220 likes | 689 Vues
METODE PEMANTAUAN PROGRAM EKOWISATA Hand-out kuliah Kebijakan dan Pengelolaan Ekowisata, PS PSL IPB, Bogor, April 200 8. ARIS MUNANDAR Dampak ekowisata lingkungan, pengalaman ( experiential or psychological impacts ), pengunjung ekonomi, sosio-kultural
E N D
METODE PEMANTAUAN PROGRAM EKOWISATAHand-out kuliah Kebijakan dan Pengelolaan Ekowisata, PS PSL IPB, Bogor, April 2008 ARIS MUNANDAR Dampak ekowisata lingkungan, pengalaman (experiential or psychological impacts), pengunjung ekonomi, sosio-kultural managerial (or infrastructural impact). Munandar, A (2008) Kebijakan & Pengelolaan Ekowisata PSL IPB
Langkah pembangunan sistem monitoring • Pembentukan SC (pengelola area terlindungi, pengelola ekowisata, LSM lokal dan perwakilan warga) • Proses pendidikan penghuni/warga tentang dampak ekowisata dan pelibatan warga dalam proses monitoring • Proses mengidentifikasi dampak dan indikator yang akan dimonitor • Proses menyeleksi metode pengukuran • Mendidentifikasi LAC dan berbagai tools monitoring lainnya dengan masukan dari stakeholders • Mengembangkan operational monitoring plan • Melatih staff, manajemen dan perwakilan warga tentang teknik, analisis data dan mempengaruhi perubahan-perubahan pengelolaan • Melaksanakan monitoring dan memeriksa data • Mempresentasikan hasil monitoring kepada stakeholders • Mengevaluasi program-program monitoring dan membangun jaringan kerjasama (outreach) Munandar, A (2008) Kebijakan & Pengelolaan Ekowisata PSL IPB
Key issues (Brandon, 1996): • Commodification of culture – can cause peoples to “stage authenticity” and thereby impede or arrest natural cultural evolution • Change in social structure – can include increases in crime and alcoholism, fracturing of relationships, and changes in individual roles and responsibilities • Cultural knowledge – can include a loss of traditional knowledge, skills and religious practices • Use of cultural property – can affect historical and archaeological property, religious sites and significant natural features. Munandar, A (2008) Kebijakan & Pengelolaan Ekowisata PSL IPB
Characteristic and values (Bruner, 1993): • Management issues - legitimacy, who and how • Amount of input of villagers in the development of the sanctuary • Level of communication between local people and the NGO(s) involved • Level of compensation from economic, aesthetic and service sources • Attitudes towards tourism development • International recognition/pride • Conservation attitudes/knowledge • Economic status/land use Munandar, A (2008) Kebijakan & Pengelolaan Ekowisata PSL IPB
Kriteria penilaian (review Farrell dan Marion, 2002) • Mudah, cepat, tidak mahal dan cost-effectiveuntuk diimplementasikan • Mampu menilai secara berhasil dengan dampak pengunjung minimum • Mempertimbangkan berbagai penyebab atau sumber dampak • Memfasilitasi pemilihan sejumlah variasi tindakan manajemen • Menghasilkan keputusan mampu melindungi (defensible decisions) • Memisahkan antara informasi teknis denganvalue judgments; • Meng-encourage keterlibatan masyarakat, shared learning, dan pembentukan konsensus • Menginkorporasi penggunaan sumberdaya lokal dengan issu-issu manajemen sumberdaya. Munandar, A (2008) Kebijakan & Pengelolaan Ekowisata PSL IPB
Metode: • Recreation Opportunity Spectrum (ROS) (Clark and Stankey, 1979); • Limits of Acceptable Change (LAC) (Stankey and McCool, 1972; Stankey et al., 1985, McCool and Stankey, 1992); • Visitor Impact Management (VIM) (Graefe et al, 1990; Loomis and Graefe, 1992; • Visitor Experience and Resource Protection (VERP) (Hof et al, 1993; NPS, 1995); • Tourism Optimization Management Model (TOMM) (Manidis, 1997), Munandar, A (2008) Kebijakan & Pengelolaan Ekowisata PSL IPB
ROS • Mengintegrasikan dan mengkoordinasikan aktivitas rekreasi secara spatial dan temporal dengan penggunaan sumberdaya dan kegiatan-kegiatan manajemen ~ recreational landscape classification system (recreational LCS) • Konsep ROS diperbaiki dengan sistem baru “micro-ROS” (Parkin et al., 2000) • Keunggulan sistem baru: • Menghargai atau menganggap sama penting area-area kecil atau recreation nodes dari suatu setting rekreasi dengan area rekreasi yang luas dalam hal penyediaan peluang-peluang (opportunities) rekreasi Munandar, A (2008) Kebijakan & Pengelolaan Ekowisata PSL IPB
LCS recreation opportunities • Partisipasi dalam akktivitas yang diinginkan atau disukai • Penggunaan setting (range-nya sangat luas: dari ekosistem yang alami hingga urban)yang spesifik • Pencapaian atau perolehan recreational experience • Penilaian dilakukan secara numerik (skala, misalnya 1-9) terhadap descriptor biofisik, kelas sosial dan managerial. Munandar, A (2008) Kebijakan & Pengelolaan Ekowisata PSL IPB
LAC • LAC lama: issue drive • LAC baru: goal drive • Basis penilaian: • Carrying capacity ~ seringkali disinsentif • Goals • Kondisi yang diinginkan Dalam LAC baru goals dan kondisi yang diinginkan di-defined terlebih dahulu dan di-forced sebagai mandat legal dan kebijakan untuk menjadi guide pihak manajemen untuk mengelola dan menyeimbangkan: signifikansi area, keunikan dan niche wisata secara nasional maupun internasional Langkah: 1. Menetapkan goals Munandar, A (2008) Kebijakan & Pengelolaan Ekowisata PSL IPB
Contoh goals LAC baru untuk wilderness Broad goals: • Preservasi kondisi alam • Memelihara outstanding opportunities untuk solitude • Menghindari restriksi akses • Freedom of behavior Goals spesifik untuk remote wilderness: • Proteksi unique wildlife population • Peluang mendapatkan pengalaman yang menantang • Sense of remoteness Munandar, A (2008) Kebijakan & Pengelolaan Ekowisata PSL IPB
Goals spesifik untuk small wilderness (dekat kawasan urban) • Peluang akses bagi masyarakat urban • Preservasi spesies langka Penetapan goals perlu dibantu dengan: • Identifikasi indikator • Identifikasi dan implementasi manajemen strategik • Petunjuk/pedoman pengelolaan jika kondisi yang terjadi lebih buruk atau lebih bai • Identifikasi issue, concern, ancaman dan potential barrier untuk mencapai goals yang telah ditetapkan Munandar, A (2008) Kebijakan & Pengelolaan Ekowisata PSL IPB
Diadakan penilaian, konflikkah? • Kemukakan rasionalnya jika konflik • Mendefinisikan dan mendeskripsikan kelas-kelas peluang: • Wilderness zone • Ultimate zone • Menyeleksi indikator • Terutama indikator output seperti pengalaman (LAC baru), input seperti level penggunaan (LAC lama) • Sebaiknya kuantitatif, jelas, tidak ambiguous dan harus didasarkan pada keilmuan yang relevan • Menspesifikasi standar • Acceptable condition • Tindakan jika standar dilanggar Munandar, A (2008) Kebijakan & Pengelolaan Ekowisata PSL IPB
Prinsip non-degradation betul-betul memprotek • Berbasis ilmu pengetahuan dalam menspesifikasi standar spt trampling effect • Perlu dipelajari apakah perubahan standar akan menciptakan solusi atau masalah • Identifikasi management action • Bagaimana membawa lingkungan managejemen agar standar comply thd goals, bukan sekedar listing dari berbagai tindakan manajemen • Implementasi aksi dan monitoring • Masalah dalam implementasi • Kelemahan dalam institutional support Munandar, A (2008) Kebijakan & Pengelolaan Ekowisata PSL IPB
Perubahan paradigma • Kompromi goals yang mungkin konflik • Lebih berorientasi proses dibandingkan produk • Iteratif, tidak linear Munandar, A (2008) Kebijakan & Pengelolaan Ekowisata PSL IPB
VIM • Berbeda dengan metode yang berbasis carrying capacity (misal LAC) • Tidak menekankan penggunaan treshold tetapi lebih kepada pemanfaatan expert panel untuk me-review dampak, mengevaluasi efektivitas tindakan manajemen sebelumnya, mempertimbangkan banyak ukuran alternatif dan merekomendasikan potential action • Terdapat dokumentasi tentang hasil-hasil analisis seperti acceptability impact dsb. • Peran publik sangat besar • Dapat menghindari historical trend suatu ekstraksi sumberdaya lokal Munandar, A (2008) Kebijakan & Pengelolaan Ekowisata PSL IPB
VERP • Berbasis outstandingly remarkable values (ORV) • Karakteristik: ilmiah, berorientasi pemandangan, rekreatif, biologik, kultural, geologik dan hidrologik • Aktivitas perencanaan meliputi: • Membentuk core planning team • Mengembangkan strategi untuk melibatkan masyarakat • Mendefinisikan desired condition • Mengaplikasikan prescriptive management zoning • Aktivitas manajemen operasi: • Mengembangkan indikator dan standar kualitas (Bacon et al., 2006) • Memantapkan program monitoring • Meneruskan usaha kerjasama (outreach) dengan publik • Menentukan alternatif strategi action manajemen Munandar, A (2008) Kebijakan & Pengelolaan Ekowisata PSL IPB
TOMM • Berbeda dengan LAC dan VIM • Fokus pada outcome yang optimal dan sustainable bagi turis dan komuniti, pendekatan terpadu dalam manajemen dan mengatasi pembatas pertumbuhan ekowisata dengan (Twyford et al., 2001) • Menghindari term dampak dan limit yang seringkali men-discourage pertumbuhan • Lebih holistik, bukan semata-mata komponen ekologi dan pasar • Menyediakan kesempatan keterlibatan stakeholders melalui pendekatan partnership dan membumikan sistem dalam komuniti • Melayani multitude stakeholders, dan beroperasi pada range yang luas (dari protected area hingga lahan milik swasta) Munandar, A (2008) Kebijakan & Pengelolaan Ekowisata PSL IPB