1 / 73

PUISI JAWA MODERN

PUISI JAWA MODERN. 1. Pengkajian Puisi. Puisi selalu berubah-ubah sesuai dengan evolusi selera dan perubahan konsep estetikanya ( Riffaterre , 1978 ). Sebelum pengkajian puisi ke aspek-aspek yang lain perlu dahulu puisi dikaji sebagai struktur yang bermakna dan bernilai estetis .

Télécharger la présentation

PUISI JAWA MODERN

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. PUISI JAWA MODERN

  2. 1. PengkajianPuisi Puisiselaluberubah-ubahsesuaidenganevolusiseleradanperubahankonsepestetikanya (Riffaterre, 1978). Sebelumpengkajianpuisikeaspek-aspek yang lain perludahulupuisidikajisebagaistruktur yang bermaknadanbernilaiestetis. Puisiitumengekspresikanpemikiran yang membangkitkanperasaan, yang merangsangimajinasipancainderadalamsusunan yang berirama.

  3. Perbedaanpokokantaraprosadanpuisi • Kesatuan-kesatuankorespondensiprosa yang pokokialahkesatuansintaksis; kesatuankorespondensipuisiresminyabukankesatuansintaksis-kesatuanakustis • Di dalampuisikorespondensidaricoraktertentu, yang terdiridarikesatuantertentu, meliputiseluruhpuisidarisemulasampaiakhir. Kesatuaninidisebutbarissajak. • Di dalambarissajakadaperiodisitasdarimulasampaiakhir.

  4. 2. PuisiItuKaryaSeni Karyasastradisebutpuitisapabilamembangkitkanpersaan, menarikperhatian, menimbulkantanggapan yang jelas, danmenimbulkankeharuan. Kepuitisandapatdicapaidenganbentuk visual: tipografi, susunan bait; denganbunyi: persajakan, asonansi, aliterasi, kiasanbunyi, lambang rasa, danorkestrasi; denganpemilihan kata (diksi), bahasakiasan, saranaretorika, unsur-unsurketatabahasaan, gayabahasa, dsb.

  5. II. AnalisisPuisiBerdasarkan Strata Norma Puisimerupakankaryasastra yang memilikistruktur yang sangatkompleks yang terdiridaribeberapa strata (lapis) norma. Masing-masingnormamenimbulkan lapis norma di bawahnya Rene Wellekmenjelaskananalisis Roman Ingarden, seorangfilsufPolandiadalambukunya Das LiterarischeKunstwerkiamenganalisisnorma-normasebagaiberikut: Lapis normapertamaadalah lapis bunyi (sound stratum).

  6. Lanjutan • Bila orang membacapuisi, maka yang terdengaradalahserangkaianbunyi yang dibatasijedapendek, agakpanjang, danpanjang • Lapis arti (units of meaning) beruparangkaianfonem, suku kata, kata, frase, dankalimat. Semuamerupakansatuanarti. • Lapis suara (sound stratum): berupasatuan-satuansuarasuku kata, kata, danberangkaimerupakanseluruhbunyi (suara) sajakitu: suarafrasedansuarakalimat.

  7. Lanjutan Lapis bunyisemuasatuanbunyiyang berdasarkankonvensibahasatertentu, di sinibahasa Indonesia. Lapis Arti(units of meaning) Satuanterkecilberupafonem. Kata bergabungmenjadikelompok kata, kalimat, alenia, bait, bab, danseluruhcerita yang merupakansatuanarti. Lapis Ketigaberupaobjekdikemukan, latar, pelaku, danduniapengarang.

  8. Duniapengarangaadalahceritanya, yang merupakandunia yang diciptakanolehsipengarang. Hal inimerupakangabungandanjalinanantaraobjek-objek yang dikemukakan, latar, pelaku, sertastrukturceritanya (alur). Lapis Keempatadalah lapis dunia yang takusahdinyatakantetapisudahimplisittampakdarisudutpandangtertentu, menyatakansuasana Lapis kelimaadalah lapis metafis yang menyebabkanpembacaberkontemlasi.

  9. Analisis strata norma Roman Ingardenitudapatdikatakanhanyaanalisispuisisecara formal saja, menganalisisfenomena-fenomenasaja. Analisis strata normadimaksudkanuntukmengetahuisemuaunsur (fenomena) karyasastra yang ada.) Analisis strata normaharusditingkatkankeanalisissemiotik, karyasastrasebagaisistemtanda yang bermakna. Dengananalisis strata normadansemiotik, karyasastra (puisi) akandapatdidapatkanmaknasepenuhnyadandapatdipahamisebagaikaryaseni yang bernilaipuitis (estetis), yaitudenganmengingatfungsiestetiksetiapfenomenaatauunsur-unsurkaryasastra (puisi)

  10. III. BUNYI • Dalampuisibunyibersifatestetik, merupakanunsurpuisiuntukmendapatkankeindahandantenagaekspresif. Bunyibertugasmemperdalamucapan, menimbulkanrasa, menimbulkanbayanganangansecarajelas, menimbulkansuasanakhususdsb. • Pentingnyaperananbunyidalamkesusastraan , sehinggadalambunyipernahmenjadiunsurkepuitisan yang utamadalamsastraromantik. • Menurutteorisimbolisme (Slametmuljana, 1956: 57) tiap kata menimbulkanasosiasidanmenciptakantanggapan di luararti yang sebenarnya. Hal itudapatdiusahakandengangayabahasa. Kenyataansebenarnyatidakdapatditangkapdenganpancaindera

  11. Menurutteorisimbolismetugaspuisiadalahmendekatikenyataanini, dengancaratakusahmemikirkanartikatanya, tidakperlumemikirkanartikatanya, melainkanmengutamakansuara, lagu, irama, dan rasa timbulkarenanyadantanggapan-tanggapan yang mungkindibangkitkannya. Denganbegitukesusastraantelahkemasukanaliransenimusik (Slametmuljana, 1956:59)

  12. Dalamsajakpenyairsimboliskebanyakankarenamementingkansuara, irama, maka kata-katanyasudahmelepaskantugasnyasebagaitanda yang mewakilipengertian (Slametmuljana, 1956:60) karenadalampuisipengertiantidaklagidiutamakan Di Indonesia simbolismetidakdianutsecaranyata, hanyaunsur-unsurmemntingkanbunyidanlambang-lambangatausimbolik-simbolikdipergunakanolehparapenyairdalamsajak-sajaknya.

  13. Dalampuisibunyidipergunakansebagaiorkestrasi, ialahuntukmenimbulkanbunyimusik. • Dari bunyimusikmurniinidapatlahmengalirperasaan, imaji-imajidalampikiranataupengalaman-pengalamanjiwapendengarnya. • Kombinasibunyi yang merduitubiasanyadisebutefoni (euphony), bunyiindah. • Kombinasibunyivokal (asonansi): a, e, I, o, u, bnyibersuara (voiced): b, d, g, j, bunyiliquida: r, l danbunyisengau: m, n, ng, nymenimbulkanbuyimerdudanberirama (efoni).

  14. Dalampuisibunyi kata itu di sampingtugasnya yang pertamasebagaisimbolartidanjugauntukorkestrasi, digunakanjugasebagai: • Penirubunyiatauanomatope • Lambangsuara (klanksymboliek), dan • Kiasansuara(klankmetaphoor) (Slametmuljana, 1956:61) Dalamsajak yang paling banyakdigunakanadalahlambang. Lambang rasa dihubungkandengansuasanahati(Slametmuljana, 1956:72)

  15. Unsurkepuitisanbunyilaiadalahsajak Sajakpolaestetikabahasa yang berdasarkanulangansuara yang diusahakandandialamidengankesadaran, sajaktidakhanyauntukhiasan, tetapiuntukmempertinggimutubilamempunyaidayaevokasi, yaitudayakuatuntukmenimbulkanpengertian Macamsajak (rima) yang banyakdigunakansebagiunsurkepuitisanadalahsajaahir, sajadalam, sajaktengah, aliterasi, danasonansi.

  16. Asonansidanaliterasiberungsiuntukmemperdalam rasa, selainuntukorkestrasidanmemperlancarucapan. Sajakmemberikandanmemperkuatkepuitisanbilamengandunghakikatekspresidandayaevokasi.

  17. IV IRAMA Bunyi-bunyi yang berulang, pergantian yang teratur, danvariasi-variasibunyimenimbulkansuaugerak yang hidup, sepertigercik air yang mengalirturuntakputus-putus. Gerak yang teratur yang disebutirana Iramadalambahasaasing rhythm (Ing), rythme (Pr) berasaldari kata Yunani reo, yang berartiriak air. Gerakantersebutadalahgerakan yang teratur, terusmenerustidakputus-pputus. Barang kali gerak yang teraturdisebut re, menjadiritmos rhythmus (L), kemudianmenjadi rhythm, rhythme, rite (Ind)

  18. Iramaadalahpergantianturunnaik, panjangpendek, keraslembutucapanbunyibahasadenganteratur. Iramadapatdibagimenjadiduametrumdanritme. Metrumadalahirama yang tetap,artinyapergantiannyasudahtetapmenurutpolatertentu. DalamkesusatraanJawaKno, kakawinkitakenal kaki sajaknyaterdiridarikombinasi data macamsuku yang panjangnyaatauberatdisebut guru, sedangsuku kata yang bertekananringanataupendekdisebutlaghu

  19. Puisi yang merdubunyinyadikatakanmelodius: berlaguseolah-olahseoertinyanyian yang mempunyaimelodi Melodiadalahpaduansusunanderetsuara yang teraturberirama (Kusbini, 1953: 2) Perbedaanmelodidenganpuisiadalahterletakpadamacambunyi (nada) yang terdapatpadasajakitutakseberapabanyaknyadanintervalnya (jarak nada) jugaterbatas. Dalamberdeklamasi, iramapuisiinidaptterciptadengantekanan-tekanan, jeda. Deklamator/trishausmemperhatikaniramapuisiitusebabtiappuisimembawairamanyasendiri-sendiri.

  20. Dalamberdeklamasiiramadanketepatanekspresididapatkandenganmempergunakantekanandinamik, tekanan nada, dantekanan tempo pada kata Tekanandinamik: tekananpada kata terpenting, menjadi sari kalimatdan bait sajak Tekanan nada ialahtekanantinggi (rendah) Tekanan tempo: lambatcepatnyapengucapansuku kata atau kata (ataukalimat). Dalamberdeklamasiperludiperhatikandksi, yaitucaramengucapkansajakatauteknikpengucapannyasupayatepat.

  21. V. KATA Di antaraartidenotatifdankonotatif, perbendaharaan kata (kosa kata, pemilihan kata (diksi), bahasakiasan, citraan, saranaretorika, faktorketatabahasaan, danhal-hal yang berhubungandenganstruktur kata-kata ataukalimatpuis, yang semuaitudipergunakanolehpenyairuntukmelahirkanpengalamanjiwanyadalamsajak-sajak.

  22. Kosa kata Alatuntukmenyampaikanperasaandanpikiransastrawanadalahbahasa. Bahasaatau kata yang kuna, yang sudahmati, yang tidakdimengertiolehmasyarakatbiladigunakanolehsastrawandapatmenyebabkansajaknyamenjadimati, takberjiwa. penggunaan kata-kata bahasasehari-haridapatmemberiefekgaya yang realistis, sedangpenggunaanbahasa/kata-kata nan indahdapatmembeeriefekromantis.

  23. 2. Pemilihan Kata Brfielmengemukakanbahwabila kata –kata dipilhdandisusundengancara yang sedemikianrupasehinggaartinyamenimbulkanimajinasiestetik, makahasilnyadisebutdiksipuitis (1952: 41) Diksidigunakanuntukmendapatkankepuitisandannilaiestetik.

  24. 3. DenotasidanKonotasi Termasukpembicaraandiksiialahtentangdenotasidankonotasi. Denotasiartinya yang menunjukdankonotasiartinyatambahannya. Denotasisebuah kata adalahdefinisikamusnya, yaitupengertian yang menunjukbendaatauhal yang diberinamadengan kata itu, disebutkanataudiceritakan (Altenbernd) Konotasiadalahkumpulanasosiasi-asosiasiperasaan yang terkumpuldalamsebuah kata diperolehdari setting yang dilukiskan

  25. 4. BahasaKiasan Bahasakiasan (figurative language) mengiaskanataumempersamakansesuatuhaldengan ha lain supayagambaranmenjadijelas, lebihmenarik, danhidup. Macam-macambahasakiasanmempunyaisesuatuhal (sifat) yang umum, yang bahasakiasantersebutmempertalikansesuatudengancaramenghubungkandengansesuatu yang lain.

  26. JenisKiasan • Perbandingan (simile) • Metafora • Perumpamaan epos (epic smile) • Personifikasi • Metonimi • Sinekdoki (synecdoche) • allegori

  27. JenisKiasan • Perbandingan (simile) atauperumpamaanatau smile, ialahbahasakiasan yang menyamakansatuhaldenganhal lain denganmempergunakan kata-kata pembandingseperti; bagai, sebagai, bak, sepertidan lain-lain • Metaforainibahasakiasansperetiperbandingan, hanyatidakmempergunakan kata-kata pembanding, sepertibagai, laksasana, dsb.

  28. c. Perumpamaan epos (epic smile) ialahperbandingan yang dilanjutkan, ataudiperpanjang, yaitudibentukdengancaramelanjutkansifat-sifatpembandingnyalebihlanjutdalamkalimat-kalimataaufrase yang berturut-turut d. Allegoriadalahceritakiasanataupunlukisankiasan e. Personifikasi, kiasaninimempersamakanbendadengamanusia, benda-bendamatidibuatdapatberbuat, berpikir, dansebagainyasepertimanusia.

  29. f. Metonimia Disebutkiasanpenggantinama. Bahasainiberupapenggunaansebuahatributsebuahobjekataupenggunaansesuatu yang dekatberhubungandengannyauntukmenggantikanobjektersebut (Altenbernd, 1970:21) g. Sinekdoki (synecdoche) Adalahbahasakiasan yang menyebutkansuatubagian yang pentingsuatubenda (hal) untukbendaatauhalitusendiri. • Pars pro toto: sebagianuntukkeseluruhan • Totum pro parte: keseluruhanuntuksebagian.

  30. 5. Citraan (Gambaran-gambaranAngan) gambar-gambardalampikirandanbahasa yang menggambarkannya (Altern, berd, 1970: 12), sedangsetiapgambarpikirandisebutcitraatauimaji (image). Gambaranpikiraniniadalahsebuahefekdalampikiran yang sangatmenyerupai (gambaran) yang dihsilkanolehmata, sarafpenglihatan, dandaerah-daerahotak yang berhubungan (yang bersangkutan). Citraanbiasanyalebihmengingatkankembalidaripadamembuatbarukesanpikiran, sehinggapembacaterlibatdalamkreasipuitis.

  31. Jenis-jenisImaji Gambaran-gambarananganituadabermacam-macam, dihasilkanolehinderapenglihatan, pendengaran, perabaan, pencecapan, danpenciuman. Citraan yang timbulolehpengihatandisebutcitrapenglihatan (visual amagery), yang ditimbulkanolehpendengaran (auditory iamgery) dsb. Citra penglihatanadalahjenisyang paling seringdipergunakanolehpenyairdibandingkandengancitraan yang lain Citraanpendengaranjugaseringdigunakanpenyair, denganmenguraikanbunyisuara.

  32. Ada jugacitraangerak (movement imagery) ataukinaesthetic imagery). Imagery inimenggambarkansesuatu yang sesungguhnyatidakbergerak, tetapidilukiskansebagaibergerak, ataupungambarangambarangerakpadaumumnya Altenbernd (1970: 14) mengemukakanbahwacitraanadalahsatualatkepuitisan yang terutama yang denganitukesustraanmencapisifat-sifatkonkret, khusus, mengharukan, danmenyaran.

  33. 6. Gaya BahasadanSaranaRetorika susunanperkatakaan yang terjadikarenaperasaan yang timbulatauhidupdalamhatipnulis, yang enimbulkansuatuperasaantertentudalamhatipembaca, begitu kata slametmuljana (Tt: 20). Gaya bahasamenghidupkankalimatdanmemberigerak pad akallimat. Gaya bahasamerupakan cap seorangpengarang. Gaya itumerupakanidiosyncracy (keistimewaan, kekhususan) seorangpenulis kata Middleton Mury, begitujuga kata Buffon gayaituadalahorangnyasendiri.

  34. Saranaretorika saranakepuitisan yang berupamuslihatpikiran. Denganitupenayairberusahamenarikperhatian, pikiranhinggapembacaberkontemplasiatasapa yang dikemukakanpenyair. Saranaretorikadapatmenimbulkanketeganganpuitiskarenapembacaharusmemikirkanefekapa yang itimbulkandandimaksudkanolehpenyairnya. Saranaretorika yang biaanyadominanadalahtautologi, plenasme, keseimbangan, retorikretisensi, paralelisme, danpenjumlahan (enumerasi).

  35. Tautologiadalahsaranaretorika yang menyatakanhalataukeadaandua kali: maksudnyasupayaarti kata ataukeadaanitulebihmendalambagipembacaataupendengar. • Pleonasme (keteranganberulang) adalahsaranaretorika yang sepintaslalusepertitautologi, tetapi kata yang keduasebenarnyatelahtersimpuldalam kata yang pertama. Dengandemikiansifat yang dimaksudkanlebihterang. • Enumerasiadalahsaranaretorika yang berupapemecahansuatuhalataukeadaanmenjadibeberapabagiandengantujuan agar halataukeadaanitulebihjelasdannyatabagipembacaataupendenagr (SlametmuljanadalamDjokoPradopo, 2009: 96)

  36. Paralelismeadalahmengulangisikaliamat yang maksuddantujuannyaserupa. • Retorikretisensesaranainimempergunakantitik-titikbanyakuntukmenggantiperasaan yang takterungkap. Penyairromantikbanyakmempergunakansaranaretorikaini, lebih-lebihsajakromantikremajabanyakmenggunakannya. • Hiperbolaadalahsarana yang melebih-lebihkansatuhalataukeadaan. • Paradoksadalahsaranaretorika yang menyatakansesuatu yang berlawanan, tetapisebetulnyatidakbilasungguh-sungguhdipikirdandirasakan.

  37. 7. FaktorKetatabahasaan Penggunaanbahasaseseorang (parole) merupakanpenerapansistembahasa (language) yang ada (Culler, 1997: 8), danpenggunaanbahasapenyairsekaliguspenerapankonvensipuisi yang ada. 7.1 FaktorKetatabahasaanChairil Anwar • Pemendekan Kata untukkelancaranucapan, untukmendapatkanirama yang menyebabkanliris. Misalnya: “kan” dari “akan” • PenghilanganImbuhan • Untukmemperlancarucapan, membuatberirama. Misalnya: : “berbicara” jadi “bicara”

  38. - PenyimpanganStrukturSintaksis Untukmendapatkanirama yang liris, kepadatan, danekpresivitasparapenyairseringmembuatpenyimpangan-penyimpangandaristruktursintaksis yang normatif. Misalnya “Rumahbesarataurumahini, rumahitu. 7.2 FaktorKetatabahasaanSutardji • PenghapusanTanda Baca • Penghapusantandabaca yang dilakukandengansengaja yang efeknyamemberikankegandaantafsirataupunefek stream of conscousnesaruspikiran yang mengalirtakterkendalikandaribawahsadar. Misaldalamkalimat yang panjangtanpaadakoma, barupadaakhirkalimat yang sangatpanjangditutupdengantandabaca.

  39. PenggabunganDua Kata ataLebih Adalahpenggabungandua kata ataulebihmenjadisatugabunganhinggaseolah-olahsudahmenjadisatu kata, menjadisatupengertiantakterpisahkan. Misalkanlekukbungkalanlobangmu, lukakitaku • PenghilanganImbuhan Menghilangkanimbuhanbaikawalan, akhiran, ataupunawalandanakhiran. Misalnya “salinggigitan yang mestinyasalingbergigitan.

  40. Pemutusan Kata Kata diputus-putusmenjadisuku kata ataudibaliksukukatanya, dengancara yang demikianitu, menjadimenarikperhatiandanartinyaberubahatauunhilangartinya. PembentukanJenis Kata • Sutardjimembentuk kata-kata bendaatau kata kerjalangsungmenjadi kata keadaanatau kata sifatdenganmengawalinya kata yang atau yang paling. Misalsipatanah yang paling pijak

  41. I. ANALISIS STRUKTURAL SEMIOTIK Dengandianalisissecaramenyeluruhdankaitannya yang erat, makamaknasajakdapatditangkapdandipahamisecaraseutuhnya. Norma-noramapuisiatauunsur-unsursajakberjalinansecaraeratataukoherensisecarapadu.untukmemahamimaknasecarautuhperlusajakdianalisissecarastruktural. analisisstruktulahanalisis yang melihatbahwaunsur-unsurstruktursajakitusalingberhubunganerat, salingmenentukanartinya.

  42. 1. AnalisisStruktural Kesatuanunsur-unsurdalamsastrabukanhanyaberupakumpulanatautumpukanhal-halataubenda-benda yang berdirisendiri-sendiri, melainkanhal-halitusalingterkait, salingberkaitandansalingbergantung. Dalampengertianstruktur (Piaget dalamDjokoPradopo, 2009: 119) terlihatadanyarangkaiankesatuan yang meliputitigadasar, yaitu ide kesatuan, ide transformasi, dan ide pengaturandrisendiri (self-regulation). Strukturitumerupakankeseluruhan yang bulatyaitubagian yang membentuknyatidakdapatberdirisendiri di luarstrukturitu.

  43. KeduastrukturberisigagasantranformasidalamartibahwastrukturitutidakstatisKeduastrukturberisigagasantranformasidalamartibahwastrukturitutidakstatis Strukturitumampumelakukanprosedur-prosedurtransformasional, dalamartibahan-bahanbarudiprosesdenganprosedur. Analisisstrukturalsajakadalahanalisissajakkedalamunsur-unsurnyadanfungsinyadalamstruktursajakdanpenguraianbahwasetiapunsiritumempunyaimaknahanyadalamkaitannyadenganunsur-unsurlainnya, bahkanberdasartempatdalamstruktur.

  44. 2. AnalisisSemiotik Menganalisissajakbertujuanmemahamimaknasajak. Menganalisissajakadalahusahamenangkapdanmemberimaknakepadatekssajak. Karyasastraitumerupakanstruktur yang bermakna Karyasastramerupakansistemtanda yang mempunyaimakna yang mempergunakan medium bahasa. Bahasasebagai medium karyasastrasudahmerupakansistemsemiotikatauketandaan, yaitusistemketandaan yang mempunyaiarti.

  45. Lambang-lambangatautanda-tandakebahasaanituberupasatuan-satuanbunyi yang mempunyaiartiolehkonvensimasyarakat. Bahasaitumerupakansistemketandaan yang berdasarkanatauditentukanolehkonvensi (perjanjian) masyarakat. Sistemketandaanitudisebutsemiotik Dalampengertiantandaadaduaprinsip, yaitupenanda (signifer) atau yang menandai yang merupakanartitanda.

  46. Ada tigajenistanda yang pokok, yaituikon, indeks, dansimbol. • ikonadalahtandahubunganantarapenandadanpertandanyabersifatpersamaanbentukalamiah, misalnyapotret orang menandai orang yang dipoteret (berarti orang yang dipotret), gambarkudaitumenandaikuda yang nyata. • Indeksadalahtanda yang menunjukkanadanyahubunganalamiahantaratandadanpertanda yang bersifatkausalatauhubungansebab-akibat. Misalnyaasapitumenandaiapi.

  47. Simbolitutnada yang tidakmnunjukkanhubunganalamiahantarapenandadanpetandanya. Hubunganantaranyabersifatarbitreratausemaunya, hubungannyaberdasarkankonvensi (perjanjian) masyarakat • dalamsemiotikartibahasasebagaisistemtandatingkatpertamaitudisebut meaning (arti). Karyasastraitujugamerupakansistemtanda yang berdasarkankonvensimasyarakat (sastra). • Jadiartisastramerupakanartidariarti (meaning of meaning). Untukmembedakandariartibahasaartisastraitudisebtmakna (significance).

  48. Sastrabersifatsemiotikadalahusahamenganalisiskaryasastra, di sinisajakkhususnya, sebagaisuatusistemtanda-tandadansistemtanda-tandadanmenentukankonvensi-konvensiapa yang memungkinkankaryasastramempunyaimakna. Satuan-satuanberfungsisastraadalahalur, setting, penokohan, satuan-satuanbunyi, kelompok kata, kalimat (gayabahasa), satuan visual sepertitipografi, enjambement, satuanbaris (bait), dansebagainya

  49. 3. LatarBelakangSejarahdanSosialBudayaSastra Menurutteoristrukturalismemurni, karyasastraharuslahdianalisisstrukturinstrinsiknyasaja. Analisisstrukturalmurnitidakmenghubungkanunsur-unsurstrukturdengansesuatu yang berda di luarstrukturnyakarenamaknasetiapunsurkaryasastraituhanyaditentukanolehjalinannyadenganunsurlainnyadalamstrukturitusendiri. Sebuahkaryasastratidaklahirdalamkekosongankaryasastra, tidaklepasdarihubungandengankarya-karyasebelumnya.

  50. Jadianalisisstrukturalmurnimempunyaikeberatan-keberatan, yaitudiantaranyamengasingkankaryasastradarikerangkakesejahrahannyadanlatarbelakangsosialbudayanya. Untukmendapatkanmaknasajaksecarasepenuhnya, makaanalisissajaktidakdapatdilepaskandarikerangkasejarahsastranya. Jadiuntukmendapatkanmaknateks yang sepenuhnya, latarbelakangsosial-budayadalamkaryasastra (sajak) yang dianalisisharuslahdiberipertimbangan

More Related