1 / 1

B A B II TINJAIJAN PlISTAKA

B A B II TINJAIJAN PlISTAKA. A. Kecenderungan penyalahgunaan Obat. 1. Pcngertian Obat WHO mendefinisikan Obat adalah setiap zat (bahan/substansi) yang jika masuk ke dalam organisme hidup akan mengadakan perubahan pada satu atau lebih

marius
Télécharger la présentation

B A B II TINJAIJAN PlISTAKA

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. B A B II TINJAIJAN PlISTAKA A. Kecenderungan penyalahgunaan Obat 1. Pcngertian Obat WHO mendefinisikan Obat adalah setiap zat (bahan/substansi) yang jika masuk ke dalam organisme hidup akan mengadakan perubahan pada satu atau lebih fungsi-fungsi organisme tersebut (Hawari, 1999). Obat (drug) adalah zat kimia yang dapat mengubah pikiran, suasana hati, dan perilaku seseorang (Yatim, 1991). Narkotika dan zat adiktif lainnya disingkat NAZA termasuk dalam pengertian ini karena memiliki efek-efek seperti disebutkan diatas khususnya dalam fungsi berfikir, perasaan, dan perilaku orang yang memakainya. Maslim (1994) berpendapat bahwa obat psikotropik berbeda dengan obat narkotik. Obat psikotropik adalah obat yang mempunyai efek utama terhadap aktivitas mental dan perilaku dan digunakan untuk terapi gangguan psikiatrik, sedangkan obat narkotik adalah obat yang bekerja pada sistem saraf pusat dan digunakan sebagai analgetika dalam praktek kedokteran. Obat-obat ini termasuk dalam daftar obat G, yang artinya dalam penggunaannya, harus disertai dengan kontrol dosis yang sangat ketat oleh dokter (Staff IQEQ, 2000). Mandagi dkk. (1996) mendefinisikan obat-obat berbahaya adalah berbagai macam jenis untuk pengobatan. Karena daya kerjanya obat-obatan tersebut sangat keras, sehingga penggunaannyapun harus melalui resep dokter. Obat-obat ini jika disalahgunakan akan berpengaruh dan merusak fisik maupun psikis dari si pemakai dan mengakibatkan ketergantungan sebagaimana narkotika lainnya. 10

More Related