1 / 13

D I K S I

D I K S I. Diksi : ketepatan pilihan kata Dipengaruhi oleh kemampuan mengetahui, memahami, menguasai & menggunakan sejumlah kosa kata secara aktif dan tepat agar komunikasi bisa efektif. Indikator ketepatan kata :

jane
Télécharger la présentation

D I K S I

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. D I K S I Diksi : ketepatan pilihan kata Dipengaruhi oleh kemampuan mengetahui, memahami, menguasai & menggunakan sejumlah kosa kata secara aktif dan tepat agar komunikasi bisa efektif. Indikator ketepatan kata : Mengkomunikasikan gagasan berdasarkan pilihan kata yang tepat & sesuai berdasarkan kaidah bahasa Indonesia Menghasilkan komunikasi puncak (paling efektif) tanpa salah penafsiran / salah makna Menghasilkan respon pembaca / pendengar sesuai harapan penulis / pembicara Menghasilkan target komunikasi yang diharapkan

  2. Syarat-syarat ketepatan kata : • Membedakan makna denotasi & konotasi dengan cermat. • Membedakan secara cermat makna kata yang hampir bersinonim. Misalnya :adalah, ialah dsb • Membedakan makna kata secara cermat kata yang mirip ejaannya. Misalnya : sarat (penuh) dan syarat (ketentuan) • Tidak menafsirkan makna kata secara subjektif berdasarkan pendapat sendiri, jika pemahaman belum dapat dipastikan, pemakai harus menemukan kata yang tepat dalam kamus. Misalnya : modern arti subjektif canggih, menurut kamus berarti terbaru atau mutakhir • Menggunakan imbuhan asing (jika diperlukan) harus memahami maknanya secara tepat, misalnya : koordinir seharusnya koordinasi

  3. Syarat-syarat ketepatan kata : • Menggunakan kata-kata idiomatik berdasarkan susunan yang benar, misalnya : sesuai bagi seharusnya sesuai dengan • Menggunakan kata umum & kata khusus secara cermat, misalnya : mobil (kata umum) avanza (kata khusus, buatan Toyota) • Menggunakan kata yang berubah makna dengan cermat, misalnya : isu (dari B. Inggris : publikasi, perkara, kesudahan) isu (dalam B. Indonesia : kabar angin, desas-desus) • Menggunakan dengan cermat kata bersinonim (misalnya : pria dan laki-laki); berhomofoni (misalnya :bang dan bank); berhomografi (misalnya : apel buah, apel upacara) • Menggunakan kata abstrak dan kata konkret secara cermat, kata abstrak (konseptual, misalnya : pendidikan, wirausaha) dan kata konkret atau kata khusus (misalnya : mangga, berenang)

  4. Kesesuaian Kata Diperlukan agar tidak merusak makna, suasana, dan situasi yang hendak ditimbulkan, atau suasana yang sedang berlangsung. Syarat kesesuaian kata : • Menggunakan ragam baku dengan cermat, misalnya : hakikat (baku), hakekat (tidak baku) • Menggunakan kata yang berhubungan dengan nilai sosial dengan cermat, misalnya : kencing (kurang sopan), buang air kecil (lebih sopan) • Menggunakan kata idiomatk dan berlawanan makna dengan cermat, misalnya : sesuai bagi (salah), sesuai dengan (benar) • Menggunakan kata dengan nuansa tertentu, misalnya : berjalan lambat, mengesot, dan merangkak • Menggunakan kata ilmiah untuk karangan ilmiah, dan kata populer untuk komunikasi nonilmiah, misalnya : argumentasi (ilmiah), pembuktian (populer) • Menghindarkan penggunaan ragam lisan dalam bahasa tulis, misalnya : tulis, baca (bahasa lisan), menulis, membaca (bahasa tulis)

  5. Pemilihan kata yang tepat untuk menyampaikan gagasan ilmiah menuntut penguasaan : • Keterampilan yang tinggi terhadap bahasa yang digunakan • Wawasan bidang ilmu yang ditulis • Konsistensi penggunaan sudut pandang , istilah, baik dalam makna maupun bentuk agar tidak salah penafsiran • Syarat ketepatan kata • Syarat kesesuaian kata Fungsi Diksi : • Melambangkan gagasan yang diekspresikan secara verbal • Membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat (sangat resmi, resmi, tidak resmi) sehingga menyenangkan pendengar / pembaca • Menciptakan komunikasi yang baik dan benar • Menciptakan suasana yang tepat • Mencegah perbedaan penafsiran • Mencegah salah pemahaman • Mengefektifkan pencapaian target komunikasi

  6. Perubahan Makna Faktor penyebab perubahan makna : • Kebahasaan : Meliputi perubahan intonasi, bentuk kata & bentuk kalimat. • Kesejarahan • Kesosialan • Kejiwaan  rasa takut, kehalusan ekspresi, kesopanan. • Bahasa asing • Kata baru

  7. Denotasi dan Konotasi Kata denotasi lebih menekankan tidak adanya nilai rasa, sedangkan konotasi bernilai rasa kias. Makna denotasi lazim disebut : • Makna konseptual : makna yang sesuai dengan hasil observasi (pengamatan) menurut penglihatan, penciuman, pendengaran, perasaan, atau pengalaman yang berhubungan dengan informasi faktual & objektif. • Makna sebenarnya • Makna lugas : makna apa adanya, lugu, polos Konotasi berarti makna kias, bukan makna sebenarnya. Makna kata konotatatif cenderung bersifat subjektif, dan lebih banyak digunakan dalam situasi tidak formal.

  8. Sinonim Sinonim : persamaan makna kata, artinya dua kata atau lebih yang berbeda bentuk, ejaan, dan pengucapannya, tetapi bermakna sama. Misalnya : wanita sinonim perempuan laki-laki sinonim pria Ketidakmungkinan menukar sebuah kata dengan kata lain yang bersinonim atau hampir bersinonim disebabkan oleh berbegai alasan : waktu, tempat, kesopanan, suasana batin, dan nuansa makna. Dua kata bersinonim atau hampir bersinonim tidak digunakan dalam sebuah frasa, misalnya : agar supaya, bagi untuk, adalah yaitu.

  9. Idiomatik Idiomatik adalah penggunaan kedua kata yang berpasangan. Misalnya : berharap akan, sesuai dengan, disebabkan oleh, dll. Contoh : Bangsa Indonesia berharap akan tampilnya seorang presiden yang mampu mengatasi berbagai kesulitan bangsa. Kata berharap akan tidak dapat digantikan oleh mengharapkan akan atau berharap dengan.

  10. Kata Tanya : Di Mana, Yang Mana, Hal Mana Kata tanya hanya digunakan untuk menanyakan sesuatu, jika tidak menanyakan sesuatu tidak digunakan (digunakan berarti salah). Misalnya : yang mana, di mana, dan hal mana Contoh : Sahabatku yang mana sangat baik kepadaku ketika di SMP dulu, sekarang menjadi pengusaha sukses. (salah) Sahabatku yang sangat baik kepadaku ketika di SMP dulu, sekarang menjadi pengusaha sukses. (benar)

  11. Homonim, Homofon, Homograf Homonim homo berarti sama dan nym berarti nama. Homonim dapat diartikan sama nama, sama bunyi tetapi berbeda makna. Contoh : buku = ruas buku = kitab Homofon homo berarti sama dan foni (phone) berarti bunyi atau suara. Homofon mempunyai pengertian sama bunyi, berbeda tulisan, dan berbeda makna. Contoh : bank = tempat menyimpan / meminjam uang bang = kakak laki-laki Homograf  homo berarti sama, dan graf (graph) berarti tulisan. Homograf ditandai oleh kesamaan tulisan, berbeda bunyi, dan berbeda makna. Contoh : apel = nama buah apel = upacara di lapangan

  12. Kata Abstrak dan Kata Konkret Kata abstrak mempunyai referensi berupa konsep, sedangkan kata konkret mempunyai referensi objek yang dapat diamati. Pemakaian dalam penulisan bergantung pada jenis dan tujuan penulisan. Uraian sebuah konsep biasanya diawali dengan pembahasan umum yang menggunakan kata abstrak dilanjutkan dengan detail yang menggunakan kata konkret. Contoh : • APBN RI mengalami kenaikan lima belas persen. (kata konkret) • Kebenaran pendapat itu tidak terlalu tampak. (kata abstrak)

  13. Kata Umum dan Kata Khusus Kata umum dibedakan dari kata khusus berdasarkan ruang lingkupnya. Makin luas ruang lingkup suatu kata, makin umum sifatnya. Sebaliknya, makna kata menjadi sempit ruang lingkupnya makin khusus sifatnya. Kata umum  semakin besar salah penafsiran Kata khusus  semakin kecil salah penafsiran Contoh : Kata umum : melihat Kata khusus : melotot, melirik, mengintip, menatap

More Related