1 / 16

FAKULTAS HUKUM

FAKULTAS HUKUM. HUKUM PERIKATAN. TUTIEK RETNOWATI, SH.,MH FAKULTAS HUKUM UNNAR SBY Pertemuan ke 1. Istilah Perikatan. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata menggunakan istilah Perikatan = “ Verbintenis” dan Persetujuan = “Overeenkomst”

Télécharger la présentation

FAKULTAS HUKUM

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. FAKULTAS HUKUM

  2. HUKUM PERIKATAN TUTIEK RETNOWATI, SH.,MH FAKULTAS HUKUM UNNAR SBY Pertemuan ke 1.

  3. IstilahPerikatan • Kitab Undang-Undang Hukum Perdata menggunakan istilah Perikatan = “Verbintenis” dan Persetujuan = “Overeenkomst” • Verbintenis berasal dari kata kerja Verbinden yang artinya mengikat • Overeenkomst berasal dari kata kerja “overeenkomen” yang artinya setuju atau sepakat

  4. Buku IIIHUKUM PERIKATAN • DIATUR MULAI PASAL 1233 – 1864 BW • Perikatanadalahhubunganhukumkhususnyadalamlapanganhartakekayaanantaraduapihakdimanapihak yang satuberhakatassesuatudanpihak yang lain berkewajibanmemenuhinya.

  5. DefinisiPerikatan • Menurut Hofmann : Suatu hubungan hukum antara sejumlah terbatas subyek-subyek hukum sehubungan dengan itu dengan seseorang atau beberapa prang daripadanya mengikatkan dirinya untuk bersikap menurut cara-cara tertentu terhadap pihak lain, yang berhak atas sikap yang demikian itu

  6. Menurut Pitlo : Perikatan adalah suatu hubungan hukum yang bersifat harta kekayaan antara 2 orang atau lebih, atas dasar mana pihak yang satu berhak (kreditur) dan pihak lain berkewajiban (debitur) atas sesuatu prestasi

  7. Menurut Subekti : Perikatan adalah suatu hubungan hukum antara 2 pihak, yang mana pihak yang satu berhak menuntut sesuatu dari pihak yang lainnya yang berkewajiban memenuhi tuntutan itu

  8. Unsur-UnsurPerikatan • Hubungan Hukum Hubungan hukum ialah hubungan yang terhadapnya hukum meletakkan “hak” pada 1 pihak dan melekatkan “kewajiban” pada pihak lainnya.

  9. Perhatikanlahcontohsebagaiberikut : • A menitipkan sepedanya dengan Cuma-Cuma kepada B, maka terjadilah perikatan antara A dan B yang menimbulkan hak pada A untuk menerima kembali sepeda tersebut dan kewajiban pada B untuk menyerahkan sepeda tersebut. • X menjual mobil kepada Y, apakah yang timbul dari perikatan antara X dan Y?

  10. Para Pihak • Para pihak dalam suatu perikatan disebut dengan subjek perikatan • Harus terjadi antara 2 orang atau lebih • Pertama,pihak yang berhak atas prestasi,atau pihak yang berpiutang disebut dengan KREDITUR • Kedua,pihak yang berkewajiban memenuhi atas prestasi, atau pihak yang berutang disebut dengan DEBITUR

  11. Debitur memiliki 2 unsur yaitu “schuld” dan “haftung” • Schuld adalah utang debitur kepada kreditur • Haftung adalah harta kekayaan debitur yang dipertanggungjawabkan bagi pelunasan utang debitur tersebut

  12. SumberPerikatan

  13. Sumber Perikatan 1233 BW Perjanjian semataundang - undang PERIKATAN (1233 BW) Undang - Undang Perbuatan manusia Baik Melawan hukum

  14. Perikatan yang terjadikarenapersetujuan(Overenkomst) • Pasal 1313 : Persetujuan adalah suatu perbuatan, dimana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang atau lebih

  15. Rumusanps 1313 BW memilikikelemahan • Yang Dimaksud dengan “Perbuatan” tidak jelas • Tidak tampak asas konsensualisme

  16. Definisi persetujuan yang baru : • Suatu persetujuan dengan dua orang atau lebih yang saling mengikatkan dirinya pada lapangan harta kekayaan ( Abdulkadir Muhammad) • Suatu perbuatan hukum, dimana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya atau saling mengikatkan dirinya terhadap satu orang atau lebih ( setiawan )

More Related