1 / 78

A 1

A 1. SURVEILANS CAMPAK. CAMPAK —Penyebab Kematian Utama Pada Anak-anak ( CFR : 1-2/1000) Global. Demam Kuning 2%. Penyebab kematian 1.6 juta anak karena PD3I selama tahun 2000. Hib 22%. Neonatal Tetanus 12%. Campak 48% (777,000 deaths). Difteri 0.2%. Pertusis 16%.

andra
Télécharger la présentation

A 1

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. A 1 SURVEILANS CAMPAK

  2. CAMPAK —Penyebab Kematian Utama Pada Anak-anak (CFR : 1-2/1000) Global Demam Kuning 2% Penyebab kematian 1.6 juta anak karena PD3I selama tahun 2000 Hib 22% Neonatal Tetanus 12% Campak48% (777,000 deaths) Difteri 0.2% Pertusis 16% M E A S L E S 2

  3. Masalah Penyakit Campak di Dunia dan di Asean – Laporan th 2000 Asean: 61,975 kasus GLOBAL: 831,597 kasus Source: WHO/V&B/02.20

  4. Masalah kematian campak, di Dunia dan Asean, Laporan th 2002 GLOBAL: 777,000 kematian ASEAN: 202,000 kematian Source: WHO/V&B/02.20

  5. WHO/UNICEF Negara yang menjadi prioritas untuk menurunkan angka kematian campak 94 % kematian kasus campak berasal dari 45 negara

  6. Alasan terjadinya insiden campak yang cukup tinggi di Indonesia Terjadinya KLB disebabkan tingginya Akumulasi populasi rentan Immune Susceptible

  7. MEASLES SIA 2005 – 2007 Feb 2005 – Feb 2006 April 2006 August – Sept 2006 Agustus 2007 Februari 2007

  8. Regional Strategic Plan 2006-2009 Goal Pada tahun 2009, angka kematian campak dapat diturunkan sebesar 90% dibandingkan tahun 2000 Tujuan Khusus : Coverage 1 dosis secara Nasional >90%, dan >80% di tingkat kabupaten pada tahun 2009 Semua KLB dilaporkan dan diivestigasi Individual record untuk semua kasus campak apabila catch-up campaigns sudah dilaksanakan diseluruh wilayah Melaksanakan imunisasi campak dosis kedua

  9. 1. Imunisasi rutin yg tinggi > 90% • Reaching Every District strategy • 2. Pemberian Imunisasi dosis • kedua • “Catch-up” campaign hanya satu kali • “Follow-up” campaigns setiap 3-4 tahun (< 5) • Campaigns dilaksanakan bersamaan dengan (Vit A, polio, TT, kelambu, etc.) • Pemberian dosis kedua secara regular 3. Surveillance Strategy untuk menurunkan angka kematian campak 4. Meningkatkan case management (Vitamin A - antibiotics)

  10. A 1 SURVEILANS MEASLES

  11. Tujuan Surveilans Campak • Mengetahui perubahan epidemiologi campak (umur, status iminisasi, tempat, waktu)  masukan program imunisasi • Mengidentifikasi populasi resiko tinggi • Memprediksi dan mencegah terjadinya KLB campak • Memantau kemajuan pemberantasan campak

  12. STRATEGI SURVEILANS CAMPAK • Integrasi Dengan Surveilans AFP dan TN • Surveilans Aktif RS (HBS) • Laporan bulanan puskesmas (form C-1) • Penyelidikan KLB • Pemeriksaan Laboratorium • Peningkatan case management dengan pemberian vitamin A • SKD – KLB • Kasus • Prakasus

  13. SURVEILANS CAMPAK (1) • A. RUTIN • Di PUSKESMAS • Kasus  catat dalam formulir C1, cek di sekitar tempat tinggal penderita kemungkinan ada kasus lain.(Dapat ditanyakan kepada keluarga penderita atau nakes terdekat) • 2. Di RUMAH SAKIT (Surveilans Aktif) • Kasus yang ditemukan , catat dalam form C-1,disampaikan ke Puskesmas untuk pengecekan lapangan. • Bila hasil pengecekan lapangan ditemukan ≥ 5 kasus campak dalam 3 minggu, maka dinyatakan sebagai KLB, selanjutnya dilakukan pelacakan KLB menggunakan Format C1 KLB. • 3. Di KABUPATEN • Setiap bulan laporan C1 Pusk dan RS direkap dlm form integrasi

  14. SURVEILANS CAMPAK (2) B. KLB • Definisi : 5 ks campak dlm 3 minggu mengelompok & punya hubungan epidemiology satu sama lain. • Setiap KLB campak harus dilakukan PE dan pemeriksaan laboratorium darah untuk diagnosis dan urin untuk pemetaan virus • Setiap KLB campak diberi nomor KLB. • Setiap KLB campak segera dilaporkan untuk segera diambil darah dan urin oleh lab.

  15. Clinical Course of Measles and Active Case Finding Incubation Period(7-18 days before Rash) Prodrome(about 4 days) Rash(about 4-8 days) Communicable Period (Date) Rash minus 18 days is earliest possible exposure date (Date) Rash minus 4 days is probable start of infectiousness (Date) Enter here thedate of theonset of rash (Date) Rash plus 4days is probableend of infectiousness

  16. Antibody Response to Measles Virus Infection Virus Excretion 10 IgG Relative levels of antibodies 8 6 4 IgM 2 0 -21 -14 -7 0 7 14 21 28 35 42 Days after rash onset Exposure Rash Onset

  17. KLB CAMPAK Hasil penyelidikan mengetahui : Besar masalah Memprediksi penyebab KLB Masukan kepada program (Imunisasi, gizi, Pemda)

  18. Analisa Data • Di setiap tingkat dilakukan analisa data minimal : • Kecendrungan kasus (SKD, evaluasi program) • Spot map kasus campak dan KLB • Map akumulasi populasi rentan • Distribusi kasus kelompok umur dan berdasarkan status imunisasi

  19. Evaluasi Pasca Campaign • Kumpulkan data campak 1-3 thn sebelum campaign melalui : • Review Register RS dan Puskesmas 3 thn sebelum campaign • Review Laporan KLB 3 tahun sebelum KLB • Bandingkan data sebelum campaign dan sesudah campaign

  20. Penguatan Surveilans Campak Meningkatkankelengkapanlaporanmelalui : • Pertemuanberkaladisetiaptingkat (memanfaatkansemuapotensi) • Umpanbalikberjenjang minimal setiap 3 bulan • Supportive supervisi (manfaatkansemuapotensi)

  21. A 1 CONTOH ANALISIS SEDERHANA CAMPAK

  22. Campaign

  23. Jumlah kasus dan cakupan Imunisasi Campak di Puskesmas….., Tahun (1989 - 2003) Campaign

  24. = 1000 balita Jmlh Populasi rentan campak 5 tahun ( 2002 – 2006 ) Kabupaten : Banyuwangi = 500 balita = 100 balita Distribusi Kasus Campak Tahun 2006, Kabupaten : Banyuwangi Total kasus campak in 2004 = 29171, 1 titik = 50 kasus campak

  25. Distribusi Balita Rentan dan Kasus Campak Per Kabupaten 2002-2006 Propinsi Kalsel Δ Δ = 500 balita rentan = KLB Campak Δ = 300 balita rentan = 50 kasus Campak = 200 balita rentan

  26. Measles Outbreak 2005

  27. Reported Measles Cases* by ProvincesIndonesia, 2004 Total measles cases in 2004 = 29171 1 = 50 measles cases (Dots are randomly placed within province) *Source : Measles cases reported through routine surveillance (submitted by Indonesia for year 2004) Update as Feb 2006

  28. PAHO 500,000 bayi lahir Cakupan campak = 90% 450,000 di vaksinasi 50,000 tak divaksinasi plus vaccine efficacy = 90% 45,000 divaksinasi 405,000 kebal Tetapi tak kebal 95,000 rentan 405,000 kebal Population immunity = 81% Source: de Quadros, C.A., et al. (JAMA-January 17, 1996)

  29. Status Imunisasi Penderita Campak di Propinsi Kalsel 2003-2006

  30. Measles Insidence per 10.000 popupation by Age Group Indonesia 1997 - 2004(Routine Data)

  31. Distribusi kasus KLB campak menurut golongan umur dan status imunisasi Kalsel th 2005 Group of Age Immunization status *do not include missing data Data as of 01 November 2005

  32. Terimakasih

  33. Surveilans Campak DI PUSKESMAS (1) : • Setiapkasuscampakdicatatdlm form W2 dan C1 (Rutin) • Form W2 untuk SKD, dikirimmingguan. • Form C1, individual report, dikirimbulanan. • Setiap KLB lakukan : • SegeralaporkeKabupaten • Semua KLB LakukanPenyelidikandanambilspesimenurindandarah • Semuahasilpenyelidikandidokumentasikan • BilaKabupatentidakikutdalampelacakan, makahasilpenyelidikanlaporkankekabupaten. • Buatabsensidandokumentasipengirimanlaporanbulanandanlaporan KLB kekabupaten.

  34. Surveilans Campak DI PUSKESMAS (2) • Lakukan Pengolahan data dalam bentuk : • Distribusi kasus perdesa (Spot map) • Kecendrungan kasus setiap minggu (Grafik mingguan) dan kecendrungan bulanan maupun tahunan • Kelompok umur dan status imunisasi kasus (Grafik batang, pie ) • Spotmap cakupan imunisasi campak • Data kumulatif suceptible (anak yang tidak imunisasi) • Lakukan Analisa Data • Tentukan daerah Resiko tinggi • Informasikan kepada pengelola program imunisasi • Perketat pelaksanaan surveilans di daerah resiko tinggi • Catatan : Di tingkat puskesmas, data campak adalah individual

  35. Surveilans Campak DI RUMAH SAKIT : • Kabupaten melaksanakan Surveilans aktif setiap minggu yg diintegrasikan dengan Surveilans AFP • Bila ada kasus campak catat dalam form C-1

  36. Surveilans Campak KABUPATEN (1) : • Laporan C1 puskesmasdanlaporansurveilansaktif RS direkapdalamlaporanintegrasi (Rutin) Buatabsensipenerimaanlaporan W2 Kirimlaporanintegrasisetiapbulankepropinsi • Setiap KLB lakukan : • SegeralaporkePropinsi • Semua KLB LakukanPenyelidikandanambilspesimenurindandarah • Semuahasilpenyelidikandidokumentasikan • Semua KLB direkapdalamformulir PWS KLB, setiapbulandilaporkankepropinsi. • Buatumpanbaliksetiap 3 bulanke RS danpuskesmas yang memuat : • Absensipenerimaanlaporan (W2, C1 dan STP) dananalisissederhanatentangisu-isupenting.

  37. Epidemiologi Campak A 1 • Kejadiannya di seluruh dunia • Reservoir: manusia, belum diketahui pada binatang • Karier asimtomatis tidak terdokumentasi • Penularan dari orang ke orang melalui • percikan ludah dan transmisi melalui udara • ( sampai 2 jam setelah seseorang dengan campak • meninggalkan ruangan ). • Sangat menular, >90 % diantara kelompok • orang rentan.

  38. Virus Campak • Pertama kali dikenal abad ke 7 • Sangat mudah menular • Pada umumnya terjadi pada anak-anak • Paramyxovirus (RNA), jenis Morbillivirus • Mudah rusak terhadap panas dan cahaya.

  39. Penularan • Penularan melalui pernapasan • Waktu Penularan: • 4 hr sebelum dan 4 hr setelah rash • Penularan maksimum pada 3-4 hr • setelah rash

  40. Gejala CAMPAK • Hari 1-3 : • Panas makin hari makin • Mata merah dan sakit • bila kena cahaya. • Anak batuk/pilek

  41. Hari 3- 4 : • Panas agak turun • Timbul bercak-bercak merah pada kulit dimulai dibelakang telinga menjalar ke muka • Mata bengkak terdapat cairan kuning kental • Seluruh tubuh terlihat bercak-bercak.

  42. Hari 4 – 6 : • Bercak berubah menjadi • kehitaman dan mulai mengering • Selanjutnya mengelupas • secara berangsur-angsur • Akhirnya kulit kembali • seperti semula tanpa • menimbulkan bekas

  43. PERJALANAN ALAMIAH PENYAKIT CAMPAK

  44. Gambaran Laboratorium • SEROLOGI • Metode Elisa  Serum dengan IgM capture by CDC • IgM : respon pertama terhadap imunisasi atau infeksi virus dan menetap sampai 1-2 bulan. IgM positif: 3 hr– 28 hr setelah rash. • IgG : akan terbentuk kemudian dan menetap sampai beberapa tahun.Bila untuk keperluan diagnosis dibutuhkan 2 spesimen dengan interval waktu 10 – 30 hr karena berdasarkan peningkatan titer antibodi

  45. LANJUTAN: LABORATORIUM CAMPAK • ISOLASI • Tidak direkomendasikan untuk rutin diagnosis campak • Sangat penting untuk mengetahui strain virus asli suatu wilayah. • Spesimen: Urin, cairan nasofaring, swab tenggorok • Pengambilan spesimen tidak boleh lebih dari 7 hr setelah rash • Hasil yang positif akan dikirimkan ke Lab. Rujukan di CDC Atlanta untuk genotyping (mengidentifikasi strain virus)

  46. Komplikasi Campak Diare, Radang Telinga Tengah, Pneumonia, Encepalitis, Meninggal

  47. Faktor Risiko Komplikasi Campak • Usia • Malnutrisi • Populasi Padat • Defisiensi Immunitas • Defisiensi Vitamin A

  48. Komplikasi • Diare • Bronkhopneumonia • Pneumonia • Malnutrisi • Otitis media • Ulkus mucosa mulut • Komplikasi mata Sering Jarang • Encephalitis • Myocarditis • Pneumothorax • Pneumomediastinum • Appendicitis • Subacute sclerosing panencephalitis (SSPE)

More Related