1 / 45

Parenteral Nutrition

Parenteral Nutrition. Laksmi Maharani, M.Sc., Apt. Apakah Parenteral Nutrition Itu?. Parenteral : diluar rute saluran pencernaan PN  iv PN = Total Parenteral Nutrition (TPN) = Intravenous Hyperalimentation (IVH)  biasanya merujuk CVN CVN (central venous nutrition)

makani
Télécharger la présentation

Parenteral Nutrition

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Parenteral Nutrition Laksmi Maharani, M.Sc., Apt.

  2. Apakah Parenteral Nutrition Itu? • Parenteral : diluar rute saluran pencernaan • PN  iv • PN = Total Parenteral Nutrition (TPN) = Intravenous Hyperalimentation (IVH)  biasanya merujuk CVN • CVN (central venous nutrition) • PPN (peripheral parenteral nutrition) = peripheral venous nutrition (PVN)

  3. Indikasi • Bagi pasien yang tidak mampu mendapatkan nutrisi baik dengan diet maupun nutrisi enteral • Malabsorbsi • Reseksi masif dari usus • Intractable vomitting • Kerusakan saluran cerna • Gangguan motilitas GI • Trauma, injury, infeksi abdominal

  4. AKSES • Jangka Pendek • CVC (central Venous Catheter)  pemberian kateter lewat vena subklavikula/ jugular/ femoral • PICC (peripherally inserted central catheter)  pemberian kateter lewat vena di lengan,lalu dimasukkan hingga melewati vena subklavikula menuju vena cava

  5. Jangka Panjang • Tunneled catheters

  6. Implantable port  estetika lebih baik, lebih jarang mengalami infeksi, namun pemberian TPN harus dengan batuan perawat

  7. Kateter yang digunakan

  8. Komposisi Formula TPN • Protein  asam amino • Karbohidrat  dextrosa • Lemak  emulsi lipid • Vitamin  injeksi multivitamin • Mineral  elektrolit dan mineral lainnya

  9. Protein • Diberikan dalam bentuk asam amino • 8,5% – 20%  CVN • 3,5% - 5,5%  PPN • Disesuaikan dengan kebutuhan pasien: • 0,8 g/kgBB untuk px normal • 1,5 – 1,8 g/kgBB untuk pasien trauma, luka bakar, penyembuhan luka • Rendah protein untuk pasien dengan gangguan ginjal

  10. Karbohidrat • Minimal kebutuhan karbohidrat 130 g/hari • Diberikan dalam bentuk Dextrose monohydrat (3,4 kcal/g)  100 g/hari • Tersedia dalam larutan 5%, 10%, 50%, 70% • Terlalu banyak karbohidrat menyebabkan hiperglikemi, steatosis hepar, produksi berlebih karbon dioksida

  11. Dekstrosa • Dekstrose 20-25% • 20%  680 kcal/L • 25%  850 kcal/L • Oksidasi glukosa oleh tubuh 5-7 mg/kg/menit • Kecepatan dekstrose diberikan tidak boleh >7 mg/kg/menit • Untuk pasien kritis tidak boleh > 4 mg/kg/menit

  12. Lipid • Tidak ada aturan pasti kebutuhan lipid, yang biasa dilakukan adalah 10% dari kebutuhan kalori atau 1-1,2 g/kgBB • Pemberian infus seharusnya tidak menggunakan plastik jenis DEHP karena dapat terlarut dengan emulsi lipid • Lebih tidak stabil terhadap bakteri • Droplet lipid mudah menyebabkan sumbatan di filter

  13. Tahap-tahap Inkompatibilitas emulsi lipid: • Aggregation  terbentuk droplet besar yang menyebar  pengocokan dapat re-reversible • Creaming  pembentukan lapisan tipis (1-2 cm) droplet yang mengalami agregasi di permukaan cairan  pengocokan dapat re-reversible • Coalesence  lapisan yang terbentuk lebih tebal dibanding creaming (hingga 10 cm)  perlu dihentikan pemberiannya • Oilling out  droplet lemak terpisah dari cairan, membentuk lapisan bening pada permukaan  hentikan pemberian TPN

  14. Elektrolit • Natrium 50-250 mEq • Kalium 30 – 200 mEq • Klorida 50 – 250 mEq • Kalsium 10 – 20 mEq • Magnesium 10 – 30 mEq • Fosfat 10 – 40 mEq

  15. Vitamin dan Mineral • Vitamin A fotosensitif  dekomposisi jika TPN terkena cahaya  turun 50% • Penambahan multivitamin biasanya dilakukan segera sebelum TPN diberikan • Vitamin K inkompatibel dengan nutrisi lainnya, diberikan secara i.m.

  16. pH • Distabilkan oleh klorida dan asetat • Asetat  bikarbonat  meningkatkan pH  jika asidosis perlu ditingkatkan • Klorida  untuk metabolik alkalosis perlu ditingkatkan

  17. Obat-obat yang sering ditambahkan ke PN • Albumin • Aminofilin • Cimetidin/famotidin/ranitidin • Heparin • insulin

  18. Jenis Formula • 2 in 1 Formula • Hanya terdiri dari komponen karbohidrat dan protein (dekstrosa dan asam amino) • 3 in 1 Formula • Terdiri dari karbohidrat, protein, lemak (dekstrosa, asam amino, lipid)

  19. Keuntungan-Kerugian-Perbedaan Formula 2 in 1 dan 3 in 1

  20. Penyiapan Formula Nutrisi Parenteral • Penyiapan larutan nutrisi parenteral harus dilakukan secara steril compounding  farmasis • Menggunakan alat steril compounding otomatis • Menggunakan prosedur iv admixture (ruang aseptik (steril kelas A), tekanan positif, menggunakan LAF horisontal, prosedur pakaian petugas, teknik pencampuran yang baik)

  21. Teknik Aseptis pada IV Admixture

  22. Admixing • Peraturan pencampuran nutrisi: FAD • Fat emulsion first  avoid cracking • Amino acid next  buffering • Dextrose last  karena asam • Pencampuran berdasar goal osmolaritas: Osmolaritas 1000-2000 mOsm/L  dibagi berdasar osmolaritas per komponen, misal: • Dextrose 25% 1263 mOsm/L • Asam amino 4.5% 425 mOsm/L • Elektrolytes 180 mOsm/L

  23. Pemberian Formula • Biasanya diberikan secara kontinyu 24 jam • Setelah pasien stabil, bisa diturunkan menjadi 12-14 jam sehari

  24. Stabilitas • Stabilitas TPN: • 28 jam di suhu ruang • 7 hari dalam kulkas • 30 hari jika dibekukan • Pada formula lipid, 24 jam digantung di suhu ruang dapat menyebabkan inkompatibilitas • Stabilitas TPN setelah dicampur, tapi belum ditambahkan vitamin: • 2 in 1 = up to 30 hari • 3 in 1 = up to 10 hari

  25. kompatibilitas • Emulsi lipid paling sering terjadi inkompatibilitas • Dipengaruhi oleh trace elemet, biasanya Ca atau fosfat  presipitasi • Penggunaan Ca glukonat menghindari presipitasi dibanding CaCl2 • Simpan di pendingin, suhu ruang akan menyebabkan presipitasi • Ca & MG > 20 mEq/L menyebabkan crack pada emulsi lipid

  26. Komplikasi TPN • Ketidakseimbangan elektrolit • Under/over feeding • Hiperglikemia • Penghentian mendadak  hipoglikemia  tapering off • Refeeding syndrome • Komplikasi GI : kolestasis, peningkatan jumlah bakteri usus, pankreatitis • Peningkatan enzim liver • Infeksi  Sepsis  kateter  S. Aureus, S. Epidermidis, Candida, Pseudomonas, E.coli

  27. Peran Penting Farmasis dalam PN • Mencampurkan Formula PN (iv admixture) • Monitor kompatibilitas formula PN • Monitor kompatibilitas obat yang akan/sedang dicampurkan ke formula PN • Menjaga stabilitas formula PN (penyimpanan, packaging) • Memberikan saran pengobatan untuk komplikasi PN

  28. Terimakasih

More Related