1 / 97

Akuntansi Perbankan Syariah

AKUNTANSI PERBANKAN SYARIAH KERANGKA DASAR PENYUSUNAN DAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH (KDPPLK BANK SYARIAH). Akuntansi Perbankan Syariah. Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Bank Syariah (KDPPLK Bank Syariah) landasan konseptual

lazaro
Télécharger la présentation

Akuntansi Perbankan Syariah

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. AKUNTANSI PERBANKAN SYARIAHKERANGKA DASAR PENYUSUNAN DAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH (KDPPLK BANK SYARIAH)

  2. Akuntansi Perbankan Syariah • Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Bank Syariah (KDPPLK Bank Syariah) • landasan konseptual • jika tidak diatur, berlaku KDPPLK umum, sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip syariah • PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah • Landasan Praktis/Operasi • Disahkan 1 Mei 2002 • Berlaku efektif: • untuk penyusunan dan penyajian lapkeu yang dimulai 1 Januari pada atau setelah 2003. • Penerapan lebih dini dianjurkan

  3. Prinsip Syariah Islam dalam Pengelolaan Harta • Menekankan pada keseimbangan antara kepentingan individu dan masyarakat • Harta harus dimanfaatkan untuk hal-hal produktif terutama kegiatan investasi yang merupakan landasan aktivitas ekonomi dalam masyarakat Dikarenakan tidak semua orang mampu secara langsung menginvestasikan hartanya untuk menghasilkan keuntungan maka suatu lembaga perantara, yaitu bank yang kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah

  4. KDPPLK Bank Syariah Karakteristik Bank Syariah • kegiatan usaha berdasarkan syariah; • azas utama: kemitraan, keadilan, transparansi, dan universal; • pelarangan riba; • tidak mengenal konsep time-value of money, • konsep uang sebagai alat tukar bukan sebagai komoditas; • kegiatan tak boleh spekulatif; • tak boleh menggunakan dua harga untuk satu barang; • tak boleh dua transaksi dalam satu akad; • konsep bagi hasil (tidak menggunakan bunga sebagai alat pendapatan dan beban); • tak membedakan secara tegas antara sektor moneter dan riil; • dapat memperoleh imbalan atas jasa perbankan lain yang tak bertentangan dengan prinsip syariah.

  5. Karakteristik Bank Syariah KDPPLK Bank Syariah • Syarat transaksi sesuai dengan prinsip syariah: • tidak mengandung unsur kedzaliman; • bukan riba; • tidak membahayakan pihak sendiri dan pihak lain; • tidak ada penipuan (gharar); • tidak mengandung materi yang diharamkan; dan • tidak mengandung unsur judi (maisyir).

  6. Karakteristik Bank Syariah KDPPLK Bank Syariah • Kegiatan bank syariah, antara lain, sebagai: • manajer investasi; • investor; • penyedia jasa keuangan dan lalu lintas pembayaran; dan • pengemban fungsi sosial. • Pemakai dan Kebutuhan Informasi • sama seperti dinyatakan KDPPLK umum: investor; karyawan; kreditur; pemasok; pelanggan; pemerintah; masyarakat ditambah, antara lain: • pemilik dana investasi; • pembayar zakat, infaq dan shadaqah; • dewan pengawas syariah.

  7. Tujuan Akuntansi Keuangan Bank Syariah KDPPLK Bank Syariah • menentukan hak dan kewajiban pihak terkait, sesuai prinsip syariah: kejujuran, kebajikan, dan kepatuhan terhadap nilai-nilai bisnis yang Islami; • menyediakan informasi keuangan bagi para pemakai laporan dalam pengambilan keputusan; dan • meningkatkan kepatuhan terhadap prinsip syariah dalam semua transaksi dan kegiatan usaha.

  8. Tujuan Laporan Keuangan Bank Syariah KDPPLK Bank Syariah • menyediakan informasi keuangan yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi; • menunjukan apa yang telah dilakukan oleh manajemen (stewardship), atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang telah dipercayakan kepadanya;

  9. Tujuan Laporan Keuangan Bank Syariah Khusus bank syariah, perlu ditambah poin tujuan sbb: • informasi kepatuhan bank terhadap prinsip syariah; • informasi pendapatan dan beban tidak sesuai prinsip syariah dan cara memperoleh serta menggunakannya; • informasi untuk mengevaluasi pemenuhan bank terhadap: • tanggung jawab amanah mengamankan dana; • menginvestasikan pada tingkat keuntungan rasional; serta • informasi tingkat keuntungan investasi yang diperoleh pemilik dan pemilik dana investasi terikat; dan • informasi pemenuhan fungsi sosial bank, termasuk pengelolaan dan penyaluran zakat.

  10. Asumsi Dasar Konsep Akuntansi Bank Syariah • Dasar Akrual • Pengaruh transaksi dan peristiwa lain diakui pada saat kejadian dan diungkapkan dalam catatan akuntansi serta dilaporkan dalam laporan keuangan pada periode yang bersangkutan • Kelangsungan Usaha (going concern) kelangsungan usaha entitas dipandang akan berlansung terus di masa datang, karena itu entitas dipandang tidak bermaksud atau berkeinginan melikuidasi atau mengurangi secara material skala usahanya

  11. Kebermanfaatan dalam keputusan Relevan Terandalkan Bernilai prediktif Bernilai balikan Teruji Tepat menyimbolkan Tepat waktu Netral Keterbandingan Ketelitian Bentuk Tempat Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan

  12. Karakterisktik Kualitatif Laporan Keuangan • Dapat dipahami  Pemakai diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar • Relevan • Bernilai prediktif • Bernilai balikan • Tepat Waktu

  13. Karakterisktik Kualitatif Laporan Keuangan • Keandalan • Teruji (reliable) • Netral • Tepat Menyimbolkan (faithfulness representation) • Dapat Diperbandingkan

  14. Karakterisktik Kualitatif Laporan Keuangan • Materialitas • Ketelitian (Prudent) • Substansi Menggungguli Bentuk (substance over form) • Kelengkapan

  15. Ketentuan Umum Laporan Keuangan (LK) Bank Syariah • Tanggung jawab atas LK  Manajemen bank syariah • Komponen LK  lihat slide sebelumnya • Bahasa LK • Bahasa Indonesia • Bahasa selain Bahasa Indonesia  memuat informasi yg sama dan waktu yg sama, dan diterbitkan dalam waktu yg sama seperti LK dlm Bahasa Indonesia • Mata Uang Pelaporan • Dalam satuan rupiah • Selain satuan rupiah maka harus dijabarkan dalam satuan rupiah dengan menggunakan kurs BI

  16. Ketentuan Umum Laporan Keuangan (LK) Bank Syariah Penyajian • Laporan keuangan harus menyajikan secara wajar posisi keuangan; kinerja keuangan; perubahan ekuitas; arus kas; perubahan investasi terikat; sumber dan penggunaan dana zis; sumber dan penggunaan dana qardhul hasan disertai pengungkapan yang diharuskan sesuai dengan ketentuan yang berlaku

  17. Ketentuan Umum Laporan Keuangan (LK) Bank Syariah • Aktiva disajikan berdasarkan karakteristiknya menurut urutan likuiditas, kewajiban diurutkan menurut urutan jatuh temponya, dan investasi tidak terikat disajikan dalam unsur sendiri • Saldo transaksi sehubungan dengan kegiatan operasi normal bank disajikan dan diungkapkan secara terpisah antara pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa dengan pihak-pihak yang tidak mempunyai hubungan istimewa

  18. Ketentuan Umum Laporan Keuangan (LK) Bank Syariah • Laporan Lab Rugi menggambarkan pendapatan dan beban menurut karakteristiknya yang dikelompokkan secara berjenjang (multiple steps) dari kegiatan utama bank dan lainnya • Catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara sistematis dengan urutan penyajian sesuai dengan komponen utamanya

  19. Ketentuan Umum Laporan Keuangan (LK) Bank Syariah • Informasi yang diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan, antara lain, mengenai: • Gambaran umum bank syariah • Ikhtisar kebijakan akuntasi yang digunakan dalam penyusunan LK • Penjelasan atas pos-pos yang terdapat dalam setiap komponen LK • Pengungkapan hal-hal penting lainnya yang berguna untuk pengambilan keputusan

  20. Ketentuan Umum Laporan Keuangan (LK) Bank Syariah • Perubahan akuntansi wajib memperhatikan hal-hal berikut: • Perubahan estimasi akuntansi • Perubahan kebijakan akuntansi • Terdapat kesalahan mendasar • Pada setiap elemen LK harus diberi pernyataan bahwa: “catatan atas LK merupakan bagian tak terpisahkan dari LK”

  21. Pernyataan StandarAkuntansi Keuangan (PSAK) No. 59 Akuntansi Perbankan Syariah

  22. PSAK Akuntansi Perbankan Syariah • Tujuan: mengatur perlakuan akuntansi (pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan) transaksi khusus yang terkait dengan aktivitas bank syariah. • Ruang lingkup: • bank umum syariah; • BPR syariah; dan • kantor cabang syariah bank konvensional • Hal-hal yang tidak diatur, mengacu ke PSAK umum sepanjang tak bertentangan dengan prinsip syariah.

  23. Pengakuan dan Pengukuran Mudharabah • Mudharabah adalah akad kerja sama usaha antara shahibul maal (pemilik dana) dan mudharib (pengelola dana) dengan nisbah bagi hasil menurut kesepakatan di muka • Mudharabah terdiri 2 jenis: • Mudharabah muthlaqah bebas mengelola dana • Mudaharabah muqayyadah  ada batasan dalam pengelolaan dana • Bank dapat berperan sebagai pemilik dana (shahibul maal) dalam penyaluran pembiayaan mudharabah, atau bertidak sebagai pengelola dana (mudharib) dalam bentuk investasi terikat (mudharabah muqayyadah) atau investasi tidak terikat (mudharabah mutlaqah)

  24. Skema Mudharabah (Bank sebagai Shahibul Maal) Akuntansi Penggunaan Dana Bank Syariah Perjanjian Bagi Hasil Bank (Shahibul Maal) Nasabah (Mudharib) Modal 100% Keahlian Proyek/Usaha Nisbah Y% Nisbah X% Pembagian Keuntungan Pengembalian Modal Pokok Modal

  25. Akuntansi Mudharabah Muthlaqah PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah Bank sebagai Shahibul Maal (Pemilik Dana) • Pembiayaan mudharabah saat akad diakui: • pada saat pembayaran kas/penyerahan aktiva non-kas kepada pengelola dana; dan • per tahap pembayaran/penyerahan jika s1ecara bertahap. • Pengukuran pembiayaan mudharabah saat akad: • jika kas, sejumlah uang yang diberikan bank; • jika aktiva non-kas: • nilai wajar dan selisih antara nilai wajar dan nilai buku diakui sebagai keuntungan atau kerugian bank; dan • beban akad mudharabah bukan bagian pembiayaan mudharabah kecuali disepakati bersama.

  26. Akuntansi Mudharabah PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah Bank sebagai Shahibul Maal (Pemilik Dana) • Pembayaran kembali pembiayaan mudharabah oleh pengelola dana mengurangi pembiayaan mudharabah. • Apabila sebagian pembiayaan mudharabah hilang tanpa adanya kelalaian atau kesalahan mudharib: • Jika sebelum dimulainya usaha, kerugian mengurangi pembiayaan mudharabah dan diakui sebagai kerugian bank. • Jika setelah dimulainya usaha, kerugian tersebut diperhitungkan pada saat bagi hasil.

  27. Akuntansi Mudharabah PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah Bank sebagai Shahibul Maal (Pemilik Dana) • Pengakuan Keuntungan atau Kerugian Mudharabah • Apabila pembiayaan mudharabah melewati satu periode pelaporan: • keuntungan diakui pada saat terjadinya hak bagi hasil sesuai dengan nisbah yang disepakati; dan • kerugian diakui pada periode terjadinya kerugian tersebut dan mengurangi pembiayaan mudharabah. • Kerugian akibat kelalaian atau kesalahan mudharib diakui sebagai piutang jatuh tempo kepada mudharib.

  28. Akuntansi Mudharabah,Bank sebagai shahibul maal Ilustrasi Jurnal • Pada saat bank membayar tunai kepada mudharib: Db. Pembiayaan mudharabah Kd. Kas • Pada saat bank menyerahkan aktiva non-kas kepada mudharib: • Jika nilai wajar aktiva yang diserahkan < nilai buku aktiva Db. Pembiayaan mudharabah Db. Kerugian penyerahan aktiva Kd. Aktiva non-kas • Jika nilai wajar aktiva yang diserahkan > nilai buku aktiva Db. Pembiayaan mudharabah Kd. Aktiva non-kas Kd. Keuntungan penyerahan aktiva

  29. Akuntansi Mudharabah,Bank sebagai shahibul maal Ilustrasi Jurnal • Pengeluaran biaya dalam rangka akad mudharabah Db. Uang muka dalam rangka akad mudharabah Kd. Kas • Pengakuan biaya akad mudharabah • Jika diakui sebagai beban Db. Biaya akad Kd. Uang muka dalam rangka akad mudharabah • Jika disepakati sebagai bagian dari pembiayaan Db. Pembiayaan mudharabah Kd. Uang muka dalam rangka akad mudharabah

  30. Akuntansi Mudharabah,Bank sebagai shahibul maal Ilustrasi Jurnal • Penerimaan keuntungan mudharabah Db. Kas Kd. Pendapatan bagi hasil mudharabah • Pencatatan kerugian mudharabah Db. Akumulasi penyisihan pembiayaan mudharabah Kd. Pembiayaan mudharabah • Pencatatan kerugian mudharabah karena kelalaian mudharib Db. Piutang kepada mudharib Kd, Pembiayaan mudharabah

  31. Skema Mudharabah (Bank sebagai Mudharib) Akuntansi Sumber Dana Bank Syariah Perjanjian Bagi Hasil Nasabah (Shahibul Maal) Bank (Mudharib) Modal 100% Keahlian Proyek/Usaha Nisbah Y% Nisbah X% Pembagian Keuntungan Pengembalian Modal Pokok Modal

  32. Akuntansi MudharabahBank sebagai Mudharib PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah Bank sebagai Mudharib (Pengelola Dana) • Dana investasi tidak terikat diakui sebagai investasi tidak terikat: • pada saat terjadinya sebesar jumlah yang diterima;dan • pada akhir periode akuntansi sebesar nilai tercatat. • Pendapatan atau keuntungan investasi tidak terikat dialokasikan kepada bank dan shahibul maal sesuai nisbah yang disepakati. • Kerugian karena kesalahan/kelalaian bank dibebankan kepada bank.

  33. Akuntansi MudharabahBank sebagai Mudharib Investasi Tidak Terikat bukan dari bank • nvestasi tidak terikat bukan merupakan kewajiban atau ekuitas bank, karena bank tidak berkewajiban mengembalikan dana tersebut apabila terjadi kerugian pengelolaan dana yang bukan disebabkan kelalaian atau kesalahan bank sebagai mudharib • Bagi hasil mudharabah dapat dilakukan dengan 2 cara: bagi laba dan bagi pendapatan • Investasi tidak terikat, antara lain: • Tabungan mudharabah • Deposito mudharabah

  34. Akuntansi Mudharabah MuqayyadahBank sebagai mudharib Dalam hal ini bank bertindak sebagai agen Investasi (par 33 & 34) • Apabila bank bertindak sebagai agen yang tidak menanggung resiko (chanelling agent) maka pelaporannya tidak dilakukan dalam neraca tetapi dalam laporan perubahan dana investasi terikat. Sedang dana yang diterima dan belum disalurkan diakui sebagai titipan • Apabila bank bertindak sebagai agen yang ikut menanggung resiko (executing agent) maka pelaporannya dilakukan dalam neraca sebesar porsi resiko yang ditanggung oleh bank

  35. Pengakuan dan Pengukuran MusyarakahPar 35-51 • Musyarakah adalah akad kerja sama di antara para pemilik modal yang mencapurkan modal mereka untuk tujuan mencari keuntungan • Dalam musyarakah, mitra dan bank sama-sama menyediakan modal untuk membiayai suatu usaha tertentu, baik yang sudah berjalan maupun yang baru. Selanjutnya mitra dapat mengembalikan modal tersebut beserta bagi hasil yang telah disepakati secara bertahap atau sekaligus kepada bank • Laba Musyarakah dapat dibagi menurut proporsi modal yang disetor atau nisbah yang disepakati, sedang rugi dibagi secara proporsional • Musyarakah dapat bersifat permanen (proporsi modal tetap sampai akhir masa akad) atau bersifat menurun (bagian modal bank akan dialihkan secara bertahap kepada mitra sehingga modal bank menurun, sehingga pada akhir masa akad, seluruh usaha dari modal mitra)

  36. Skema Musyarakah Perjanjian Bagi Hasil Bank (Mitra) Nasabah (Mitra) Modal Modal Proyek/Usaha • Nisbah X% • Porsi modal Nasabah • Nisbah Y% • Porsi modal bank Pembagian Keuntungan • Porsi modal Nasabah Pembagian Kerugian • Porsi modal bank Pengembalian Modal Pokok Modal

  37. Akuntansi Musyarakah • Pembiayaan musyarakah diakui pada saat: • pembayaran tunai; atau • penyerahan aktiva non-kas kepada mitra musyarakah. • Pembiayaan musyarakah pada awal akad diukur sebesar: • kas yang dibayarkan; dan atau • nilai wajar aktiva non-kas dan selisih antara nilai wajar dan nilai buku aktiva non-kas diakui sebagai keuntungan atau kerugian bank. • biaya akad musyarakah (misalnya, biaya studi kelayakan) bukan bagian pembiayaan musyarakah kecuali ada persetujuan dari seluruh mitra musyarakah.

  38. Akuntansi Musyarakah • Bagian Bank atas Pembiayaan Musyarakah • Bagian bank atas pembiayaan musyarakah permanen dinilai sebesar: nilai historis - kerugian (jika ada). • Bagian bank atas pembiayaan musyarakah menurun dinilai sebesar: • nilai historis - bagian pembiayaan bank yang telah dikembalikan oleh mitra - kerugian (jika ada). • Selisih antara nilai historis dan nilai wajar bagian pembiayaan musyarakah yang dikembalikan diakui sebagai keuntungan atau kerugian bank pada periode berjalan.

  39. Akuntansi Musyarakah PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah • Bagian Bank atas Bagi Hasil Musyarakah • Keuntungan diakui sebesar bagian bank sesuai dengan nisbah yang disepakati atas hasil usaha musyarakah. • Kerugian diakui secara proporsional sesuai dengan kontribusi modal. • Kerugian akibat kelalaian/kesalahan mitra (pengelola usaha) musyarakah: • ditanggung oleh mitra musyarakah; • diperhitungkan sebagai pengurang modal mitra, kecuali jika mitra mengganti kerugian dengan dana baru.

  40. Pengakuan dan Pengukuran Murabahahpar 52-68 • Murabahah adalah akad jual beli barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati oleh penjual dan pembeli • Murabahah dapat dilakukan berdasarkan pesanan atau tanpa pesanan. Dalam murabahah berdasarkan pesanan, bank melakukan pembelian barang setelah ada pemesanan dari nasabah • Murabahah berdasarkan pesanan dapat bersifat mengikat atau tidak mengikat nasabah untuk membeli barang yang dipesannya. Dalam murabahah pesanan mengikat, pembeli tidak dapat membatalkan pesanananya. Dan apabila aktiva murabahah yang dibeli bank (sebagai penjual) mengalami penurunan, maka penurunannya itu akan menjadi beban bank dan akan mengurangi nilai akad

  41. Skema Murabahah Akuntansi Penggunaan Dana Bank Syariah 1. Negosiasi & Persyaratan 2. Akad Jual Beli BANK SYARIAH NASABAH 6. Bayar 5. Terima Barang 3. Beli PENJUAL (SUPPLIER) 4. Kirim

  42. Pengakuan dan Pengukuran Murabahah • Pembayaran murabahah dapat dilakukan secara tunai atau cicilan. Selain itu, murabahah juga diperkenankan adanya perbedaan dalam harga barang untuk cara pembayaran yang berbeda • Bank dapat memberikan potongan kepada nasabah yang: • Mempercepat pembayaran cicilan; atau • Melunasi piutang murabahah sebelum jatuh tempo • Harga yang disepakati dalam murabahah adalah harga jual sedangkan harga beli harus diberitahukan. Jika bank mendapat potongan dari pemasok, maka potongan tersebut hak nasabah. Apabila potongan tsb terjadi setelah akad maka pembagian potongan tsb dilakukan sesuai perjanjian dalam akad.

  43. Pengakuan dan Pengukuran Murabahah • Bank dapat meminta nasabah menyediakan agunan atas piutang murabahah, antara lain, dalam bentuk barang yang dibeli dari bank • Bank dapat meminta kepada nasabah urbun sebagai uang muka pembelian pada saat akad apabila kedua pihak bersepakat • Apabila nasabah tidak dapat memenuhi piutang murabahah sesuai dengan yang dijanjikan, bank berhak mengenakan denda (ta’zir) kecuali ada bukti nasabah tidak mampu melunasi.

  44. Akuntansi Murabahah PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah • Aktiva murabahah diakui sebesar biaya perolehan pada saat perolehannya. • Pengukuran aktiva murabahah setelah perolehan: • Dalam murabahan dgn pesanan mengikat: • dinilai sebesar biaya perolehan; dan • penurunan nilai diakui beban dan pengurang aktiva; • dalam murabahah tanpa pesanan/pesanan tidak mengikat jika ada indikasi kuat pembeli batal: • dinilai sebesar biaya perolahan atau nilai bersih yang dapat direalisasi, mana yang lebih rendah; dan • jika nilai bersih yang dapat direalisasi < biaya perolehan maka selisihnya diakui sebagai kerugian.

  45. Akuntansi Murabahah PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah • Potongan pembelian dari pemasok: • tidak boleh diakui sebagai pendapatan; tetapi • mengurangi biaya perolehan aktiva murabahah. • Piutang murabahah diakui sebesar: • biaya perolehan aktiva murabahah + keuntungan • Pada akhir periode laporan keuangan, sebesar nilai bersih yang dapat direalisasi: piutang - penyisihan piutang. • Keuntungan murabahah/murabahah pesanan diakui: • pada saat akad jika akad berakhir pada periode laporan keuangan yang sama; atau • secara proporsional selama periode akad apabila akad melampaui satu periode laporan keuangan.

  46. Akuntansi Murabahah PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah • Potongan pelunasan dini untuk pembeli diakui dengan metode: • jika potongan diberikan pada saat penyelesaian, bank mengurangi piutang murabahah dan keuntungan murabahah; atau • jika potongan diberikan setelah penyelesaian, bank terlebih dulu menerima pelunasan piutang murabahah, kemudian bank membayar potongan pelunasan dinikepada nasabah dengan mengurangi keuntungan murabahah. • Denda dikenakan apabila nasabah lalai. • Pada saat diterima, denda diakui sebagai dana sosial (qardhul hasan).

  47. Akuntansi Murabahah PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah • Pengakuan dan pengukuran urbun (uang muka): • urbun diakui sebagai uang muka pembelian sebesar jumlah yang diterima bank pada saat diterima; • jika barang jadi dibeli oleh nasabah maka urbun diakui sebagai pembayaran piutang; dan • jika barang batal dibeli oleh nasabah maka urbun dikembalikan kepada nasabah setelah diperhitungkan kerugian bank.

  48. Pengakuan dan Pengukuran SalamPar 69-80 • Salam adalah akad jual beli muslam fiih (barang pesanan) dengan penangguhan pengiriman oleh muslam ilaihi (penjual) dan pelunasannya dilakukan segera oleh pembeli sebelum barang yang dipesan tsb diterima sesuai dengan syarat-syarat tertentu • Bank dapat bertindak sebagai pembeli (muslam) atau penjual dalam suatu transaksi salam. Jika bank bertindak sebagai penjual kemudian memesan kepada pihak lain untuk menyediakan barang pesanan dengan cara salam maka hal ini disebut salam pararel, yaitu dilakukan dengan syarat: • Akad kedua antara bank dan pemasok terpisah dari akad pertama antara bank dan pembeli akhir • Akad kedua dilakukan setelah akad pertama sah

More Related