1 / 26

ISU, HASIL, dan KONTEKS NEGOSIASI

ISU, HASIL, dan KONTEKS NEGOSIASI. catatan kuliah 2 nrk. bargaining vs problem solving. Bargaining Stick to positions People are (part of) the problem Win – lose Based on subjective criteria. Problem Solving Focus on interests, not position Separate people from problem Win – win

marja
Télécharger la présentation

ISU, HASIL, dan KONTEKS NEGOSIASI

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. ISU, HASIL, dan KONTEKS NEGOSIASI catatan kuliah 2 nrk

  2. bargaining vs problem solving Bargaining • Stick to positions • People are (part of) the problem • Win – lose • Based on subjective criteria Problem Solving • Focus on interests, not position • Separate people from problem • Win – win • Based on objective criteria

  3. Bargaining or problem solving? Erlinda Qurrotu Aina Pelaku : Saya dan Kakak sepupu saya. Posisi saya : Ingin menguasai remote control televisi. Kepentingan saya : Ingin menonton serial televisi Heroes di Trans Tv. Karena pada hari Senin tersebut ditayangkan episode yang penting dan seru, dan saya tidak ingin melewatkannya. Karena jika melewatkan satu episode saja, akan sulit untuk mengikuti jalan cerita selanjutnnya. Posisi kakak sepupu saya : merebut remote control televisi dari tangan saya. Kepentingan Kakak sepupu saya : ingin menonton Naruto di Global Tv, karena dia sudah lama tidak menonton naruto dan harus menonton sekarang.   Deskripsi singkat : Pengalaman negosiasi penting saya minggu ini adalah mengenai berebut memegang remote televisi dengan kakak sepupu saya. Jadi, pada hari Senin sore yang lalu kami berdua ingin menonton acara televisi kesukaan kita masing-masing yang disiarkan di saluran yang berbeda. Awalnya pada pukul 18.05 saya sudah duduk di depan televisi dan menunggu Heroes dimulai, kemudian kakak sepupu saya datang dan menyuruh saya mengganti saluran ke global tv. Saya tidak mau melakukannya dan mengatakan bahwa saya ingin menonton Heroes. Kami berdua lalu terlibat perdebatan kecil. Karena dia tidak pernah menonton Heroes sebelumnya dia jadi tidak mengetahui daya tarik Heroes, dan karena saya tidak begitu mengerti jalan cerita Naruto, saya juga tidak ingin menonton anime tersebut. Perdebatan tersebut tidak kunjung usai karena saya adalah orang yang lebih ngotot dan mampu mengemukakan alasan-alasan kenapa menonton naruto tidak penting dibandingkan kakak sepupu saya. Hasil   :Akhirnya karena capek menghadapi saya, kakak sepupu saya pun mengalah dan membiarkan saya menonton Heroes.

  4. Bargaining or problem solving? Darumuti Saja ambil uang di ATM untuk bayar kos sebesar 3 juta, tidak lebih. Sesampainya di kos, kebetulan penjaga kos saya bertandang. Saya langsung menginformasikan bahwa saya ingin bayar uang kos selama setahun. Transaksi berjalan lancar sampai penjaga kos minta uang listrik. Memang, saya harus bayar listrik Rp. 50.000 per bulan. Ternyata penjaga kos minta uang listrik 3 bulan terhitung mulai Juli, Agustus, dan September alias Rp. 150.000. Masalahnya, saya cuma ambil 3 juta, sisa uang di dompet hanya 70 ribu. Lagipula, saya tidak mau bayar dengan nominal sebesar itu, karena: 1. juli saya di kos hanya sampai tgl 6. setelah itu saya pulang ke Tangerang. 2. saya tiba di kos lagi tanggal 14 Agustus Jadi paling tidak, saya harusnya hanya bayar listrik 1 setengah bulan (september fulldan setengah bulan agustus ) alias Rp.75.000 Tapi uang di dompet saya hanya 70 ribu. Saya berdebat alot mengenai hal ini, mengingat penjaga kos pelit, mata duitan, nakal sama duit, dan tidak mau rugi... ( okey, saya akui saya sedang subjektif! ) Saya ngotot cuma ingin bayar 50 ribu. Supaya at least tetap pegang uang di dompet. Jurus terakhir saya adalah mengungkapkan jasa saya. Selama Agustus, saya membantu 'memasarkan' kos-kosan ke para peminat. Misalnya ada yang datang ingin melihat-lihat kos, saya yang melayani. Kalau butuh contact person, no hp saya yang di pakai, (penjaga kos tidak tinggal di kos dan tidak punya hp). Walhasil,saya berhasil bayar listrik hanya seharga 1 bulan alias Rp. 50.000...!!!!! Bagi saya suatu pencapaian besar karena : 1. uang berapapun sangatlah penting....apalagi ketika kita merasa tidak sepasntasnya bayar segitu 2. saya agak sentimen dengan penjaga kos saya saya yakin, beliau pasti rada2 keki...hahahahaaa.....

  5. Bargaining or problem solving? Ainur Rohmah Senin pagi kamar mandi kosku penuh semua padahal maksud hati pengen buang hajat. Aku ketuk keduanya dan mereka bilang kalau sudah ada yang ngantri. Lalu aku memutuskan untuk mendatangi salah satu teman kosku yang ngantri untuk mengizinkanku masuk duluan. Kebetulan teman kosku ini sedang sibuk mengetik tugas di komputer. Karena dia keberatan aku masuk duluan, maka aku menawarkan diri untuk membantu mengetikkan tugasnya selama dia mandi dengan syarat aku boleh masuk duluan. Horee!dia setuju. Dari sini terlihat kalau masing-masing diantara kami saling membutuhkan sehingga perundingan ini menghasilkan solusi yang menguntungkan untuk kami berdua. Selain itu ada konsesi yang aku berikan sehingga dia tergoda untuk menuruti apa yang aku mau.

  6. Isu • tunggal dan jamak • masing-masing menawarkan opsi tersendiri • dapat berubah, bertambah, dan berkurang (1) penggabungan dan pemisahan (2) penggalian kepentingan dan nilai

  7. Konteks • tunggal, rangkaian (isu, tim) • hubungan masa depan (ada/tidak, kekuasaan, kedekatan, etc) • simultaneous (games of moves), sequencial

  8. Hasil • win – lose • mediocre – mediocre (kompromi) • win – win (integratif, problem solving) • lose – lose

  9. Motif campuran • kompetitif: masing-masing pihak ingin hasil terbaik untuk diri sendiri • kooperatif: pihak-pihak ‘bekerjasama’ guna menghindarkan hasil terburuk • dilema: mempertahankan posisi sendiri dan mengalahkan lawan vs menyelesaikan perundingan dan memberikan konsesi

  10. Menyikapi dilema kompetitif vs kooperatif • selang-seling / rapid sequencing • pentahapan • memisahkan arena negosiasi • memisahkan pelaku negosiasi • memisahkan isu negosiasi

  11. isu, opsi, konteks, hasil Gede Anditya Putra Pradana Saya mencoba membahas salah satu negosiasi yang saya lakukan dalam seminggu ini, yaitu negosiasi tentang penentuan jalur jurit malam untuk acara malam keakraban Keluarga Mahasiswa Hindu Dharma (KMHD) UGM. Saya selaku anggota seksi acara dan beberapa anggota yang lain melakukan negosiasi dengan beberapa anggota seksi keamanan mengenai tingkat kesulitan jalur jurit malam. Proses perundingan ini terjadi setelah panitia mengadakan survey bersama melintasi jalur yang sebelumnya direkomendasikan oleh seksi keamanan.      Seksi acara menginginkan konsep acara yang berbeda dari tahun lalu sehingga menganggap jalur yang dilalui terlalu panjang dan monoton tanpa ada rintangan berarti. Jalur yang panjang dan monoton dianggap menghabiskan banyak waktu dan kurang menarik antusisasme peserta makrab. Sementara seksi keamanan menganggap jalur tersebut adalah yang paling aman dilihat dari penerangan yang cukup, penempatan pos di tempat-tempat yang dianggap berbahaya, dan kenyamanan warga sekitar. Panitia sepakat untuk berdiskusi ulang menata jalur yang baru dibantu beberapa warga sekitar yang juga dilibatkan untuk memberikan saran. Seksi acara mengubah susunan acara disesuaikan dengan medan yang dilalui dengan membuat variasi game, sementara seksi keamanan memperpendek jalur yang diarahkan pada jalan setapak dan mendapat bantuan sukarela dari warga yang bersedia menjadi keamanan di tiap pos.

  12. isu, opsi, konteks, hasil Theodora Retno Sis Utami Saya diajak jadi asisten dosen mata kuliah agama Katholik. Saya bisa langsung diterima tanpa syarat apapun. Sebenarnya saya malas karena tidak dibayar dan kelas berlangsung sore hari jadi sangat melelahkan. Namun teman-teman tetap memaksa saya ikut karena mereka kekurangan tenaga. Lalu saya bertanya apa keuntungan saya ikut asdos ini, karena saya tidak mau buang-buang waktu dan tenaga. Lalu mereka merayu bahwa selain banyak pengalaman, kita akan diberi sertifikat. Lalu saya mulai tertarik dengan sertifikat yang akan saya peroleh. Lagipula tugas saya nanti hanya mendampingi mahasiswa dan memacu mereka untuk aktif mengeluarkan pendapat dan berbicara. Akhirnya karena merasa tidak enak pada teman-teman bila menolak dan tertarik dengan sertifikat itu maka saya memutuskan untuk ikut menjadi asdos agama Katolik.

  13. isu, opsi, konteks, hasil Nailatul Authary Negosiasi terpenting dalam minggu ini adalah ketika saya untuk kesekian kalinya meminta kepada orangtua saya untuk dibelikan motor. Alasan yang saya sampaikan kepada mereka bahwa kegiatan perkuliahan sudah semakin padat, sehingga membutuhkan kendaraan untuk memudahkan kegiatan. Selain itu, saya belum bisa mengikuti kursus bahsa asing karena kendala kendaraan. Awalnya mereka tidak mengizinkan dengan alasan jalan di Jogja yang terlalu padat sehingga bahaya bagi saya untuk mengendarai motor. Lalu, saya mengatakan bahwa saya akan malas kuliah kalau tidak dibelikan kendaraan. Selain itu, kalau tidak ada kendaraan saya tidak bisa mengikuti kursus bahasa asing seperti teman-teman saya yang lain. ` Setelah cukup lama bernegosiasi, mereka mulai bisa berpikiran terbuka dan mengerti kebutuhan saya. Walaupun, akhirnya mereka mengatakan masih akan mempertimbangkan untuk membelikan saya motor, tetapi saya cukup puas dengan hasil negosiasi saya.

  14. isu, opsi, konteks, hasil Fitri Hapsari Pramudita Ini adalah salah satu negosiasi terpenting yang saya lakukan. Proses negosiasi ini terjadi pada malam minggu ketika saya ingin menonton konser Andra and The Black Bone juga Dewa 19. Karena ini adalah konser besar dengan banyak band yang tampil, kemungkinan selesainya larut malam. Padahal kosan saya tutup jam 10. Maka, saya bernegosiasi dengan pembantu pemilik kosan agar mau membukakan pintu untuk saya pada saat saya pulang jam berapa pun nanti.Awalnya dia menolak karena kemungkinan saya pulang sudah larut malam dan saat itu dia sudah tidur. Ia menganjurkan saya untuk tidur di kosan teman yang tidak memiliki jam malam. Tetapi saya tidak mau karena semua teman saya kosanya memiliki jam malam. Meskipun ia menolak untuk membukakan pintu, saya masih tetap membujukknya. Karena saya tidak ingin melewatkan konser besar ini dan ingin masuk kosan setelah menonton konser. Pada akhirnya proses negosiasi pun dapat saya menangkan setelah melakukan pendekatan yang cukup lama. Saya pun sangat senang karena dapat menonton konser dan masuk ke kosan larut malam tanpa takut tidak dibukakan pintu gerbang. 

  15. isu, opsi, konteks, hasil Rahma Lillahi Sativa Perundingan terjadi pada hari Senin, 3 September 2007 di depan Toti Disc, Jalan Kaliurang KM 4,5 Gg. Kenari No. 1 Yogyakarta, mengenai mekanisme pembayaran hutang antara saya dan teman saya bernama Beta. Beberapa hari sebelumnya, kami membeli makan bersama. Karena Beta tidak membawa uang cukup, saya memberinya pinjaman sebesar Rp 3.500,00. Pada hari Senin, Beta meminta saya membelikan plester dan obat memar sebesar Rp 2.200,00, serta meminta saya mengantarkannya mengembalikan VCD yang dia pinjam beberapa hari sebelumnya. Sambil menunggu saya iseng menghitung jumlah uang yang keluar masuk diantara kami berdua. Kemudian tiba-tiba saya teringat bahwa teman saya meminta saya untuk mem-burning sebuah film yang disukainya. Kebetulan keuangan saya menipis, akhirnya saya memutuskan untuk berunding dengan Beta mengenai mekanisme pembayaran hutang melalui penggantian pembayaran uang dengan meminjamkan film yang saya inginkan. Kepentingan saya disini adalah mendapatkan film yang saya inginkan tanpa harus mengeluarkan biaya lagi. Kami mencapai kesepakatan dan Beta bersedia membayar hutangnya dengan meminjamkan film.

  16. isu, opsi, konteks, hasil Khanisa Teman saya minta diantar beli celana. Setelah selesai, saya memintanya mengantarkan beli helm. Dalam perjalanan, kami berdebat tentang siapa yang harus membayar ongkos perjalanan, kami berdua merasa berhutang satu sama lain karena telah bersedia mengantarkan membeli barang yang diperlukan.      Karena tidak mau saling berhutang (posisi kami berdua), pada awalnya kami pun bergantian membayari. Akan tetapi, jumlah perjalanan ini ternyata ganjil (5 kali naik kendaraan umum), karena itu kami mulai negosiasi sengit pada perjalanan terakhir. Saya yang merasa lebih berhutang, karena sempat salahnaik bis, yang berujung pada pembuangan waktu dan uang sebesar Rp.4000 (kepentingan saya; menghapus rasa berhutang), memakai alasan itu untuk memenangkan negosiasi. Saya merasa yakin teman saya akan menyetujui hal itu. Ternyata tidak, ia memaksa membayari saya dengan alasan ia sudah terlebih dulu keluar uang. Ia mendesak saya menghentikan perdebatan kami karena kenek bis sudah menunggu ongkosnya dan perdebatan kami menarik perhatian nenek di depan kami (kepentingan teman saya: segera mengakhiri negosiasi ini). Saya pun menyerah, ia membayari saya dan mengatakan saya bisa balas membayarinya lain waktu.

  17. isu, opsi, konteks, hasil Ainur Vely Awal September 2007, ibu kost menetapkan “harga baru” bagi barang-barang elektronik anak-anak kost: Rp 30.000,00 untuk setiap alat elektronik seperti TV, dispenser, heater, laptop dan tape. Harga baru tersebut menimbulkan protes dari sebagian besar anak kost, terutama yang membawa laptop, heater serta dispenser. Menurut kami, alat-alat tersebut tidak menghasilkan daya listrik yang besar, karena jarang digunakan dan khusus untuk laptop, menghasilkan daya listrik hanya saat di-charge. Pada hari Senin, 3 September 2007, saat hendak membayar uang sewa kost, saya “dipaksa” teman-teman kost berunding mengenai harga baru tersebut. Saya tidak menggunakan taktik apapun, hanya mengatakan terus terang bahwa kami keberatan dengan harga baru dan ingin agar harga tersebut diturunkan. Saya berargumen seperti yang telah saya ungkapkan di atas, namun argumen tersebut kemudian dimentahkan ibu kost. Beliau mengatakan bahwa alat-alat seperti laptop, heater, dan dispenser memang hanya ditancapkan ke stop kontak sesekali, tapi justru karena di tancap-cabut itulah listrik yang digunakan lebih besar. Ibu kost memberikan perbandingan antara alat-alat tersebut dengan lemari es, yang ditancapkan terus-menerus tapi daya listriknya lebih kecil. Saya tidak dapat mempertahankan argumen saya karena tidak punya cukup bukti. Akhirnya ibu kost memberi saran agar hanya beberapa orang saja yang membawa alat-alat tersebut untuk digunakan bersama-sama dan biayanya ditanggung bersama. Hasil dari perundingan tersebut, harga tidak turun. Tapi karena setelah perundingan tersebut ada istilah “laptop milik bersama”, “heater milik bersama”, “TV milik bersama” dan sebagainya, kami, para penghuni kost tersebut pun tidak terlalu merasa terbebani oleh kenaikan harga tersebut.  

  18. Listen, reframe, rephrase • hitung 1-4 • 1: ikut bram; 3: ikut kuntum; 2 & 4: tinggal di kelas dg dk • simulasi 1 • debrief • simulasi 2 • debrief

  19. Listen, reframe, rephrase • Kenali rintangan-rintangan mendengar, seperti menghakimi, menyalahkan, menasihati, dsb. • Dalam negosiasi, salah satu tujuan utama mendengar, membingkai, dan menyatakan ulang adalah mengidentifikasi akar masalah/kepentingan dan menjadikannya solvable/dapat dipecahkan.

  20. tips of the week

  21. negotiators of the week • Ainur Rohmah (antre WC) • Gede Anditya (rute jurit malam) • Maestro (bengkel)

  22. Marsiano Maestro Hastoro Saya berniat service motor di AHASS (Astra Honda Authorized Service Station) Tunas Jaya Magelang. Pada hari minggu AHASS hanya buka sampai pukul 12.00 . Saya datang pukul 10.30, dan menurut petugas pendaftaran service, pelayanan hari itu sudah penuh, sudah tidak mungkin menerima order. Petugas menyarankan saya datang kembali esok hari. Posisi saya adalah harus service hari itu, karena saya berkepentingan membawa motor untuk perjalanan jauh, yaitu ke Yogyakarta pada sore harinya, dan motor saya sudah melampaui batas waktu service yang dianjurkan. Melakukan service di tempat lain sudah tidak memungkinkan. Posisi petugas adalah, menghentikan penerimaan pendaftaran karena sudah penuh, selain itu mekanik yang bertugas tidak banyak. Ia berkepentingan menolak agar tidak menambah lagi beban kerja untuk hari itu, dan juga membantu para mekanik yang bertugas agar tidak mendaptkan pekerjaan yang berlebih. Saya berusaha membujuk petugas pendaftaran. Saya katakan bahwa saya langganan lama, dan selalu datang ke situ setiap kali service. Saya juga katakan bahwa saya terburu waktu untuk segera ke Yogyakarta. Namun petugas tetap menolak pendaftaran saya. Karena lawan berunding saya tetap bersikukuh menolak, saya meminta bantuan pihak ketiga, yaitu Chief Mechanic yang sudah saya kenal baik. Saya meyakinkan dia agar menerima service motor saya. Akhirnya Chief mechanic berbicara kepada petugas pendaftaran, dan mengatakan kepadanya agar menerima motor saya untuk diservice. Chief Mechanic mengatakan bahwa masih cukup waktu jikalau hanya mendapat tambahan kendaraan saya. Pada akhirnya sepeda motor saya diservice pada hari itu.

  23. negotiator’s log • dollolonpa@yahoo.com • bramantya_widodo@yahoo.com • diahkei@gmail.com • Rabu 24.00 wib alias Kamis 00.00wib • dibahas di kelas? upload?

  24. Games of Moves • negosiasi hanya 1 dari banyak cara mencapai tujuan • interaksi strategis: pengumuman publik, manuver militer, membangun aliansi, dll  game of moves

  25. GoM dan Negosiasi • GoM diselesaikan melalui negosiasi • Negosiasi diperkuat dengan GoM • (1) prisoner’s dilemma DC>CC>DD>CD (2) game of chicken DC>CC>CD>>DD (3) resource dilemma

  26. Games of Moves

More Related