1 / 95

TULANG

TULANG. OLEH : Dr. Sylvia Rahman, Sp. Rad. SISTEMA NEURO MUSKULOSKE LETAL. Neuro Muskulus Tulang atau skeletal meliputi : tulang pendek /vertebra, jari tangan dan kaki, tulang pipih /cranium, tulang panjang / extremitas atas dan bawah Sendi merupakan susunan dari muskulus dan tulang.

milo
Télécharger la présentation

TULANG

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. TULANG OLEH : Dr. Sylvia Rahman, Sp. Rad

  2. SISTEMA NEUROMUSKULOSKELETAL • Neuro • Muskulus • Tulangatau skeletal meliputi: tulangpendek/vertebra, jaritangandan kaki, tulangpipih/cranium, tulangpanjang/extremitasatasdanbawah • Sendimerupakansusunandarimuskulusdantulang

  3. Komponen Muskuloskeletal • Neural: sistema syaraf • Muskulus: sekumpulan jaringan otot (muskulus), terdiri dari: a. Muskulus fusiformis b. Muskulus biceps c. Muskulus biventer d. Muskulus planus e. Muskulus intersectus f. Muskulus semipennatus g. Muskulus pennatus • Skeletal: kerangka tempat muskulus melekat (insertio, origo)

  4. TULANG • Komposisi tulang: • 20% air, 30% bahan organik, 45% in organik • Organik terutama protein • In organik: 85% Ca phospat dan 10,5% • Ca carbonat  radio opaq pada tulang

  5. Normal : Osteoclast Osteoblast (Bone Resorption) (Production)

  6. Struktur Tulang

  7. Sel-sel pembentuk tulang • Osteoblast  sel-sel tulang yang imatur • Osteocyte  pembentukan tulang, pemeliharaan matriks dan homeostasis kalsium • Osteoklas  bertanggung jawab untuk resorpsi tulang

  8. Osteopenia: • Tumor tulang: • Pemeriksaan radiologi  penting • D/ pasti  PA (tergantung biopsi) • Beberapa  Radiologi ex: osteochondroma • Kerjasama  klinisi/ PA / Radiologi

  9. Vertebral body Normal Osteoporosis

  10. ANATOMI RADIOLOGI • Articularcartilage • Subarticular of epiphyse • Epiphysis • Epiphyseal line • Metaphysis • Diaphysis

  11. 4. 3. 2. 1. 5. 6.

  12. Pada anak: • Tulang panjang: epifise, metafise, diafise • Pada bayi: • Epifise  ossifikasi (-)  tidak terlihat

  13. Tulang terdiri dari 3 komponen, yaitu: • Kortex • Spongiosa • Periost • Yang terlihat pada roentgen: korteks dan spongiosa •  Radang/neoplasma  periost (iritasi) dan terangkat  reaksi periosteeal

  14. Gambaran reaksi periosteal: • Lamelar • Sun ray appearance • Renda (irregular)

  15. Pada pemeriksaan tulang, harus diperhatikan: • Besar tulang • Bentuk tulang • Kontur tulang • Densitas tulang • Korteks • Spongiosa • Reaksi periosteal • Jaringan lunak di sekitar tulang • Pembengkakan • Perkapuran • Penulangan

  16. DIAGNOSTIK MUSKULOSKELETAL • Foto polos konvensional • Radiography digital • Tomography konvensional • Skintigrafi tulang (Bone Scintigraphy) • Computerized tomography (CT-Scan) • Magnetic Resonance Imaging (MRI) • Ultrasonography (USG)

  17. Tumor Tulang Primer

  18. Tumor ganas: primer (±1%) dan sekunder (metastasis) • Primer • Usia: 15-20 tahun • Usia: > 40 tahun • Yang dinilai: • Umur penderita • Soliter/multipel  terutama: soliter • Bagian tulang yang dikenai • Kelainan yang tampak: • - Destruksi, reaksi periosteal, ossifikasi • - Jaringan lunak sekitar

  19. Batas lesi

  20. Jenis-jenis Reaksi Periosteal

  21. Membedakan tumor ganas & jinak • Destruksi korteks • Reaksi periosteal • Orientasi / aksis lesi • Zona transisi

  22. Zona transisi • Zona transisi sempit • batas yang tajam dan well-defined dan merupakan sebuah tanda pertumbuhan yang lambat. • Zona transisi lebar • batas yang ill-defined dengan zona transisi yang luas merupakan sebuah tanda pertumbuhan yang agresif.

  23. Pola destruksi tulang • Geografik • Batas yang tegas dan tajam.Proses yang kurang agresif, pertumbuhan yang lebih lambat, dan jinak. Zona transisi sempit. • Moth-eaten • Batas compang-camping. Pertumbuhan yang cepat. Probabilitas tinggi malignansi. • Permeatif • Lesi Ill-defined dengan gambaran ‘worm-holes’. Menyebar melewati sumsum tulang. Zona transisi lebar. Lesi agresif keganasan round cell.

  24. Metastasis pada tulang • Yang paling sering: • Pelvis Columna vertebrae • Iga Femur • Humerus Proksimal • Tengkorak • Distribusi sesuai  sumsum tulang merah • Metastasis jarang: • Tulang distal • Sendi siku • Sendi lutut • Gambaran radiologi • Osteolitik • Oeteoblastik • Campuran

  25. Lokasi / lesi tumor pada tulang

  26. Tumor tulang : • Benigna • Malignant • Metastase

  27. Primary soft tissue VS primary bone tumor

  28. Tumor ganas yang sering metastasis • Ca mamae: • 2/3 ke tulang • Osteolitik • 10% osteoblast • 10% mixed • Ca prostat: osteoblastik • Ca paru: osteolitik • Ca ginjal: soliter dan osteolitik

  29. Pemeriksaan radiologik  pemeriksaan yang penting dalam usaha menegakkan diagnosis tumor tulang. • Pemeriksaan radiologi  diawali foto konvensional • Menentukan luasnya tumor atau keterlibatan jaringan sekitar  pemeriksaan CT scan atau MRI. • Pemeriksaan skening nuklir  adanya metastasis . • Diagnosis pasti didasarkan pada hasil pemeriksaan patologi anatomik. • Penentuan diagnosis tumor tulang  kerjasama yang baik antara ahli klinis, ahli patologi anatomis dan ahli radiologi.

  30. Foto polos • Foto polos tulang memberikan gambaran tentang: • Lokasi lesi • Soliter atau multiple • Jenis tulang yang terkena • Sifat-sifat tumor • Batas • Uniform atau bervariasi,menyebabkandestruksi,memberikan reaksi pada periosteum, jaringan lunak di sekitarnya terinfiltrasi. • Sifat lesi

  31. Tulang • Tumor ganas primer: 30% • Tumor ganas tulang sekunder: 70 %

  32. Lokasi Tumor Tulang Potongan Longitudinal

  33. TUMOR JINAK • Macam-macam tumor jinak/benigna: • Chondroma • Osteochondroma • Kondroblastoma • Kondromiksoid fibroma • Osteoma dan osteoid osteoma • Simple bone cyst • Aneurisma bone cyst • Giant cell tumor

  34. Narrow zone of transition: NOF, SBC and ABC

  35. CHONDROMA • 50%  phalang (40% tangan dan 10% kaki) • Lesi radiolusen  bintik-bintik kecil • Kalsifikasi (perkapuran) • Gambaran radiologi • Radiolusen dan batas tegas • Kadang-kadang pelebaran tulang  korteks tipis • (expansi) • Bila cepat besar dan sakit  degenerasi ganas

  36. OSTEOCHONDROMA • Tulang panjang  lutut • Tumbuh dari  metastase • Solier/ multipel  diaphyseal aclasia • Bisa malignant: 1% soliter dan 10% multipel • Gambaran radiologi: • Tumbuh menjauhi sumbu axis tulang • Bertangkai/ penonjolan tulang • Kortex dan spongiosa tulang  normal

  37. KONDROBLASTOMA • Sakit pada sendi  pada epifise  berhubungan dengan • lempeng epifise • Gambaran radiologi: • Bayangan radiolusen • Bentuk bundar • Batas tegas • Kadang-kadang  tepi sklerotik • Kalsifikasi (±50%) • Giant cell tumor • Abses brodie • Tuberkulosis tulang

  38. KONDROMIKSOID FIBROMA • Anak-anak dan dewasa muda • Tulang panjang: metafise dan eksentrik • Paling sering: lutut • Gambaran radiologi: • Radiolusen, metafise • Eksentrik, batas tegas, kadang-kadang tepi sklerotik • Kortex tipis (ok: ekspansi) • Reaksi periosteal (-) • Kadang-kadang  soap bubble • Dd/ -GCT • - Aneurisma Bone Cyst

  39. OSTEOMA • Jarang • Terdiri dari: tulang yang berdiferensiasi baik • Lokasi: kalvarium dan sinus paranasal • Gambaran radiologi: • Bayangan opaq, bundar, batas tegas • Kecil, berasal dari kortex

  40. OSTEOID OSTEOMA • Radiolusent dan nidus yang dens • Didahului dengan rasa nyeri yang intermitten (bulan – • minggu

  41. SIMPLE BONE CYST • Kista trulang (bukan neoplasma) • Soliter • Lokasi: metafise proksimal humerus, tibia, femur • Etiologi: tidak diketahui • Gambaran radiologi: • Radiolusen pada tulang • Batas tegas • Tepi sklerotik • Kortex tipis  menggembung keluar

  42. ANEURISMA BONE CYST • Bukan neoplasma • Etiologi pasti tidak diketahui  diduga oleh karena: • gangguan sirkulasi darah • Usia: 5-20 tahun (±70%) • Gambaran radiologi • Daerah radiolusen • Kortex sangat tipis  menggembung keluar • Batas lesi tegas  sklerotik • Mirip dengan: Giant cell tumor

  43. GIANT CELL TUMOR • Usia dewasa (30-45 tahun) • Setelah fusi tulang • Gambaran radiologis: • Radiolusen (ujung tulang panjang) • Batas tak tegas/ tegas • Meluas ke periartikuler (sendi (-)) • Lesi ekspansif • Reaksi periosteal (-) • Kortex  tipis • Bersepta-septa  soap bubble

  44. Giant Cell Tumor • 80% jinak, 20% ganas • Sinonim: osteoclastoma • Insiden: 5 – 8% tumor tulang ganas, 15% tumor tulang jinak • Jinak predominant untuk wanita, ganas biasanya laki – laki • Usia: 20 – 40 th • Rasa nyeri dan gangguan gerak sendi • Femur distal, tibia proksimal, radius distal, humerus proksimal (os sacrum 8%)

  45. Lokasi yang sering: • Distal femur, radius • Proximal tibia • Dapat juga: ganas • (ekspansif, cepat dan zona transisi luas)

  46. Grading • Grading secarahistologik • Tingkat 1: Anaplasiasangatminimal • Tingkat 2: Anaplasiadengantingkat • Tingkat 3: Anaplasiayang hebat • Grading secara • Tingkat 1: Pertumbuhandan metastasis tumor lambat • Tingkat 2: pertumbuhan tumor cepatdan metastasis antara 11-50% dalam 5 tahun • Tingkat 3: Pertumbuhansangatcepat, dalam 5 tahunlebih 50% sudahbermetastasis

  47. Staging • Staging secaraklinis • Staging operasi, kriteriaditentukanatas: • Grading operasi • G0 benign lesion • G1 low grade malignant lesion • G2  high grade malignant lesion • Lokasioperasi • T0 lesijinak, intrakapsuler, intrakompartemen • T1 lesiintrakompartemen • T2 lesiekstrakompartemen • Ekstensi • M0 belumterdapat metastasis • M1 sudahterdapat metastasis5

More Related