140 likes | 690 Vues
PROSPEK DAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN INDUSTRI ROTAN INDONESIA. Jakarta , 21 Nopember 201 3. I. PENDAHULUAN. R otan merupakan bahan baku dari alam yang ramah lingkungan, karena rotan hidup di pepohonan. Jika rotan tumbuh dengan baik artinya hutan lestari.
E N D
PROSPEK DAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN INDUSTRI ROTAN INDONESIA Jakarta, 21 Nopember 2013
I. PENDAHULUAN Rotan merupakan bahan baku dari alam yang ramah lingkungan, karena rotan hidup di pepohonan. Jika rotan tumbuh dengan baik artinya hutan lestari. Karena itu produk olahan rotan termasuk produk ramah lingkungan (green product). Indonesia merupakannegarapenghasilrotanterbesardidunia. Diperkirakan 85% bahanbakurotandiseluruhduniadihasilkanoleh Indonesia, sisanyadihasilkanoleh Negara lain seperti : Philipina, Vietnam dannegara-negara Asia lainnya.
II. PERKEMBANGAN INDUSTRI ROTAN Mebel rotan produksi Indonesia telah lama dikenal di dunia. Hal ini terbukti dengan digunakannya mebel rotan dalam acara konferensi Postdam setelah perang dunia II pada tahun 1945 oleh Pemimpin dunia yaitu Yoseph Stalin selaku Sekjen Partai Komunis Uni Soviet, Presiden Amerika Serikat Harry S. Truman serta Perdana Menteri Inggris Winston Churchill. • Industri barang jadi rotan dalam negeri mulai tumbuh dan berkembang dengan pesat sejak dilakukan larangan ekspor bahan baku rotan pada tahun 1986 (nilai ekspor sebesar 19 juta USD). Ekspor produk barang jadi rotan Indonesia pernah mencapai nilai 370 juta USD pada tahun 1995. • Sejak tahun 1995 sampai dengan tahun 2011 kinerja ekspor produk barang jadi rotan mengalami tren penurunan, namun sejak diberlakukannya kebijakan larangan ekspor bahan baku rotan, ekspor produk rotan sampai bulan Juli 2012 memperlihatkan peningkatan yang signifikan dibandingkan dengan tahun 2011. Diharapkan tren positif ini terus berlanjut.
II. PERKEMBANGAN INDUSTRI ROTAN .. (lanjutan Sumber data : Data 2008 - 2012 --> BPS, Kemendag, Kemenperin Data 2013 --> Sucofindo
III. PELUANG & TANTANGAN PELUANG TANTANGAN Habitat rotan mulai tergantikan kegiatan ekonomi lain misalnya perkebunan dan pertanian Masih ada upaya untuk melakukan penyelundupan bahan baku rotan Belum berkembangnya industri pendukung (engsel, asesoris) Belum berkembangnya SDM bidang desain Masalah di bidang pengembangan industri : infrastruktur, energi, dll. • Potensi bahan baku rotan yang besar • Potensi SDM yang besar (padat karya) • Potensi desain dengan ciri khas etnis lokal • Trend green lifestyle yang meningkatkan penggunaan green product • Semakin baiknya pasar furniture dunia (prediksi naik 5% pada tahun 2013) meskipun saat ini masih ada krisis ekonomi di Eropa dan AS.
IV. KEBIJAKAN PENGEMBANGAN INDUSTRI ROTAN • Kebijakan ekspor rotan, hanya rotan yang sudah menjadi produk furniture dan kerajinan yang boleh diekspor • Untuk mendukung larangan ekspor bahan baku, pemerintah melakukan kegiatan verifikasi bahan baku rotan yang diangkut antar pulau. • Selain itu verifikasi juga dilakukan terhadap produk barang jadi rotan yang akan diekspor. • Mengembangkan industri pengolahan rotan di daerah sumber bahan baku • Pembangunan Pusat Pengembangan Industri Pengolahan Rotan di daerah sumber bahan baku (Katingan, Palu, Barito Timur dan Pidie). • Membangun sekolah kejuruan bidang rotan di Palu dan Katingan. • Melaksanakan Diklat Peningkatan Kompetensi SDM Bidang Teknik Produksi Furniture Rotan di daerah sumber bahan baku. • Revitalisasiindustri pengolahan rotan di sentra industri rotan yang sudah ada • Membangun Pusat Desain Furniture Rotan di Cirebon dan menyelenggarakan Lomba Desain Furniture. • Melaksanakan Diklat Peningkatan Kompetensi SDM Bidang Desain di daerah sentra industri. • Meningkatkan daya saing industri rotan di sentra industri. • Mengembangkan desain produk furniture. • Perluasan pasar (DN & LN) • Kemenperin telah memfasilitasi pameran furniture rotan baik di dalam maupun di luar negeri. • Kemenperin telah meminta kepada Pemerintah Pusat dan Daerah untuk menggunakan mebel rotan di kantor-kantor pemerintah dan BUMN, serta penggunaan bangku rotan di sekolah-sekolah khususnya di daerah sumber bahan baku.
V. Paket Kebijakan • KementerianPerdagangan • Permendag No.35/M-DAG/PER/11/2011 tentang Ketentuan Ekspor Rotan dan Produk Rotan. • Kebijakan ini mengatur tentang rotan yang dilarang ekspor. • Rotan yang dilarang ekspor termasuk dalam kelompok Ex HS. 1401.20 meliputi rotan mentah, rotan asalan, rotan W/S dan rotan setengah jadi. • Permendag No.36/M-DAG/PER/11/2011 tentang Pengangkutan Rotan Antar Pulau. Pada pasal (3) dinyatakan bahwa setiap pelaksanaan pengangkutan rotan antar pulau wajib dilakukan verifikasi oleh surveyor independen di tempat awal dan di tempat pembongkaran (tujuan akhir). • Permendag No.37/M-DAG/PER/11/2011 tentang Barang yang Dapat Disimpan di Gudang dalam Penyelenggaraan Sistem Resi Gudang. Pada pasal (4) diatur bahwa rotan termasuk barang yang dapat digudangkan dalam rangka resi gudang. • Kementerian Kehutanan • Permenhut No. SK-24/MENHUT-VI/2012 tentangPenetapanJatahProduksi Rotan Lestari SecaraNasional (AAC) PeriodeTahun 2012. JatahProduksi Rotan Lestari SecaraNasionalPeriodeTahun 2012 sebesar 143.120 ton. • Kementerian Perindustrian • Permenperin No.90/M-IND/PER/11/2011tentangPetaPanduanPengembanganKlasterIndustriFurniturTahun 2012-2016. Program pengembangan industri furniture rotan di Kemenperin mencakup : (1)Penyelamatan dan pemulihan (rescue & recovery) industri pengolahan rotan untuk industri rotan yang sudah ada; (2)Pengembangan industri pengolahan rotan di daerah sumber bahan baku; (3)Perluasan pasar (DN & LN).
Rencana Aksi Pengembangan Industri Pengolahan Rotan Sustainable Growth 2015 Recovery Program 2013 - 2014 Rescue Program 2012 Rescue Program 2012 • Membangun dan mengoptimalkan industri pengolahan rotan di daerah sumber bahan baku. • Peningkatan kompetensi SDM di daerah sumber bahan baku melalui diklat dan pendampingan. • Melakukan proses alih teknologi melalui program transmigrasi industri. • Mendirikan sekolah kejuruan bidang rotan di daerah-daerah sumber bahan baku. • Kerjasama antara pelaku bisnis di bidang bahan baku dengan industri pengolahan rotan dalam rangka penyerapan dan pemenuhan bahan baku rotan. • Meningkatkan penggunaan produk rotan di kantor pemerintah dan BUMN, serta penggunaan meja/bangku di sekolah-sekolah. • Memfasilitasi kegiatan pameran furniture rotan di dalam dan di luar negeri. • Pendirian pusat inovasi berbasis rotan yaitu Pusat Inovasi Mebel Rotan di Palu dan Pusat Inovasi Produk Rotan Non-Mebel di Katingan.
Rencana Aksi Pengembangan Industri Pengolahan Rotan Sustainable Growth 2015 Recovery Program 2013 - 2014 Rescue Program 2012 Recovery Program 2013 - 2014 • Pemberian insentif kepada perusahaan yang melakukan investasi dibidang barang jadi di daerah sumber bahan baku. • Penyusunan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) bidang pengolahan rotan. • Meningkatkan penguasaan teknologi dan desain dalam rangka peningkatan kualitas produk furniture rotan. • Mengoptimalkan pusat pengembangan &desain rotan yang telah ada. • Kampanye/promosi produk furniture rotan sebagai green product melalui media masa, leaflet, inflight magazine (LN dan DN). • Melakukan kerjasama dengan jaringan pemasaran global.
Rencana Aksi Pengembangan Industri Pengolahan Rotan Sustainable Growth 2015 Recovery Program 2013 - 2014 Rescue Program 2012 Sustainable Growth 2015 • Program budidaya rotan terpadu. • Diklat peningkatan kompetensi SDM furniture bidang manajemen pemasaran. • Memfasilitasi kerjasama antara lembaga-lembaga riset nasional dengan lembaga-lembaga riset di negara-negara yang maju industri furniture. • Fasilitasi showroom/pergudangan di beberapa negara konsumen potensial produk furniture. • Menyusun kebijakan dalam hal fasilitasi budidaya rotan.
VI. KEGIATAN YANG TELAH DILAKUKAN OLEH KEMENPERIN • Bekerjasama dengan Pemda daerah sumber bahan baku membangun Pusat Pengembangan Industri Pengolahan Rotan. • Dalam rangka menyediakan SDM di bidang pengolahan rotan, bekerjasama dengan Pemda daerah sumber bahan baku membangun sekolah kejuruan bidang rotan. • Memfasilitasi pameran furniture rotan baik di dalam maupun di luar negeri. • Dalam rangka pengembangan desain, telah membangun Pusat Desain Furniture Rotan di Cirebon dan telah menyelenggarakan Lomba Desain Furniture Rotan. • Dalam rangka pengembangan SDM, Kemenperin telah melaksanakan Diklat Peningkatan Kompetensi SDM Bidang Desain dan Bidang Teknik Produksi Furniture Rotan di daerah sumber bahan baku. Selain itu Kemenperin juga telah melaksanakan Pelatihan Mutu dan Craftmenship Building Furniture Rotan di daerah sentra industri. • Dalam rangka peningkatan penggunaan furniture rotan di dalam negeri, telah dilaksanakan program penggunaan meja-kursi rotan untuk sekolah-sekolah dengan memanfaatkan dana CSR dari BUMN/Swasta. 11