740 likes | 985 Vues
Analisis Laporan Praktik Kerja Lapangan di Desa Gading Wetan, Kecamatan Gading, Kabupaten Probolinggo. Nama Anggota Kelompok : 1. EKA OKTAVIANI RAHAYU 101111007 2. NOVI DWI IRA SURYANI 101111016 3. MOHAMAD ZAMRONI 101111025 4. WEMMY NOOR FAUZIA 101111029
E N D
Analisis Laporan Praktik Kerja Lapangan di Desa Gading Wetan, Kecamatan Gading, Kabupaten Probolinggo • Nama Anggota Kelompok : 1. EKA OKTAVIANI RAHAYU 101111007 2. NOVI DWI IRA SURYANI 101111016 3. MOHAMAD ZAMRONI 101111025 4. WEMMY NOOR FAUZIA 101111029 5 . AYU PUTRI PITALOKA 101111037 6. DESY FATMAWATI 101111039 7. RATNA A H 101111062 8. RYAN RIZKY B 101111068 9. DANI YULI KURNIAWAN 101111094 10. TRIO LINDA FAMILIA E R 101111097 11. OKY NOR SAHANA 101111105 Kelompok 4 IKMA 2011
STRATIFIKASI SOSIAL Stratifikasisosialadalahperbedaanindividuataukelompokdalammasyarakat yang menempatkanseseorangpadakelas-kelassosial yang berbeda-bedasecarahierarkidanmemberikanhaksertakewajiban yang berbeda-beda pula antarindividu. Stratifikasisosialdapatdiperolehmelaluiusaha-usahatertentu. Misalnyasepertistratifikasidalambidangpendidikan, danbidangekonomi.
JumlahpendudukdesaGadingWetan, antarapenduduklaki-lakidanperempuanhampirsama, yaitu 880 penduduklaki-lakidan 895 pendudukperempuan.
Kesimpulan: Jikamelihatsarana pendidikan yang adadidesaGadingWetanadalah 1 PAUD, 1 RA Kholafiah Khasaniah, 1 SDN Gading Wetan, dan 1 Madrasah Islamiah Kholafiah Khasaniah, dandari data tingkatpenduduk yang berpendidikanhingga SMA jugacukuptinggi, bahkanhinggapendidikansarjanasrata 1-3 mencapaiangka yang lumayan. InimenunjukkanbahwakesadaranpendudukdesaGadingWetanterhadappendidikanterbilangcukuptinggi.
Berdasarkantingkatekonominya, pendudukdesaGadingWetanberadapadatingkatmenengahkebawah. Kemungkinanhalinidipengaruhiolehmatapencaharianpenduduk yang sebagianbesarberprofesisebagaiburuhtani.
ANALISIS LEMBAGA SOSIAL Lembaga sosial adalah prosedur atau tata cara yang telah diciptakan untuk metar mengatur hubungan antar manusia yang tergabung dalam suatu kelompok masyarakat. (Robert MacIver dan C. H. Page) Lembaga sosial adalah himpunan norma dari segala tingkatan yang berkisar pada suatu kebutuhan pokok dalam kehidupan masyarakat. (Soerjono Soekanto)
Dapat kita simpulkan dari beberapa ahli, pengertian lembaga sosial adalah wadah dari sekumpulan norma atau kaedah yang mengatur pendukungnya dalam rangka mewujudkan kebutuhan masyarakat yang bersifat khusus.
KELUARGA Dari segi kondisi ekonomi: Keluarga prasejahtera : 171 orang Keluarga sejahtera I : 47 orang Keluarga sejahtera II : tidak ada Keluarga sejahtera III : 232 orang Keluarga sejahtera III plus : 18 orang Mayoritas kelompok keluarga di Desa Gading Wetan, Kecamatan Gading, Kabupaten Probolinggo tergolong dalam keluarga sejahtera III.
Jumlah keluarga terbanyak ada pada kriteria keluarga prasejahtera dan sejahtera III, dimana berdasarkan BKKBN • Keluarga pra-sejahtera dalah keluarga yang belum dapat memenuhi salah satu atau lebih dari 5 kebutuhan dasarnya (basic needs) Sebagai keluarga Sejahtera I, seperti kebutuhan akan pengajaran agama, pangan, papan, sandang dan kesehatan. • Kriteria keluarga sejahtera III yaitu keluarga yang sudah memenuhi kebutuhan dasar dan kebutuhan psikologis. Diantaranya:Biasanyamakanbersama paling kurangsekaliseharidankesempatanitudimanfaatkanuntukberkomunikasiantaranggotakeluarga,Ikutsertadalamkegiatanmasyarakatdilingkungantempattinggalnya.Mengadakanrekreasibersamadiluarrumah paling kurang 1 kali/6 bulan. dapatmemperolehberitadarisuratkabar/TV/majalah. • Mayoritas penduduknya bisa dikatakan makmur, tapi perbedaan ini terlihat sangat mencolok sekali ketika peringkat kedua terbanyak adalah keluarga prasejahtera.
Mungkin dengan banyaknya keluarga sejahtera III di daerah ini bisa membuka lapangan pekerjaan untuk meningkatkan perekonomian penduduk yang masih prasejahtera, dengan begitu kemakmuran akan merata.
Dalam urusan perkawinan prinsip kekerabatan di lokasi kajian adalah tidak ada aturan yang mengikat, artinya dimana pihak laki-laki dan pihak perempuan mempunyai kebebasan untuk menentukan pasangan/pilihan hidup. Sedangkan untuk penyelenggaraan pesta perkawinan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan antara kedua keluarga besar.
Jumlah penduduk yang berstatus kawin melampaui 90%. Hal tersebut menandakan bahwa pertumbuhan penduduk di desa tersebut berada pada angka positif. • Angka perceraian yang sedikit sekali menggambarkan sedikitnya konflik rumah tangga yang tidak terselesaikan dengan baik.
Tingkat pendidikan masyarakat Desa Gading Wetan, Kecamatan Gading, Kabupaten Probolinggo masih tergolong rendah dikarenakan jumlah terbanyak jenjang pendidikan terakhir terdapat pada tingkatan Sekolah Dasar sebanyak 452 jiwa atau 30,9 % dari total jumlah penduduk. • Hal ini berdampak pada rendahnya pengetahuan masyarakat terkait prilaku dan kebiasaan sehari-hari yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan . • Contoh : polusi udara,bau dan penyakit yang dikarenakan kegagalan pengolahan sampah, kebiasaan merokok (67%), BAB di sungai (40,4 %) • Jumlah siswa SMA di daerah ini yang mencapai 28,5% menunjukkan bahwa banyak yang sudah melaksanakan wajib belajar 12 tahun. Hal ini juga akan berdampak pada perekonomian terkait pendidikan terakhir dari masing-masing penduduk.
AGAMA keseluruhan masyarakat Desa Gading Wetan, Kecamatan Gading, Kabupaten Probolinggo beragama ISLAM
Agama yang dianut keseluruhan penduduk Desa Gading Wetan, Kecamatan Gading, Kabupaten Probolinggo adalah Islam. • Dengan demikian di lokasi kajian sarana ibadah yang ada meliputi bangunan masjid dan mushola di perumahan penduduk. Tempat ibadah tersebut merupakan usaha swadaya masyarakat. • Selain menjalankan ibadah sesuai dengan ajaran agama, penduduk di Desa Gading Wetan, Kecamatan Gading, Kabupaten Probolinggo juga masih menjalankan tradisi yang yag mengandung nilai keagamaan misalnya selamatan pada acara-acara sakral dan juga pengajian. • Pengajian/majlis taklim dibentuk oleh masyarakat untuk meningkatkan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa bagi kaum muslim. Kegiatan yang dilakukan kelompok ini diantaranya adalah mengadakan pengajian dan pembinaan mental keagamaan.
EKONOMI TingkatekonomimasyarakatDesaGadingWetan, KecamatanGading, KabupatenProbolinggotergolongtingkatanmenengahkebawah.
Prosentase tertinggi pada pendapatan keluarga ialah pada rentang 500rb-1jt dan mayoritas penduduk wanita hanya sebagai Ibu rumah tangga. Hal ini sangat berkorelasi dengan pendidikan akhir yang ditempuh oleh mayoritas penduduknya yang sebagian besar hanya hingga derajat SD dan SMA. Banyaknya Ibu rumah tangga bisa jadi sangat bermanfaat untuk kualitas pertumbuhan anak baik fisik maupun psikhis karena sepanjang waktu fokus pada rumah tangga.
PEMERINTAH / POLITIK Organisasi kemasyarakatan di wilayah desa Gading Wetan meliputi organisasi yang bersifat struktural dan non-struktural. Organisasi strukturalnya terdiri dari: • LKMK (Lembaga Ketahanan Masyarakat Kota) yang bersifat sebagai pengontrol pelaksanaan program di desa • RW (Rukun Warga), yang terdiri dari 4 RW • RT (Rukun Tetangga) yang terdiri dari 7 RT Selain itu, lembaga non-strukturalnya adalah seperti PKK, karang taruna, persatuan ibu pengajian (Muslimat) dan lainnya.
PKK • Kelompok ini dibentuk atas prakarsa pemerintah, beranggotakan kaum wanita terutama ibu rumahtangga. Banyaknya presentase Ibu rumah tangga berarti juga semakin banyak anggota PKK di desa ini. Tujuan kelompok ini adalah peningkatan kesejahteraan keluarga melalui berbagai kegiatan seperti arisan, simpan pinjam, tabungan, gotong royong, dan usaha ekonomis produktif. Lembaga ini mempunyai jangkauan wilayah berjenjang dari tingkat Rukun Tetangga, Dusun, Desa, Kecamatan, Kabupaten dan Propinsi • Biasanyanya kader PKK diberdayakan sebagai kader Posyandu, tujuan kelompok ini untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan ibu dan anak. Kegiatannya berupa pemeriksaan kesehatan balita, menimbang balita, penyuluhan dan pelayanan keluarga berencana serta peningkatan gizi keluarga.
Karang Taruna/kelompok pemuda • Kelompok ini merupakan organisasi pemuda pada tingkat lokal. Inisiasi pembentukan Karang Taruna oleh masyarakat, dan secara fungsional berada dalam pembinaan Departemen Sosial. Anggotanya sebagian besar remaja dan beberapa orang dewasa, dengan usia berkisar antara 19 tahun sampai dengan usaia 40 tahun. Kelompok pemuda ini pada memiliki kegiatan edukatif, ekonomis produktif dan rekreatif. Namun demikian kondisi saat ini sebagian besar tampaknya kurang aktif karena berbagai pengaruh pada anak muda yang menjadikannya kurang sosialis di desanya, misal kuliah di luar kota • Persatuan ibu pengajian (Muslimat) dibentuk oleh masyarakat untuk meningkatkan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa bagi kaum muslim. Kegiatan yang dilakukan kelompok ini diantaranya adalah mengadakan pengajian dan pembinaan mental keagamaan.
BUDAYA MASYARAKAT Kata budaya merupakan bentuk majemuk kata budi-daya yang berarti cipta, karsa, dan rasa. Sebenarnya kata budaya hanya dipakai sebagai singkatan kata kebudayaan, yang berasal dari Bahasa Sangsekerta budhayah yaitu bentuk jamak dari budhi yang berarti budi atau akal. Menurut Koentjaraningrat (1979) budaya diartikan sebagai keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar.
Ada tujuh unsur-unsur kebudayaan universal, antara lain: 1. Sistem Religi 2. Sistem Organisasi Masyarakat 3. Sistem Pengetahuan 4. Sistem Mata Pencaharian Hidup 5. Sistem Teknologi dan Peralatan 6. Bahasa 7. Kesenian
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa seluruh warga Gading Wetan beragama islam. Karena semua penduduknya beragama islam, maka terdapat upacara keagamaan yang sudah diwariskan secara turun – temurun seperti khitan, selamatan,tahlilan, dan berbagai upacara keagamaan islam lainnya.
2. Sistem Kemasyarakatan Organisasi kemasyarakatan di wilayah desa Gading Wetan meliputi organisasi yang bersifat struktural dan non-struktural. Organisasi strukturalnya terdiri dari: a. LKMK (Lembaga Ketahanan Masyarakat Kota) yang bersifat sebagai pengontrol pelaksanaan program di desa b. RW (Rukun Warga), yang terdiri dari 4 RW c. RT (Rukun Tetangga) yang terdiri dari 7 RT Sedangkan lembaga non-strukturalnya adalah seperti PKK, karang taruna, persatuan ibu pengajian (Muslimat) dan lainnya.
Status pendidikan warga Gading Wetan paling rendah adalah lulusan SD sebesar 45,7%. Sementara untuk jenjang pendidikan paling tinggi adalah lulusan D1, D3, dan S1 sebesar 2,1%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pendidikan masyarakat Gading Wetan Probolinggo masih tergolong rendah, karena sebagian besar penduduknya memiliki jenjang pendidikan terakhir Sekolah Dasar.
Mata pencaharian penduduk Gading Wetan sebagian adalah sebagai petani yaitu 471 orang, yang terdiri dari 132 orang petani pemilik tanah, 42 orang petani penggarap tanah, dan 297 orang sebagai buruh tani. Kemudian pengusaha sedang/ besar sebanyak 2 orang, pengrajin/ industri kecil sebanyak 33 orang, pengangkutan sebanyak 11 orang, dan 14 orang sebagai PNS. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa mata pencaharian penduduk Gading Wetan adalah sebagai buruh tani. Hal ini terjadi karena sawah yang ada di Gading Wetan sebagian besar milik orang di luar desa Gading Wetan.
5. Teknologi Penduduk desa Gading Wetan dalam mengolah lahan pertanian masih menggunakan peralatan yang sederhana, seperti cangkul, sabit, dan sebagainya. Jadi dapat disimpulkan bahwa peralatan pertanian modern seperti traktor belum banyak digunakan oleh penduduk Gading Wetan dalam mengolah sawahnya.
6. Bahasa Penduduk Desa Gading Wetan sebagian besar berasal dari etnis Madura. Sehingga sehari-harinya bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi antar penduduk yaitu dengan menggunakan bahasa Madura.
7. Kesenian Meskipun penduduk Gading Wetan sebagian besar berasal dari etnis Madura, namun seni budayanya sama dengan penduduk yang bersuku Jawa.
Kebiasaan Masyarakat • Ada beberapa kebiasaan warga di Desa Gading Wetan yang sudah membudidaya dalam kehidupan sehari – sehari seperti kebiasaan cuci tangan, kebiasaan Buang Air Besar (BAB), kebiasaan makan sayur dan buah, kebiasaan olah raga, kebiasaan membuang sampah, kebiasaan merokok, kebiasaan menanam tanaman toga.
Berdasarkan tabel di atas warga Desa Gading Wetan yang sudah mencuci tangan sebelum makan dan sesudah BAB dengan menggunakan sabun adalah sebesar 81,9%. Sementara yang belum rutin mencuci tangan sebelum makan dan sesudah BAB dengan menggunakan sabun sebesar 18,1%. Sehingga dapat disimpulkan hampir seluruh warga Desa Gading Wetan telah menerapkan pola hidup bersih dan sehat yaitu dengan mencuci tangan sebelum makan dan sesudah BAB. Dengan demikian dapat terhindar dari berbagai penyakit seperti diare, cacingan, dan penyakit lainnya yang disebabkan melalui kebiasaan hidup kurang bersih.
2. Kebiasaan Buang Air Besar (BAB) Kebiasaan Buang Air Besar (BAB) warga Desa Gading Wetan dapat dilihat dari beberapa hal sebagai berikut: • Ketersediaan jamban • Penggunaan Jamban • Tempat BAB
Sebanyak 59,6 % warga Desa Gading Wetan sudah memiliki jamban sementara 40,4% warga belum mempunyai jamban. Kebanyakan masyarakat belum menganggap penting tentang ketersediaan jamban karena masih bisa BAB di sungai.
Ketersediaan air di jamban juga sudah memadai bagi warga yang sudah mempunyai jamban. Tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa masih banyak warga yang belum mempunyai jamban. Berdasarkan tabel di atas sebanyak 56,4% warga yang sudah menggunakan jamban dan sebanyak 3,2% belum menggunakan jamban yang sudah dimiliki. Dan untuk yang tidak mengisi karena tidak memiliki jamban sebesar 40,4%.
Berdasarkan tabel di atas warga hampir 58,5% warga desa Gading Wetan BAB sudah menggunakan WC/Jamban yang ada di rumah tetapi masih ada warga yang BAB di sungai dengan persentase yang cukup besar yaitu sebesar 40,4% sedangkan untuk yang BAB di cubluk 3,2%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar warga Desa Gading Wetan sudah BAB pada tempatnya, meskipun masih banyak warga yang BAB pada sungai. Sehingga dikhawatirkan dapat menimbulkan berbagai penyakit yang ditularkan melalui feses, tanah, air, dan rantai penularan lainnya seperti penyakit cacingan dan diare. Selain itu juga dapet menyebabkan pencemaran air di sungai.
Warga Desa Gading Wetan yang sudah rutin makan sayur dan buah sebesar 59,6% dan yang belum rutin makan sayur dan buah sebesar 40,4%, ini terkait dengan tingkat ekonomi dari warga setempat, yang pada umumnya masih rendah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa lebih dari setengah jumlah keseluruhan warga Desa Gading telah menerapkan pola hidup sehat dengan memiliki kebiasaan makan sayur dan buah, meskipun masih banyak warga yang belum rutin makan sayur dan buah. Meskipun demikian sangat dikhawatirkan, karena dengan tingkat ekonomi yang rendah maka sebagian besar warga tidak dapat mengonsumsi daging yang banyak mengandung zat gizi yang diperlukan tubuh. Apalagi zat gizi tersebut sangat diperlukan bagi pertumbuhan dan perkembangan anak.