1 / 36

TANAH – TANAH UTAMA DI INDONESIA

TANAH – TANAH UTAMA DI INDONESIA. Klasifikasi Tanah. Tujuan Klasifikasi Tanah ; Mengorganisasi pengetahuan tentang tanah Mengetah u i hubungan antara tanah yang satu dengan yang lain Memudahkan mengingat sifat-sifat tanah Mengelompokkan tanah untuk tujuan-tujuan praktis, misalnya ;

thuong
Télécharger la présentation

TANAH – TANAH UTAMA DI INDONESIA

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. TANAH – TANAH UTAMA DI INDONESIA

  2. Klasifikasi Tanah Tujuan Klasifikasi Tanah ; • Mengorganisasi pengetahuan tentang tanah • Mengetahui hubungan antara tanah yang satu dengan yang lain • Memudahkan mengingat sifat-sifat tanah • Mengelompokkan tanah untuk tujuan-tujuan praktis, misalnya ; • Memperkirakan sifat atau karakteristik tanah • Menentukan lahan-lahan yang suai tani (arable land) • Memperkirakan produktivitas lahan • Membantu pengumpulan pengetahuan tanah pada masa lalu dan yang baru pada masa kini

  3. Sistem Klasifikasi Tanah yang Berkembang di Indonesia • Soil Taxonomy : USDA (United State of Department Agriculture) • FAO – UNESCO • PPT Bogor (Pusat Penelitian Tanah)

  4. SISTEM KLASIFIKASI SOIL TAXONOMY USDA Taksonomi Tanah terdiri dari 6 kategori dengan sifat-sifat pembeda, mulai dari kategori tertinggi ke kategori terendah

  5. 6 Kategori ;

  6. Contoh Penamaan

  7. SISTEM KLASIFIKASI FAO - UNESCO Ada 2 kategori yaitu : • Kategori pertama(= Major Soil group) mirip great group (Soil TaxonomyUSDA) • Kategori kedua(= soil unit) mirip sub group (Soil Taxonomy USDA) • Kategori yang lebih tinggi maupun yang lebih rendah tidak dikembangkan  lebih tepat sebagai suatu sistem satuan tanah dari pada suatu sistem klasifikasi tanah, karena tidak disertai dengan pembagian kategori yang lebih terperinci

  8. SISTEM KLASIFIKASI PPT BOGOR • Oleh Dudal – Soepraptoharjo (1957) • Modifikasi dan tambahan dari berbagai sistem klasifikasi sebelumnya

  9. 6 Kategori ;

  10. Contoh penamaan dari golongan ke seri ;

  11. JENIS-JENIS TANAH UTAMA DI INDONESIA :PPT -- FAO UNESCO -- SOIL TAXONOMYUSDA

  12. JENIS TANAH (PPT)

  13. JENIS TANAH (PPT)

  14. Latosol – Nitosol / Ferralsol – Ultisol / Oxisol (PPT) (FAO) (Soil Taxonomy) • Tanah dengan tingkat pelapukan lanjut, sangat tercuci, batas-batas horison baur • kandungan mineral primer dan unsur hara rendah • pH rendah : 4,5 – 5,5 • Kandungan bahan organik rendah • Struktur remah, stabilitas agregat tinggi, akumulasi seskuioksida akibat pencucian silika • Warna tanah merah, coklat kemerahan, coklat, coklat kekuningan atau kuning tergantung dari bahan induk, umur, iklim, dan ketinggian • Umumnya berkembang dari bahan induk vulkanik berupa tufa ataupun batuan beku • ketinggian tempat 0 – 900 m dpl • Iklim tropika basah, curah hujan 2.500 – 7.000 mm/tahun

  15. Andosol -- Andosol -- Andisol • Tanah berwarna hitam atau coklat tua • Struktur remah, tekstur sedang, porous, licin (smeary) bila dipirid • Kandungan bahan organik tinggi • pH 4,5 – 6,0 • Tanah dibawahnya berwarna coklat sampai coklat kekuningan • Lapisan bawah sering ditemukan pemadasan lemah dan sedikit akumulasi liat • Bahan induk adalah bahan volkanik yang tidak padu (unconsilidated) • Ketinggian 0 – 3.000 m dpl, umumnya di daerah yang tinggi • Ditemukan pada iklim yang sama dengan Latosol, tetapi umumnya pada iklim dingin dan curah hujan tinggi

  16. Podsolik Merah Kuning -- Acrisol -- Ultisol • Tanah sangat tercuci, lapisan atas berwarna abu-abu muda sampai kekuningan • Lapisan bawah merah atau kuning, terdapat akumulasi liat sehingga tekstur berat • Struktur gumpal, permeabilitas rendah, stabilitas agregat rendah, bahan organik rendah, kejenuhan basa rendah, pH rendah 4,2 – 4,8 • Horison eluviasi tidak selalu jelas • Bahan induk adalah batuan endapan bersilika, napal, batu pasir dan batu liat • Ketinggian tempat 50 – 350 m dpl • Iklim tropika basah dengan curah hujan 2.500 – 3.500 mm/tahun

  17. Mediteran Merah Kuning -- Luvisol -- Alfisol • Tanah sangat lapuk • Tekstur berat, kadang-kadang lekat, struktur gumpal • Bahan organik rendah • Nisbah silika : seskuioksida (SiO2 : R2O3) relatif tinggi • pH agak masam sampai sedikit alkalis ; 6,0 – 7,5 • Kejenuhan basa sedang – tinggi ( > 50%) • Kadang – kadang mengandung konkresi kapur dan besi • Bahan induk batu kapur, batu pasir berkapur, atau bahan volkanik • Ketinggian tempat 0 – 400 m dpl • Iklim tropika basah dengan bulan kering nyata, curah hujan 800 – 2.500mm/tahun

  18. Grumusol – Vertisol – Vertisol • Warna tanah kelabu tua sampai hitam • Kandungan bahan organik relatif rendah • Kondisi kering timbul retak-retak cukupdalam • Lapisan bawah berwarna abu-abu, kekuningan, atau kebiru-biruan tergantung keadaan drainase dan bahan induk • Tekstur liat berat ; keras bila kering dan lekat bila basah • pH tanah netral sampai alkalis, kadang – kadang ditemukan konkresi kapur • Kadang –kadang juga ada yang ber-pH masam • Bahan induk ; mergel (marl), napal (shale) berkapur, batu kapur berliat (argilaceus), endapan aluvial tua dan bahan volkanik • Ketinggian tempat dari 0 – 200 m dpl. • Iklim tropika sampai sub tropika, curah hujan 800 – 2.000 mm/tahun

  19. Podsol – Podsol – Spodosol • Tanah dengan lapisan bahan organik kasar tinggi, di atas lapisan berpasir yang sangat tercuci dan berwarna kelabu pucat • Di bawah lapisan berpasir adalah horison berwarna coklat tua sampai kemerahan, yang merupakan horison iluviasi oksida besi dan bahan organik, atau hanya bahan organik • Bahan induk ; endapan bersilika seperti pasir, lempung berpasir, batu pasir, atau tufa volkanik masam • Iklim dan ketinggian beraneka, di Indonesia pada ketinggian 0 – 2.000 m dpl dengan curah hujan 2.500 – 3.500 mm/tahun

  20. Regosol – Regosol – Entisol / Inceptisol • Tanah berasal dari bahan lepas (bukan bahan aluvium / endapan banjir) • Tekstur tanah kasar • Perkembangan profil masih lemah (Soil Taxonomy = Inceptisol) atau bahkan belum mengalami perkembangan profil sama sekali (Soil Taxonomy = Entisol), karena tanah mengalami erosi atau bahan induk masih muda • Bahan induk ; abu volkan, mergel dan bukit pasir pantai • Iklim dan ketinggian tempat beraneka ragam

  21. Litosol – Litosol – Entisol • Tanah dangkal diatas batuan keras • Perkembangan profil belum ada, umumnya karena akibat erosi yang kuat • Bahan induk, iklim dan ketinggian tempat beraneka ragam • Pada umumnya di daerah dengan topografi lereng curam

  22. Aluvial – Fluvisol – Entisol / Inceptisol • Dataran banjir • Endapan aluvial atau koluvial muda atau agak muda • Perkembangan profil masih lemah (Soil Taxonomy = Inceptisol) atau bahkan belum mengalami perkembangan profil sama sekali (Soil Taxonomy = Entisol), karena bahan induk masih muda • Sifat tanah beraneka ragam tergantung bahan asal yang diendapkan • Penyebaran tanah tidak dipengaruhi oleh iklim dan ketinggian tempat

  23. Tanah Organik / Organosol – Histosol – Histosol • Terdiri dari lapisan gambut (bahan organik) yang relatif tebal • Di bawahnya horison tanah mineral yang mengalami gleisasi • Selalu jenuh air sepanjang tahun • Reaksi tanah masam – netral, di Indonesia umumnya masam • Di daerah rawa-rawa yang terus menerus tergenang, atau daerah lebih tinggi namun drainasenya sangat buruk dan curah hujan tinggi

  24. Lihat Peta

  25. Lihat Peta

  26. Lihat Peta

  27. Lihat Peta

  28. Lihat Peta

  29. TERIMAKASIH

More Related