode pembentukan korpus luteum • (d) Pada beberapa hewan bias terjadi pendarahan : • - Karena pembentukan penurunan secara mendadak • - Bukan merupakan indicator terjadinya konsepsi • - Tidak sama dengan menstruasi

  10. (iv) Diestrus • (a) Lamanya : 10-14 hari • (b) Periode berfungsinya korpus luteum • (c) Terjadi peningkatan progesterone • (d) Terjadi perkembangan folikel

  11. (v) Proestrus • (a) Lamanya : 2-4 hari • (b) Korpus luteum mengalami regresi • (c) Terjadi pertumbuhan folikel secara cepat • (d) Estrogen meningkat • (vi) Estrus • (a) Merupakanperiodepenerimaan sexual • (b) Biasanya diikuti dengan ovulasi

  12. ANESTRUS • A. Anestrus karena bunting. • 1. Terjadi hambatan terhadap GnRH oleh progesterone : • - Dari korpus luteum verum (pada kebuntingan awal) • - Dari plasenta (pada kebutingan lanjut) • B. Pospartum Anestrus. • 1. Sistim reproduksi memerlukan waktu untuk kembali normal. • 2. Uterus mengalami involusi : • a. Waktu yang diperlukan : • - Sapi : 35-40 hari. • - Domba : 25-30 hari. • - Babi : 25-28 hari.

  13. 3. Ovulasi Pospartum • a. Babi : estrus dengan atau tanpa ovulasi terjadi beberapa hari setelah partus. • b. Kuda : estrus fertile terjadi 1-3 minggu setelah partus. • c. Ruminansia : Ovulasi tenang, kurang fertile. • 4. Fertilitas maksimal setelah partus • a. Sapi : 60-90 hari. • b. Babi : setelah penyapihan. • c. Domba : musim kawin berikutnya. • d. Kuda : beberapa minggu setelah partus.

  14. C. Anestrus karena laktasi. • a. Mencegah terjadinya kebuntingan baru sebelum anaknya disapih. Penyapihan akan menginduksi terjadinya estrus. • b. Babi : • 1. Tidak ada siklus estrus selama masa laktasi. • 2. Estrus dan ovulasi terjadi 4-8 hari setelah penyapihan.

  15. c. Sapi. • 1. Penyusunan dapat menunda siklus estrus sampai 60 hari. Tetapi hal ini sangat bervariasi antar individu. • 2. Diperlukan minimal 2 kali penyusunan per hari. Peningkatan penyusunan tidak berpengaruh. • 3. Gelombang LH menurun. • Penyapihan menyebabkan peningkatan gelombang secara episodic. • 4. Stimulasi kelenjar mammae bukan satu-satunya penyebab anestrus laktasi. • 5. Penyapihan menyebabkan efek yang sama pada sapi yang denervated (dihilangkan syarafnya).

  16. 6. Pertemuan dengan pedet juga diperlukan : • - visual, olfaktorius, dan audio. • - Sapi perah yang tidak disusu anaknya tidak mengalami anestrus Iaktasi. • - Yang berpengaruh adalah anaknya sendiri. • 7. Anestrus juga bisa disebabkan oleh adanya keseimbangan energi negative yang berkaitan dengan Iaktasi : • - khususnya betina primiparus. • - hewan masih sedang tumbuh.

  17. D. Faktor Lain Yang Berkaitan Dengan Anestrus. • a. Nutrisi : nutrisi yang jelek akan menurunkan kemampuan reproduksi • b. Patologi : • 1. infeksi uterus. • 2. korpus luteum persisten. • 3. mumifikasi fetus.

  18. Endokrinologi Perkembangan Folikel dan Ovulasi • FSH memegang peran utama dalam inisiasi pembentukan antrum. gonadotropin ini menstimulir mitosis sel granulosa dan pembentukan cairan folikel. Lebih lanjut, FSH menginduksi sensitivitas sel granulosa terhadap LH peningkatan jumlah reseptor LH. Pada babi, reseptor LH meningkat dari 300 (pada folikel kecil) menjadi 10.000 (pada folikel preovulatons). Peningkatan reseptor LH mempersiapkan proses luteinisasi sel granulosa sebagai respon terhadap lonjakan LH ovulatoris.

  19. Perkembangan Folikel Selama Fase Folikuler dan Luteal • Corpus luteum (CL) aktif hadir di ovarium selama fase luteal, yang merupakan fase terlama dalam siklus estrus. Fase folikuler adalah periode yang dimulai dari regresi CL sampai dengan ovulasi berikutnya, biasanya cukup singkat (pada domba 2 hari, pada sapi dan babi 4-5 hari). Namun demikian sebenarnya, antrum folikel sudah mulai terbentuk ketika fase luteal, sehingga ada yang berpendapat bahwa fase folikuler lebih dari 2-5 hari, jika fase folikuler dihubungkan dengan saat pembentukan antrum hingga ovulasi.

  20. Oleh karena itu, fase luteal pada hewan domestik, sebagian overlap dengan fase folikuler yang sesungguhnya. • Ada beberapa perbedaan spesies sehubungan dengan fase-fase tersebut, yaitu : • a) tanpa fase luteal seperti pada rodensia, siklus estrus selama 4 hari • b) primata memiliki fase folikuler dan fase luteal yang cukup jelas • c) mamalia domestik yang memiliki overlaping antara fase folikuler dengan fase luteal

  21. ORGAN REPRODUKSI TERNAK BETINA

  22. GAMBAR ORGAN REPRODUKSI UNGGAS

  23. Gambar ORGAN REPRODUKSI PSEUDORUMINANSIA

  24. 1. OVARIUM • 2. TUBA FALLOPII • 3. U T E R U S • C o r n u a • C o r p u s • CERVIX • 5. V A G I N A • 6. V U L V A

  25. OVARIUM • SecaraHistologis 2 bagian : • MedulaOvarii • Cortex Ovarii • MedulaOvarii • Tenunanpengikat yang kaya pembuluhdarah(arteridan vena), syaraf. • Supply darahdansyarafbagi cortex ovarii • Cortex Ovarii • Kaya dengantenunanparenchyme (selepithelpembentukanfolikel) • TempatberlangsungnyaFollikulogenesis : dariFolike Primer – FolikelSekunder -- FolikelTertier --- Folikel de Graaf.

  26. FolikelOvulasiCorpus Rubrum L T H Corpus Luteum MenghasilkanProgesteron FUNGSI OVARIUM 1. PembentukanSelGamet (Ovum ) OOGENESIS 2. PembentukanHormon STEROID (Estrogen danProgesteron) STEROIDOGENESIS

  27. TUBA FALLOPII Penghubungovariumdengan uterus. Seltelur yang diovulasikanditangkapolehFimbreae TF Infundibulum Tuba Fallopii. Tempatterjadinya proses fertilisasi (1/3 proximal Tuba Fallopii).

  28. U T E R U S • Tipe-tipe Uterus : • Dupleks : rodensia • B i c o r n u a : babi • Bipartitus : ruminansia • Simpleks : kuda, primata • Cornua Uteri • tempatmenempelnya ( implantasi ) zygot -- embrio -- foetus • Corpus Uteri • tempatdeposisi semen waktu IB • Secaraanatomisdanhistologis, cornuadan corpus uteri memilikistruktur yang sama : • Myometrium (otot) • Perimetrium (selaput serosa / peritonium) • Endometrium (mukosa, selaputlendir)

  29. Endometrium • Selaputlendir/mukosa, kaya selepithelpenghasil/ sekresicairanlendir . Padawaktu ESTRUS terjadi HYPERSEKRESI lendirberahi (SAPI) di bawahpengaruh ESTROGEN. • PadamukosaRuminansiaCarunculae (placenta materna) berderetbanyak. Jumlahnyabervariasimenurutindividudanspesies. • Perkembanganepithel endometrium bervariasimenurutsiklus estrus dankebuntingan.

  30. Myometrium • OTOT UTERUS • melingkar (sirkuler) • memanjang (longitudinal) • Kontraksi Uterus : • Lembut : ESTRUS ESTROGEN + OCYTOCIN • K u a t : PARTUS OXYTOCIN + ESTROGEN • Perimetrium • Selaput serosa/pembungkus organ, tersusundariselaputperitonium

  31. CERVIX UTERI • Bagian uterus denganstrukturototsangattebal • Saluran cervix dikenaldengannama CANALIS CERVICALIS; berbelok-belokdibentukoleh ANNULUS CERVICALIS • ANNULUS CERVICALIS sebagaicincin yang melingkar di Canaliscervicalismengganggupelaksanaan IB. • Sebagaigerbang yang kuat, melindungi uterus dariinfeksidunialuar

  32. VAGINA • Mukosa • Tempatterjadinyaperkawinan • Peletakan semen padakawinalam • Tempatpenyimpanan VAGINAL PESSARY / SPONS VAGINAL padasaat SINKRONISASI ESTRUS (progesteron). • V U L V A • Bagian paling luardarisaluranreproduksibetina • ESTRUS • Merah • Hangatselaputlendirnya. • Bengkak

  33. Organ reproduksi • Ovarium • Ovarium adalah organ primer (atau esensial) reproduksi pada betina seperti halnya testes pada hewan. Ovari dapat dianggap bersifat endokrin atau sitogenik (menghasilkan sel) karena mampu menghasilkan hormon yang akan diserap langsung ke dalam peredaran darah, dan juga ovum. • Fungsi ovarium sendiri adalah memproduksi ovum, penghasil hormon estrogen, progesteron dan inhibin.

  34. Oviduct • Oviduct merupakan saluran yang bertugas untuk menghantarkan sel telur (ovum) dari ovarium ke uterus.  • Fungsi oviduct : • 1.menerima sel telur yang diovulasikan oleh ovarium, • 2.transport spermatozoa dari uterus menuju tempat pembuahan • 3.tempat pertemuan antara ovum dan spermatozoa (fertilisasi) • 4.tempat terjadinya kapasitasi spermatozoa • 5.memproduksi cairan sebagai media pembuahan dan kapasitasi spermatozoa • 6.transport yang telah dibuahi (zigot) menuju uterus.

  35. Bagian – bagian dari Oviduct adalah sebagai berikut : • Infundibulum. • Ampula. • Isthmus.

  36. 1. Infudibulum • Infundibulum, yaitu ujung oviduct yang letaknya paling dekat dengan ovarium. Infundibulum memiliki mulut dengan bentuk berjumbai yang berfungsi untuk menangkap ovum yang telah diovulasikan oleh ovarium. Mulut infundibulum ini disebut fimbria. Salah satu ujungnya menempel pada ovarium sehinga pada saat ovulasi dapat menangkap ovum. Sedangkan lubang infundibulum yang dilewati ovum menuju uterus disebut ostium. Setelah ovum ditangkap oleh f.imbria, kemudian menuju ampula

  37. 2. Ampula • Ampula yaitu bagian oviduct yang kedua, di tempat inilah akan terjadi fertilisasi. Sel spermatozoa akan menunggu ovum di ampula untuk dibuahi. Panjang ampula merupakan setengah dari panjang oviduct. • Ampula bersambung dengan bagian oviduct yang terakhir yaitu isthmus.

  38. 3. Isthmus • Bagian yang membatasi antara ampula dengan isthmus disebut ampulary ismich junction. Isthmus dihubungkan langsung ke uterus bagian cornu (tanduk) sehingga di antara keduanya dibatasi oleh utero tubal junction.

  39. Uterus • Uterus merupakan struktur saluran muskuler yang diperlukan untuk menerima ovum yang telah dibuahi dan perkembangan zigot. • Fungsi uterus: • saluran yang dilewati gamet (spermatozoa). Spermatozoa akan membuahi sel telur pada ampula. Secara otomatis untuk mencapai ampulla akan melewati uterus dahulu. • tempat terjadinya implantasi. Implantasi adalah penempelan emrio pada endometrium uterus. • tempat pertumbuhan dan perkembangan embrio. • berperan pada proses kelahiran (parturisi). • pada hewan betina yang tidak bunting berfungsi mengatur siklus estrus dan fungsi corpus luteum dengan memproduksi PGF2 alfa.

  40. Servix • Servix terletak di antara uterus dan vagina sehingga dikatakan sebagai pintu masuk ke dalam uterus. • Fungsi dari servix adalah menutup lumen uterus sehingga menutup kemungkinan untuk masuknya mikroorganisme ke dalam uterus dan sebagai tempat reservoir spermatozoa.

  41. Vagina • Vagina adalah organ reproduksi hewan betina yang terletak di dalam pelvis di antara uterus dan vulva. • Fungsi dari vagina adalah sebagai alat kopulasi dan tempat sperma dideposisikan; berperan sebagai saluran keluarnya sekresi cervix, uterus dan oviduct; dan sebagai jalan peranakan saat proses beranak.

  42. Vulva • Vulva merupakan alat reproduksi hewan betina bagian luar. • Vulva terdiri dari dua bagian. Bagian luar disebut labia mayora dan bagian dalamnya disebut labia minora. • Labia minora homolog dengan preputium pada hewan jantan sedangkan labia mayora homolog dengan skrotum pada hewan jantan.

  43. Klitoris • Klitoris merupakan alat reproduksi betina bagian luar yang homolog dengan gland penis pada hewan jantan yang terletak pada sisi ventral sekitar 1 cm dalam labia. • Klitoris terdiri atas dua krura atau akar badan dan kepala (glans). Klitoris terdiri atau jaringan erektil yang tertutup oleh epitel skuamusa berstrata. Selain itu klitoris juga mengandung saraf perasa yang berperan pada saat kopulasi. Klitoris akan berereksi pada hewan yang sedang estrus. • Fungsi dari klitoris ini membantu dalam perkawinan.

More Related