1 / 35

Manajemen Resiko pada Perusahaan Asuransi

Manajemen Resiko pada Perusahaan Asuransi. Dipresentasikan oleh : Arki Rifazka – 2012930008 Lativa – 2012930023 Turah Handayani – 2012930041 Yulia Rosa Dewi - 2012930042. Studi Kasus: PT. Asuransi Ekspor Indonesia (BUMN). Latar belakang Masalah.

Télécharger la présentation

Manajemen Resiko pada Perusahaan Asuransi

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Manajemen Resiko pada Perusahaan Asuransi Dipresentasikanoleh: ArkiRifazka – 2012930008 Lativa – 2012930023 TurahHandayani – 2012930041 Yulia Rosa Dewi - 2012930042 Studi Kasus: PT. Asuransi Ekspor Indonesia (BUMN)

  2. Latar belakang Masalah • Perusahaan Asuransi menerima pemindahan risiko dari tertanggung • Pemerintah belum menetapkan pedoman pelaksanaan manajemen risiko di industri asuransi. • Belum adanya perlindungan berupa peraturan pemerintah membuat penerapan manajemen risiko di perusahaan asuransi menjadi terkendala • Selalu ada faktor ketidakpastian dalam bisnis

  3. Ruang Lingkup • Pengelolaan resiko yang terdapat di perusahaan asuransi, dalam hal ini di PT.Asuransi Ekspor Indonesia

  4. Identifikasi Masalah • Tidak adanya peraturan pemerintah atas panduan dan perlindungan manajemen resiko di industri asuransi • Sebagian besar Perusahaan Asuransi belum mempunyai pedoman, kebijakan, atau prosedur manajemen risiko secara formal dan komprehensif. • Penerapan manajemen risiko di perusahaan asuransi menjadi terkendala

  5. Tujuan Penelitian • Pemakalah mampu mendeskripsikan penerapan manajemen resiko di PT.Asuransi Ekspor Indonesia • Pemakalah mengetahui apa saja tahapan implementasi manajemen resiko di Industri Asuransi • Pemakalah dapat memetakan alur proses manajemen resiko di PT.Asuransi Ekspor Indonesia

  6. Metodologi • Pengamatan di lapangan • Pencarian referensi di internet • Wawancara kepada karyawan ASEI • Wawancara kepada nasabah ASEI

  7. Pengertian Manajemen Resiko • Manajemen risiko adalah suatu proses mengidentifikasi, mengukur risiko, serta membentuk strategi untuk mengelolanya melalui sumber daya yang tersedia • Manajemen resiko adalah proses pengukuran atau penilaian resiko serta pengembangan strategi pengelolaannya • Manajemen Resiko merupakan kegiatan manajemen yang dilakukan pada tingkatan tingkat pimpinan pelaksana

  8. Tujuan Manajemen Resiko • Tujuan sebelum terjadinya peril • penanggulangan kemungkinan kerugian dengan cara ekonomis >> program keselamatan, besarnya premi asuransi, dst • penanggulangan risiko dilakukan untuk memenuhi kewajiban yang berasal dari pihak ketiga/pihak luar perusahaan >> Safety tools

  9. Tujuan Manajemen Resiko (2) • Tujuan sesudah terjadinya peril • Penyelamatan operasi perusahaan >> operasi sebagian • Mencari upaya agar opersional perusahaan tetap berlanjut • Mengupayakan pendapatan perusahaan tetap mengalir walau sudah terkena peril

  10. Fungsi Pokok Manrisk • Menemukankerugianpotensial • Kerusakanfisik, kehilanganpendapatan • Kerugianakibattuntutanhukum, ketidakjujurankaryawan • MengevaluasiKerugianPotensial • evaluasidanpenilaianterhadapsemuakerugianpotensial yang dihadapiolehperusahaan. • Memperkirakanfrekuensiterjadinyakerugiandan potential lost daritiap-tiapkerugian • Memilihcaraatauteknik-teknik yang tepatgunamenanggulangikerugian

  11. ManajemenResikoPT.AsuransiEkspor Indonesia Studi Kasus dan Pembahasan

  12. Profil ASEI • Berdiri pada tahun 1985 • ASEI bergerak di bidang asuransi dan jaminan untuk mendukung pengembangan ekspor non-migas nasional • berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 1983

  13. Tinjauan Manajemen Resiko ASEI • ASEI sangat rentan terhadap risiko • Pengelolaan resiko di dalam aktivitas bisnis ASEI juga menganut prinsip kehati–hatian, komprehensif; dan • selalu berupaya untuk meminimalisir ketidakpastian

  14. Perencanaan MANRISK • Diawali dengan Komitmen Top Management ASEI • Top level management ASEI telah menerapkan good corporate governance sebagai pondasi

  15. Implementasi GCG di ASEI • Transparansi >> Keterbukaandalammelaksanakan proses pengambilankeputusan • Kemandirian>> Keadaandimanaperusahaandikelolasecara professional tanpabenturankepentingan • Akuntabilitas>> Kejelasanfungsi, pelaksanaandanpertanggungjawabanorganisasi • Pertanggungjawaban>> Kesesuaiandidalampengelolaanperusahaanterhadapperaturan • Kewajaran (fairness) >> Keadilandankesetaraandidalammemenuhihak-hakstakeholder

  16. ISO 9001:2000 • Untuk memperkuat pelaksanaan GCG di ASEI dan menguatkan fondasi penerapan Manajemen Resiko di perusahaan, Manajemen menerapkan standarisasi internasional dengan ISO 9000:2000 • Pelayanan menggunakan standard operation procedure yang berstandar internasional sekaligus untuk kepentingan pengendalian organisasi serta manajemen risiko.

  17. Implementasi MANRISK - ASEI • Sejumlah langkah perlu dilakukan agar implementasi sistem manajemen risiko dapat berjalan secara efektif pada sebuah organisasi. • TAHAP 1: Dukungan dari senior manajemen • Dukungan aktif yang berkesinambungan dari Pimpinan Eksekutif • Seorang senior eksekutif manajer perlu memberikan dukungan kepada para pekerja untuk berinisiatif melaksanakan manajemen risiko. • Semua senior eksekutif sebaiknya memberikan dukungan penuh.

  18. Implementasi • TAHAP 2: Pengembangankebijakanorganisasi • Pengembangandandokumentasikebijakanperusahaansertakerangkaberfikiruntukmengelolarisiko, • berisiinformasi-informasiseperti: • Obyektifitaskebijakandandasarberfikiruntukmengelolarisiko; • Hubunganantarakebijakandanstrategiorganisasi/ rencanaperusahaan; • Batasanataujangkauandariisu-isu yang adadidalamsebuahkebijakan; • Pimpinandiharapkandapatmenjaditeladan; • Pembagiantanggungjawabdalampengelolaanrisiko;

  19. Implementasi • TAHAP 3: Komunikasi Peraturan • Meningkatkan kesadaran akan manajemen risiko. • Mengkomunikasikan sampai tingkat terendah diorganisasi tentang manajemen risiko dan peraturan organisasi. • Merekrut ahli manajemen risiko, contohnya konsultan. • Mengembangkan keahlian sampai staf terendah dengan pendidikan dan pelatihan. • Menjamin terciptanya pelaksanaan sistem penghargaan dan sanksi.

  20. Implementasi • TAHAP 4: ManajemenRisikoPada Tingkat Organisasi

  21. Alur Proses Manajemen Resiko • Penetapan Ruang Lingkup >>Menetapkan strategi, kebijakan organisasi dan ruang lingkup manajemen risiko yang akan dilakukan. • Identifikasi risiko >> Mengidentifikasi organisasi dan konteks manajemen risiko. Yaitu mempelajari bentuk organisasi dan mengidentifikasikan konteks manajemen resiko yang terkait • Analisis risiko >> Dilakukan dengan menentukan tingkatan probabilitas dan konsekuensi yang akan terjadi. Kemudian ditentukan tingkatan risiko yang ada dengan mengalikan kedua variabel tersebut (probabilitas X konsekuensi). • Evaluasi risiko >> Membandingkan tingkat risiko yang ada dengan kriteria standar

  22. Alur Proses Manajemen Resiko • Pengendalian risiko >> Melakukan penurunan derajat probabilitas dan konsekuensi yang ada dengan menggunakan berbagai alternatif metode, bisa dengan transfer risiko, dan lain-lain. • Monitor dan Review >> Monitor dan review terhadap hasil sistem manajemen risiko yang dilakukan serta mengidentifikasi perubahan-perubahan yang perlu dilakukan. • Komunikasi dan konsultasi >> Komunikasi dan konsultasi dengan pengambil keputusan internal dan eksternal untuk tindak lanjut dari hasil manajemen risiko yang dilakukan • Peningkatan kesadaran >>Strategi peningkatan kesadaran dengan metode pelatihan dan pendidikan.

  23. Implementasi • TAHAP 5: Pengendalian Risiko • Pengendalian risiko melalui rencana kegiatan program dan tingkatan tim. Pada tahap ini perlu dilakukan pengembangan sebuah program untuk pengendalian risiko di masing-masing bagian maupun area organisasi. • TAHAP 6: Monitoring dan Telaah Ulang • Pengembangan dan pelaksanaan setiap tahapan manajemen risiko perlu dipantau untuk menjamin terciptanya optimalisasi manajemen risiko.

  24. Strategi Kerjasama • Di era perdagangan global saat ini, kerjasama tidak lagi sebatas di dalam negeri.. • Jaringan kerjasama yang dibangun oleh ASEI yaitu: • Credit Information Agencies • Lembaga Reasuransi • Export Credit Agencies • Berne Union >> Asosiasi • Kerjasama Sesama BUMN • Lawyer • Technical Assistance

  25. Analisis Resiko pada Produk ASEI • Export Credit Insurance (ECI) >> untuk memberikan perlindungan kepada eksportir terhadap kemungkinan kerugian akibat tidak diterimanya pelunasan pembayaran dari importir/ bank penerbit L/C. • Risiko yang Ditanggung ASEI pada Asuransi Ekspor • Risiko Komersial >> Importir pailit (bangkrut), cidera janji, menolak menerima barang • Risiko Politik >> Larangan transfer, Pembatasan quota impor, Pencabutan izin usaha impor, Perang atau tindakan permusuhan lainnya

  26. Skema ECI

  27. Surety Bond • Suatu perjanjian tertulis (Perjanjian tambahan) antara Perusahaan Asuransi (Surety) dan Principal • untuk menjamin kepentingan pihak Pemilik Proyek (Obligee), bahwa Penerima Pekerjaan (Principal) akan memenuhi kewajibannya sesuai dengan perjanjian pokok (Kontrak) yang dibuat antara Principal dan Obligee.

  28. Jenis Suretyship • Bid/ Tender Bond, >> Merupakanjaminan yang digunakanuntukmengikuti tender sebagaisalahsatupersyaratandokumenpenawaran • Performance Bond >> Merupakanjaminanataskesanggupan Principal untukmelaksanakan / menyelesaikanperkerjaansesuaidengankontrakkerja yang telahditetapkan. • Advance Payment Bond >> Merupakanjaminan yang digunakanpadasaat Principal mengambilUangMuka yang disediakanObligeeuntukmemulaipekerjaannya • Maintenance Bond >> Merupakanjaminandari Surety terhadappemeliharaanatashasilpekerjaan yang diselesaikanoleh Principal sampaibataswaktu yang telahditetapkandalamkontrak. • JaminanTurunanLainnyaTerkaitDenganKontrakInduk

  29. Contoh Advanced Payment Bond

  30. Contoh Jaminan Pelaksanaan

  31. Kesimpulan • Penerapan Manajemen resiko di ASEI yang mengarah pada prinsip pengelolaan secara komprehensif sudah dilaksanakan dari tingkat top level management hingga ke pelaksana di lapangan. • Komitmen Manajemen ASEI dalam mengawal perencanaan Manajemen Resiko dibuktikan dengan penerapan prinsip good corporate governance pada struktur organisasi ASEI.

  32. Kesimpulan • Tahapan implementasi manajemen resiko ASEI dimulai dari; (i) dukungan senior leader; (ii) Pengembangan kebijakan organisasi; (iii) Sosialisasi; (iv) penerapan alur manajemen resiko pada tingkat organisasi; (v) Pengendalian Risiko; (v) Monitoring dan Telaah Ulang • Alur Proses Manajemen Resiko secara garis besar dimulai dari Penetapan Ruang Lingkup; Identifikasi risiko; Analisis risiko; Evaluasi risiko; Pengendalian risiko; Monitor dan Review; Komunikasi dan konsultasi; dan Peningkatan kesadaran

  33. Saran • Dengan adanya contoh kasus diatas membuktikan bahwa manajemen resiko tidak sekedar pelengkap dalam industry asuransi. • Manajemen Resiko memiliki peranan yang krusial dalam mengantisipasi segala resiko, baik itu dengan prosedur reasuransi; pengetatan prosedur; atau bahkan dengan membangun kerjasama strategis. • Intinya, Manajemen Resiko mempunyai peran yang sangat penting. Diharapkan perusahaan asuransi bisa menerapkan prinsip-prinsip manajemen resiko secara komprehensif dengan kehati-hatian.

  34. Daftar Pustaka • Bramantyo Djohanputro, Manajemen Risiko Korporat Terintegrasi, PPM, Jakarta 2004 • Soeisno Djojosoedarsono, “Prinisp-prinsip Manajemen Risiko, Penerbit Salemba Empat Jakarta 1999. • Husein Umar, “Manajemen Risiko Bisnis, Gramedia Jakarta 1998 • http://eprints.undip.ac.id/18410/1/Niniek_Herawati.pdf • http://asei.co.id

  35. Terima Kasih

More Related