1 / 51

PENDEKATAN PROSES KEPERAWATAN DAN LEGAL ETIK PERAWAT DALAM PEMBERIAN OBAT

PENDEKATAN PROSES KEPERAWATAN DAN LEGAL ETIK PERAWAT DALAM PEMBERIAN OBAT. PEPIN NAHARIANI. Kesalahan pemberian obat oleh perawat. Angka KTD dalam pemberian obat KNC dalam pemberian obat. Indikator kesalahan pemberian obat. Salah pasien Salah nama , tdk sesuai RM Salah waktu

summer
Télécharger la présentation

PENDEKATAN PROSES KEPERAWATAN DAN LEGAL ETIK PERAWAT DALAM PEMBERIAN OBAT

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. PENDEKATAN PROSES KEPERAWATAN DAN LEGAL ETIK PERAWAT DALAM PEMBERIAN OBAT PEPIN NAHARIANI

  2. Kesalahanpemberianobatolehperawat • Angka KTD dalampemberianobat • KNC dalampemberianobat

  3. Indikatorkesalahanpemberianobat • Salah pasien • Salah nama, tdksesuai RM • Salah waktu • Salah cara • Oral, iv, im, sc, supp, drip • Salah dosis • Salah obat • Salah dokumentasi • Dokumentasitdksesuai dg yang dilaksanakan

  4. MOST COMMON ROOT CAUSES OF ERRORS • Communication problems • Inadequate information flow • Human problems • Patient-related issues • Organizational transfer of knowledge • Staffing patterns/work flow • Technical failures • Inadequate policies and procedures (AHRQ Publication No. 04-RG005, December 2003. ) Agency for Healthcare Research and Quality

  5. INTERNATIONAL PATIENT SAFETY GOALS

  6. NURSING AWARENESS Perawatbertanggungjawabdalam: • Memberikaninformasipdpasiendankeluargatentang kemungkinan-2 resiko • Melaporkankejadiantakdiharapkankpd y/ berwenang • PeranAktifdlmmelakukanpengkajianterhadapkeamanandanmutupelayanan • Mekomunikasi dg pasiendannakes professional lain • Mengusulkanpe kemampuanstaf yang cukup • Membantupengukuranterhadappeningkatanpatient safety • Me standarbaku program pengendalianinfeksi (infection control) • Mengusulkan SOP dan protocol pengobatan y/ dpt me(-) kejadianerror • Berhubungan dengan badan-2 profesional y/ mewakili para dokter ahli farmasi dll • Me carapengemasandan pelabelan obat • Berkolaborasi dg sistem pelaporan nasional u/ mencatat, menganalisa dan mempelajari kejadian-2 takdiharapkan • Mengembangkan mekanisme penkesadaran, sebagaicontohu/ pelaksanaan akreditasi • Karakteristikdaripemberipelayanankesehatanmenjaditolokukurterhadap excellence dalam patient safety

  7. QUALITY WORKPLACES = QUALITY PATIENT CARE • Mengembangkan PERANAN KEPERAWATAN • Ruang lingkup praktek keperawatan --PROSES EVOLUSI PADA PROFESI • PROFESIONAL DAN REMUNERASI • Mengembangkan sikap tentang pentingnya LINGKUNGAN KERJA YANG AMAN • DISIPLIN LAIN terlibat dlm pengembangan kebijakan lingkungan kerja yang aman • Mendukung PENELITIAN • Mendorong LEMBAGA PENDIDIKAN untuk meningkatkan penekanan pada teori kerja sama tim • PENGHARGAAN kepada fasilitas kesehatan yg menunjukkan EFEKTIVITAS PRAKTIK LINGKUNGAN POSITIF • Sebagai TOOL KIT untukmemberikaninformasitentangpentingnyalingkungankerja yang positif

  8. PENDEKATAN KOMPREHENSIF DALAM PENGKAJIAN KESELAMATAN PASIEN • Struktur • Kebijakan dan prosedur organisasi : • Fasilitas • Persediaan • Lingkungan • Pencahayaan dan permukaan • Temperature • Kebisingan • Ergonomic danfungsional : ergonomic berpengaruhterhadappenampilansepertiteknikmemindahkanpasien, jikaterjadikesalahandapatmenimbulkanpasienjatuhataucedera.

  9. PENDEKATAN KOMPREHENSIF DALAM PENGKAJIAN KESELAMATAN PASIEN lanjutan… • Peralatan dan teknologi • Fungsional : penggunaan alat dan desain dari alat.-pelatihan untuk mengoperasikan alat secara tepat dan benar . • Keamanan : Alat – alat yang digunakan juga harus didesain penggunaannya dapat meningkatkan keselamatan pasien. • Proses • Desain kerja :Untuk mencegahkesalahan tersebut harus dilakukan research based practice yang diimplementasikan. • Karakteristik risiko tinggi : perlu dibuat suatu system pengingat untuk mengurangi kesalahan • Waktu : • Perubahan jadual dinas perawat. • Waktu juga sangat berpengaruh pada saat pasien harus dilakukan tindakan diagnostic atau ketepatan pengaturan pemberian obat • Efisiensi : keterlambatan diagnosis atau pengobatan ------ pembiayaan yang harus di tanggung oleh pasien.

  10. PENDEKATAN KOMPREHENSIF DALAM PENGKAJIAN KESELAMATAN PASIEN lanjutan… • Orang • Sikap dan motivasi. • Kesehatan fisik • Kesehatan mental dan emosional • Faktor interaksi manusia dengan teknologi dan lingkungan : pendidikan atau pelatihan • Faktor kognitif , komunikasi dan interpretasi • Budaya • bepengaruh besar thdpemahaman kesalahan dan keselamatan pasien. • Pilosofi tentang keamanan ; keselamatan pasien • Jalur komunikasi • Budaya melaporkan vsBudaya menyalahkan (Blaming) • Staff –system kepemimpinan dan budaya merencanakan staf, membuat kebijakan dan mengantur personal termasuk jam kerja, beban kerja, manajemen kelelahan, stress dan sakit

  11. “Nine Life Saving Patient Safety Solutions”WHO Collaborating Centre for Patient Safety May 2nd, 2007 • PerhatikanNamaObat, RupadanUcapanMirip (Look-Alike, Sound-Alike Medication Names). • PastikanIdentifikasiPasien • KomunikasiSecaraBenarsaatSerahTerima / PengoperanPasien • PastikanTindakan yang benarpadaSisiTubuh yang benar • KendalikanCairanElektrolitPekat (concentrated). • PastikanAkurasiPemberianObatpadaPengalihanPelayanan • HindariSalahKateterdanSalahSambung Slang (Tube) • GunakanAlatInjeksiSekaliPakai • Tingkatkan Hand hygiene u/ PENCEGAHAN lnfeksiNosokomial

  12. APLIKASI PEMBERIAN OBAT DALAM ASUHAN KEPERAWATAN

  13. PEMBERIAN OBAT • Perandokter • Meresepkanobat dlmcatatanmedisklienataudalamkertasresepresmi • Kebijakaninstruksi : verbal dan per telp • Tidakadaobat yang diberikantanpasebuahinstruksi • Singkatanumumdigunakansaatmenulisinstruksiutkidentifikasifrekuensidosis, rutepemberian, informasikhusus yang harusdiikutiperawatdalammemberikanobat

  14. Tipeinstruksi • Standing orders  Instruksi obat yg dberikan sampai dokter menggantikan dg instruksi baru atau smp jumlah hari penggunaan obat yg diresepkan berlalu • Instruksi PRN  instruksi obat berdasarkan prn (ketika klien memmerlukan). Diperlukan evaluasi reaksi klien dan dokumentasi terapi obat

  15. Instruksi tunggal  instruksi obat untuk sekali waktu. Biasanya obat pre-op dan pre pemeriksaan diagnostik • Instruksi Stat  dosis tunggal obat diberikan segera daan hanya sekali. Ex : obat pre-op, pasien pindah ruang

  16. Peran Apoteker • Menyiapkan dan mendistribusikan obat yang diresepkan • Meningkatkan terapi obat yang optimal dg mengkaji rencana obat dan evaluasi kebutuhan klien yang berkaitan dg pengobatan

  17. PROSES KEPERAWATAN PENGKAJIAN KEP • Riwayatmedis • Riwayatalergi • Data obat • Riwayat diet • Kondisiklienterkini • Persepsiklien – masalahkolaborasi • Sikapklienterhadapobat

  18. Sikap klien terhadap penggunaan obat • Tingkat ketergantungan klien thd obat • Klien enggan mengungkapkan perasaannya ttg obat • Perawat  observasi perilaku klien terhadap obat

  19. Pengetahuan klien ttg terapi obat • Pengetahuan / pemahaman obat mempengrh keinginan dalam mengikuti program terapi • Pengetahuan : Tujuan obat, penjadwalan dosis, metode pemerian, ES • Riwayat kepatuhan klien

  20. Diagnosa Kep • Kurang pengetahuan tentang terapi obat • Ketidakpatuhan terhadap terapi obat • Hambatan mobilitas fisik • Perubahan sensorik/persepsi • Gangguan menelan • Penatalaksanaan program terapeutik tidak efektif • Ansietas

  21. Perencanaan • Tidak ada komplikasi yang timbul akibat rute pemberian obat yang digunakan • Efek terapeutik obat yang diprogramkan dicapai dg aman sementara kenyamanan klien dipertahankan • Klien dan keluarga membantu terapi obat • Pemberian obat secara mandiri dilakukan dengan aman

  22. Implementasi • Transkripsi yang benar dan mengkomunikasikan program • Pemberian obat yang aman dan efektif • Intervensi dilakukan dengan menyiapkan obat secara cermat • Pemberian dengan benar • Pemberian penyuluhan kepada klien dan keluarga

  23. Kalkulasi dan perhitungan dosis yang akurat • Penggunaan wadah pengukur yang standard • Perhitungan dosis yang sistematik untuk memperkecil kesalahan • Persiapan obat : perhitungan dosis

  24. Pemberian dosis yang benar • Tehnik aseptik • Pemberian benar • Pengkajian ke klien TTV sebelum pemberian obat

  25. Peningkatan kesehatan dg HE • Informasi ttg tujuan pengobatan, kerja obat, efek samping obat • Penberian leaflet • Perawat mengajarkan pemberian obat secara mandiri yang benar ke klien • Pengetahuan dan keikutsertaan keluarga dalam terapi obat

  26. Pedoman dasar dalam penggunaan obat dengan aman di rumah • Simpan obat di dalam wadah asli yang berlabel • Pastikan label dapat dibuka • Buang obat yang kadaluwarsa • Selalu habiskan obat yang telah diresepkan, kec diinstruksikan sebaliknya • Buang obat pada tempatnya, jauhkann dari jangkauan anak-anak

  27. Pedoman dasar dalam penggunaan obat dengan aman di rumah • Jangan berikan obat yang diresepkan kepada anggota keluarga atau teman • Simpan obat yang perlu didinginkan di almari pendingin • Baca label dengan teliti dan ikuti semua intruksi

  28. Hak-hak klien • Mengetahui nama, tujuan, kerja obat dan efek potensial yang tidak diinginkan • Menolak sebuah obat tanpa memperhatikan konsekuensinya • Meminta perawat dan dokter berkualitas utk mengkaji riwayat obat, termasuk alergi • Mendapat nasehat yang benar berkenaan dg terapi obat

  29. Evaluasi • Tujuan : Untuk mengetahui kerja terapeutik dan efek samping yg umum muncul dr setiap obat

  30. Evaluasi … • Menerima obat yang berlabel dengan aman tanpa merasa tiadk nyaman berdasar 5 benar • Menerima terapi pendukung yang diperlukan terkait dg terapi obat yg dijalani • Tidak menerima obat yang tidak perlu

  31. Langkah evaluasi efek terapeutik: • Observasi adanya memar, , nyeri setempat dan perdarahan • Tanyakan keluahan klien : rasa baal • Kaji gangguan cerna : mual, muntah, diare • Inpeksi tempat iv utk mengetahui plebitis, demam, bengkak

  32. Langkah evaluasi efek samping obat • Tanyakan klien apakah klien mengalami respon yang timbul akibat penggunaan obat : nyeri • Memantau respon klien terhadap obat : obat antiaritmia, penurunan darah

  33. Evaluasi pertahanan keamanan • Memantau efek samping obat, potensial toksikologi, reaksi alergi • Mengevaluasi klien 10 menit setelah diberi obat untuk mengetahui gejala ketidaknyamanan

  34. Evaluasi Pemahaman terapi obat • Meminta klien menjelaskan tujuan, kerja, dosis oabt, jadwal pemberian obat dan efek samping obat • Meminta klien menjelaskan waktu setiap obat digunakan selama sehari

  35. Evaluasi Kemampuan mandiri klien • Observasi klien saat mempersiapkan dosis obat yang diprogramkan • Mengevaluasi klien yang memberi dosis obat yang diprogramkan • Pasien Tb Paru : Program OAT Perlu adanya pemantau minum obat (PMO)

  36. Dilemma EtikpadaKasuspemberianobat

  37. Kasus • Tn H berusia 69 tahun dengan stadium akhir amiotropik laterasklerosis (MotorNeuron Disease). Dia dibawa ke rumah sakir dengan infeksi dada, ini adalah yang keempat kalinya masuk rumah sakit pada tahun ini, dia sangat depresi dan tidak dapat memberikan koping yang lebih lama pada saat di rumah.Pada tengah malamperawat dipanggil untuk melihatnya karena dia sangat gelisah . Dia benar-benar sangat bingung karena kekurangan oksigen, tetapi dia sebelum dapat memberikan oksigen. Tn TH mengalami kolaps dan mengalami cardiac arrest, kemudian perawat tersbut memanggil tim RJP untuk memberikan resusitasi secepatnya sebelum jantungnya berhenti lagi. Saat dilakukan resusitasi saudara perempuannya datang ke ruangan dan memberhentikan resusitasinya, kemudian tim resusitasi meniggalkan Tn TH bersama keluarganya.

  38. Kasus • PerawatmemberikanNaClpekatmelaluiintravenakepada BBLR padahalyang diprogramkanadalah normal saline. Perawat A yang mengisapobattidaktepatpadaspuit, menjelaskansebagaiberikut :

  39. CPR tidak dilakukan • Dalam setting institusional: ♪ Pasien menolak tindakan CPR setelah diberikan penjelasan tentang tujuan dan dampaknya ♪ Jika penjelasan tidak mungkin diberikan pada pasien, maka informasi diberikan pada keluarga agar dapat mengambil keputusan tentang CPR ♪ Jika CPR dianggap sebagai tindakan sia-sia

  40. CPR tidak dilakukan….lanjut 1 • Setting Non Institusional ♪ Prinsip pelaksanaan sama dengan di dalam setting institusional ♪ Diluar pelayanan kesehatan sejumlah pasien lebih memilih mati

  41. CPR tidak dilakukan….lanjut 2 • Setting Emergency ♪ CPR merupakan standar prosedur dalam institusi sehingga kadang-kadang tanpa melihat keinginan pasien.

  42. Penyelesaian Masalah Etik • Mengembangkan data dasar - orang yang terlibat - Tindakan yang diusulkan - Tujuan tindakan - Konsekwensi tindakan - Keinginan pasien - Riwayat penyakit pasien

  43. Penyelesaian Masalah Etik 2. Mengidentifikasi konflik -Keluarga menolak CPR karena permintaan pasien -CPR dilakukan pada pasien cardiac arrest (emergency)

  44. Penyelesaian Masalah Etik 3. Membuat tindakan alternatif -Klarifikasi permintaan pasien pd keluarga -Laporkan pada supervisor -Lakukan kegiatan lain utk menghindar dari situasi -Diskusikan dengan dokter -Tetap melakukan resusitasi

  45. Penyelesaian Masalah Etik 4. Menganalisa keuntungan dan kerugian - Resusitasi dilakukan • Kehidupan pasien dapat dipertahankan • Jika tidak berhasil pasien meninggal tetapi akan ada masalah dengan keluarga • Tidak ada konflik dengan dokter sesuai dengan prosedur RS • Resusitasi tidak dilakukan • Mengakibatkan pelanggaran etik dan disiplin • Konflik dengan keluarga tidak ada

  46. Penyelesaian Masalah Etik 5. Menentukanpengambilkeputusan -Substitute Judgment *Perawatmemperolehinformasidari orang yang bertanggungjawabtentangkeputusan yang terbaik -Best Interest *Keputusandiambilberdasrkankeyakinansecarailmiah

  47. Penyelesaian Masalah Etik 6. Mendefenisikan kewajiban perawat • Melakukan perawatan sebaik-baiknya • Menghindari tindakan yang merugikan orang lain • Menjalin hubungan yang baik dengan keluarga • Berperan dalam advokasi dan fasilitasi pasien

  48. Penyelesaian Masalah Etik 7. Membuat Keputusan - Keputusan yang diambil adalah menghentikanresusitasi sesuai dengan keinginan keluarga

More Related