1 / 33

Overview Rehabilitasi Lahan Tambang

Overview Rehabilitasi Lahan Tambang. Bostang Radjagukguk Pusat Kajian Rehabilitasi Lahan Tambang Fakultas Pertanian UGM Bulaksumur, Yogyakarta 55281 E-mail: pkrlt@ugm.ac.id. WAJAH PERTAMBANGAN. Pentingnya: - Devisa - Energi dan Bahan Baku - Lapangan Kerja Dampaknya:

avery
Télécharger la présentation

Overview Rehabilitasi Lahan Tambang

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Overview Rehabilitasi Lahan Tambang Bostang Radjagukguk Pusat Kajian Rehabilitasi Lahan Tambang Fakultas Pertanian UGM Bulaksumur, Yogyakarta 55281 E-mail: pkrlt@ugm.ac.id

  2. WAJAH PERTAMBANGAN • Pentingnya: - Devisa - Energi dan Bahan Baku - Lapangan Kerja • Dampaknya: - Lingkungan: on-site & off-site - Sosial

  3. Pertambangan di Indonesia • Bijih (ore),batubara, non-logam & konstruksi • Minyak bumi dan gas alam • Perusahaan aktif: 96 (1995) 186 (2005) • Luas konsesi: 1,336 juta ha (0,7% daratan) 1995 • Luas lahan yang dibuka: 1995: 36743 ha (0.019% luas daratan) 2005: 57704 ha (0.029% luas daratan) • Luas lahan yang sudah direklamasi: 1995: 5577 ha (27% dari yang dibuka) 2005: 20827 ha (36% dari yang dibuka) • Dampak lingkungan dan dampak sosial semakin menonjol & terekspos

  4. Tabel 1a. Data pertambangan di Indonesia tahun 1995

  5. Tabel 1b. Data pertambangan di Indonesia tahun 1995

  6. Rehabilitasi Lahan Bekas Tambang di Indonesia • Rata-rata hanya 27% lahan bekas penambangan + areal penimbunan limbah yang direvegetasi (data 1995) • Sangat bervariasi antar tambang • Kemungkinan penyebab: - Sains dan teknologi rehabilitasi untuk kondisi Indonesia - Membutuhkan pengintegrasian teknologi (rekonstruksi lansekap, ameliorasi limbah, revegetasi) - Peraturan dan penegakannya (enforcement)

  7. Tabel 1c. Data pertambangan di Indonesia tahun 1995

  8. Ciri Kegiatan Penambangan • Mengusik permukaan lahan • Menghasilkan bahan sisa (waste) dalam volume amat besar (spoils & tailings) • Melepas asam, substansi beracun, sedimen -- tanah dan perairan • Usianya terbatas (<5 thn sampai >50 thn)

  9. Tahap Kegiatan Penambangan • Eksplorasi • Pengembangan • Ekstraksi • Pengayaan (pemekatan) • Pemrosesan lanjutan (pemrosesan metalurgi; pemurnian) • Penutupan tambang (mine closure)

  10. Dampak Penambangan Terhadap Lingkungan • Penambangan di permukaan (surface mining) dan penambangan bawah tanah (underground mining) • Usikan terhadap muka lahan, bahan sisa dan pencemar • Masing-masing tahap menghasilkan dampak terhadap lahan, air dan udara • Keluasan dan kegawatan dampak bergantung pada: - Bahan yang ditambang - Metode penambangan dan pemrosesan

  11. Dampak Lingkungan Selama Penambangan • Tambang bawah tanah (underground mining) SUBSIDENSI • Penambangan di permukaan (surface mining) EFEK ON-SITE EFEK OFF-SITE

  12. Dampak Lingkungan Pemrosesan Mineral • Penumpukan limbah padat dan cair di lahan • Kontaminasi air permukaan dan bawah permukaan • Penurunan kwalitas udara akibat emisi partikel dan gas • Kontaminasi lahan oleh debu tambang

  13. Penambangan Tanah, Batu dan Pasir • Perusakan bentuk muka lahan meluas cepat • Penambangan tanah umumnya di lahan pertanian  subsoil berkesuburan rendah • Penambangan pasir dan batu tidak berdampak pada harkat lahan: tidak ada spoils dan tailings (tidak ada efek off-site)

  14. Penambangan Pasir Besi • Tidak berdampak pada harkat lahan (tidak bernilai pertanian) • Cerih berupa pasir kasar  menimbuni lahan sekitar  berdampak buruk

  15. Penambangan Bijih (Ore ) dan Batubara • Berdampak relatif berat - Merusak bentuk muka lahan secara besar-besaran - Penimbunan lahan sekitar dengan spoil dan tailings - Acid drainage, substansi toksik, sedimentasi - Pemakaian lahan : dampak ruang - Ragam dampak pada lahan : waterlogging, erosi, harkat lahan, biomassa & biodiversitas, temperatur, evaporasi, pH tanah, logam berat, estetika

  16. Penutupan dan Rehabilitasi • RESTORASI : Pengembalian ke kondisi, konstitusi, komposisi semula (asli) • REKLAMASI : Pengembalian atau konversi ke kondisi yang bermanfaat tertentu bagi manusia (mis. lahan pertanian) • REHABILITASI : Pengembalian ke fungsi semula atau ke kondisi yang lebih baik untuk fungsi tertentu (pencegahan erosi, konservasi air, habitat flora, fauna & satwa liar)

  17. Penggunaan Lahan Pasca Tambang • Potensi ekologi lingkungan pasca tambang - Iklim - Topografi - Hidrologi - Sifat-sifat medium pertumbuhan • Kebutuhan masyarakat

  18. Tipe Penggunaan Lahan Pasca Tambang • Kembali ke vegetasi asli (satwa, rekreasi) • Introduksi rumput pakan ternak • Lahan pertanian • Pembangunan hutan • Pemukiman dan industri • Budidaya akuatik

  19. Unsur-unsur Pokok dalam Program Rehabilitasi • Desain rekonstruksi lansekap • Penanganan tanah dan overburden secara selektif • Pembangunan vegetasi

  20. Kendala Pemulihan • Iklim • Topografi • Hidrologi • Sifat-sifat fisika bahan • Sifat-sifat kimia bahan • Sifat-sifat mikrobiologi bahan

  21. Kriteria Keberhasilan Rehabilitasi (Ewel, 1987) • Sustainability • Invasibility • Productivity • Nutrient retention • Biotic Interactions

  22. Parameter/Indikator • Erodibilitas/Erosi • Retensi hara • Kandungan pencemar di sungai & perairan • Biomassa mikrobia • Keragaman hayati • Produktivitas biomassa • Produktivitas pertanian (tanaman)

  23. Kesimpulan • Penutupan tambang (mine closure) <5 sampai >50 tahun • Peraturan mempersyaratkan situs tambang harus direhabilitasi • Tidak hanya terfokus pada kerusakan permukaan lahan (on-site), juga off-site • Buangan tambang dan cerih dapat mempersulit proses rehabilitasi

  24. Sifat-sifat kimia tanah yang penting: - pH terlalu rendah atau terlalu tinggi - defisiensi hara - substansi-substansi toksik (mis. logam) • Boleh jadi diperlukan perlakuan pendahuluan terhadap buangan tambang dan perlakuan lanjutan (penambahan tanah/topsoil) • Vegetasi harus dipilih sesuai tujuan rehabilitasi • Tahapan: 1. Rekonstruksi lansekap 2. Penanganan tanah & overburden 3. Pembangunan vegetasi

  25. Pusat Kajian Rehabilitasi Lahan Tambang (PKRLT) • Visi: - PKRLT yang kuat, profesional, pendekatan multidisipliner, nasional & internasional • Misi: - Mengembangkan, menyediakan, mentransfer solusi ilmiah untuk menciptakan perubahan- perubahan yang positif dalam pengembangan lahan

  26. Tujuan • Meningkatkan pemahaman tentang proses-proses yang menyumbang pada bentukan lahan yang stabil dan ekosistem yang berkelanjutan dalam rehabilitasi lahan bekas tambang • Menyumbang pada pengembangan strategi pengelolaan untuk memulihkan dan mempertahankan kesuburan fisika, kimia dan biologi lahan bekas tambang • Melalui penerapan disiplin yang sesuai, menyumbang pada rehabilitasi dan pengelolaan lahan terusik lainnya

  27. Kegiatan • Penelitian Penelitian dasar dan terapan, bekerjasama dengan industri, pemerintah dan luar negeri • Pendidikan Mata ajaran & penelitian S1 dan pasca sarjana • Pelatihan Kursus-kursus singkat berorientasi praktek • Konsultansi Advis untuk industri dan masyarakat

  28. Kerjasama Luar Negeri • CLR (Centre for Land Rehabilitation), University of Western Australia, Perth, Australia • ACMER (Australian Centre for Mining Environmental Research), Brisbane, Australia

  29. Struktur Organisasi

More Related