1 / 20

TERMAL DAN HUKUM I TERMODINAMIKA (lanjutan)

TERMAL DAN HUKUM I TERMODINAMIKA (lanjutan). 14.6.1 Konduksi Konduksi adalah perpindahan kalor yang terjadi pada medium padat. Misalnya, jika salah satu ujung batang besi kita panaskan, maka ujung besi yang lain akan terasa panas. . Kalor. Kalor. Gambar 14.5

lave
Télécharger la présentation

TERMAL DAN HUKUM I TERMODINAMIKA (lanjutan)

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. TERMAL DAN HUKUM I TERMODINAMIKA (lanjutan)

  2. 14.6.1 Konduksi Konduksi adalah perpindahan kalor yang terjadi pada medium padat. Misalnya, jika salah satu ujung batang besi kita panaskan, maka ujung besi yang lain akan terasa panas.  Kalor Kalor Gambar 14.5 Perpindahan panas dengan cara konduski

  3. Pada batang besi yang dipanaskan, kalor berpindah dari bagian yang panas ke bagian yang dingin. Jadi, syarat terjadinya konduksi kalor pada suatu zat adalah adanya perbedaan suhu. Berdasarkan kemampuan menghantarkan kalor, zat dapat dikelompokkan menjadi dua golongan, yaitu konduktor dan isolator. Konduktor adalah zat yang mudah menghantarkan kalor (penghantar yang baik). Isolator adalah zat yang sulit menghantarkan kalor (penghantar yang buruk). Dari Gambar 14.6 sebuah lempeng dengan tebal L dan luas permukaan A, salah satu permukaannya dijaga pada temperatur TH dan permukaan lainnya pada temperatur TL.

  4. Reservoir panas pada temperatur TH Reservoir panas pada temperatur TC Q k TH > TC L Gambar 14.6 Perpindahan panas dari reservoir temperatur lebih tinggi ke temperatur yang lebih rendah melalui sebuah lempeng dengan tebal L.

  5. Reservoir panas pada temperatur TC Reservoir panas pada temperatur TH TH > TC Q k L T Temp. udara TC Temp. air TH TH Q TC x L

  6. Misal Q adalah jumlah panas yang dipindahkan dari dalam waktu t. Dari percobaan didapat bahwa laju panas yang dipindahkan dari permukaan dengan temperatur THke permukaan dengan temperatur TL adalah H = Laju perpindahan panas (J/s) Q = Jumlah panas yang dipindahkan (J) t = waktu yg dibutuhkan utk memindahkan panas (det) k = konduktivitas termal ((W/m.K) L = tebal lempeng (m) A = luas permukaan lempeng (m2) TH = temperataur permukaan yang lebih tinggi (oK) TL= temperatur permukaan yang lebih rendah (oK) (14.12)

  7. Tahanan Termal Konduksi Tahanan termal konduksi, disimbolkan dengan R, didefinisikan sebagai (14.13) Substitusi L pada persaman (14.13) ke (14.12) didapat (14.14)

  8. Contoh 14.3 Sebuah lempeng tembaga mempunyai ketebalan 25,0 cm, dan luas permukaan 90,0 cm2. Temperatur salah satu permukaan 125 oC, sedangkan temperatur permukaan lainnya 10,0 oC. Tentukan laju perpindahan panas yang melalui lempeng tsb.! Penyelesaian L = 0,25 m, A = 0,0090 m2, TH = 125 + 273 = 398 oK, TC = 10,0 + 273 = 283 oK, k = 401 W/m.K. T TH Q TC x L

  9. Konduksi Melalui Lempeng Komposit Misal terdapat dua lempeng yang berbeda, baik ukuran ketebalan maupun material, tapi mempunyai luas penampang yang sama (lihat Gambar 14.7). TX TC TH k1k2 Q L2 L1 Gambar 14.7 Perpindahan panas pada lempeng komposit

  10. Pada keadan ajeg (steady state) perpindahan pada masing-masing lempeng sma besarnya, sehingga persamaan (14.12) dapat ditulis menjadi, (14.13) Didapat (14.14) Substitusi persamaan (14.14) ke salah satu kesamaan Pada persamaan (14.13) menghasilkan, (14.15)

  11. Karena l/k = R, maka persamaan (14.15) ditulis menjadi atau (14.16)

  12. Contoh 14.4 Dua buah lempeng mempunyai spesifikasi sebagai berikut: Lempeng pertama terbuat dari baja tahan karat dengan ketebalan 1 cm. Lempeng ke dua terbuat dari tembaga dengan ketebalan 2 cm. Kedua lempeng tersebut direkatkan satu sama lain seperti gambar berikut. Permukaan yang bebas dari baja tahan karat dipertahan pada temparatur 100o C, sedangkan permukaan bebas dari tembaga dipertahankan 0o C. Jika luas masing-masing permukaan kedua plat adalah 90,0 cm2, tentukan temperatur pad permukaan yang direkatkan!

  13. L1 = 1 cm, L2 = 2 cm TH = 100 oC, TC = 0 oC, k1 = 14 W/m.K, k2 = 401 W/m.K. A A = 0,0090 m2. k1k2 TH TX Q L2 L1 TC

  14. Latihan Dua buah batang baja tahan karat dan tembaga mempunyai panjang masing-masing 1 m dan penampang 1 cm2. Kedua batang tersebut dilas pada salah satu ujungnya. Ujung yang bebas dari baja tahan karat dipertahankan pada temperatur 100o C, sedangkan ujung bebas dari tembaga dipertahan pada temperatur 0oC. Tentukan, Suhu pada sambungan Gradien suhu pada batang baja tahan kartat dan tembaga Jumlah panas yang melintasi masing-masing batang per satuan waktu (d) Grafik suhu sepanjang batang

  15. 14.6.2 Konveksi Konveksi adalah proses perpindahan panas dengan disertainya perpindahan partikel. Konveksi terjadi pada fluida (zat yang dapat mengalir) seperti air dan udara. Konveksi dapat terjadi secara alami ataupun dipaksa. Konveksi alamiah misalnya saat memasak air terjadi gelembung udara hingga mendidih dan menguap. Sedangkan konveksi paksa contohnya hair dryer yangmemaksa udara panas keluar yang diproses melalui alat tersebut.

  16. Bagaimanakah proses terjadinya konveksi saat memasak air? Air merupakan zat cair yang terdiri dari partikel-partikel penyusun air. Saat memasak air dalam panci, api memberikan energi kepada panci dalam hal ini termasuk proses konduksi. Selanjutnya dinding bagian dalam panci memberikan panas pada air. Partikel air paling bawah yang pertama kali terkena panas kemudian lama kelamaan akan memiliki massa jenis yang lebih kecil karena sebagian berubah menjadi uap air. Massa jenis yang lebih kecil tersebut akan berpindah posisi naik ke permukaan.

  17. Air yang masih diatas permukaan kemudian turun ke bawah menggantikan posisi partikel yang naik ke permukaan. Begitu seterusnya hingga mendidih dan menguap seperti tampak pada gambar di bawah ini. Gambar 14.6 Perpindahan panas dengan cara konveksi

  18. Laju perpindahan panas secara konveksi dipengaruhi oleh luas penampang (A), kenaikan suhu (∆T), dan jenis bahan. Secara matematis, persamaan laju kalor secara konveksi dapat dituliskan sebagai berikut. h   = koefisien konveksi(W/m2K) A  = luas penampang (m2) ∆T = kenaikan suhu (K)  Q/t = laju perpindahan kalor (J/s atau W) (14.17)

More Related