150 likes | 6.49k Vues
RESENSI NOVEL LA HAMI Karya : Marah Rusli. Oleh : Yuli Titasari. TEMA. Novel ini mengusung tema : “ Pencarian Jati Diri “ karena La Hami ingin mencari pintu derajatnya. Atau Perjuangan seorang pemuda yang gagah berani. TOKOH. La Hami Ompu Keli / Raja Anjong Ina Rinda / Putri Nakia Maliki
E N D
RESENSI NOVELLA HAMIKarya : Marah Rusli Oleh : Yuli Titasari
TEMA Novel ini mengusung tema : “ Pencarian Jati Diri “ karena La Hami ingin mencari pintu derajatnya. Atau Perjuangan seorang pemuda yang gagah berani.
TOKOH • La Hami • Ompu Keli / Raja Anjong • Ina Rinda / Putri Nakia • Maliki • Ute • Ompu Su • Ponto Wanike
Daeng Matita • Lalu Jala • Sultan Komarudin • Permaisuri Cahya Amin • Putri Sari Langkas • Raja Bicara
Putri Tamia • Abdul Azis • Santi Hati • Putri Nila Kanti
ALUR CAMPURAN • Ompu keli menyuruh La Hami pergi ke Donggo • Ompu Keli dan Ina Rinda menyuruh bujangnya Maliki untuk mencari La Hami ke Gunung Donggo • La Hami pulang dengan selamat • La Hami menceritakan perjalanannya kepada Ompu Keli dan Ina Rinda
La Hami pergi kepada Ompu Su • La Hami bertapa selama tujuh hari • Sultan Bima memanggil La Hami ke Istana • La Soka dan La Siki meninggalkan La Hami di pulau Komodo • Ompu Keli dan Ina Rinda membuka rahasia bahwa La Hami bukan anak kandung mereka
Lalu Jala ditolong oleh La Hami ketika sedang berburu rusa hingga akhirnya mereka bersahabat • La Hami bertemu dengan putri Nila Kanti • La Hami diangkat oleh Sultan Sanggar menjadi bumi ngoco di Sanggar dengan diberi nama Lalu Hami , sedang ayahnya dijadikan Ruma Hadat dan dinamakan Raja Anjong
Lalu Hami dijadikan panglima perang Dompo dengan pangkat Toreli dan nama Lalu Abdul Hamid • Akhirnya terbukalah pintu derajat La Hami, karena ia adalah putra Sultan Bima • Dilangsungkan Perkawinan empat sejoli yakni ; la Hami dan Putri Nila Kanti, serta Lalu Jala danPutri Sari Langkas. • La Hami menjadi Sultan Kerajaan Bima
LATAR Latar tempat pada novel ini yaitu; Sumbawa; Sanggar; Dompo; Donggo; dan Pulau Komodo
AMANAT • Jangan putus asa ketika mendapat kesulitan karena disana pasti mendapat jalan kemudahan • Ketika mendapat kesulitan kita harus pohonkan pertolongan Allah, karena Ia juga yang lebih berkuasa di dalam segala hal
SUDUT PANDANG • Sudut pandang yang digunakan pada novel ini adalah sudut pandang orang pertama, karena pada novel ini La Hami mnceritakan sendiri selama petualangannya dengan menggunakan kata “Hamba”
GAYA PENULISAN Gaya penulisan yang digunakan pengarang adalah menggunakan bahasa Melayu dan menggunakan bahasa kerajaan – kerajaan, sehingga sedikit menyulitkan pembaca dalam memahami maknanya. Walaupun demikian cerita ini tetap menarik untuk di baca. Selain itu terdapat beberapa majas, salah satunya adalah majas simile seperti, “bagaikan pinang dibelah dua”.