1 / 15

Sengsara Membawa Nikmat Karya Tulis Sutan Sati

Sengsara Membawa Nikmat Karya Tulis Sutan Sati. Oleh Gita Ayu Ediana Bahasa B. Tema. Kesabaran seseorang dalam menghadapi penderitaan. Tokoh. Midun adalah seorang pemuda berbudi, sopan, taat pada agama, serta penyabar.

guang
Télécharger la présentation

Sengsara Membawa Nikmat Karya Tulis Sutan Sati

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Sengsara Membawa NikmatKarya Tulis Sutan Sati Oleh Gita Ayu Ediana Bahasa B

  2. Tema Kesabaran seseorang dalam menghadapi penderitaan

  3. Tokoh • Midun adalah seorang pemuda berbudi, sopan, taat pada agama, serta penyabar. • Kacak adalah seorang pemuda yang mempunyai sifat dan tingkah laku kurang baik. Dia angkuh, kasar, serta suka berfoya-foya. • Tuanku Laras adalah seorang Kepala Kampung yang sangat kaya. Dia sangat ditakuti dan disegani di kampungnya. • Haji Abbas adalah seorang penghulu dan guru ngaji sera guru silat. • Maun adalah seorang pemuda berbudi, sopan, serta taat kepada agama. Dia sahabat kental Midun.

  4. Halimah adalah seorang gadis yatim. Dia tinggal dengan ayah tirinya yang kaya raya. Dia termasuk perempuan berbudi dan taat pada agama. Pak Karto adalah seorang sipir penjara tempat Midun sewaktu dipenjara di Padang. Dia mempunyai hati yang baik. Syekh Abdullah Al-Hadramut adalah saudagar kaya keturunan arab. Hatinya kurang baik. Dia terkenal sebagai seorang rentenir. Tuan Hoofdcommissaris adalah seorang kompeni dengan jabatan sebagai kepala Komisaris. Dia mempunyai hati yang baik. Manjau adalah pemuda baik-baik, adik kandung Midun.

  5. Latar • Padang ( Minangkabau ) • Medan • Bogor • Padang • Tanjung Priok

  6. Amanat • Bersabarlah dalam menjalani kehidupan karena tak ada kehidupan yang tanpa ujian atau cobaan, dan percayalah bahwa dibalik ujian atau cobaan yang datang pasti ada hikmahnya. • Pandai-pandailah mengemudikan hawa nafsu. Hawa nafsu tak ada batasnya dan hawa nafsu ini kerap kali menjerumuskan orang pada lembah kesengsaraan.

  7. Sudut Pandang Sudut pandang dalam novel Sengsara Membawa Nikmat yatu sudut pandang serba tahu. Dalam tipe ini tentunya pengarang akan bertindak serba tahu. Pengarang mengetahui watak, keadaan, sikap hidup, dan sebagainya dari semua yang ada. Pengarang benar-benar berperan sebagai seorang dalang yang menciptakan bahkan menentukan segala yang ada. Pengarang tidak hanya tahu ciri-ciri lahir maupun isi hati semua tokoh dalam cerita yang dikarangnya,tetapi juga tahu nasib yang akan dialami tokoh-tokoh itu.

  8. Gaya Penulisan Dalam penulisan Novel Sengsara Membawa Nikmat ini pengarang lebih banyak menggunakan bahasa Melayu yang tidak lain yakni bahasa yang digunakan oleh masyarakat Minangkabau.

  9. Alur Seorang pemuda bernama Kacak, karena merasa mamaknya adalah seorang Kepala Desa, ia selalu bertingkah angkuh dan sombong. Dia suka ingin menang sendiri dan tidak senang melihat orang lain bahagia atau yang melebihi dirinya sehingga Kacak kurang disukai orang-orang di kampungnya. Beda dengan Midun, walaupun anak orang miskin, namun sangat disukai oleh orang-orang kampungnya. Midun mempunyai perangai yang baik, sopan, taat agama, ramah serta pintar silat. Midun tidak sombong seperti Kacak. Karena Midun sangat disukai banyak orang, maka Kacak begitu iri dan dengki pada Midun. Sering dia mencari kesempatan untuk mencelakakan Midun. Dia sering mencari gara-gara agar Midun marah padanya. Midun selalu menghindar ketika diajak Kacak untuk berkelahi.Midun bukan takut kalah berkelahi dengan Kacak, tapi karena dia tidak senang berkelahi saja. Ilmu silat yang dia miliki dari hasil belajarnya pada Haji Abbas bukan untuk dipergunakan berkelahi dan mencari musuh tapi untuk membela diri dan mencari teman.

  10. Suatu hari istri Kacak terjatuh kedalam sungai.Untung Midun berada di tempat kejadian dan ia dengan sigap menolong istri Kacak. Berkat pertolongan Midun istri Kacak selamat namun Kacak malah menuduh Midun hendak memperkosa istrinya. Kacak menantang Midun berkelahi. Dalam perkelahian, Midun yang menang. Karena kalah, Kacak semakin marah pada Midun. Kacak memfitnah Midun dan melaporkan semuanya pada Tuanku Laras. Midun mendapat hukuman dari Tuanku Laras. Midun dihukum dengan cara harus bekerja di rumah Tuanku Laras tanpa mendapat gaji. Kacak bahagia karena ditugaskan untuk mengawasi Midun selama menjalani hukuman. Kacak memanfaatkannya untuk menyiksa Midun. Hampir tiap hari Midun diperlakukan kasar. Pukulan dan tendangan Kacak tiap hari menghantam Midun. Juga segala macam-macam hinaan mampir di telinga Midun. Semua perlakuan Kacak diterima Midun dengan penuh kesabaran. Walaupun Midun telah mendapat hukuman dari mamaknya itu, namun Kacak belum puas juga. Dia tidak rela dan ikhlas jika Midun masih berada di kampung mereka,karena itu berarti masih menjadi semacam penghalang utama bagi Kacak untuk bisa berbuat seenaknya di kampung itu. Untuk itulah dia hendak melenyapkan Midun untuk selama-lamanya.

  11. Untuk melaksanakan niatnya, Kacak membayar beberapa orang pembunuh bayaran untuk melenyapkan Midun. Usaha untuk melenyapkan Midun mereka laksanakan ketika di kampung itu didakan suatu perlombaan kuda. Sewaktu Midun dan Maun sedang membeli makanan di warung kopi,orang-orang sewaan Kacak menyerang Midun dengan sebilah pisau. Untung Midun berhasil mengelak. Perkelahian tidak bisa dihindari. Maka terjadilah keributan di pacuan kuda. Perkelahian berhenti ketika polisi datang. Midun dan Maun dibawa ke kantor polisi. Setelah diperiksa, Maun dibebaskan. Sedangkan Midun dinyatakan bersalah dan wajib mendekam dalam penjara di Padang. Mendengar kabar itu betapa senangnya hati Kacak karena tak ada lagi orang yang berani menjadi penghalangnya. Selama di penjara, Midun mendapat berbagai siksaan dari para sipir penjara dan para tahanan lainnya. Para tahanan tidak lagi berani mengganggu Midun ketika suatu hari Midun mengalahkan si jago para tahanan. Suatu hari,ketika Midun sedang menyapu jalan, dia melihat seorang gadis cantik sedang duduk melamun di bawah pohon kenari. Setelah gadis itu pergi, ternyata kalung yang dikenakan si gadis jatuh di bawah pohon. Midun mengembalikan kalung itu ke rumah si gadis. Nama gadis itu Halimah. Akhirnya mereka saling jatuh hati.

  12. Setelah pertemuan itu, mereka sering bertemu. Mereka saling cerita pengalaman hidup. Halimah bercerita dia tinggal bersama ayah tiri. Dia merasa tidak bebas. Dia hendak pergi dari rumah. Dia berharap bisa tinggal bersama ayah kandungnya di Bogor. Setelah keluar dari penjara, Midun membawa lari Halimah ke Bogor. Usahanya itu dibantu Pak Karto, seorang sipir penjara yang baik hati. Ayah Halimah orangnya baik. Hampir dua bulan Midun tinggal bersama keluarga Halimah di Bogor. Midun merasa tidak enak selama tinggal bersama keluarga Halimah jika hanya tinggal makan minum saja. Dia mulai hendak mencari penghasilan. Dia kemudian pergi ke Jakarta mencari kerja. Dalam perjalanan, Midun berkenalan dengan saudagar kaya keturunan Arab. Saudagar itu bernama Syekh Abdullah Al- Hadramut. Sebenarnya dia seorang rentenir. Tanpa pikiran yang jelek-jelek, Midun mau menerima uang pinjaman Syekh. Melihat kemajuan usaha dagang yang dijalani Midun membuat Syekh iri hati. Dia menagih hutang Midun dengan jumlah yang jauh sekali dari jumlah pinjaman Midun. Tentu Midun tidak bersedia membayarnya. Rupanya Syekh menagih dengan cara lain. Dia bersedia utang Midun dianggap lunas, asal Midun menyerahkan Halimah untuk dijadikan istrinya. Tawaran Syekh membuat Midun marah besar. Karena gagal lagi, Syekh mengajukan Midun ke meja hijau. Midun diadili dengan tuntutan hutang. Dalam persidangan Midun dinyatakan bersalah. Midun masuk penjara lagi.

  13. Di hari Midun bebas, Midun jalan-jalan dulu ke pasar. Di pasar dia melihat ada keributan. Ada seorang pribumi mengamuk menyerang seorang Sinyo Belanda. Tanpa pikir panjang Midun langsung menolong Sinyo Belanda itu. Sinyo Belanda sangat berterima kasih pada Midun. Oleh Sinyo Belanda, Midun piperkenalkan kepada orang tuanya. Ternyata orang tua Sinyo Belanda adalah seorang Kepala Komisaris yang bernama Tuan Hoofdcommissaris. Sebagai ucapan terima kasih pada Midun karena telah menolong anaknya, Midun diberi pekerjaan sebagai juru tulis. Setelah mendapat pekerjaan, Midun pun melamar Halimah. Mereka menikah di Bogor. Prestasi kerja Midun begitu baik di mata pimpinannya. Midun kemudian diangkat menjadi Kepala Mantri Polisi di Tanjung Priok. Dia langsung ditugaskan menumpas para penyelundup di Medan. Selama di Medan, Midun bertemu dengan adiknya, Manjau. Manjau benyak bercerita tentang kampung halamannya. Midun begitu sedih mendengar kabar keluarganya di kampung yang hidup menderita. Oleh karena itu ketika dia pulang ke Jakarta, Midun langsung minta ditugaskan di kampung halamannya. Permintaan Midun dipenuhi pimpinannya.

  14. Kepulangan Midun ke kampung halamannya membuat Kacak sangat gelisah. Kacak waktu itu sudah menjadi penghulu di kampung mereka. Kacak menjadi gelisah sebab dia takut perbuatannya yang telah menggelapkan kas negara akan terbongkar. Dan dia yakin Midun akan berhasil membongkar perbuatan jeleknya itu. Tidak lama kemudian. Memang Kacak ditangkap. Dia terbukti telah menggelapkan uang kas negara yang ada di desa mereka. Akibatnya Kacak masuk penjara atas perbuatannya itu. Sedangkan Midun kini bisa hidup berbahagia bersama istri dan seluruh keluarganya di kampung.

  15. Terima Kasih

More Related