1 / 10

INTERAKSI ANTARA ORGANISME BERMANFAAT DALAM PENGENDALIAN TUNGAU Tetranychus urticae (KOCH.)

INTERAKSI ANTARA ORGANISME BERMANFAAT DALAM PENGENDALIAN TUNGAU Tetranychus urticae (KOCH.). Żaneta Fiedler Institute of Plant Protection – National Research Institute, Department of Biological Control , Władyslawa Węgorka 20, 60-318 Poznań, Poland

fran
Télécharger la présentation

INTERAKSI ANTARA ORGANISME BERMANFAAT DALAM PENGENDALIAN TUNGAU Tetranychus urticae (KOCH.)

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. INTERAKSI ANTARA ORGANISME BERMANFAAT DALAM PENGENDALIAN TUNGAU Tetranychus urticae (KOCH.) Żaneta Fiedler Institute of Plant Protection – National Research Institute, Department of Biological Control , Władyslawa Węgorka 20, 60-318 Poznań, Poland JOURNAL OF PLANT PROTECTION RESEARCH Vol. 52, No. 2 (2012) Muhamad Subhi NIM S611208018

  2. PENDAHULUAN Dalam ekosistem alami, peristiwa pengelolanhamamenggunakan biota lain terjadi. Dalam aplikasi untuk pertanian, tujuannya adalah untuk secara efektif mengelola populasi organisme menguntungkan dan mengelola kemampuan mereka untuk mengurangi aktivitashama dalam lingkungan. Namun efektivitas agen-agen hayatitidak selalu seperti yang diharapkan. Untuk pengendalian hayati hamatungau di rumah kaca, musuh alami tersedia secara komersial

  3. TUJUAN Denganlatarbelakangtersebut, makaperludilakukanpenelitianuntukmelihatinteraksi antara organisme bermanfaat dalam pengendalian hama (KhususnyahamaTungau) yang sejalandengan Program Pengelolaan Hama Terpadu (PHT)

  4. BAHAN & METODE Percobaan dilakukan dalam laboratorium Tungau dibesarkan dan disediakan oleh Institut Perlindungan Tanaman - National Research Institute, Poznań, Polandia Predator Amblyseius swirskii digunakan bersama-sama dengan P. persimilis. Predator A. Degenerans digunakan dengan A. Californicus 30 tungau Tetranychus urticae ditempatkan pada daun tomat ditutupi dengan kertas saring yang dibasahi dalam cawan petri (berdiameter 9 cm). Setelah infestasi tomat dengan tungau, predator dimasukkan pada 10 ulangan : 10 individu predator secara terpisah, 5 predator individu (dua spesies) bersama-sama, dan kontrol(hama saja)

  5. Pengamatan Pengamatan dilakukan setiap hari selama 2 minggu setelah perlakuan Setiap kali pengamatanjumlah hidup dan mati hama dan predator dicatat Satu cawan petri berisi daun tomat dengantungau dan predator per perlakuan Semua percobaandilakukan dalam cawan petri pada 25 °C Data yang dikumpulkan dianalisis varian dengan UjiFreeman-Tukey

  6. HASIL & PEMBAHASAN Tabel 1. Rata-rata % dari populasi P. persimilis dan A. swirskii setelah diberipredator (bersama-sama atau secara terpisah) untuk mengurangi tungau Tetranychus urticae (kondisi laboratorium) • Jumlah P. Persimilis menurun ketika predator ini digunakan bersama-sama dengan A. Swirskii • Amblyseius swirskii kompetitif dengan populasi P. persimilisdalam mengendalikan tungau

  7. Tabel 2. Jumlah populasi tungau setelah diberipredator (terpisah atau bersama-sama) pada hari terakhir pengamatan Ketika digunakan bersama-sama untuk mengendalikan dua-spot tungaumakatingkatkematiantungau86% Predator digunakan secara terpisah kurang efektif terhadap hama (kematiansekitar 60%) ArtinyaInteraksiantarakedua predator menunjukkan ‘kerjasama’ yang positifuntukmengendalikanhamatungau

  8. Tabel 3. Jumlah populasi tungau setelah diberipredator (terpisahataubersama-sama) pada hari terakhir pengamatan Efektivitas predator A. degenerans dan A. californicusbila digunakan bersama-sama mencapai 72%untukmematikantungau JikaA. californicus saja menunjukkan efikasi yang tinggi dalam mengendalikan dari semua tahap dua-spot tungau. Organisme menguntungkan ini menyebabkan 66% kematian setelah 15 hari introduksisementara A. Degenerans hanya menyebabkan 44%

  9. KESIMPULAN • Bahwa A. Californicus lebih lambat dari P. persimilis, dan kedua spesies predator mengkanibal telur dan anakanketika jumlah tungau rendah • Bahwa interaksi antara organisme menguntungkan dalam pengendalian hama sangat penting • Interaksi merupakan faktor yang sangatdiperlukandalam program PHT

  10. TERIMA KASIH

More Related