1 / 27

V. KLASIFIKASI IKLIM

V. KLASIFIKASI IKLIM. IKLIM Merupakan gabungan berbagai kondisi cuaca sehari-hari atau merupakan rata-rata cuaca. Anasir iklim: Anasir Cuaca Untuk mencari harga rata-rata tergantung kebutuhan dan keadaan.

melia
Télécharger la présentation

V. KLASIFIKASI IKLIM

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. V. KLASIFIKASI IKLIM IKLIM Merupakan gabungan berbagai kondisi cuaca sehari-hari atau merupakan rata-rata cuaca. Anasir iklim: Anasir Cuaca Untuk mencari harga rata-rata tergantung kebutuhan dan keadaan. Perlu diketahui bahwa untuk mengetahui penyimpangan iklim harus berdasarkan pada harga normal suatu harga rerata selama 30 tahun. Hampir tidak terbatas jumlah iklim di permukaan bumi ini yang memerlukan penggolongan dalam satu kelas/ tipe. Semua klasifikasi iklim buatan manusia sehingga masing-masing ada kebaikan dan keburukan. Tujuan: Berusaha untuk menyederhanakan jumlah iklim lokal tidak terbatas menjadi golongan yang jumlahnya relatif sedikit yang mempunyai sifat-sifat penting yang bersamaan.

  2. A. Beberapa penggolongan iklim • 1) Klasifikasi dengan dasar temperatur, • - Klasifikasi yang dibuat pada jaman Yunani. Daerah Tropika- sedang dan kutub - Klasifikasi Klages (1942) • 2) Klasifikasi Koppen • 3) Klasifikasi Thornthwaite 4) Klasifikasi di Indonesia • - Klasifikasi Mohr • - Klasifikasi Schmidt dan Ferguson • - Klasifikasi Oldeman

  3. B. Hubungan Iklim dan Lingkungan • Iklim dan pertanian • Iklim dan Hama-Penyakit Tumbuhan • Iklim dan sumber daya air • Iklim Agihan vegetasi dan jenis tanah • Iklim dan ternak • 1. KLASIFIKASI BERDASAR TEMPERATUR • a. Klasifikasi Pada Jaman Yunani : 3 daerah • Daerah tropika • Tidak ada musim dingin, temperatur terus menerus tinggi • Daerah Sedang (U-S) Di sini ada musim yang berbeda tegas, satu musim panas/ hangat lainnya sejuk/ dingin

  4. Daerah Kutub (U-S) • Tidak ada musim panas, temperatur rendah • b. Klasifikasi Klages (1942): 5 daerah

  5. 2. KLASIFIKASI KOPPEN Wladimir Koppen (1846-1940) seorang biologis Jerman 1900  klasifikasi I berdasarkan vegetasi 1918  revisi dengan memasukkan temperatur, hujan dan tanda khusus musiman. Koppen membagi 5 golongan besar yang diberi simbol huruf: A – E • Sehingga secara garis besar dasar klas Koppen • - Rata - rata curah hujan (bulanan/ tahunan) • Temperatur (bulanan/ tahunan) • Vegetasi asli dilihat sebagai kenampakan terbaik • dari keadaan iklim yang sesungguhnya

  6. Koppen menilai bahwa daya guna hujan terhadap perkembangan dan pertumbuhan tanaman tidak hanya tergantung pada jumlah curah hujan tetapi juga intensitas penguapan, baik dari tanah maupun tanaman. Oleh karena ini Koppen berusaha menunjukkan intensitas penguapan dan daya guna hujan adalah dengan menggabungkan temperatur dan hujan. Musim hujan sama, jatuh pada musim panas adalah kurang berguna dibanding jatuh pada musim dingin. Walaupun metode untuk mengukur daya guna hujan kurang memuaskan.

  7. Kriteria Klasifikasi Iklim Koppen • A. IKLIM HUJAN TROPIKA Temperatur bulan terdingin > 18 C (64.4F)

  8. 60 * * m C H BULANAN * 40 Aw Am * 20 w 2500 mm 500 1000 1500 2000 CH TAHUNAN DIAGRAM KOPPEN UNTUK TIPE A mm Af

  9. Stepa 0.44 (t -…..) - Bs 0.22 (t -…..) - Bw 0 Padang Pasir • B. IKLIM KERING Dibagi 2 Bs & Bw BS ½ Batas Atas – Batas Atas Bw < ½ Batas Atas Ket. Sama

  10. C. IKLIM SEDANG Temperatur bulan terdingin > - 30C dan < 180C Temperatur bulan terpanas > 100C

  11. D. IKLIM DINGIN Rata-rata temperatur bulan terpanas > 100C dan terdingin kurang dari – 30C

  12. E. IKLIM KUTUB Rata-rata temperatur bulan terpanas < 100C

  13. 3. KLASIFIKASI IKLIM THORNTHWAITE 1899 – 1963 (Thornthwaite) 1931 memperkenalkan klasifikasi yang pertama khusus dipakai di Amerika Utara 1933 memakai sistem tersebut untuk seluruh dunia Dasar: Vegetasi, Evaporasi, Hujan & Temperatur Thornthwaite: Menganggap bahwa kebutuhan air tanaman tidak hanya tergantung pada besarnya Curah Hujan tetapi juga tergantung evaporasi.

  14. Menggunakan istilah dayaguna presipitasi = P – E ratio selama 12 bulan disebut P – E indek Perhitungan : P – E ratio = 10 P/E 12 P – E indek = Σ (10 P/E) n n = 1 Tetapi karena kesulitan data evaporasi maka untuk mengatasi diadakan Hubungan antara temperatur (T), Penguapan (E) dan Presipitasi (P) sehingga akhirnya diperoleh P – E rasio tanpa data evaporasi.

  15. P – E rasio : 115 ( P ) 10/9 T-10 12 P – E indek : Σ 115 ( P ) 10/9 n n=1 T-10 P : Presipitasi rerata bulanan dalam inci T : Temperatur rerata bulanan dalam 0F T – E indek = Jumlah 12 bulan dari T – E rasio T – E rasio = ( T – 32 ) efisiensi temperatus rasio 4 12 T – indek = Σ ( T – 32 ) n n=1 4

  16. Atas dasar T – E indek dibedakan : 6 Golongan temperatur Pembagian selanjutnya adalah berdasar agihan presipitasi bulanan sbb:

  17. Berdasarkan kombinasi simbol P – E indek T –E indek dan agihan hujan musiman yang dijumpai tercatat ada 32 tipe iklim:

  18. 4. KLASIFIKASI IKLIM DI INDONESIA a. Mohr (1933) Menurut Mohr, Koppen kurang berlaku di Indonesia terutama tentang hujan. Mohr mencoba presipitasi dan evaporasi sebagai indikasi khusus daerah tropika. Berdasarkan penelitian tanah, Mohr membedakan 3 tingkat kebasahan untuk berbagai bulan dalam satu tahun.

  19. Untuk mencari bulan basah dan kering Mohr menggunakan rerata curah hujan masing-masing bulan selama beberapa tahun. Jan – Bb, Feb – Bb, Maret – Bb, Agust – BK. Mohr membagi 5 golongan iklim yaitu

  20. b. Schmidt & Ferguson (1951) Dasar sama seperti Mohr yaitu : BB dan BK, hanya cara mencarinya yang berbeda, dengan menghitung BB dan BK untuk masing-masing tahun. Sebagai dasar penggolongan iklim 2 orang ini menggunakan suatu rasio Q = ∑ Rerata BKering ∑ Rerata BBasah Data curah hujan diperoleh dari tahun 1921 – 1940 dengan menghilangkan data yang kurang dari 10 tahun. BK – CH < 60mm BL – CH 60 – 100mm BB – CH > 100mm

  21. 12 Lbk 11 sk 10 H k 9 G 8 ak 7 F s 6 E 5 ab D 4 b C 3 2 sb B 1 A 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 a = berisi antara 0 - 8 Jumlah Rata-Rata BK Jumlah Rata-Rata BB

  22. Garis batas tipe iklim pada Q = 1.5 a 12 – 1.5 a a : Nilai dari 1 - 7 Schmidt & Ferguson, membagi iklim di Indonesia : 8 tipe (A – H) Makin kecil Q makin basah

  23. c. Klasifikasi Oldeman • Oldeman, L.R. An Agroclimatic Map of Java 1975 • Oldeman, L.R. An Agroklimatic Map of Sulawesi 1977 • Oldeman, L.R. An Agroklimatic Map of Sumatera 1979 • 1980 Expert LP 3 = Lembaga Pusat Penelitian Pertanian, Bogor Faktor utama di bidang pertanian daerah tropika adalah ketersediaan lengas untuk evapotranspirasi dari tanaman, curah hujan adalah faktor iklim dengan prioritas tinggi. Dari perhitungan Oldeman diperoleh hasil • Padi Sawah memerlukan : 213 mm/bln • Tanaman lahan kering memerlukan : 120 mm/bln

  24. Contoh : C2 (Lihat skema Iklim Oldeman) Berarti : Masa pertumbuhan 9 – 10 bulan Periode Basah 5 – 6 bulan Periode kering 2 – 3 bln

  25. 0 1 11 2 10 3 9 4 8 5 7 E4 D4 Jumlah Bulan Kering Berturut - Turut 6 Panjang Periode Pertumbuhan C4 6 7 B3 5 E3 C3 D3 8 4 9 3 C2 E2 D2 B2 10 2 A2 11 1 D1 C1 B1 A1 E1 12 0 Jumlah Bulan Basah Berturut -turut 10 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 11 12 Skema Oldeman sbb : 12 B3

  26. C. Agihan Tanaman atas Iklim • Contoh tanaman berdasarkan adaptasi, sejarah dan arti ekonomi dibedakan : • Tanaman Tropika : Coklat/Kakao, Pisang, Tebu, • Kopi • Tanaman Sub Tropika : Padi, Kapas • Tanaman Iklim Sedang : Jagung, Gandum, Apel

  27. Iklim – Pola agihan vegetasi Vegetasi k/d b/d k/p b/p Iklim – Pola agihan tanah

More Related