1 / 19

Perkawinan antara orang be rbeda agama

Perkawinan antara orang be rbeda agama. Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pengantar Ilmu Administrasi Bisnis. Fakultas ilmu administrasi Jurusan administrasi bisnis Universitas subang 2012. Di suSUN OLEH :. Rachma Waty Fazry A1B.12.0021. Pengertian Pernikahan.

hilde
Télécharger la présentation

Perkawinan antara orang be rbeda agama

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Perkawinan antara orang berbeda agama

  2. DisusunUntukMemenuhiSalahSatuTugas Mata Kuliah PengantarIlmuAdministrasiBisnis • Fakultasilmuadministrasi • Jurusanadministrasibisnis • Universitassubang • 2012

  3. Di suSUN OLEH: RachmaWatyFazry A1B.12.0021

  4. PengertianPernikahan al-’aqd Akad Etimologi Arab al-wath`u Persetubuhan Akad, perjanjiandanikatan yang menghalalkanseorangpriadanseorangwanitahidupbersamasebagaisuamiistri (Wahbah al-Zuhaili) Istilah nikahadalahakad yang sangatkuat, dalammentaatiperintah Allah yang merupakanibadah.

  5. TujuanPerkawinan Menentramkanjiwa Mewujudkan (Melestarikan)Turunan Memenuhi Kebutuhan Biologis • Latihan Memiliki Tanggung Jawab

  6. RukunNikah • Pengantinlaki-laki • Pengantinperempuan • Wali • Duaorangsaksi • Ijabdanqabul

  7. Syarat-syarat Nikah Laki-laki Perempuan Tidak dipaksa/terpaksa Tidak dalam ihram haji atau umrah Islam (apabila kawin dengan perempuan Islam) Bukan perempuan yang dalam iddah Tidak dalam ikatan perkawinan dengan orang lain Antara laki-laki dan perempuan tersebut bukan muhrim Tidak di dalam keadaan ihram haji dan umrah Bukan perempuan musyrik.

  8. Hukum Nikah Jaiz Wajib Sunnat Haram Makruh

  9. Perkawinan Antara Orang Berbeda Agama Menurut Hukum Indonesia Dalammenghadapimasyarakatkompleksbaikdalamsegibudayamaupun agama, makapentingbagipemerintahmengaturataumemayungisuatukepentinganumumdenganhukumadiantaranyamasalahpernikahan. Untukmenghindarikonflikatauketidakselarasandimasyarakat, makapemerintahmembuatperundang-undangantentangpernikahankhususnyamengenaiperbedaan agama. Diantaraperaturan-peraturanmengenaipernikahanbeda agama yang masihberlakudiantaranya:

  10. Diantaraperaturan-peraturanmengenaipernikahanbeda agama yang masihberlakudiantaranya: Buku I KitabUndang-undangHukumPerdata 1 2 UU No. 1/1974 tentangPerkawinan UU No. 7/1989 tentangPeradilan Agama 3 PP No. 9/1975 tentangPeraturanPelaksana UU No. 1/1974 4 IntruksiPresiden No. 1/1991 tentangKompilasiHukum Islam di Indonesia 5

  11. Dalammemahamiperkawinanbeda agama menurutundang-undangPerkawinanada3penafsiaran yang berbeda Penafsiranyang berpendapatbahwaperkawinanbeda agama merupakanpelanggaranterhadap UU No. 1/1974 pasal 2 ayat 1 jopasal 8 f Pertama

  12. bahwaperkawinanantar agama adalahsahdandapatdilangsungkan, karenatelahtercakupdalamperkawinancampuran, denganargumentasipadapasal 57 tentangperkawinancampuran yang menitikberatkanpadadua orang yang di Indonesia tundukpadahukum yang berlainan, yang berartipasalinimengaturperkawinanantaradua orang yang berbedakewarganegaraanjugamengaturdua orang yang berbeda agama Kedua

  13. bahwaperkawinanantar agama samasekalitidakdiaturdalam UU No. 1/1974, olehkarenaituberdasarkanpasal 66 UU No. 1/1974 makapersoalanperkawinanbeda agama dapatmerujukpadaperaturanperkawinancampuran, karenabelumdiaturdalamundang-undangperkawinan. Ketiga

  14. Perkawinan beda agama menurut islam Ada dua jenis menikah beda agama: Perempuan beragama Islam menikah dengan laki-laki non-Islam Laki-laki beragama Islam menikah dengan perempuan non-Islam

  15. Perempuan beragama Islam menikah dengan laki-laki non-Islam Hukum mengenai perempuan beragama Islam menikah dengan laki-laki non-Islam adalah jelas-jelas dilarang (haram), baik menikah dengan pria Ahli Kitab maupun dengan seorang pria musyrik. Hal ini dikhawatirkan wanita yang telah menikah dengan pria non-muslim tidak dapat menahan godaan yang akan datang kepadanya. Seperti halnya wanita tersebut tidak dapat menolak permintaan sang suami yang mungkin bertentangang dengan syariat Islam, atau wanita itu tidak dapat menahan godaan yang datang dari lingkungan suami yang tidak seiman yang mungkin cenderung lebih dominan.

  16. Laki-laki beragama Islam Menikah dengan perempuan non-Islam Haram, apabila menikah dengn wanita musyrik. “Dan janganlah kamu nikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita mukmin) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik dari orang musyrik walaupun dia menarik hatimu. Mereka mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. Dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya (perintah-perintah-Nya) kepada manusia supaya mereka mengambil pelajaran.” (Al Baqarah(2):222)

  17. Jadi, wanita muslimah dilarang atau diharamkan menikah dengan non muslim, apapun alasannya. Bisa dikatakan, jika seorang muslimah memaksakan dirinya menikah dengan laki-laki non Islam, maka akan dianggap berzina.

  18. Boleh, pabila menikah dengan wanita Ahli Kitab. “Pada hari ini dihalalkan bagimu yang baik-baik. Makanan (sembelihan) orang-orang yang diberi Al Kitab itu halal bagimu, dan makanan kamu halal pula bagi mereka. (Dan dihalalkan mengawini) wanita-wanita yang menjaga kehormatan di antara wanita-wanita yang beriman dan wanita-wanita yang menjaga kehormatan di antara orang-orang yang diberi Al Kitab sebelum kamu, bila kamu telah membayar maskawin mereka dengan maksud menikahinya, tidak dengan maksud berzina dan tidak (pula) menjadikannya gundik-gundik. Barang siapa yang kafir sesudah beriman (tidak menerima hukum-hukum Islam) maka hapuslah amalannya dan ia di hari akhirat termasuk orang-orang merugi.” (Al-Ma’idah(5):5)

  19. Sekian... TerimaKasih^.^

More Related