190 likes | 512 Vues
Khoirunnisa Agustyati Perkumpulan Untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem). Siapa itu pemilih ?. Rakyat semua warga negara dari bayi yang baru lahir sampai orang tua / kakek / nenek
E N D
Khoirunnisa Agustyati PerkumpulanUntukPemiludanDemokrasi (Perludem)
Siapaitupemilih? • Rakyat semuawarganegaradaribayi yang barulahirsampaiorangtua/kakek/nenek • Pemilih warganegara yang sudahberusia 17 tahunpadaharipemungutuansuaradanatau yang sudahmenikah, tidakkehilanganhakpilihnya (anggota TNI/Polri, karenaputusanpengadilan), hilangingatan. • Tetapitidaksemuapemilihterdaftardalam DPT (petugaslalai/ pemilihtidakmemeriksaapakahsudahterdaftar)
Nilaidaridemokrasi partisipasi • Partisipasipemilihmasihrendah • Masalah: • DPT bermasalahpadaPemilu 2009. • Pemilihterdaftarlebihdari 171 juta, 30%nya tidakmenggunakanhakpilih (Pemilu 2009) • Seleksicalegdikuasaiolehelit, tidakmelibatkanakarrumput, tidakdapatdiawasiolehmasyarakat
4. Pelayanan yang memudahkanpemilih 5. Partisipasidalampengawasanmasihrendah 6. Partisipasiwargamelaluipartaipolitikatauorganisasimasyarakatsipilrendah 7. Pemilihharusmenunggu lima tahununtukmemberipenilaiankepadapartaipolitikuntukdipilihlagiatautidak
Tingkat Partisipasi • Tingkatpartisipasipemilihterusmenurundari 92% pemilu 1999, menjadi 84% pemilu 2004, danangka 71%pemilu 2009. Secarakonsisten rata-rata penurunandaritigaperiodepemilusebesarkuranglebih 10 persen. • Jumlahsuaratidaksahterusmengalamipeningkatandari 3,3 persenpadapemilu 1999, menjadi 9,7 persenpadapemilu 2004, danmelonjakpadaangka 14,4 persenpadapemilu 2009. • Hal inimenandakanbahwatatacarapemberiansuaradarisatupemilukepemiluberikutnyasemakinrumitdarisisipemilih (COBLOS CENTANG/CONTRENG).
Mengapapartisipasirendah? • Sistempolitiktidakmenjaminakseskekuasaanpemilih • Akses kesempatanpemilihbagipemilihuntukmempengaruhiprosespembuatandanpelaksanaanpolitik, baik yang menyangkutcalonpejabatdanpengaruhataskebijakanpublik
SistemPemiluterlalukompleks • The Most Complex Electoral System in the world (Far Eastern Economi Review, 2004) • JumlahDapil DPR, DPRD Prov, DPRD Kab/Kota mencapai 5200 danmemperebutkan 21000 kursi (Pemilu 2009) • Jumlahpartaipolitikterlalubanyak • Penghitungansuarakompleks
Penyelenggarapemiluharusmemberikankemudahanbagipemilih • cekdaftarpemilih online • menjaminpemilih yang memilikikebutuhankhusus
Pengelolaanpartaipolitiktidakdemokratis • Dikuasaielit • Partaihanyasebagaialatmobilisasimenjelangpemilu, bukanuntukmenyalurkanaspirasirakyat • Kasuskorupsisemakinbanyak • Prosespembuatankeputusandi DPR dan DPRD tidakmembukaruangdeliberasisecaraterbuka (nonelectoral representation) • Kepercayaanpemilihkepadapartaipolitikmenurun. Banyak swing voters
BERBAGAI PERSOALAN • Kondisi Ekonomi • Situasi sosial politik • Kualitas Calon • Politik Uang • Politik Dinasti • Manipulasi • Tingkat representasi wakil rakyat Skeptisme pemilih atas politik/proses demokrasi (banyaknyapemberitaannegatifdankasuskorupsi)
Survey PerilakuKorupPolitisi 83,5% masyarakatkurangyakinatautidakyakinbahwapolitisidi DPR bebasdarikorupsi. Hanya 15,18% masyarakatsangatyakinataucukupyakinpolitisidi DPR bebaskorupsi.80,55% Masyarakatkurangyakinparpolbekerjauntukkepentinganrakyat. Hanya 17,71 persenmasyarakatpercayaparpolbekerjauntukkepentiganrakyat. mendapatnilaimerah. Sebanyak 49,9% masyarakatmenilaiadakemajuan, 31,9% masyarakatmenilaikurangadakemajuan, dan 18,2 persenmasyarakatmenjawabtidaktahu. Metodesurveiiniadalah multistage random sampling denganmenggunakan quick poll dengansmartphone LSI. Jumlahrespondenawalnya 1.200 respondentersebardi 33 provinsidi Indonesia. Margin error 2,9%. Sumber: LingkaranSurvei Indonesia
Pemilih yang berdaulat • “KedaulatanditanganrakyatdandilaksanakanmenurutUndang-UndangDasar” (Pasal 1 ayat (2) UUD 1945) • Menurut UU Pemiliurakyat yang berdaulatadalah yang telahberusia 17 tahunataulebihdan yang sudahataupernahmenikahdantidakkehilanganhakpilihnya • Pemilih yang terdaftardalam DPT danmenggunakanhakpilihnya
Mengapa Pemilu Penting? • Saranamemilihpemimpinsecaralangsungolehrakyat • Mengetahuijanji-janjicalonpemimpin • Mengetahuikedekatancalonpemimpindenganrakyat • Menjadicerminharapanmasyarakatmenujukemakmuran • Masyarakat ikut serta memilih pemimpin • Pemimpin yang dipilihlah yang akan menentukan kebijakan yang penerapannya akan memiliki dampak langsung kepada rakyat (tambahan) Sumber: Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR)
PemiluLegislatif 1971 : 6,67% • PemiluLegislatif 1977 : 8,40% • PemiluLegislatif 1982 : 9,61% • PemiluLegislatif 1987 : 8,39% • PemiluLegislatif 1992 : 9,05% • PemiluLegislatif 1997 : 10,07% • PemiluLegislatif 1999 : 10,40% • PemiluLegislatif 2004 : 23,34% • PemiluLegislatif 2009: 39,22% • PemilihanPresiden 2004, putaran 1 angkagolput: 21,77% • PemilihanPresiden 2004, putaran 2 angkagolput 23,37% • Pemilihanpresiden 2009 angkagolputmencapai 27,40% Sumber: WidjanarkoPuspoyo, Dari SoekarnoHinggaYudhoyono:Pemilu Indonesia 1955-2009; Jurnal Perempuan, No. 63 Tahun 2009
Pemilu 2014 • Diikuti 12 Parpol di tingkat nasional, dan 3 parpol lokal di Aceh (bandingkan dengan 2009 ada 38 parpol nasional dan 6 parpol lokal di Aceh • Ada 6.577 Caleg DPR RI yang bertarung (4.318 Laki-laki, 2.441 Perempuan). 38% Caleg DPR RI adalah perempuan. • 77 daerah pemilihan (dapil) untuk DPR RI. Jumlah dapil untuk DPRD provinsi sebanyak 217 dapil dan DPRD kabupaten-kota 1.864 dapil. • Data DP4 dariKemendagrisebanyak 190 jutajiwa, WNI di luarnegerisebanyak 2.213.605 jiwa. • PemilihPemulaada 14 juta
Menjadi Pemilih Cerdas= MenerapkanBudayaKeilmuan • Pahami arti pentingnya pemilu. • Kenali Siapa Calon (critical thinking) . • Kenali Visi Misinya.Telusuri rekam jejak calon dan partainya. • Gunakan Hak Pilih. Pastikan suara yang kita berikan adalah suara yang sah. • Awasi kinerja calon setelah mereka terpilih.
LANGKAH-LANGKAH • Pendidikan politik/pendidikan pemilih (Fitriyah UNDIP: kebanyakan rakyat berpikir calon yang membutuhkan mereka sehingga terjadi berbagai praktik politik uang dan politik transaksional. Kondisi ini akan berbalik ketika pemilih menjadi cerdas dan memiliki kesempatan untuk menyeleksi siapa calon pemimpin yang benar-benar baik dan menghukum pemimpin yang burukdenganmengembangkantradisikeilmuanUniversitas (dialektikakritis, objektif, jujur, dll) • Pemilih bukan sekedar obyek tapi subyek, pelaku utama dalam kepemiluan. • SOSIALISASI PEMILU PENDEKATAN BARU. TAK HANYA MAINSTREAM CARA COBLOS DAN SUARA SAH. Membangun optimisme bahwa pemilu bukan sekedar masalah tapi juga bagian dari penyelesaian masalah. • Optimalisasi peran pemangku kepentingan (media massa, tokoh agama, tokoh masyarakat, perguruan tinggi, anak muda/pemilih pemula). • Penjangkauan pemilih sasaran secara langsung dengan “bahasa mereka”, dan pendekatan local context/kearifan lokal. Selain itu membuat KPU juga mudah dijangkau.