1 / 12

KETERLIBATAN MULTIPIHAK DALAM KEGIATAN REDD+ DI PULAU LOMBOK

SEMINAR EKSPOSE BPTHHBK TAHUN 2013. KETERLIBATAN MULTIPIHAK DALAM KEGIATAN REDD+ DI PULAU LOMBOK. OLEH : Ryke Nandini Septiantina Dyah R. Balai Pen elitian Teknologi Hasil Hutan Bukan Kayu Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kehutanan. EMISI

lora
Télécharger la présentation

KETERLIBATAN MULTIPIHAK DALAM KEGIATAN REDD+ DI PULAU LOMBOK

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. SEMINAR EKSPOSE BPTHHBK TAHUN 2013 KETERLIBATAN MULTIPIHAK DALAM KEGIATAN REDD+ DI PULAU LOMBOK OLEH : Ryke Nandini Septiantina Dyah R Balai PenelitianTeknologi Hasil Hutan Bukan Kayu Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kehutanan

  2. EMISI gas-gas yang dikeluarkan dari hasil pembakaran senyawa yang mengandung karbon EFEK GANDA “EMISI” diserap dilepas HUTAN GAS RUMAH KACA PERUBAHAN IKLIM Seminar Ekspose Hasil Penelitian 2013 Balai Pengolahan Teknologi Hasil Hutan Bukan Kayu Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kehutanan

  3. REDD DI INDONESIA 60% Sektor Kehutanan dan 40% non-kehutanan 26% = SWADAYA TARGET INDONESIA (KOPENHAGEN) 15% = BANTUAN KEUANGAN NEGARA LAIN GRK 26% - 41% (2020) Seminar Ekspose Hasil Penelitian 2013 Balai Pengolahan Teknologi Hasil Hutan Bukan Kayu Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kehutanan

  4. Pada rangkaian acara COP (Conference Of the Parties) ke 13 tersebut, Indonesia telah mengkomunikasikan konsep implementasi REDD Indonesia secara bertahap (phased-approach) yang terbagi atas 3 (tiga) tahap: Tahap 1 (Tahap persiapan) : Identifikasi status IPTEK dan kebijakan terkait (2007 -2008) Tahap 2 (Readiness Phase) : Tahap penyiapan perangkat metodologi dan kebijakan REDD (2009-2012) Tahap 3 (Full Implementation) : tahap implementasi penuh sesuai aturan COP pada saat REDD menjadi bagian dariskema UNFCCC pasca 2012 (mulai tahun 2013) Seminar Ekspose Hasil Penelitian 2013 Balai Pengolahan Teknologi Hasil Hutan Bukan Kayu Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kehutanan

  5. Mitigasi perubahan iklim = strategi nasional yang membutuhkan peran pemerintah dan stakeholder Pulau Lombok = praktek konservasi semakin berkembang seiring dengan meningkatnya keterlibatan masyarakat di Hutan Kemasyarakatan (HKm) dan Hutan Rakyat (HR) Pulau Lombok menjadi sasaran kegiatan REDD+ Seminar Ekspose Hasil Penelitian 2013 Balai Pengolahan Teknologi Hasil Hutan Bukan Kayu Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kehutanan

  6. Potensi REDD + di P. Lombok Menurut Peraturan Kementerian Kehutanan Republik Indonesia Nomor : P. 30/Menhut-ii/2009 Tentang Tata Cara Pengurangan Emisi Dari Deforestasi dan Degradasi Hutan (REDD), kriteria lokasi yang berpotensi untuk dikembangkan REDD+ adalah Hutan Kemasyarakatan, Hutan Adat dan Kawasan Konservasi. • Lokasi HKM : • HKM Batukliang Utara (Loteng) • HKM Sambelia (Lotim) • HKM Sesaot (Lobar) • HKM Bentek (KLU) • Lokasi Kawasan Konservasi • Taman Nasional Gunung Rinjani • Taman Wisata Alam Gunung Tunak • Lokasi Hutan Adat : • 35 Hutan Adat di 13 Desa (KLU) Seminar Ekspose Hasil Penelitian 2013 Balai Pengolahan Teknologi Hasil Hutan Bukan Kayu Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kehutanan

  7. TUJUAN mengetahui keterlibatan multipihak dalam kegiatan REDD+ di Pulau Lombok. Seminar Ekspose Hasil Penelitian 2013 Balai Pengolahan Teknologi Hasil Hutan Bukan Kayu Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kehutanan

  8. Metode penelitian Penelitian dilakukan di Kab. Lombok Barat, Kab. Lombok Utara, Kab. Lombok Timur, Kab. Lombok Tengah dan Kota Mataram Pengumpulan Data dengan cara survey pada responden dan wawancara, serta penelusuran dokumen yang terkait dengan REDD Analisis data adalah analisis stakeholders dengan teknik PIL (power, interest, legitimacy) dan PIN (position, interest, need) (Chevalier, 2006) Seminar Ekspose Hasil Penelitian 2013 Balai Pengolahan Teknologi Hasil Hutan Bukan Kayu Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kehutanan

  9. Berdasarkan analisa data menggunakan teknik PIL (power, interest, legitimacy), diperoleh 20 stakeholder yang terkait dalam kegiatan REDD/REDD+ di Pulau Lombok, yang dibagi ke dalam 7 kelompok stakeholder yaitu : • Sh Dominan : Distanhutkanut KLU, Dishutbun Loteng, Dishut Lobar, Dishutprop NTB, BKPH Rinjani Barat • Sh bertenaga : BPK Mataram, Konsepsi • Sh berpengaruh : Bappeda Loteng, Bappeda KLU, Bappeda Lobar, Bappeda Prop. NTB • Sh rentan : BPDAS Dodokan Moyosari, BKSDA NTB, SKW 1 P. Lombok, BTN Gunung Rinjani, Unram • Sh berperhatian : BLHP Prop. NTB • Sh dorman : Transform, WWF Nusra • Sh marginal : PT. Sadana Arif Nusa Seminar Ekspose Hasil Penelitian 2013 Balai Pengolahan Teknologi Hasil Hutan Bukan Kayu Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kehutanan

  10. Analisis stakeholder dengan menggunakan teknik PIN (position, interest, need) menghasilkan data bahwa : Ditinjau dari position, terdapat 17 stakeholder yang mempunyai posisi strategis dalam REDD+ baik dalam tingkatan sedang maupun kuat. Dari sisi interest dan need terdapat 12 stakeholder pada tingkat sedang sampai kuat. Hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa setidaknya terdapat 11 stakeholder yang cocok untuk terlibat atau dilibatkan dalam kegiatan REDD+ di Pulau Lombok. Seminar Ekspose Hasil Penelitian 2013 Balai Pengolahan Teknologi Hasil Hutan Bukan Kayu Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kehutanan

  11. KESIMPULAN Berdasarkan analisis PIL (power, interest, legitimacy) terdapat 7 kelompok stakeholder yang terkait dalam kegiatan REDD+ di Pulau Lombok dengan tingkat yaitu dominan, berpengaruh, rentan, berperhatian, dorman dan marginal Berdasarkan dari analisis PIN (position, interest, need) terdapat 12 stake holder pada tingkat sedang sampai kuat. Secara keseluruhan terdapat 11 stakeholder yang dapat dilibatkan dalam kegiatan REDD+ di Pulau Lombok dengan bentuk keterlibatan yang berbeda sesuai tupoksinya Seminar Ekspose Hasil Penelitian 2013 Balai Pengolahan Teknologi Hasil Hutan Bukan Kayu Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kehutanan

  12. DAFTAR PUSTAKA Angelsen, A. 2011. Mewujudkan REDD+, Strategi Nasional dan Berbagai Pilihan Kebijakan. CIFOR. Bogor. Anonim, 2010. Adaptasi dan Mitigasi Perubahan Iklim di NTB. Website: www.antaranews.com. Diakses tanggal 4 Agustus 2010. Chevalier, JM. 2006. Social Analysis Systems : Concept and Tools for Collaborative Research and Social Action. http://www.sas- pm.com. Diakses 27 Juli 2011. Masripatin, N. 2007. Apa Itu REDD?. Badan Litbang Kehutanan. Jakarta. _______. 2010. Hutan Indonesia: Penyerap atau Penyumbang Emisi Dunia? dalam Perubahan Iklim dan Tantangan Peradaban.Prisma Vol. 29. April. Sari, A. 2010. Pasar Karbon dan Potensinya. dalam Perubahan Iklim dan Tantangan Peradaban. Prisma Vol. 29. April. www.antaranews.com. 24 Nopember 2009. Enam Langkah Strategi Mitigasi Perubahan Iklim. Seminar Ekspose Hasil Penelitian 2013 Balai Pengolahan Teknologi Hasil Hutan Bukan Kayu Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kehutanan

More Related