1 / 26

PEMULIAAN TANAMAN MEMBIAK VEGETATIF

PEMULIAAN TANAMAN MEMBIAK VEGETATIF. Reproduksi aseksual meliputi semua cara perbanyakan tanaman yang mana pembentukan gamet secara normal dan penyerbukan tidak memegang peranan.

zada
Télécharger la présentation

PEMULIAAN TANAMAN MEMBIAK VEGETATIF

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. PEMULIAAN TANAMAN MEMBIAK VEGETATIF

  2. Reproduksi aseksual meliputi semua cara perbanyakan tanaman yang mana pembentukan gamet secara normal dan penyerbukan tidak memegang peranan. • Tidak adanya reproduksi seksual bahan tanam yang diperbanyak secara aseksual mengandung komposisi genetik yang sama dengan tanaman induknya. • Klon yang berasal dari tanaman induk dapat dipastikan memiliki komposisi genetik identik dengan tanaman induknya

  3. Tanaman superior diseleksi dan diperbanyak secara vegetatif • Perbanyakan secara vegetatif tanaman keturunan dapat digunakan untuk mengembangkan varietas yang stabil, tanpa mengalami kemunduran akibat perubahan kombinasi gen

  4. Prosedur pemuliaan • Pembentukan materi seleksi dilakukan melalui persilangan (terkontrol atau terbuka) • Pada jenis yang sulit berbunga diperlakukan dengan rangsangan (fernalisasi,fotoperiodisitas, stres air, penyambungan, pemupukan, pengajiran, ZPT dsb). • Persilangan dilakukan pada saat yang tepat (tergantung dari spesies) • Biji hasil persilangan akan mengalami segregasi pada F1 jika tetuanya heterosigot

  5. Biji hasil persilangan disemaikan. • Tanaman dari masing-masing set persilangan ditanam dalam satu populasi. • Seleksi dilakukan secara individu • Individu terpilih diperbanyak secara klonal. • Klon-klon terpilih ditanam kembali untuk seleksi lebih lanjut. • Dilakukan uji pendahuluan dan uji lanjut. • Dilepas sebagai varietas baru

  6. PEMULIAAN UBIKAYU DAN UBIJALAR Tujuan pemuliaan ubikayu • Berpotensi hasil dan indek panen tinggi • Dapat dipanen awal • Toleran terhadap hama penyakit penting • Kandungan pati tinggi • Bentuk perakaran baik • Bercabang lambat • Mempunyai adaptasi luas

  7. Tujuan pemuliaan ubijalar • Peningkatan potensi hasil (rata-rata per hektar masih rendah) • Peningkatan ketahanan terhadap hama boleng (Cylas formicarius) • Peningkatan ketahanan terhadap penyakit kudis (scab) • Peningkatan kualitas hasil (kadar pati, protein, beta karoten, antosianin, dsb).

  8. Pelaksanaan • Pemilihan tetua dengan kriteria sifat unggul yang diinginkan (potensi hasil tinggi, kandungan protein, antosianin, tahan serangan penyakit atau hama) • Persilangan (terkontrol atau terbuka) • Persemaian biji hasil persilangan, dipisahkan berdasarkan set persilangannya. • Seleksi individu tanaman hasil persilangan berdasarkan kriteria yang dikehendaki • Perbanyak individu terpilih secara klonal

  9. Uji baris tunggal klon-klon terpilih • Pilih klon-klon dari baris tunggal yang unggul dan seragam (keragaman rendah) • Perbanyak secara klonal untuk bahan seleksi lebih lanjut • Uji secara petak tunggal klon terpilih dari uji baris tunggal • Pilih klon-klon dari petak tunggal yang unggul dan seragam (keragaman rendah) • Perbanyak secara klonal untuk bahan seleksi lebih lanjut

  10. Uji pendahuluan dalam satu lokasi secara berulangan • Pilih klon-klon dari uji pendahuluan yang unggul dan seragam (keragaman rendah) • Perbanyak secara klonal untuk bahan uji lebih lanjut • Uji multilokasi untuk memilih klon harapan

  11. Prosedur seleksi Ubikayu (CIAT) • Tahun pertama : Penanaman biji F1( single plant) • Tahun kedua : Generasi pertama klon terseleksi (single row) • Tahun ketiga : Pengamatan sifat (single plot) • Tahun keempat : Uji pendahuluan • Tahun kelima : Uji daya hasil tahun pertama • Tahun keenam : Uji daya hasil tahun kedua • Pada setiap generasi seleksi diadakan evaluasi, makin lanjut generasinya makin bertambah karakter yang dievaluasi

  12. Prosedur seleksi ubijalar • Tahun pertama : seleksi berdasarkan tanaman tunggal (intensitas 5 – 10%) • Tahun kedua : seleksi berdasarkan petak tunggal (intensitas 2 – 4 %). • Tahun ketiga : Pengujian berdasarkan petak berulangan di satu lokasi. • Tahun keempat sampai keenam : pengujian di multi lokasi Individu-individu terpilih dalam seleksi harus memenuhi kriteria : hasil ubi yang dipasarkan > 800 g/tan, bentuk ubi baik (tidak bergelombang), indek panen >0,5, kadar bahan kering tinggi, dan kualitas baik

  13. Pemuliaan tanaman tebu Orientasi pemuliaan tanaman tebu (Lamadji, 1986) • Peningkatan daya hasil gula dan kepastian hasil panen per satuan luas • Peningkatan terhadap ketahanan hama dan penyakit • Toleransi terhadap lingkungan rawan • Varietas-varietas yang tidak memerlukan saat panenan yang pasti • Varietas dengan sifat khusus untuk daerah-daerah tertentu

  14. Permasalahan : • Kecilnya penangkaran bibit dari satu generasi ke generasi lainya • Sifat-sifat penting yang bernilai komersial dikontrol oleh sejumlah/banyak gen yang mempunyai pengaruh minor • Besarnya interaksi antara gentotipe x lingkungan • Besarnya pengaruh kompetisi antar varietas yang berdekatan

  15. Prinsip pemuliaan tebu : • Penggunaan jumlah semai yang besar dengan keragaman genetik yang luas • Pengujian varietas di berbagai tempat yang berbeda keadaan ekologisnya • Pemanfaatan data keprasan untuk seleksi varietas

  16. Prosedur Persilangan Persemaian Seleksi Tahap I Seleksi saat tanaman umur 6 bln Seleksi saat tanaman umur 7 bln Rancangan simple lattice design Seleksi Tahap II Seleksi saat tanaman umur 9 bln Rancangan simple lattice design Seleksi Tahap III Yield trial pertama Rancangan triple lattice design Seleksi Tahap IV Rancangan RBD Rancangan TLD/RBD Sreening Jenis Tahap I PC Sreening Jenis Tahap II PC Sreening Jenis Tahap I R1 Sreening Jenis Tahap III PC Sreening Jenis Tahap I R2 Sreening Jenis Tahap II R1

  17. Pemuliaan tanaman kentang Masalah : • Sulit mendapatkan ubi bulat dan mata dangkal, karena dikendalikan oleh gen-gen resesif • Dalam persilangan kentang komersial komersial dibutuhkan paling sedikit 10.000 – 100.000 semaian, sedangkan persilangan kentang komersial x kentang lain dibutuhkan paling sedikit 100.000 semaian untuk mendapatkan varietas baru ayng unggul. • Dalam melakukan seleksi untuk produksi dsn kuslitsd tidak dapat dilakukan saat ubinya masih kecil

  18. Bagan seleksi tanaman kentang xxxxx xxxxx xxxxxx xxxxxx xxxxxx xxx xx xxxxxxxx xxx xxxx xxxx xx xxxxxxxxxxx xxxxxxx xxxxx xxx xxxxx Stok awal Tahun 1 Tahun II Tahun III A A A A B B B Tahun IV Tahun V C Lembaga Petani Seleksi dilakukan baik di lapang maupun di gudang

  19. CONTOH KEGIATAN PEMULIAAN UBIJALAR UNTUK MENGHASILKAN KLON YANG BERPOTENSI HASIL DAN KANDUNGAN ANTOSIANIN TINGGI • Antosianin adalah senyawa flavonoid dan berfungsi sebagai antioksidan. • Peran antioksidan bagi kesehatan adalah mencegah penyakit hati, kanker, stroke, esensial bagi fungsi otak dan mengurangi pengaruh penuaan otak • Klon yang telah dilepas kadar antosininnya rendah

  20. PERSILANGAN ANTARA KLON JEPANG-1 (KANDUNGAN ANTOSIANIN TINGGI) DENGAN KLON 73-6/2 (POTENSI HASIL TINGGI) Klon 73-6/2 Klon JEPANG-1

  21. JEPANG-1 X 73-6/2 PERSEMAIAN HASIL PERSILANGAN

  22. TANAMAN INDIVIDU HASIL PERSILANGAN UNTUK SELEKSI AWAL

  23. RAGAM UBI HASIL SELEKSI INDIVIDU

  24. UJI DAYA HASIL DALAM SATU LOKASI SECARA BERULANGAN

  25. UJI DAYA HASIL LANJUTAN DALAM BEBERAPA LOKASI BATU KARANGANYAR BLITAR

  26. KLON TERPILIH DARI HASIL UJI MULTI LOKASI DAPAT DIAJUKAN MENJADI KLON/VARIETAS BARU

More Related