1 / 1

Koperasi Sambal Hendaklah manusia yang punya nurani, akal sehat, dan rasa terima kasih.

Koperasi Sambal Hendaklah manusia yang punya nurani, akal sehat, dan rasa terima kasih.

thane
Télécharger la présentation

Koperasi Sambal Hendaklah manusia yang punya nurani, akal sehat, dan rasa terima kasih.

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Koperasi Sambal Hendaklah manusia yang punya nurani, akal sehat, dan rasa terima kasih. Setiap kali makan nasi dengan sambal, mengucap syukur kepada Tuhan yang telah berkenan menciptakan hamba-hamba yang Ia perkenankan untuk memiliki kreativitas menciptakan fenomena kebudayaan yang bernama sambal. Bagi yang beragama Islam, saya anjurkan agar setiap lidah dan mulutmu ngeses-ngeses karena nikmatnya sambal, hendaklah diam-diam membaca alfatihah untuk memohonkan surga bagi para pencipta kreativitas sambal. Mohon dimengerti bahwa salah satu faktor sangat penting dalam perikehidupan rakyat negeri kita adalah sambal, sehingga kalau ada peraturan pemerintah yang berani-berani melarang eksistensi sambal, haqqul yuqin ‘ainul yaqin akan terjadi revolusi dahsyat yang tidak akan bisa dikendalikan oleh pemerintah dan tentara sekuat apa pun. Dulu nenek moyangmu nomaden, mengembarai hutan-hutan dan memakan apa saja yang ditemukan. Tapi ketika salah seorang berjumpa dengan tanaman lombok kemudian mengambil satu biji buahnya dan memakannya, ia merasa sedang mengunyah setan, panas api neraka menjilat lidahnya, sehingga ia keluarkan lagi dari mulutnya, ia muntahkan sambil mengutuk-ngutuk buah iblis yang laknat itu. Beberapa abad kemudian nenek moyangmu mulai bertempat tinggal, mulai berkenalan dengan naluri koperasi antara alam dan akalnya, koperasi antara benda-benda serta dirinya sendiri dengan pekerjaan berpikir. Ketika masyarakat petani nenek moyangmu itu tak sengaja makanan nasinya kemasukan lombok, tiba-tiba ia mengalami perasaan yang aneh, unik namun nikmat di lidahnya. Kemudian ia berpikir, mengajak keluarga dan tetangga-tetangganya meneliti kembali apa gerangan yang membuat makanan menjadi sedap, mereka melihat kembali lombok dan pelan-pelan menemukan maknanya. Berabad-abad kemudian terwujudlah teknologi dan budaya sambal, hasil koperasi antara tiga ayat Tuhan: yakni ayat yang berupa manusia alias kita ini sendiri, kemudian ayat yang berwujud alam semesta dengan segala keragamannya, dan terakhir ayat yang berupa informasi ilmu, pengetahuan, keharusan berpikir, mengolah pertemuan-pertemuan antara apa saja dalam kehidupan. Tetapi sampai hari tetap saja ada manusia yang lebih bodoh dari lombok, lebih tolol dari terasi, lebih pokok dari garam, serta lebih dungu dari bawang. Lombok berguna dan mengalami kejayaannya dalam hidupnya karena lombok bersedia berkoperasi dengan bawang, terasi, dan garam. Lombok tidak akan dibeli di pasar, kalau ia bikin peraturan bahwa lombok punya prinsip kemandirian, kepribadiannya independen, tidak butuh bekerja sama dengan garam, terasi, bawang, atau apa pun lainnya. Kalau ada diantara engkau yang berideologi seperti lombok ini, maka dengan segala kerendahan hati aku persilahkan untuk mati hari ini juga. Oleh: Emha Ainun Najib Sri-Edi Swasono, Bung Hatta Bapak Kedaulatan Rakyat, Yayasan Hatta, 2002

More Related