0 likes | 15 Vues
My Translation class final exam submission as an English Department student of Universitas Sumatera Utara.
E N D
Raisha Andini 170705075 UAS Semester Genap 2020/2021 SOAL TEORITIS 1. Makna Organisasional adalah makna yang menentukan acuan sebuah kata pada sebuah kalimat. Jika makna referensial merupakan makna yang berhubungan dengan bagaimana sebuah situasi atau benda dalam pandangan/perspektif seseorang, maka makna organisasional atau yang bisa disebut dengan makna gramatikal berfungsi sebagai penjelas atau pengacu informasi yang didapat dari makna referensial agar menjadi lebih logis dan sesuai dengan struktur gramatikal. a. Contoh : i. I bought a new bag. My sister used a new bag. 1. Jika tas tas yang dimaksud adalah tas yang sama, maka kalimat yang sepantasnya digunakan adalah “I bought a new bag and my sister used it” dan terjemahan nya ke bahasa Indonesia adalah “Saya membeli sebuah tas baru, dan adik perempuan saya menggunakan nya.” 2. Jika yang dimaksud adalah tas yang berbeda, maka kalimat nya menjadi “I bought a new bag, while my sister used another new one” yang jika diterjemahkan ke bahasa Indonesia akan menjadi “Saya membeli sebuah tas baru, semetara adik perempuan saya menggunakan tas baru yang lain.” ii. They have a house. 1. Jika ‘they’ sebagai agent yang dimaksud memiliki ‘a house’ sebagai affected yang sama, maka kalimat tersebut benar, dan terjemahannya menjadi “Mereka memiliki sebuah rumah.” 2. Jika ‘they’ sebagai agent yang dimaksud memiliki ‘a house’ sebagai affected yang tidak sama atau dalam kasus ini ‘they’ merupakan lebih dari satu orang dan masing-masing orang memiliki sebuah ‘house’, maka ‘house’ menjadi objek jamak. Kalimat yang sepantasnya adalah “They have their own houses.”
yang apabila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi “Mereka memiliki rumah mereka masing-masing.” 2. Karena, bahasa yang berbeda juga memiliki konsep atau bentuk gramatikal yang berbeda pula, sehingga ada makna implisit dalam satu bahasa namun berubah menjadi makna eksplisit saat diterjemahkan ke dalam bahasa lain. Misalnya saja, dalam bahasa Inggris jumlah benda dalam kalimat harus dinyatakan dalam makna eksplisit, namun ada pula beberapa bahasa yang menggunakan makna implisit untuk menyatakan jumlah. a. Contoh : i. “How many cakes are left?” ; “five.” 1. Dalam contoh diatas, jawaban dinyatakan dalam bentuk implisit, namun jika ingin dinyatakan dalam bentuk eksplisit maka menjadi “there are five cakes left.” yang jika diterjemahkan menjadi “ada sisa lima kue.” ii. The trees outside my window are swaying as I prepare for bed. 1. Kalimat diatas memiliki makna implisit karena kita dipaksa untuk mengerti makna implisit nya agar dapat mengetahui fakta dalam kalimat tersebut. Dari kalimat diatas, kita tahu bahwa cuaca sedang buruk karena “The trees outside my window are swaying”, lalu kita juga dapat berasumsi bahwa waktu dalam kalimat adalah saat malam hari karena “I prepare for bed”. Kalimat diatas jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia akan menjadi “pohon-pohon di luar jendela saya bergoyang saat saya bersiap untuk tidur.” 3. Contoh : a. My grandfather was the founder of the school. i. Jika diterjemahkan secara harfiah tanpa penyesuaian, maka akan menjadi “kakek saya adalah penemu sekolah itu.” padahal, sekolah itu bukanlah ditemukan, namun berdasarkan kata”founder” yang berasal dari kata “found” maka artinya adalah “penemu”. Namun makna yang benar adalah “pembangun” karena “kakek” membangun sekolah itu. Walaupun bukan si kakek yang bekerja secara langsung untuk membangun bangunan sekolah itu, namun si kakek adalah orang dibalik mengapa dibangunnya sekolah itu. Terjemahan yang benar adalah “kakek saya adalah yang membangun sekolah itu.”
b. We are catching up with each other. i. “Catching” jika diartikan secara harfiah menjadi “menangkap” sehingga kalimat diatas jika diterjemahkan akan menjadi “Kami sedang menangkap satu sama lain” padahal, maksud dari “catching up” di kalimat itu adalah “bertukar kabar” / “mengejar ketertinggalan”. Terjemahan kalimat diatas sepantasnya menjadi “Kami sedang saling bertukar kabar.” SOAL APLIKATIF 1. Beragam makanan tersedia di meja makan kemarin. a. Many kinds of foods were served at the table yesterday. i. Makanan diasumsikan memiliki jumlah lebih dari satu karena adanya kata “beragam”. Sehingga diterjemahkan menjadi “foods” yang menandakan bentuk jamak. ii. “Kemarin” menyatakan keterangan waktu lampau sehingga seluruh kalimat harus menggunakan past tense: “serve” menjadi “served” dan “are” menjadi “were” 2. Perut adikku sakit karena kebanyakan makan. a. My younger sibling’s stomach hurts from eating too much. i. Adikku bisa saja perempuan maupun laki-laki, namun untuk menghindari kesalahan, digunakan “sibling” yang berarti saudara namun tanpa memiliki gender. Lalu menggunakan “younger” yang berarti “lebih muda” karena “adik” adalah saudara yang lebih muda. ii. Kebanyakan makan diterjemahkan menjadi “eating too much” karena alasan gramatikal. Jika mengikuti gramatikal “kebanyakan makan” maka terjemahannya akan menjadi “too much eating”, namun arti sebenarnya akan menjadi “makan terlalu banyak” yang seharusnya menjadi terjemahan harfiah dari “eating too much”. Namun sebenarnya keduanya dapat digunakan, selama makna nya tidak menyeleweng. 3. The chicken is ready to eat. a. Ayam nya siap untuk dimakan. i. Jika diterjemahkan secara langsung, seharusnya menjadi “ayam nya siap untuk makan” namun makna dari kalimat tersebut bukanlah itu. Di dalam kalimat tersebut, yang makan bukanlah ayam namun orang yang mengatakan maupun orang yang dituju oleh kalimat itu. 4. He makes the bed. a. Dia sedang merapikan tempat tidur. i. Makes secara harfiah berarti “membuat” namun bukan berarti arti dari kalimat itu adalah bahwa “dia” atau “he” membuat tempat tidur nya
sendiri, melainkan sedang “merapikan” walaupun sebenarnya “merapikan” jika diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris akan menjadi “tidy up”.