1 / 1

Global Warming Pengaruhi Kecerdasan Anak

Global Warming Pengaruhi Kecerdasan Anak Setiap anak terlahir cerdas. Faktor gizi, genetik, dan lingkunganlah yang selanjutnya membedakan kadar kecerdasan masing-masing anak.

fawzia
Télécharger la présentation

Global Warming Pengaruhi Kecerdasan Anak

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Global Warming Pengaruhi Kecerdasan Anak Setiap anak terlahir cerdas. Faktor gizi, genetik, dan lingkunganlah yang selanjutnya membedakan kadar kecerdasan masing-masing anak. Salah satu dari sembilan aspek kecerdasan multipel (multiple intelligence) yang dikemukakan pakar pendidikan dr. Howard Gardner adalah kecerdasan naturalis alias kecerdasan alami, termasuk kepekaan terhadap alam. Permasalahannya, apakah lingkungan masa kini memungkinkan anak mengoptimalkan potensi kecerdasan naturalisnya? Psikolog anak dari Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia, Fabiola Priscilla Setiawan, M.Psi menilai, kondisi lingkungan yang semakin buruk seperti terjadinya pemanasan global (global warming) menunjukkan efek negatif bagi perkembangan fisik dan psikologis anak. “Kondisi ini juga menghambat anak mengembangkan potensi kecerdasan naturalisnya,” ungkapnya. Ibu satu putri ini lantas mencontohkan, seorang anak yang sebenarnya mempunyai hobi berenang atau menyelam untuk mengoleksi batu-batu alam jadi takut terjun ke air karena khawatir airnya telah tercemar. Bumi yang makin tidak hijau juga membuat anak tidak lagi mengenal keragaman flora dan fauna yang punah akibat naiknya suhu air laut. Tercatat sekitar 90-95 persen karang mati di Kepulauan Seribu. Temperatur yang terlampau panas juga dapat menyebabkan gagal panen sehingga kelaparan dan malnutrisi pun merebak. “Penelitian di bidang psikologi lingkungan menunjukkan, memanasnya suhu udara dapat mempengaruhi kondisi emosi seseorang menjadi lebih mudah marah, cenderung agresif, dan merusak,” sebut psikolog yang juga mengajar di UNIKA Atmajaya Jakarta ini. Masalah lain akibat ulah manusia adalah banjir dan kebakaran. Kondisi ini dapat membuat anak mengalami stres kronik, bahkan trauma, karena kehilangan keluarga dan tempat tinggal. Anak pun jadi terluka fisik dan psikisnya. “Kondisi ini berpotensi menguatkan atau melemahkan karakter dasar anak,” tutur Feby. Memanasnya suhu udara secara tidak langsung juga berkorelasi dengan angka perilaku menyimpang dan agresif. Hal ini antara lain ditandai dengan tingginya tingkat kriminalitas di wilayah bersuhu panas.

More Related