270 likes | 585 Vues
Memimpin Perubahan (Referensi: Leading Change, John P Kotter, Harvard Business School), 1996 Eko Sakapurnama. Kekuatan untuk Perubahan. Lanjutan. Allowing to much complacency Failing to Create a Sufficiently Powerful Guiding Coalition Underestimating the power of Vision
E N D
Memimpin Perubahan(Referensi: Leading Change, John P Kotter, Harvard Business School), 1996Eko Sakapurnama
Allowing to much complacency • Failing to Create a Sufficiently Powerful Guiding Coalition • Underestimating the power of Vision • Undercommunicating the vision • Permitting the obstacles to block the New Vision • Failing to create Short-term Wins (Quick Wins) • Declaring Victory too soon • Neglecting to anchor Changes Firmly in the Corporate Culture Kegagalan dalam Perubahan Organisasi
Orang yang bertindakselakukatalisdanmemikultanggungjawabuntukmengeloladanmenjalankanaktivitasperubahan. PEMIMPIN SEBAGAI AGEN PERUBAHAN (CHANGE AGENT)
ResistensiterhadapPerubahan MenginginkanPerubahan Tetapi ParadoksOrganisasi ResistenuntukBerubah
PolitikPerubahan Pendorongperubahan Agenperubahaneksternal Manajer yang terpinggirkan Karyawanbaru
Membangun sense of urgency dengan cara menciptakan alasan kuat yang mendukung perubahan. • Membentuk suatu koalisi sehingga memiliki kekuatan untuk mendorong perubahan. • Menciptakan suatu visi baru untuk mengarahkan perubahan dan strategi untuk mewujudkan visi tersebut. • Mengkomunikasikan visi tersebut ke semua anggota organisasi. Rencana Delapan Tahap dari Kotter untuk Menerapkan Perubahan
Mendayai orang lain untuk bertindak sesuai visi tersebut dengan cara menghapuskan hambatan-hambatan untuk berubah serta mendorong mereka untuk mau mengambil resiko dan mencari solusi terhadap persoalan secara kreatif. • Merencanakan, menciptakan, dan merayakan kemenangan-kemenangan jangka pendek yang mengarahkan organisasi menuju visinya yang baru. • Mengonsolidasi perbaikan, meninjau kembali perubahan, dan membuat berbagai penyesuaian yang dipandang perlu dalam program-program baru. • Menjalankan perubahan dengan cara menunjukkan hubungan antara perilaku baru dan keberhasilan organisasi. Lanjutan...
KEPEMIMPINAN STRATEJIK DAN PERUBAHANLESSON LEARNED FROM DAHLAN ISKAN DI PT. PLN
Lahir: 17 Agustus 1951 di Magetan, Jawa Timur • CEO suratkabarJawa Pos danJawa Pos News Network sejak 1982 • Direktur Utama PLN sejak 23 Desember 2009 Riwayat Hidup Dahlan Iskan
diperlukan untuk menganalisis situasi dan kondisi PLN sebelum diambil tindakan dan keputusan, agar kebijakan yang dihasilkan oleh PLN dapat tepat sasaran, efektif dan efisien • Kepemimpinan Situasional Gaya KepemimpinanDahlanIskan
Kepemimpinan Transformational • Mempunyai visi dan target yang jelas • gerakan sehari sejuta sambungan; • membangun PLTS di 100 pulau pada tahun 2011 • Rencana mundur tahun 2012 • Membangun budaya yang sehat • Disiplin dan tepat waktu • birokrasi diminimalkan
Kepemimpinan Transformational • Mendukung pemberantasan korupsi lewat transparansi • Jan 2010, mempersilahkan BPK dan KPK mengakses data keuangan • Rapat-rapat direksi yang efisien • Cukup 1 jam • s/d medio 2011, rapat direksi telah memutuskan 282 keputusan = 12 keputusan per minggu
Kepemimpinan Transformational • Komunikasi yangsimpel • Chatting, bbm, sms, dan CEO’s note (lembar kertas yang berisi kritik, rekomendasi atau perintahnya pada tim) • Mempersiapkan kaderisasi • April 2011, 20 ribu karyawan PLN di-uji kompetensi u/ sertifikasi • Supervisor dan Pekerja Keras • Kunjungan kerja 400 kota/kabupaten setahun
“Orang yang terlalu sering diberi arahan akan jadi bebek. • Orang yang terlalu sering diberi instruksi akan jadi besi. • Orang yang terlalu sering diberi peringatan akan jadi ketakutan. • Orang yang terlalu sering diberi pidato kelak hanya bisa minta petunjuk” Prinsip Dahlan Iskan
Menciptakanbudayakepatuhanterhadappedomanperilakudankebijakanperusahaan yang menyadarkanpegawaiatastugasdantanggungjawabnya. • Mendorongterbangunnyaperilakuetisdalammelaksanakanpekerjaan agar tercapaikinerjaindividudankinerjaperusahaan yang terbaik. • Mencegahterjadinyamasalahkepatuhan : • Sosialisasikankebijakan yang berlaku. • Sediakanfasilitasinformasiuntukmemahamisemuakebijakan yang berlaku. Kewajibanpemimpin
4. Mendeteksi permasalahan : • Mengembangkan sistem pengaduan yang efektif. • Mengontrol secara berkala untuk meminimalkan pelanggaran. • 5. Merespon permasalahan. • Melakukan tindakan koreksi bila ada permasalahan. • Memberikan penghargaan kepada pegawai yang • 6. Menjaditeladanditempatkerjanya. • Memberikanhukumanbagi yang melanggar. • Melaporkan sesuai prosedur yang berlaku. Kewajibanpemimpin
dalam penyelenggaraan perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) terdapat Pedoman Perilaku PT PLN
Mampu menginspirasi dan membuat semangat kerja dari setiap orang yang berada didekatnya • Pekerjakeras untuk bisa tetap bertahan dalam kondisi apapun • Sosok man of action • Berfikir kritis • Sederhana dengan ide cemerlang • Tidak pernah terlibat kasus korupsi • Kemampuan manajerial sangat bagus dan cara berkomunikasinya sangat sederhana sehingga mudah dipahami oleh rakyat banyak • Cepat dalam mengambil keputusan dan juga dinilai memiliki integritas yang tinggi Kelebihan
Kekurangan • Latarbelakangpendidikan yang tidaksesuai • Belumterujimenghadapitekananbesardariparpol/politisi • Kepemimpinannyahanyaberdasardaripengalaman
Dahlan Iskan menerapkan gaya kepemimpinan situasionaldantransformasionaldalammemimpin PT PLN sehinggasetiapmasalah yang dihadapidapatdiselesaikanhinggakeakarpermasalahannyasecaraefisiendanefektif KESIMPULAN