1 / 58

PERFORMA SEKTOR PERTANIAN, DIVERSITAS, DAN KETIDAKPASTIAN

PERFORMA SEKTOR PERTANIAN, DIVERSITAS, DAN KETIDAKPASTIAN. Raditya Nugraha (286681) Nicko Febrianto ( 282676) Proborini ( 282887) Syarifudin Zuhdi (288824) Frengki Parama Putra (283749) Fuat Wahyu Prabowo (282599). Background.

zody
Télécharger la présentation

PERFORMA SEKTOR PERTANIAN, DIVERSITAS, DAN KETIDAKPASTIAN

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. PERFORMA SEKTOR PERTANIAN, DIVERSITAS, DAN KETIDAKPASTIAN Raditya Nugraha (286681) Nicko Febrianto (282676) Proborini (282887) Syarifudin Zuhdi (288824) Frengki Parama Putra (283749) Fuat Wahyu Prabowo (282599)

  2. Background Pertumbuhan penduduk seperti deret ukur, sedangkan pertumbuhan makanan seperti deret hitung (Malthus, 1798) Permasalahan: • Meningkatnya kelangkaan sumberdaya • Resiko perubahan iklim yang tidak menentu • Tingginya harga energi • Permintaan atas biofuel • Kekhawatiran atas kecepatan proses teknikal yang berimplikasi terhadap performa sektor pertanian

  3. Outline • Productivity growth in developing countries drove agriculture’s global success • Developing countries have ledagricultural growth • Better technology and better policyhave been major sources of growth • Growth across regions andcountries has been uneven • Differences in performancereflect different underlyingconditions • Both agroecological conditions andmarket access matter • Opportunities for a newagriculture throughdiversification • The horticulture revolution • The livestock andaquaculture revolutions • Diversifying through export markets • Biofuels—a revolution • In the making?

  4. Outline (cont’d) • Future perspectives:confronting challengesand rising uncertainties • A “business as usual” scenario • Looming land constraints • Acute water scarcity • Uncertain effects of climate change • High energy prices: pressure on food • Prices from two sides • Will science deliver? • The bottom line: a more • Uncertain future? • A growing divide among regions? • Conclusion—a continuing production challenge • Biofuels: the promise and the risks

  5. Productivity Growth in Developing Countries Drove Agriculture’s Global Success Raditya Nugraha

  6. Productivity Growth inDeveloping Countries DroveAgriculture’s Global Success Dari 1980-2004, pertumbuhan GDP di sektor pertanian meningkat 2%, sedangkan pertumbuhan penduduk hanya meningkat 1,6%. Peningkatan produktivitas menyebabkan harga riil padi-padian di pasar dunia turun 1,8% tiap tahunnya.

  7. Developing Countries Have LedAgricultural Growth Pertumbuhan sektor pertanian di negara berkembang lebih cepat dibanding negara industri (2,6% per tahun berbanding 0,9% per tahun) pada rentang waktu 1980-2004.

  8. Better Technology and Better PolicyHave Been Major Sources of Growth Penggunaan teknologi pada irigasi, peningkatan varietas benih, dan penggunaan fertilisasi menjadi kunci utama pertumbuhan sektor pertanian.

  9. Growth Across Regions and Countries has been Uneven Stagnation in Sub-Saharan African Growth in agricultural GDP per agricultural population Sub-Saharan Afrika masih memiliki tingkat perbandingan yang rendah pada produktivitas di sektor pertanian.

  10. Differences in Performance Reflect Different Underlying Conditions Nicko Febrianto

  11. Differences in Performance Reflect Different Underlying Conditions • The different performances of countries and regions in part reflect the huge diversity of agricultural production systems, such as; • Agro climatic potential • Population density • Infrastructure. • etc.

  12. Rain Fed • Two-thirds (1.8 billion) of the developing world’s rural population lives in areas with favorable agro ecological potential—that is, irrigated areas. • But one-third (820 million people) live in less favored rain fed regions, characterized by frequent moisture stress that limits agricultural production. • Although these less-favored areas account for 54 percent of the agricultural area, they produce only 30 percent of the total value of agricultural production. • Latin America, the Middle East and North Africa, and Sub-Saharan Africa all have fairly high shares of rural population in these moisture-stressed areas.

  13. Market Access • In developing countries 16 percent of the rural population (439 million people) lives in areas with poor market access. • About half the agricultural area in these remote regions has good agricultural potential. • In Sub-Saharan Africa and the Middle East and North Africa, the percentage of rural population with poor market access is more than 30 percent. • In South Asia, only 5 percent live in remote areas, and 17 percent in East Asia and the Pacific.

  14. Favored Regions • Favored regions are those that are irrigated or have good rainfall and have medium to high access to markets. • Sixty percent of the rural population live in these areas. • Almost two-thirds of the Sub-Saharan rural population are in less-favored areas with either or both low agricultural potential or poor market access, compared with only 25 percent for South Asia. • Of course, many additional elements of less-favored areas should also be considered, including the fragility of the natural resource base (Chapter 8) and social conditions.

  15. Favored Regions • For much of Sub-Saharan Africa, poor market access is almost as important a constraint (34 percent) as rainfall (45 percent). • In Ethiopia, 68 percent of the rural population lives in medium- to high rainfall areas, but on average 10 km from the nearest road and 18 km from the nearest public transport.

  16. Farming Systems and Strategies • These distinctions determine the choice of farming systems and strategies. • In Ethiopia a disproportionate share of vegetable production is in high access areas (63 percent of production), while cereals are concentrated in less favored areas, whether defined by rainfall or by market access. • These characteristics are not immutable, investments can convert less-favored areas with low rainfall or poor roads into high potential areas. • Beyond infrastructure, agricultural investments in new varieties to improve yield stability and in natural resource management can be effective in less favored areas (chapter 8). • Over the long term, investments in human and social capital to enhance income diversification and out-migration may be the best option for many areas (chapter 9).

  17. Center Pivot Irrigation Libyan pivot irrigation at Al KHufrah Oasis

  18. Libya's Pivot Irrigation in the Sahara Proves Money Can Do Anything • In a country like Libya, where more than 95% of the country consists of the near-waterless Sahara. • This type of agriculture is not cheap, and is only possible by being able to tap underground fossil water deposits from a large underground aquifer. • Each circular plot is about 1 km in diameter, and is able to grow a number of different crops include grains, fruits and vegetables, and crops for animal fodder.

  19. Pivot Irrigation

  20. Pivot irrigation in Jordan

  21. Opportunities for a new agriculture through diversification Proborini

  22. Peluang bagiPertanian Baru melalui Diversifikasi • Petani yang beradadi daerah potensi pertanian yang baik dan dengan aksespasar yang baik-sekitar 60 persen dari penduduk pedesaan di duniaberkembang-memiliki kesempatan yang bagusdi pasar baru. • Denganmendiversifikasikeproduk yang memilikinilaitinggi, merekadapatmengimbangipenurunanhargaprodukpadi-padiandaneksportradisional.

  23. Perubahan polamakankonsumen- yang dipicuoleh pertumbuhan pendapatan yang cepat dan meningkatnya urbanisasi. Sudahcukupkuatuntukmenggerakkandiversifikasi. • Terutamadi negara-negara yang mengalami transformasi dan urban, pola makanmulaimeninggalkanpadi-padian, akar-akaran, umbi-umbian, dankacang-kacanganuntukberalihpadaberbagaiprodukpeternakan, minyak sayur, buah-buahan, dan sayuran .

  24. Revolusi hortikultura • Buah-buahan dan sayuran merupakansalah satu pasar pertanian yang tumbuh paling pesatdi negara-negara berkembang. • Dengan peningkatan produksi sebesar 3,6 persen per tahun untuk buah-buahan dan sayuran 5,5 persen untuk selama 1980-2004.Selama periode ini, 58 persen dari peningkatan produksi hortikultura seluruh dunia berasal dari China , 38 persen dari semua negara-negara berkembang lainnya, dan 4 persen sisanya dari negara-negara maju.

  25. Revolusiholtikulturameningkatkanpendapatandanmembukalapangankerja.Revolusiholtikulturameningkatkanpendapatandanmembukalapangankerja. • Holtikulturajugadapatmenyebabkanmasalah yang besarbagilingkungan: holtikulturamengambilbagiansebesar 28 persendaripenggunaanpestisida global. • Revolusi hortikultura, tidakseperti revolusi hijau, terutamadigerakkanolehsektorswastadanpasar.

  26. Revolusipeternakandan budidaya • Revolusi peternakan dan budidaya telah terkenal di negara-negara yang mengalami transformasi dan urban di Asia dan Amerika Latin. • Lebih dari 90 persen dari produksi perikanan budidaya terjadi di negara berkembang, dan China sendiri menyumbang 67 persen dari produksi global.

  27. Akuakultur dapat memberikan sumber kehidupan yang penting bagi masyarakat miskin pedesaan, menghasilkan pendapatan melalui penjualan langsung produk dan pekerjaan dalam produksi ikan dan jasa, terutama dalam pengolahan. • metode produksi intensif dan konsentrasi pertumbuhan hewan di dekat daerah perkotaan dan pinggir kota dari negara-negara berkembang dapat meningkatkan polusi limbah dan kejadian penyakit seperti tuberkulosis dan flu burung

  28. Diversifikasi melaluipasar ekspor Produk bernilai tinggi juga membuat bagian yang berkembang pesat dari perdagangan internasional produk pertanian.

  29. Bahan bakar-bio sebuah revolusi yang sedangberproses? • Didasarkanatasjagung, gula, ketelapohon, kelapa sawit, dan tanaman lainnya, bahan bakar-bio menawarkan pasar yang punyapotensibesarbagiparaprodusenpertanian. • Beberapa negara secara agresif mendorong produksibahanbakar-bio sementaraharga minyak duniameningkat dan kekhawatiran atas katahananenergidan lingkunganmeningkat.

  30. Namun, keadaanperekonomiandewasaini, isu-isulingkungan, sertaprospekteknologialternatifdanpanganmembuatmasadepanpertumbuhanbahanbakar-bio sangattidakpasti.

  31. Future perspectives:confronting challengesand rising uncertainties Syarifudien Zuhdi FrenkyParama Putra

  32. Big Question • Dapatkah agricultural and food system memenuhi kemungkinan permintaan makanan untuk 25 atau 50 tahun mendatang? • Dapatkah agricultural and food system mengakomodasi urbanisasi yang pesat dan perubahan pola makan? • Dapatkah agricultural and food system melakukan hal ini dengan cara yang berkelanjutan dan ramah lingkungan? • Apakah ketidakpastian utama yang mungkin membahayakan keberhasilan agricultural and food system?

  33. A “business as usual” Scenario • FAO dan IFPRI (International Food Policy Research Institute) • Proyeksi dibuat secara wajar, dipengaruhi kondisi yang berlaku. • Assume no major changes in policies (suchas trade) • Policy responses to marketconditions (such as increased investmentin R&D induced by higher prices). • Global food consumption will increase more slowly in the future. • An overall slowing of population growth to 1 percent a year. • The medium to high levels of food consumption per capita already attained in some highly populous developing countries

  34. IFPRI Models • Growth in Cereal (rice, wheat, maize) consumption will slow from 1.9percent annually in 1969 to 1999 to 1.3percent a year from 2000 to 2030; • Growthin meat consumption will also slow from2.9 percent a year to 1.7 percent annually • Asumsi yang mendasari proyeksi ini menunjukkan bahwa kendala pasokan untuk tanah, air, dan energi, variabilitas iklim meningkat dan perubahan iklim, dan tingkat investasi yang rendah dalam penelitian menimbulkan tantangan berat dalam memenuhi kebutuhan pangan di masa depan.

  35. Looming land constraints • Agriculturegrew by bringing more land under cultivation,driven by population growth andexpanding markets • Di Asia kelangkaan lahan pertanian menjadi senmakin parah, urbanisasi ikut mengurangi jumlah lahan pertanian

  36. Acute water scarcity • Pertanianmenggunakan 85% air tawar di negaraberkembang, danirigasipertanianmenyumbangsekitar 40% darinilaiproduksipertanian di dunia. • Tanpairigasi, peningkatanhasildanoutput, populasidanproduksipangan yang stabiltidakakanmungkinterjadi.

  37. High Energy Prices: Pressure on FoodPrices from Two Sides • Meskipun ada ketidakpastian yang cukuptentang harga energi masa depan, ada sedikitmeragukan bahwa harga energi akan lebih tinggidibandingkan 20 tahun terakhir dan bahwa ini akanmeningkatkan biaya produksi pertanian,menempatkan tekanan ke atas pada harga pangan. • Di sisi permintaan, ketidakpastian terbesaradalah laju ekspansi biofuel (bio energi) menggunakan bahan baku pertanian dalam menanggapiharga energi yang tinggi.

  38. High Energy Prices: Pressure on FoodPrices from Two Sides (cont’d) • Denganpertumbuhansumberdayayangsemakinlangka, produksimakanan di masayang akandatangbergantungbanyakterhadapkenaikanhasilpanendanproduktivitasternak. • Prospekterhadapkemajuanteknologimemilikidampakpositifdan negative yang dapatmenaikkanketidakpastian.

  39. Uncertain Effects Of Climate Change • Pemanasan global merupakan salah satu hal terbesardenganmasalahketidakpastian pada pertanian. • Jika emisiterus pada tingkat saat ini, rata-rata globalsuhu kemungkinan akan naik 2°C - 3°Cselama 50 tahun ke depan, dengan implikasiuntuk curah hujan, frekuensi danintensitasperistiwa cuaca yang ekstrim.

  40. The Bottom Line: a MoreUncertain Future? • Trenketidakpastiandi masa yang akandatang dapat ditekan jika beberapaterjadihasil yang merugikan. • Harga energi yang tinggi dikombinasikan denganproduksi bioenergi lebihbanyakdari tanaman pangan dapat menyebabkan kenaikan besar harga tanaman pangan melalui efek pada kedua penawaran danpermintaan. • Pemanasan global bisa terjadi lebih cepat dari yang diharapkan dan menambah kekurangan air, memukul pertanian irigasi dengan hasil yang lebih rendah dan meningkatkan risiko dalam pertanian tadah hujan.

  41. A Growing Divide Among Regions? • Perbedaan dalam kinerja pertanian antar negara-negara yang diproyeksikan untuk bertahandan bahkan memperdalam kegiatanpertaniannyatersebutterutama antara negaraberbasispertaniandan sisanya. • Bersama dengan sumber daya pertanian miskin dan ketergantungan yang tinggiterhadappertanian dalam negeri, risiko rawanan pangan di negara-negara yang terisolirseperti Burundi, Ethiopia, dan Niger sangat akan meningkat kecuali upaya besar yang dipasang untuk mengintensifkan produksi pada lahan yang ada.

  42. Conclusion: a continuing production challenge Fuat Wahyu Prabowo

More Related