1 / 23

ETIKA PROFESI

PETEMUAN 4. ETIKA PROFESI. PROFESIONALISME KERJA. Profesionalisme merupakan suatu tingkah laku, suatu tujuan atau suatu rangkaian kwalitas yang menandai atau melukiskan coraknya suatu “profesi”. Profesionalisme

Télécharger la présentation

ETIKA PROFESI

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. PETEMUAN 4 ETIKA PROFESI

  2. PROFESIONALISME KERJA

  3. Profesionalisme merupakan suatu tingkah laku, suatu tujuan atau suatu rangkaian kwalitas yang menandai atau melukiskan coraknya suatu “profesi”. Profesionalisme mengandung pula pengertian menjalankan suatu profesi untuk keuntungan atau sebagai sumber penghidupan.

  4. Profesionalisme merupakan suatu proses yang tidak dapat di tahan-tahan dalam perkembangan dunia perusahaan modern dewasa ini MENGAPA?

  5. PERTAMA ialah bahwa manusia-manusia profesional tidak dapat di golongkansebagai kelompok “kapitalis” atau kelompok “kaum buruh”. Juga tidak dapatdimasukkan sebagai kelompok “administrator” atau “birokrat”. KEDUA ialah : bahwa manusia-manusia profesional merupakan suatu kelompoktersendiri, yang bertugas memutarkan roda perusahaan, dengan suatu leadership status. Jelasnya mereka merupakan lapisan kepemimpinan dalam memutarkan roda perusahaan itu. Kepemimpinan di segala tingkat, mulai dari atasan, melalui yangmenengah sampai ke bawah.

  6. Profesionalisme ialah sifat-sifat (kemampuan, kemahiran, cara pelaksanaan sesuatu dan lain-lain) sebagaimana yang sewajarnya terdapat pada atau dilakukan oleh seorang profesional. Profesionalisme berasal daripada profesion yang bermakna berhubungan dengan profesion dan memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya, (KBBI, 1994). Jadi, profesionalisme adalah tingkah laku, kepakaran atau kualiti dari seseorang yang profesional (Longman, 1987).

  7. Unsur keahlian Unsur panggilan. Sehingga seorang profesional harus memadukan dalam diri pribadinya kecakapan teknik untuk menjalankan pekerjaannya dan kematangan etik. Profession mengandung 2 unsur :

  8. CIRI – CIRI PROFESIONALISME

  9. Profesionalisme menghendaki sifat mengejar kesempurnaan hasil (perfect result),sehingga kita di tuntut untuk selalu mencari peningkatan mutu. • Profesionalisme memerlukan kesungguhan dan ketelitian kerja yang hanya dapatdiperoleh melalui pengalaman dan kebiasaan. • Profesionalisme menuntut ketekunan dan ketabahan, yaitu sifat tidak mudah puasatau putus asa sampai hasil tercapai. • Profesionalisme memerlukan integritas tinggi yang tidak tergoyahkan oleh “keadaan terpaksa” atau godaan iman seperti harta dan kenikmatan hidup. • Profesionalisme memerlukan adanya kebulatan fikiran dan perbuatan, sehingga terjaga efektivitas kerja yang tinggi.

  10. Motif Sikap Konsep diri (attitude, nilai-nilai atau imaginasi diri) Pengetahuan Keterampilan. lima Karakteristik Kompetensi :

  11. PROFESIONALISME LEADERSHIP

  12. KEAHLIAN PANGGILAN KECAKAPAN TEKNIK KEMATANGAN ETIK UNSUR AKAL UNSUR MORAL PROFESIONALISME KEPEMIMPINAN

  13. PROFESIONALISME KOMPETENSI

  14. Profesional adalah mereka yang sangat kompeten atau memiliki kompetensi – kompetensi tertentu yang mendasari kinerjanya. Kompetensi dapat berupa motif,sifat, konsep diri pribadi, attitude atau nilai-nilai, pengetahuan yang dimiliki, dll. Menurut TJERK HOOGHIEMSTRA

  15. Kompetensi adalah karakteristik pokok seseorang yang berhubungan dengan unjuk kerja yang efektif atau superior pada jabatan tertentu

  16. Kompetensi meliputi : • Keterampilan melaksanakan tugas individu dengan efesien (Task skill). • Keterampilan mengelola beberapa tugas yang berbeda dalam pekerjaannya (Task management skill). • Keterampilan merespon dengan efektif hal-hal yang bukan merupakan pekerjaan rutin dan kerusakan (Contigency management skill). • Keterampilan menghadapi tanggung jawab dan tuntutan lingkungan termasuk bekerja dengan orang lain dan bekerja dalam kelompok (Job/role environmet skill).

  17. Komponen-komponen yang perlu untuk Kompetensi Profesional • Kompetensi • Spesialis • Kemampuan untuk : • Keterampilan dan • pengetahuan • Menggunakan perkakas • dan peralatan • dengan sempurna • Mengorganisasikan • dan menagani masalah • Kompetensi Metodik • Kemampuan Untuk : • Mengumpulkan dan • menganalisa • informasi • - Mengevaluasi informasi • Orientasi tujuan kerja • Bekerja secara • sistematis Kompetensi Profesional Kualifikasi Kunci • Kompetensi Individu • Kemampuan untuk : • -Inisiatif • Dipercaya • Motivasi • Kreatif • Kompetensi Sosial • Kemampuan untuk : • Berkomunikasi • Kerja Kelompok • Kerjasama

  18. Kompetensi lebih menitik beratkan pada apa yang diharapkan dikerjakan oleh pekerja ditempat kerja, dengan perkataan lain kompeten menjelaskan apa yang seharusnya dikerjakan oleh seseorang bukan latihan apa yang seharusnya diikuti.

  19. Melakukan sesuatu dengan efektif dapat dicapai dengan KETERAMPILAN PENGETAHUAN SIKAP KERJA (ATTITUDE) Sikap kerja atau attitude sangat mempengaruhi produktivitas, namun sampai saat ini masih diperdebatkan bagaimana merubah sikap kerja serta menilainya, tidak mungkin dapat dilaksanakan dalam waktu yang relatif singkat.

  20. RESUME • Kerja seorang profesional itu beritikad untuk merealisasikan kebajikan demi tegaknya kehormatan profesi yang digeluti, dan oleh karenanya tidak terlalu mementingkan atau mengharapkan imbalan upah materiil • Kerja seorang profesional itu harus dilandasi oleh kemahiran teknis yang berkualitas tinggi yang dicapai melalui proses pendidikan dan atau pelatihan yang panjang, ekslusif dan berat • Kerja seorang profesional diukur dengan kualitas teknis dan kualitas moral dan harus menundukkan diri pada sebuah mekanisme kontrol berupa kode etik yang dikembangkan dan disepakati bersama didalam sebuah organisasi profesi. (Wignjosoebroto -1999)

  21. Keahlian profesi yang dikuasai bukanlah komoditas yang hendak diperjual-belikan sekedar untuk memperoleh nafkah, melainkan suatu kebajikan yang hendak diabdikan demi kesejahteraan umat manusia.Kalau didalam peng-amal-an profesi yang diberikan ternyata ada semacam imbalan (honorarium) yang diterimakan, maka hal itu semata hanya sekedar "tanda kehormatan" (honour) demi tegaknya kehormatan profesi, yang jelas akan berbeda nilainya dengan pemberian upah yang hanya pantas diterimakan bagi para pekerja upahan saja. Kelompok profesionalis harusberpedoman pada nilai-nilai kebajikan yang mereka junjung tinggi dan direalisasikan melalui keahlian serta kepakaran yang dikembangkan berdasarkan wawasan keunggulan yang berkelanjutan (sustainable advantage) Kelompok profesional harus memiliki visi dan misi dalam menegakkan dan menjunjung tinggi kehormatan profesinya, mengontrol praktek-praktek pengamalan dan pengembangan kualitas keahlian/ kepakaran, serta menjaga dipatuhinya kode etik profesi yang telah disepakati bersama

  22. Terima Kasih

  23. BAHASAN PERTEMUAN – V BUDAYA KERJA

More Related