1 / 36

PENDIDIKAN

PEDAGOGIK SEBAGAI ILMU PENGETAHUAN

Télécharger la présentation

PENDIDIKAN

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. PEDAGOGIK SEBAGAI ILMU PENGETAHUAN oleh : Drs. IBNU UBAIDILAH, MA STKIP “BINA MUTIARA” SUKABUMI

  2. PROSES TERBENTUKNYA ILMU PENGETAHUAN A. SYARAT ILMU PENGETAHUAN MenurutKarlinaSupeliLaksonodalamFilsafatIlmuPengetahuan (Epsitomologi) padaPascasarjanaUniversitas Indonesia tahun 1998/1999, ilmupengetahuanilmiahharusmemenuhitigasyarat, yaitu: • Sistematik; yaitumerupakankesatuanteori-teori yang tersusunsebagaisuatusistem. • Objektif; ataudikatakan pula sebagaiintersubjektif, yaituteoritersebutterbukauntukditelitiolehorang lain/ahli lain, sehinggahasilpenelitianbersifat universal. • Dapatdipertanggungjawabkan; yaitumengandungkebenaran yang bersifat universal, dengankata lain dapatditerimaolehorang-orang lain/ahli-ahli lain.

  3. Pengetahuanakanmenjadiilmuapabilamemenuhisyarat-syaratberikutyaitu : 1. Logis, sesuaidengankaidahilmupengetahuan yang diakuikebenarannya. 2. Objektif, sesuaidenganobjek yang dikajidandidukungolehfaktaempiris. 3. Metodik, pengetahuandiperolehdengancara-caratertentu yang teratur, dirancang, diamati, danterkontrol. 4. Sistematik, berartibahwapengetahuantersebutdisusundalamsuatusistem yang satudenganlainnyasalingberkaitandansalingmenjelaskansehinggamerupakansuatukesatuan yang utuh. 5. Universal, pengetahuanberlakuuntuksiapasajadandimanasajadengantatacaradanvariabeleksperimentasi yang samadanhasil yang diperolehsamajugadankonsisten. 6. Kumulatif, khasanahilmupengetahuanselalubertambahdenganhadirnyailmupengetahuanbaru.

  4. B. MetodePenelitianIlmiah MetodologiIlmiahAlam • Metodeilmiahmerupakansuatuprosedur yang mencakupberbagaitindakanpikiran, polakerja, carateknis, dantatalangkahuntukmemperolehpengetahuanbaruataumengembangkanpengetahuan yang telahada. Perkembanganilmusekaranginidilakukandalamujudeksperimen. Eksperimentasiilmukealamanmampumenjangkauobjekpotensi-potensialam yang semulasulitdiamati • Padaumumnyametodologi yang digunakandalamilmukealamandisebutsiklus-empirik. Inimenunjukkanpadaduahal yang pokok, yaitusiklus yang mengandaikanadanyasuatukegiatan yang dilaksanakanberulang-ulang, danempirikmenunjukkanpadasifatbahan yang diselidiki, yaituhal-hal yang dalamtingkatanpertamadapatdiregistrasisecaraindrawi. • Metodesiklus-empirikmencakup lima tahapan yang disebutobservasi, induksi, deduksi, eksperimen, danevaluasi. Sifatilmiahnyaterletakpadakelangsunganproses yang runutdarisegenaptahapanprosedurilmiahtersebut, meskipunpadaprakteknyatahap-tahapkerjatersebutsering kali dilakukansecarabersamaan (Soeprapto, 2003).

  5. MetodeilmiahIlmuSosial Padadasarnyametodepenelitianilmiahuntukilmu-ilmusosialdapatdibedakanmenjadiduagolonganpendekatan, yaitu: (1) pendekatankuantitatif; (2) pendekatankualitatif. • PendekatanKuantitatifLandasanberpikirdaripendekatankuantitatifadalahfilsafatpositivisme yang dikembangkanpertama kali oleh Emile Durkheim (1964). Pandangandarifilsafatpositivismeiniyaitubahwatindakan-tindakanmanusiaterwujuddalamgejala-gejalasosial yang disebutfakta-faktasosial. Fakta-faktasosialtersebutharusdipelajarisecaraobjektif, yaitudenganmemandangnyasebagaibenda, sepertibendadalamilmupengetahuanalam.Caranyadenganmelakukanobservasiataumengamatisesuatufaktasosial, untukmelihatkecenderungan-kecenderungannya, menghubungkandenganfakta-faktasosiallainnya, dengandemikiankecenderungan-kecenderungansuatufaktasosialtersebutdapatdiidentifikasi. Penggunaan data kuantitatifdiperlukandalamanalisa yang dapatdipertanggungjawabkankesahihannyademitercapainyaketepatan data danketepatanpenggunaan model hubunganvariabelbebasdanvariabeltergantung

  6. OBJEKTIVITAS Untukmenjagaobjektivitasmetodeilmiahdalamilmu-ilmusosialberlakuprinsip-prinsipsebagaiberikut: • Ilmuwanharusmendekatisasarankajiannyadenganpenuhkeraguandanskeptis. • Ilmuwanharusobjektifyaitumembebaskandirinyadarisikap, keinginan, kecenderunganuntukmenolak, ataumenyukai data yang dikumpulkan. • Ilmuwanharusbersikapnetral, yaitudalammelakukanpenilaianterhadaphasil

  7. PendekatanKualitatifLandasanberpikirdalampendekatankualitatifadalahpemikiran Max Weber (1997) yang menyatakanbahwapokokpenelitiansosiologibukanhanyagejala-gejalasosial, tetapijugadanterutamamakna-makna yang terdapatdibaliktindakan-tindakanperorangan yang mendorongterwujudnyagejala-gejalasosialtersebut. Olehkarenaitu, metode yang utamadalamsosiologidari Max Weber adalahVerstehenataupemahaman (jadibukanErklarenataupenjelasan). Agar dapatmemahamimakna yang adadalamsuatugejalasosial, makaseorangpenelitiharusdapatberperansebagaipelaku yang ditelitinya, danharusdapatmemahamiparapelaku yang ditelitinya agar dapatmencapaitingkatpemahaman yang sempurnamengenaimakna-makna yang terwujuddalamgejala-gejalasosial yang diamatinya

  8. PedagogikSebagaiIlmuPengetahuan • Pendidikanmerupakanaktivitas yang didasarkanpadaidedanpemikirantentangtindakanmendidiksebagaimanadiinginkan. • Ilmumendidikmerupakanilmu yang bukanhanyabersifatmurni, danbukantindakan yang tanpadasar, tetapimerupakanilmu yang diarahkankepadasuatutindakantertentu. • Ilmumendidikataupedagogikadalahilmupraksis, yaitusesuatu yang terintegrasiantarakonsep-konsepilmiahberdasarkankajianlogikadankajianbagaimanamenerapkanidedanprinsipdidalamtindakanatauperbuatanmendidik. • Tindakanatauperbuatanmendidik yang didasarkanpadateoridankonseptertentudisebutpedagogi, sedangkanilmumendidik yang didasarkanpadahasilkajianilmiahtertentudisebutpedagogik.

  9. LandasanPedagogik Landasanilmuberkenaandengantitiktolakataugagasan-gagasan yang dijadikansebagaisandaranatautempatberpijakparailmuandalamkegiatanilmiahnyadanbergunabagiperkembanganpemikiranselanjutnyadalammemahamifenomenabaikfenomenaalammaupunfenomenasosial. Gagasantempatberpijaktersebuttidak lain adalahpendirianataupandanganhidupilmuantersebut. Titik tolak yang menjadilandasanilmubiasanyabersumberdarialiranfilsafattertentu, karenafilsafatmerupakanindukilmupengetahuan(mother of science). Olehkarenaitulandasanilmuterdalamtidak lain adalahfilsafat.

  10. Status KeilmuandariPedagogik Denganmengacukepadatigapersyaratan (kriteria) keilmuansebagaimanatelahdikemukakanterdahulu, yaituberkenaandenganobjekstudinya, metodestudinya, dansifatsistematisdarihasilstudinya. 1.    ObjekStudiPedagogik Dapatdirumuskanbahwaobjekstudiilmumeliputibebagaihalsebatas yang dapatdialamimanusia.Objekstudiilmudibedakanmenjadi: a.  Objek Material adalahsesuatu yang dipelajariolehsuatuilmudalamwujudmaterinya. b.  Objek Formal adalahsuatubentuk yang khasatauspesifikdariobjek material yang dipelajariolehsuatuilmu. Objek formal pedagogik, menurut M.J. Langveldadalahsituasipendidikanatausituasipedagogiks. Situasipendidikanadalahkegiatanmendidik yang terjadidalampergaulanantaraorangdewasa (pendidikan) denganorangbelumdewasa (anakdidik), dengankewajibannyapendidikmembantuanakdidik agar mencapaikedewasaannya.

  11. 2.  MetodeStudi (Penelitian) Semuadisiplinilmudalammempelajariobjekstuditentumenggunakanmetodeilmiah,demikian pula pedagogik. Dalamrangkaoperasinya,metodeilmiahdijabarkankedalammetodepenilitianilmiah.Adapunmetodeilmiahtersebutdibedakanmenjadiduajenisyaitu: a.    MetodePenelitianKualitatif b.    MetodePenelitianKuantitatif

  12. Pedagogik merupakan ilmu empiris, rohaniah, normatif, dan praktis • Empiris   maksudnya ilmu pendidikan objeknya dijumpai di dunia pengalaman. Menurut Langeveld dan Driyakarya objek pedagogi  adalah fenomena pendidikan, sedangkan Jusuf Djajadisastra dan Sutarja berpendapat bahwa objek ilmu pendidikan itu adalah tindakan pendidikan. Jadi dari dua pendapat tersebut dapat  disimpulkan bahwa segala yang terjadi dalam proses pendidikan (dilihat, dirasakan,  dihayati, dan dieskpresikan) merupakan objek dari ilmu pendidikan.  Contoh, seorang guru mengajarkan bahwa setiap akan melakukan suatu kegiatan diawali dengan doa. Maka dalam kegiatan sehari-hari guru harus selalu membiasakan para siswanya untuk selalu berdoa sebelum memulai suatu pekerjaan, misalnya setiap akan belajar diawali dengan doa bersama, setiap akan mengerjakan sesuatu siswa selalu diingatkan agar berdoa terlebih dahulu. Jadi dengan pembiasaan tersebut akan tertanam dalam diri siswa pentingnya doa sebelum memulai suatu pekerjaan.

  13. Rohaniah   maksudnya  suasana pendidikan itu didasarkan pada hasrat manusia untuk menafsirkan hakekat peserta didik secara tepat, yaitu bukan semata-mata objek alam, dan untuk tidak membiarkan peserta didik pada nasibnya menurut alam, melainkan sebanyak-banyaknya sebagai hasil kegiatan rohaniah manusia. Contoh, jika menjumpai siswa yang malas, lalai, atau tida bersemangat dalam belajar, maka guru tidak boleh membiarkan begitu saja. Guru harus dapat membimbingnya ke arah perubahan tingkah laku yang baik, misalnya dengan memberikan dorongan, nasehat, saran, dan motivasi agar ia dapat merubah sikap malasnya tersebut. Kalau hal ini berhasil dilakukan oleh guru, maka ilmu pendidikan berhasil menunjukkan  sebagai hasil kegiatan rohaniah manusia.

  14. Normatif maksudnya ilmu pendidikan didasarkan pada pemilihan antara yang benar dan yang salah, atau baik dan tidak baik untuk peserta didik dan untuk manusia pada umumnya. Contoh, dalam suatu kegiatan belajar guru meminta siswa untuk menunjuk atau melakukan sesuatu, ada beberapa siswa yang selalu menggunakan tangan kirinya dalam menunjuk dan melakukan sesuatu misalnya bersalaman, memanggil dengan melambaikan tangan kirinya, dan sebagainya. Karena hal itu dianggap kurang baik dan tidak sesuai dengan norma yang berlaku maka guru berusaha memberi penjelasan dan bimbingan terhadap siswa tersebut, sehingga mereka menyadari kekeliruan yang diperbuat dan akhirnya terbiasa menggunakan tangan kanannya dalam setiap aktifitas. Dari contoh tersebut jelas ilmu pendidikan itu didasarkan pada pemilihan yang baik dan benar untuk peserta didik. • Praktis maksudnya bukan saja menelaah objeknya untuk mengetahui betapa keadaan atau hakiki objek itu, melainkan mempelajari bagaimana seharusnya bertindak. Contoh, seorang guru agama yang mengajarkan tentang keistimewaan shalat berjamaah, sebaiknya selain mengajar secara teoritis si-guru mengajak siswanya untuk melaksanakan shalat berjamaah setiap masuknya waktu shalat, misalnya shalat berjamaah sebelum pulang. Atau paling kurang guru menganjurkan pada peserta didik agar melaksanakan shalat berjamaah setiap shalat di rumah atau di mesjid.

  15. KompetensiPedagogik • DalamkamusumumBahasa Indonesia, kompetensiadalah (kewenangan) kekuasaanuntukmenentukanataumemutuskansuatu. • Kompetensi (competence), menurut Hall dan Jones yaitupernyataan yang menggambarkanpenampilansuatukemampuantertentusecarabulat yang merupakanperbaduanantarapengetahuandankemampuan yang dapatdiamatidandiukur. • KompetensiPedagogikpadadasarnyaadalahkemampuan guru dalammengelolapembelajaranpesertadidik.

  16. Dalam UU No. 14/2005 tentang Guru danDosendijelaskanbahwakompetensimerupakanseperangkatpengetahuan, keterampilan, danperilaku yang harusdimiliki, dihayati, dandikuasaioleh guru dalammelaksanakantugasprofesinya.Kompetensitersebutmeliputi:1. Kompetensipedagogik2. Kompetensiprofesional;3. Kompetensisosial;4. Kompetensikepribadian;

  17. MenurutPeraturanPemerintahtentang Guru, bahwasanyakompetensipedagogik Guru merupakankemampuan Guru dalampengelolaanpembelajaranpesertadidik yang sekurang-kurangnyameliputi: a. Pemahamanwawasanataulandasankependidikan.Guru memilikilatarbelakangpendidikankeilmuansehinggamemilikikeahliansecaraakademikdanintelektual. Merujukpadasistempengelolaanpembelajaran yang berbasissubjek (matapelajaran). Guru seharusnyamemilikikesesuaianantaralatarbelakangkeilmuandengansubjek yang dibina. Selainitu, guru memilikipengetahuandanpengalamandalampenyelenggaraanpembelajarandikelas. Secaraotentikkeduahaltersebutdapatdibuktikandenganijazahakademikdanijazahkeahlianmengajar (aktamengajar) darilembagapendidikan yang diakreditasipemerintah.

  18. b. PemahamanterhadappesertadidikPemahamanterhadappesertadidikmerupakansalahsatukompetensipedagogik yang harusdimiliki guru. Sedikitnyaterdapatempathal yang harusdipahami guru daripesertadidiknya, yaitutingkatkecerdasan, kreativitas, cacatpisik, danperkembangankognitif.1) Tingkat kecerdasanOrang yang berjasamenemukantesintelengensipertamasekaliadalahseorangdokterberkebangsaanPerancis: Alfred Binetdanpembantunya Simon, tesinipertamasekalidiumumkanantara 1908–1911 yang diberinamaskalapengukurkecerdasan. Dengantessemacaminilahusiakecerdasanseseorangdiukur/ditentukan. Dari tesituternyatatidaktentubahwausiakecerdasantidaksamadenganusiasebenarnya. Sehinggadengandemikiankitadapatmelihatadanyaperbedaan-perbedaan I.Q (Inteligentie Quotient) padatiap-tiaporang/anak.

  19. 2) KreatifitasKreativitas bias dikembangkandenganpenciptaanprosespembelajaran yang memungkinkanpesertadidikmengembangkankreativitasnya. Secaraumum guru diharapkanmenciptakankondisi yang baik, yang memungkinkansetiappesertadidikdapatmengembangkankreativitasnya, antara lain denganteknikkerjakelompokkecil, penugasandanmensponsoripelaksanaanproyek. Anak yang kreatifbelumtentupandai, dansebaliknya. Prosespembelajaranpadahakikatnyauntukmengembangkanaktivitasdankreativitaspesertadidik, melaluiberbagaiinteraksidanpengalamanbelajar. Namundalampelaksanaannyaseringkalikitatidaksadar, bahwamasihbanyakkegiatanpembelajaran yang dilaksanakanjustrumenghambataktivitasdankreativitaspesertadidik. Hal inidapatdilihatdalamprosesbelajarmengajardikelas yang padaumunyalebihmenekankanpadaaspekkognitif. Gibbs dalamMulyasa (2006). Berdasarkanpenelitiannyamenyimpulkanbahwakreativitasdapatdikembangkandenganmemberikepercayaan, komunikasi yang bebas, pengarahandiri, danpengawasan yang tidakterlaluketat.

  20. 3). KondisiFisikKondisifisikantara lain berkaitandenganpenglihatan, pendengaran, kemampuanbicara, pincang, danlumpuhkarenakerusakanotak. Terhadappesertadidik yang memilikikelainanfisikdiperlukansikapdanlayanan yang berbedadalamrangkamembantuperkembanganpribadimereka.Ornstein dan Levine dalammulyasa (2006) membuatpernyataansebagaiberikut:Orang yang mengalamihambatan, bagaimanapunhebatnyaketidakmampuanmereka, harusdiberikankebebasandanpendidikan yang cocok. Penilaianterhadapmerekaharusadildanmenyeluruh. Orangtua/walimerekaharusadil, danbolehmemproteskeputusan yang dibuatkepalasekolah.Rencanapendidikan individual, yang meliputipendidikanjangkapanjang, danjangkapendekharusdiberikan, danmeninjaukembalitujuandanmetode yang dipilihLayananpendidikandiberikandalamlingkungan yang terbatasuntukmemberikanlayanan yang tepat.

  21. 4) PertumbuhandanPerkembanganKognitifPertumbuhandanperkembangandapatdiklasifikasikanataskognitif, psikologis, danfisik. Pertumbuhandanperkembanganberhubungandenganstrukturdanfungsikarakteristikmanusia. Perubahan-perubahantersebutterjadidalamkemajuan yang mantap, danmerupakansuatuproseskematangan.Piaget dalamMulyasa (2006). Terdapatempattahapperkembangan mental manusiasebagaiberikut:a. Tahapsensorimotorik (sejaklahirhinggausiaduatahun). Anakmengalamikemajuandalamoperasi-operasireflekdanbelummampumembedakanapa yang adadisekitarnyahinggakeaktifitassensorimotorik yang komplek, sehinggaterjadiformulasibaruterhadaporganisasipola-polalingkungan.b. Tahappraoperasional (2-7 tahun). Padatahapiniobjek-objekdanperistiwamulaimenerimaartisecarasimbolis.c. Tahapoperasinyata (7-11 tahun). Anakmulaimengatur data kedalamhubungan-hubunganlogisdanmendapatkankemudahandalammanipulasi data dalamsituasipemecahanmasalah.d. Tahapoperasi formal (usia 11 danseterusnya). Tahapiniditandaiolehperkembangankegiatan-kegiatanoperasiberfikir formal danabstrak.

  22. c. Pengembangankurikulum/silabusGuru memilikikemampuanmengembangkankurikulumpendidikannasional yang disesuaikandengankondisispesifiklingkungansekolah.d. PerancanganpembelajaranGuru memilikimerencanakansistempembelajaran yang memamfaatkansumberdaya yang ada. Semuaaktivitaspembelajarandariawalsampaiakhirtelahdapatdirencanakansecarastrategis, termasukantisipasimasalah yang kemungkinandapattimbuldariskenario yang direncanakan.

  23. e. Pelaksanaanpembelajaran yang mendidikdandialogisMulyasa (2006) kegagalanpelaksanaanpembelajaransebagianbesardisebabkanolehpenerapanmetodependidikankonvensional, anti dialog, prosespenjinakan, pewarisanpengetahuan, dantidakbersumberpadarealitasmasyarakat. Pembelajaranpadahakikatnyaadalahprosesinteraksiantarapesertadidikdenganlingkungan, sehinggaterjadiperubahanperilakukearah yang lebihbaik. Dalaminteraksitersebutbanyaksekalifaktor yang mempengaruhinya, baikfaktoreksternalmaupunfaktor internal. Dalampembelajaran, tugas guru yang paling utamaadalahmengkondisikanlingkungan agar menunjangterjadinyaperubahanperilakupembentukankompetensipesertadidik.

  24. f. Pemanfaatanteknologipembelajaran.Dalammenyelenggarakanpembelajaran, guru menggunakanteknologisebagai media. Menyediakanbahanbelajardanmengadministrasikandenganmenggunakanteknologiinformasi. Membiasakananakberinteraksidenganmenggunakanteknologi.Fasilitaspendidikanpadaumunyamencakupsumberbelajar, saranadanprasaranasehinggapeningkatanfasilitaspendidikanharusditekankanpadapeningkatansumber-sumberbelajar, baikkuantitasmaupunkualitasnya, sejalandenganperkembanganteknologipendidikandewasaini.Sehubungandenganitu, peningkatanfasilitaslaboratorium, perpustakaan, atauruang-ruangbelajarkhusussepertiruangankomputer, sanggarseni, ruang audio dan video seyogianyasemakinmenjadifaktor-faktor yang diperhatikandalampeningkatanfasilitaspembelajaran.

  25. g. EvaluasihasilbelajarEvaluasihasilbelajardilakukanuntukmengetahuiperubahandanpembentukankompetensipesertadidik, yang dapatdilakukandenganpenilaiankelas, teskemampuandasarpenilaianakhirsatuanpendidikandansertifikasi, sertapenilaian program.1. PenilaiankelasPenilaiankelasdilakukandenganulanganharian, ulanganumum, danujianakhir. Ulanganhariandilakukansetiapselesaiprosespembelajarandalamsatuanbahasanataukompetensitertentu. Ulanganumumdilaksanakansetiapakhir semester denganbahan yang disajikansebagaiberikut.a. Ulanganumum semester pertamasoalnyadiambildarimateri semester pertama,b. Ulanganumum semester keduasoalnyamerupakangabungandari semester pertamadankeduadenganpenekananpadamateri semester kedua.c. Ujianakhirdilakukanpadaakhir program pendidikan. Bahan-bahan yang diujikanmeliputiseluruhmateripembelajaran yang telahdiberikan, denganpenekananpadabahan-bahan yang diberikanpadakelastinggi.Penilaiankelasdilakukanoleh guru untukmengetahuikemajuandanhasilbelajarpesertadidik, memberikanumpanbalik, mempengaruhiprosespembelajarandanpembentukankompetensipesrtadidik, mendiagnosakesulitanbelajardanpembentukankompetensipesertadidik.2. TeskemampuandasarTeskemampuandasardilakukanuntukmengetahuikemampuanmembaca, menulis, danberhitung yang diperlukandalamrangkamemperbaiki program pembelajaran.

  26. 3. PenilaianAkhirSatuanPendidikandanSertifikasiPadasetiapakhir semester dantahunpelajarandiselenggarakankegiatanpenilaiangunamendapatkangambaransecarautuhdanmenyeluruhmengenaiketuntasanbelajarpesertadidikdalamsatuanwaktutertentu.Untukkeperluansertifikasi, kinerja, danhasilbelajar yang dicantumkandalamSuratTandaTamatBelajartidaksemata-sematadidasarkanatashasilpenilaianpadaakhirjenjangsekolah • h. Pengembanganpesertadidikuntukmengaktualisasikanberbagaipotensi yang dimilikinyaPengembanganpesertadidikmerupakanbagiandarikompetensipedagogik yang harusdimiliki guru, untukmengaktualisasikanberbagipotensi yang dimilikiolehsetiappesertadidik. Pengembanganpesertadidikdapatdilakukanoleh guru melaluiberbagaicara, antara lain kegiatanekstrakurikuler, pengayaandan remedial, sertabimbingankonseling (BK).

  27. PentingnyaPedagogikdalamMenyelesaikanMasalahPendidikan. PentingnyaTeoriPendidikan Teoripendidikan (dalamhalinipedagogik) perludipelajarisecaraakademik (secarailmiahdiperguruantinggi), khususnyadiLembagaPendidikanTenagaKependidikan (LPTK), yang mempersiapkanlulusannyauntukmenjadipendidikbaikdisekolahmaupundiluarsekolah. Ilmupendidikansebagaiteoriperludipelajarikarenaakanmemberibeberapamanfaat: a.  Dapatdijadikansebagaipedomanuntukmengetahuiarahsertatujuanmana yang akandicapai. b. Untukmenghindariatausekurang-kurangnyamengurangikesalahan-kesalahandalampraktik, karenadenganmemahamiteoripendidikan, seseorangakanmengetahuimana yang bolehdan yang tidakbolehdilakukan, walauteoritersebutbukansuaturesep yang jitu. c.   Dapatdijadikansebagaitolakukur, sampaidimanaseseorangtelahberhasilmelaksanakantugasdalampendidikan. Prof. SikunPribadi (1984) menemukakantigagolongankesalahandalammelaksanakanpendidikanyaitu: a.  Kesalahan-kesalahanteknis, artinyakesalahan yang disebabkanolehkekeuranganketerampilanataukesalahandalamcaramenerapkanpengertianatauprinsip-prinsiptertentu. b.     Kesalahn-kesalahan yang bersumberpadastrukturkepribadianprilakupendidiksendiri. c.      Kesalahan-kesalahan yang sifatnyakonseptual, artinyakarenapendidikankurangmendalamimasalah-masalah yang sifatnyateoritismakaperbuatanmendidiknyamempunyaiakibat-akibat yang takdapatdibenarkan.

  28. 7 (Tujuh) Kesalahan Yang SeringDilakukan Guru DalamPembelajaran Menurut E. Mulyasa (2011:19) dariberbagaihasilkajianmenunjukanbahwasedikitnyaterdapattujuhkesalahan yang seringdilakukan guru dalampermbelajaran, yaitu ;  1.MengambilJalanPintasDalamPembelajaran Berbagaikasusmenunjukanbahwadiatarapara guru banyak yang merasadirinyasudahdapatmengajardenganbaik, meskipuntidakdapatmenunjukanalasan yang mendasariasumsiitu. Asumsikelirutersebutseringkalimenyesatkandanmenurunkankreatifitas, sehingabanyak guru yang sukamengambiljalanpintasdalampembelajaran, baikdalamperencanaan, pelaksanaan, maupunevaluasi. Agar tidaktergiuruntukmengambiljalanpintasdalampembelajaran, guru hendaknyamemandangpembelajaransebagaisuatu system, yang jikasalahsatukomponennyaterganggu, makaakanmengganguseluruh system tersebut. Sebagaicontoh, guru harusselalumembuatdanmelihatpersiapansetiapmaumelakukankegiatanpembelajaran., sertamerevisisesuaidengankebutuhanpesertadidik, danperkembanganzamannya. Harusselaludiingatmengajartanpapersiapanmerupakanjalanpintas, dantindakan yang berbahaya, yang dapatmerugikanperkembanganpesertadidik, danmengancamkenyamanan guru.

  29. 2. MenungguPesertaDidikBerperilaku Negative • Dalampembelajarandikelas, guru berhadapandengansejumlahpesertadidik yang semuanyaingindiperhatikan. Pesertadidikakanberkembangsecara optimal melaluiperhatian guru yang positif , sebaliknyaperhatian yang negative akanmenghambatperkembanganpesertadidik. Merekasenangjikam;endapatpujiandari guru danmerasakecewajikakurangdiperhatikan . • Biasanya guru barumemberikanperhatiankepadapesertadidikketika rebut, tidurdikelas, tidakmemperhatikanpelajaran, sehinggamenunggupesertadidikberperilakuburuk. Kondisitersebutsering kali mendapatkantanggapan yang salahdaripesertadidik, merekaberanggapanbahwauntukmendapatkanperhatiandari guru harusberbuatsalah, burbuatgaduh, mengangguataumelakukantindakantidakdisiplinlainnya. Seringkaliterjadiperkelahianpelajarhanyakarenamerekatidakmendapatkanperhatian, danmeluapkannyamelaluiperkelahian. Hasilpenelitianmenunjukkanbahwakebanyakanpesertadidiktidaktahubagaimanacara yang tepatuntukmendapatkanperhatiandari guru, orangtua, danmasyarakatsekitarnya, tetapimerekatahucaramengganguteman, membuatkeributan, sertaperkelahian, daninikemudian yang merekagunakanuntukmendapatkanperhatian. • Disisi lain, guru harusmemperhatikanperilaku-perilakupesertadidik yang negatf, danmengeliminasiperilaku-perilakutersebut agar tidakterulangkembali. Guru bisamencontohkanberbagaiperilakupesertanegatif , misalnyamelaluiceriteradanilustrasi, danmemberikanpujiankepadamerekakarenatidakmelakukanperilaku negative tersebut. Sekalilagi “Janganmenunggupesertadidikberperilaku negative”.

  30. 3. MenggunakanDestructive Disclipline • Akhir-akhirinibanyakperilakunegatif yang dilakukanolehparapesertadidik, bahkanmelampauibataskewajarankarenatelahmenjuruspadatindakmelawanhukum, melanggartatatertib, melanggarnorma agama, criminal, dantelahmembawaakibat yang sangatmerugikanmasyarakat. Demikianhalnyadenganpembelajaran, guru akanmengahadapisituasi-situasi yang menuntut guru harusmelakukantindakandisiplin. • Sepertialatpendidikan lain, jika guru tidakmemilikirencanatindakan yang benar, makadapatmelakukankesalahan yang tidakperlu. Seringkali guru memberikanhukumankepadapesertadidiktanpamelihatlatarbelakangkesalahan yang diperbuat, tidakjarang  guru memberikanhukumandiluarbataskewajaranpendidikan, danbanyak guru yang memberikanhukumankepadapesertadidiktidaksesuaidenganjeniskesalahan.

  31. Dalampadaituseringkali guru memberikantugas-tugas yang harusdikerjakanpesertadidikdiluarkelas (PR), namunjarangsekali guru yang mengoreksipekerjaanpesertadidikdanmengembalikannyadenganberbagaikomentar, kritikdan saran untukkemajuanpesertadidik. Yang seringdialamipesertadidikadalah guru seringmemberikantugas , tetapitidakpernahmemberiumpanbalikterhadaptugas-tugas yang dikerjakan. Tindakantersebutmerupakanupayapembelajarandanpenegakandisiplin yang destruktrif, yang sangatmerugikanperkembanganpesertadidik. • Bahkantidakjarangtindakandestructive discliplineyang dilakukanoleh guru menimbulkankesalahan yang sangat fatal yang tidakhanyamengancamperkembanganpesertadidik, tetapijugamengancamkeselamatan guru. Di JawaTimurpernahadakasusseorangpesertadidikmaumembunuhgurunyadenganseutastali raffia, hanyagara-garagurunyamemberikancoretan-coretanmerahpadahasilulangannya. • Agar guru tidakmelakukankesalahan-kesalahandalammenegakkandisiplinadabeberapahal yang perludiperhatikanyaitu : • Disiplinkanpesertadidikketikaandadalamkeadaantenang • Gunakandisiplinsecaratepatwaktudantepatsasaran • Hindarimenghinadanmengejekpesertadidik • Pilihlahhukuman yang bisadilaksanakansecaratepat • Gunakandisiplinsebagaialatpembelajaran.

  32. 4.    MengabaikanPerbedaanPesertaDidik • Kesalahanberikutnya  yang seringdilakukan guru dalampembelajaranadalahmengabaikanperbedaanindividupesertadidik. Kita semuamengetahuisetiappesertadidikmemilikiperbedaan yang sangatmendasar yang perludiperhatikandalampembelajaran. Pesertadidikmemilikiemosi yang sangatbervariasi, danseringmemperlihatkansejumlahperilaku yang tampakaneh. Padaumumnyaperilaku-perilakutersebutcukup normal dandapatditanganidenganmenciptakanpembelajaran yang kondusif. Akantetapikarena guru disekolahdihadapkanpadasejumlahpesertadidik, guru seringkalisulituntukmembedakanmanaperilaku yang wajaratu normal danmanaperilaku yang indisiplindanperlupenanganankhusus. • Setiappesertadidikmemilikiperbedaan yang unik, merekamemilikikekuatan, kelemahan, minat, danperhatian yang berbeda-beda. Latarbelakangkeluarga, latarbelakang social ekonomi, danlingkungan, membuatpesertadidikberbedadalamaktifitas, kreatifitas, intlegensi, dankompetensinya. Guru seharusnyadapatmengidentifikasiperbedaan individual pesertadidik, danmenetapkankarakteristikumum yang menjadi cirri kelasnya, dariciri-ciri individual yang menjadikarakteristikumumlahseharusnya guru memulaipembelajaran. Dalamhalini, guru jugaharusmemahamiciri-ciripesertadidik yang harusdikembangkandan yang harusdiarahkankembali. • Sehubungandenganuraiandiatas, aspek-aspekpesertadidik yang perudipahami guru antara lain: kemampuan, potensi, minat, kebiasaan, hobi, sikap, kepribadian, hasilbelajar, ctatankesehatan, latarbelakangsekolahdankegiatannyadisekolah. Informasitersebutdapatdierolehdandipelajaridarilaporanataucatatansekolah, informasidaipesertadidik lain (temandekat), observasilangsungdalamsituasikelas, dandalamberbagaikegiatan lain diluarkelas, sertainformasidaripesertadidikitusendirimelaluiwawancara, percakapandanautobiografi.

  33. 5.  Merasa Paling Pandai • Kesalahan lain yang seringdilakukan guru dalampembelajaranadalahmerasa paling pandaidikelas. Kesalahaniniberangkatdarikondisibahwapadaumumnyaparapesertadidikdisekolahnya relative lebihmudadarigurunya, sehingga guru merasabahwapesertadidiktersebutlebihbodohdibandingdirinya, pesertadidikdipandangsebagaigelas yang perludiisi air kedalamnya. Perasaaninisangatmenyesatkan , karenadalamkondisisepertisekaranginipesertadidikdapatbelajarmelalui internet danberbagai media massa, yang mungkin guru belummenikmatinya. • Dalamhaliniguru harusmenjadipembelajarsepanjanghayat, yang senantiasamenyesuaikanilmupengetahuan yang dimilikinyadenganperkembangan yang terjadidimasyarakat. Jikatidak, makaakanketinggalankereta, bahkandisebut guru ortodok.

  34. 6.    Diskriminatif • Pembelajaran yang baikdanefektifadalah yang mampumemberikemudahanbelajarsecaraadildanmerata (tidakdiskriminatif), sehinggapesertadidikdapatmengembangkanpotensinyasecara optimal. Keadilandalampembelajaranmeupakankewajiban guru danhakpesertadidikuntukmemperolehnya. Dalamprakteknyabanyak guru yang tidakadil, sehinggamerugikanperkembangnapesertadidik, daninimerupakankesalahan guru yang seringdilakukan , terutamadalampenilaian. Penilaianmerupakanupayakanuntukmmebrikanpenghargaankepadapesertadidiksesuaidenganusaha yang dilakukannyaselamaprosespembelajaran. • Olehkarenaitu, dalammemeberikanpenilaianharusdilakukansecaraadil, danbenar-benarmerupakancermindariperilakupesertadidik. Namundemikiantidaksedikit guru yang menyalahgunakanpenilaian, misalnyasebagaiajanguntukbalasdendam, atauajanguntukmenyalurkankasihsayangdiluartanggungjawabnyasebagaiseorang guru.

  35. 7.  Memaksahakpesertadidik • Memaksahakpesertadidikmerupakankesalahan yang seringdilakukan guru, sebagaiakubatdarikebiasaan guru berbisnisdalampembelajaran, sehinggamenghalalkansegalacarauntukmendapatkankeuntungan.   • Guru bolehsajamemilikipekerjaansampingan, memperolehpenghasilantambahan, itusudahmenjadihaknya, tetapitindakkanmemaksabahkanmewajibkanpesertadidikuntukmembelibukutertentusangat fatal sertakurangbisadigugudanditiru. Sebatasmenawarkanbolehsaja, tetapikalaumemaksakasihanbagiorangtua yang tidakmampu.

  36. Sedangkanmenurut  Dr. WinaSanjaya ( 2005 : 70 ) menyebutkanada 4 kekeliruandalamprosesbelajarmengajar yang dilakukanoleh guru yaitu : • Ketikamengajar, guru tidakberusahamencariinformasi, apakahmateri yang diajarkannyasudahdipahamiolehsiswaataubelum. • Dalamprosesbelajarmengajar guru tidakberusahamengajakberpikirkepadasiswa. Komunikasibisaterjadisatuarah, yaitudari guru kesiswa. Guru menganggapbahwabagisiswamenguasaimateripelajaranlebihpentingdibandingkandenganmengembangkankemampuanberpikir. • Guru tidakberusahamencariumpanbalikmengapasiswatidakmaumendengarkanpenjelasannya. • Guru menganggapbahwaiaadalahorang yang paling mampudanmenguasaipelajarandibandingkandengansiswa. Siswadianggapsebagai ” tong kosong ” yang harusdiisidengansesuatu yang dianggapnyasangatpenting.

More Related