1 / 19

MATERI PEMBAHASAN TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN IV (TPT 4 )

MATERI PEMBAHASAN TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN IV (TPT 4 ). TEMA : TEKNOLOGI INTENSIFIKASI PADI AEROB TERKENDALI BERBASIS ORGANIK (IPAT – BO) UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI PADI Oleh : Tim Dosen TPT 4. Tahapan Program Intensifikasi Padi. 1960 Pra Bimas

gwylan
Télécharger la présentation

MATERI PEMBAHASAN TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN IV (TPT 4 )

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. MATERI PEMBAHASAN TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN IV (TPT 4 ) TEMA : TEKNOLOGI INTENSIFIKASI PADI AEROB TERKENDALI BERBASIS ORGANIK (IPAT – BO) UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI PADI Oleh : Tim Dosen TPT 4

  2. Tahapan Program IntensifikasiPadi 1960 PraBimas Demas danBimas Bimas Insus Supra Insus sekarang PTT

  3. - ekstensifikasi= perluasan areal lahanpertanian - intensifikasi = peningkatanproduksidengan menambahkan input pertanian persatuanluaslahan Upayaintensifikasi yang sedangdikembangkanolehBalaiBesarPenelitianTanamanPadi : PengelolaanTanamanTerpadu(PTT). Konsep PTT = pengelolaantanamandenganmengintegrasikan komponen teknologi dengan potensibiofisik, sosial, danekonomi. Peningkatanproduksitanaman: (Satari; dkk,2005)

  4. Komponenteknologipada PTT untukpadisawah • VarietasUnggulBaru (VUB) • Benihbermutudanberlabel • Pemberianpupukorganik • Cara tanamlegowo 2 : 1 • Pemupukananorganikspesifiklokasi • Pengendalian OPT dengan PHT • Pengolahantanahsesuaimusimdanpolatanam • Penggunaanbibitmuda (< 21 hari) • Tanambibit 1 – 3 batang per rumpun • Pengairanberselang • Penyianganmenggunakanlandakatau gasrok • Panentepatwaktu, dangabahsegeradirontok

  5. Tahun 1984/1985 : Indonesia mencapaiswasembadaberaspotensihasil 8 ton/ha. Namunsetelahitu, terjadipelandaianhasilpadi (Levelling off ) Penyebabdarikeadaanini : • Pengolahantanah yang terusmenerusdilumpurkanmenyebabkanterjadinyagangguanpadaRhizosfer / ketidakseimbanganmikrobatanah.

  6. Pemupukananorganik NPK secaraterusmenerustanpadiimbangipupuklainnyadanpupukorganik menggangguekosistemalami: terganggunyabiodiversitasmikrobatanah, danterputusnyarantaimakanan. • Adanyaerositanah. • Penggunaanvarietas yang rentanterhadapseranganhamapenyakit • Pencemaran air & efek residu dari pestisida, bahan ikutan pada produk pertanian membahayakan kesehatan manusia. 6. Penanaman padi secara terus menerus, tanpa pergiliran tanaman (tidak memutus siklus hama penyakit ).

  7. 7. Menurunnyakandunganbahanorganik( < 2% ) di 8 Provinsidi Indonesia, dari 1548 contohlahansawah, persentasenilai C – organikberdasarkankriteria : < 1 % = 18 % 1 – 1,5 % = 28 % 1,5 – 2 % = 20 % > 2 % = 34 %  66 % beradadalamkondisisakit !!!

  8. Upayamengembalikankesehatantanah & mempertahankankeberlanjutanekosistempertanian : Sistempertanianramahlingkungan (sustainable agriculture) prinsip: menjagakeselarasankomponenekosistem (manusia, hewan, tanaman, dansumberdayaalam) secaraberkesinambungandanlestari. Revitalisasikesehatantanah

  9. konsep PTT • Membantumemecahkanmasalahpelandaianproduktivitaspadi. • Intensifikasipadisawahbersifatspesifiklokasi bergantungpadakondisisumberdayapertaniandiwilayahpetanidanmasalah yang akandiatasi (demand driven technology). 3. inovasiteknologi yang mengacupadakonsep PTT dikembangkanuntukmembantumemberikansolusiterhadappemecahanmasalah, diantaranya: IPAT – BO.

  10. Metode IPAT – BO (IntensifikasiPadiaerobTerkendaliBerbasisOrganik ) : • Teknikbudidayapadisawah yang sudahditerapkandibeberapadaerahdi Indonesia sejak 2007. • Pelaksanaannyadenganmenggunakansistempakar (expert system) dilahanpetani.

  11. Teknologi IPAT – BO : sistemproduksi yang holistik (terpadu), danekologis • Pemanfaatankekuatanbiologistanah, sebagaipabrikpupukalamidalamekosistemtanah. • Manajementanaman. 3. Pemupukan : hayati, biostimulan, danpupukanorganik dipadukandengantatakelola air secaraterencana ( by design). Ketiganyamendukungpertumbuhandanperkembangansistemperakaranpadidalamkondisiaerobhasilpadimeningkat.

  12. Masalahpengaturantata air pada IPAT – BO Di Indonesia budidayapadidigolongkanatasberbagaidasar : • Penggunaanatasdasarsumber air hujandan air irigasi: - Padigogo ( ditanamditegalan / ladang) dilahankering. - Padigora (ditanamdisawahtadahhujan). - Padisawah (ditanamdisawahberpengairanirigasiteknis, ½ teknis, swadaya) dilahanbasah. • Penggolonganatasdasarmusim: - Padisawahmusimkemarau (MK) - Padisawahmusimhujan (MH)

  13. Penggolonganatasdasardalamnya air genangan . - Padigogo(tidakpernahdigenangi) - Padisawah( seluruhwaktupertumbuhanpadidigenangi 5 – 25 cm) - Padigogorancah(tidakdigenangidiawalpertumbuhandankemudiandigenangi 5 – 25 cm padaperiodepertengahansampaiakhirpertumbuhan. - Padipasangsurut(Padisawahdengangenangandiatas 50 cm, denganvariasitinggigenangan air bergantungpadapasangdansurutnya air dimuarasungai). - Padirawa / padilebakadalahpadisawahdengangenanganlebihdari 50 cm sampai 2 m. [Padi air dalamadalahnama lain untukpadipasangsurut, padirawadanpadilebak.]

  14. STRATEGI TEKNOLOGI IPAT - BO • Mengoptimalkandanmemanfaatkankemampuanpadidalammengembangkansistemperakarandanpembentukananakan. • Meningkatkanperanankekuatanbiologisdalammemasoknutrisidanmemproduksisenyawabioaktif (fitohormon, eksudatakar) untukmenunjangpertumbuhandanpengembangansistemperakarandantanaman.

  15. Tahapanteknikbudidaya IPAT – BO : • Seleksibenih, dalamlarutangaram • Persemaianbenihumur 7 – 14 HSS • Pemupukan : (1) Pupukorganik : - Sebelumpersemaian : 500 g kompos + 50 g pupuk bio per m2 -Sebelumtanam: komposjerami/pupukkandang 300 – 500 kg/ha, + pupukbiostimulan untukdaunpadaumur 15, 25, 35HST, untukbungapadaumur 45, 55, dan 65 HST

  16. (2) Pupukanorganik : N, P, K 1 – 2 harisebelumtanam. Pupuksusulandgnmelihatbaganwarnadaun (BWD) saatumur (21 – 28 HST), (35 – 42 HST), (48 – 56 HST)  dosissesuaianjuran. • Pengaturanjaraktanam: - Polabujursangkar (30 x 30, 35 x 35, 40 x 40, 50 x 50 cm ) 1 benih per lubangtanam. - Sistemtanambibitkembar (IPAT – TS) (Twin Seedling) - Legowo (IPAT – LG).

  17. Teknikpemberian air : (1) Sejaktanamhinggamasapertumbuhantanamanlahanmacak – macak. (2) Saatpengendaliangulma, dilakukanpenggenanganhinggaketinggian air 1 – 2 cm dilakukan 1 – 2 harisebelumpenyiangangulma. (3) Selanjutnyalahandalamkondisimacak – macakhinggafasepemasakan. (4) Lima belasharimenjelangpanen, pemberian air diberhentikandandibiarkanmengeringsecaraalami.

  18. PerbedaanSistemKonvensionaldengan IPAT – BO Sistem IPAT - BO Konvensional 1. BenihBorosHemat 25 %  30 kg/ha  7,5 kg/ha • Tanam 3 – 4 bibit/lubang 1 bibit/lubang • JaraktanamRapatLebar 4. Penggunaan air Digenangiterus - aerob (anaerob) - Penggenanganterputus - Hemat air • Pupukorganik - Menggunakan 6. PupukanorganikBorosHemat  50 %

  19. Pada IPAT – BO • Pupukdarijerami: inokulasidengandekomposerABG – degra 200 g/ha padatumpukanjeramiatauhamparanjeramisebelumpengolahantanah (1 – 2 minggu ) sebelumpengolahan. • EkstrakorganikdanbiostimulanABG

More Related