1 / 15

Resensi Novel

Resensi Novel. Pertemuan Dua Hati Karya NH. Dini Angkatan ’66. Oleh : RATIH JUMIAWATI NIM : 0803406 Kelas : BAHASA. Tema :. Pendidikan. Tokoh :. Bu Suci Kepala Sekolah Suami Waskito Anaknya 3 orang Nenek Waskito Uwaknya Bude Waskito. Amanat.

deva
Télécharger la présentation

Resensi Novel

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Resensi Novel • Pertemuan Dua Hati • Karya NH. Dini • Angkatan ’66 Oleh : RATIH JUMIAWATI NIM : 0803406 Kelas : BAHASA

  2. Tema : Pendidikan

  3. Tokoh : Bu Suci Kepala Sekolah Suami Waskito Anaknya 3 orang Nenek Waskito Uwaknya Bude Waskito

  4. Amanat • Kita harus sabar dan tabah dalam menghadapi persoalan hidup. • Jangan pernah menganggap remeh seseorang dan memandang hanya dari sisi buruknya saja. Apalagi orang tersebut adalah anak didik kita yang harus dibimbing dan didik agar kelak bisa menjadi anggota masyarakat yang semestinya.

  5. Setting : • Sekolah • Rumah Bu Suci • Rumah Nenek Waskito

  6. Alur : Maju Sudut Pandang : Orang ke 1

  7. Sinopsis • Bu Suci adalah seorang guru SD. Hampir 10 th mengajar di Purwodadi. Dia tinggal bersama suami, 3 orang anaknya dan uwaknya. Suaminya bekerja sebagai montir di sebuah perusahaan di kotanya. • Beberapa bulan lalu suaminya pindah ke Semarang, tepatnya di daerah Mrican.

  8. Saat masuk ke sekolah baru di Semarang, ia menemani anak-anaknya ke sekolah. Dia juga memperkenalkan diri kepada Kepala Sekolah. Sebagai orang tua murid juga sebagai guru yang menunggu pengangkatan. Kepala Sekolah pun memberi penawaran untuk mengajar di sekolah tersebut.

  9. Anak keduanya sakit panas, batuk dan selesma. Bu Suci membawanya ke dokter umum. Setelah beberapa hari, kulitnya di tumbuhi bintik-bintik merah dan terasa gatal. Setelah beberapa hari batuk, selesma dan bintik-bintik itu hilang kini anaknya tersebut merasa sakit kepala. Bu Suci membawanya ke dokter perusahaan. Dokter memberinya obat dan menyarankan untuk dibawa ke Rumah Sakit. Setelah lima hari, anak tersebut sehat dan bisa masuk sekolah lagi.

  10. Hari pertama Bu Suci memperkenalkan diri kepada murid-muridnya dan mengabsen kehadiran muridnya. Hari itu ada 3 anak yang tidak hadir, salah satunya adalah Waskito. • Setelah empat hari mengajar, Waskito belum juga masuk. Bu Suci menanyakan kepada murid-muridnya tentang ketidak hadiran Waskito. Namun dari murid-muridnya, dia mengetahui bahwa teman-temannya tidak menyukai Waskito. • Menurut guru-guru yang pernah mengajar kelas tersebut, mereka menganggap Waskito sebagai murid yang sukar. Kemarahan dan ketenangannya didorong oleh hati yang kekurangan perhatian dari keluarganya.

  11. Bu Suci mengirim surat kepada Nenek Waksito. Sore hari yang telah ditentukan, Bu Suci mengunjungi rumah Nenek Waksito. Dari Neneknya dia memperoleh banyak informasi tentang Waksito. Bahwa Waksito pernah dipukul oleh ayahnya karena dia membolos. Selama berada dirumah orangtuanya dia tidak pernah ditegur, diberi tahu mana yang baik dan buruk. Tetapi selama tinggal 1,5 th dirumah Neneknya, Waskito bersikap manis, sopan, sering mengerjakan tugas rumah, masuk sekolah secara teratur. Hasilnya Waskito menjadi murid yang normal. Rapotnya menunjukan kemajuan. Namun, orang tuanya mengambilnya kembali.

  12. Suaminya menyampaikan kertas-kertas hasil pemeriksaan kesehatan keluarganya. Menurut dokter perusahaan anak keduanya harus dibawa ke dokter syaraf/neurolog. • Berhari-hari Bu Suci dan anaknya mondar-mandir rumah sakit untuk menjalani serangkaian pemeriksaan anaknya. Hasilnya, ternyata anaknya menderita penyakit ayan/ sawan/ epilepsi. • Bu Suci mengunjungi Nenek Waskito untuk kedua kalinya. Neneknya menceritakan bahwa kini Waskito tinggal bersama Budenya.

  13. Pada suatu hari Waskito masuk sekolah. Dihari itu Bu Suci meminta beberapa orang siswanya untuk berpindah tempat duduk. Ia juga meminta Waskito untuk pindah namun Waskito tidak mau. • Suatu hari sekolah melaksanakan pelajaran turun ke lapangan. Guru-guru dan murid-murid mengunjungi pabrik makanan. Terlihat, Waskito aktif bertanya tentang mesin pembuat makanan. • Bu Suci membentuk kelompok-kelompok di kelasnya. Setiap kelompok diberi tugas untuk membuat bejana berhubungan. Ternyata hasil karya kelompok Waskito yang paling sempurna.

  14. Bu Suci memberikan tugas kelompok membuat kebun binatang.Karya kelompok Waskito yang paling bagus. • Selama tiga bulan keadaan tenang. Waskito tidak membuat onar. • Pada waktu istirahat Waskito mengamuk. • Guru-guru mengusulkan agar Waskito dikeluarkan dari sekolah. • Bu Suci mempertahankan muridnya tersebut. Dia meminta waktu satu bulan kepada sekolah. Kepala Sekolah pun mengabulkan permintaannya.

  15. Sejak kejadian itu, pada waktu istirahat Bu Suci lebih sering berada dikelas. Bu Suci pun sering mengobrol dengan Waskito. Bu Suci merasa lebih dekat dengan muridnya tersebut. • Pada raport berikutnya berisi angka-angka normal. Waskito tidak pernah mengacau seperti yang dilakukannya tempo hari. Bu suci pun menepati janjinya, Waskito ikut memancing sepuas hatinya di Purwodadi bersama keluarga Bu Suci. • Pada akhir tahun pelajaran, Waskito naik kelas. Budenya datang ke sekolah berterima kasih kepada Kepala Sekolah, guru-guru terutama kepada Bu Suci. Atas keuletannya, Waskito menjadi murid yangt lebih dari biasa.

More Related