1 / 33

Ass. Wr . Wb . KAIDAH UMUM EVALUASI LAHAN PERTANIAN Soemarno 2013

BAHAN KAJIAN MK. STELA FPUB OKT 2013. Ass. Wr . Wb . KAIDAH UMUM EVALUASI LAHAN PERTANIAN Soemarno 2013. KAIDAH ANALISIS KESESUAIAN LAHAN Lahan merupakan lingkungan fisik yang meliputi iklim, relief, tanah, hidrologi, dan vegetasi.

Télécharger la présentation

Ass. Wr . Wb . KAIDAH UMUM EVALUASI LAHAN PERTANIAN Soemarno 2013

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. BAHAN KAJIAN MK. STELA FPUB OKT 2013 Ass. Wr. Wb. KAIDAH UMUM EVALUASI LAHAN PERTANIAN Soemarno 2013

  2. KAIDAH ANALISIS KESESUAIAN LAHAN Lahan merupakan lingkungan fisik yang meliputi iklim, relief, tanah, hidrologi, dan vegetasi. Faktor-faktor ini hingga batas tertentu mempengaruhi potensi dan kemampuan lahan untuk mendukung suatu tipe penggunaan tertentu.

  3. Tipe penggunaan lahan ("major kind of land use") adalah golongan utama dari penggunaan lahan pedesaan, seperti lahan pertanian tadah hujan, lahan pertanian irigasi, lahan hutan, atau lahan untuk rekreasi. Tipe pemanfaatan lahan ("land utilization type, LUT") adalah suatu macam penggunaan lahan yang didefinisikan secara lebih rinci dan detail dibandingkan dengan tipe penggunaan lahan. Suatu LUT terdiri atas seperangkat spesifikasi teknis dalam konteks tatanan fisik, ekonomi dan sosial yang tertentu.

  4. Beberapa atribut utama dari LUT a.l. adalah: • 1. Produk, termasuk barang (tanaman, ternak, kayu), jasa (misalnya. fasilitas rekreasi), atau benefit lain (misalnya cagar alam, suaka alam) • 2. Orientasi pasar, subsisten atau komersial • 3. Intensitas penggunaan kapital • 4. Intensitas penggunaan tenagakerja • 5. Sumber tenaga (manusia, ternak, mesin dengan menggu nakan bahan bakar tertentu) • 6. Pengetahuan teknis dan perilaku pengguna lahan • 7. Teknologi yang digunakan (peralatan dan mesin, pupuk, ternak, metode penebangan, dll) • 8. Infrastruktur penunjang • 9. Penguasaan dan pemilikan lahan • 10. Tingkat pendapatan.

  5. "Karakterisik lahan" merupakan atribut lahan yang dapat diukur atau diestimasi. Misalnya kemiringan, curah hujan, tekstur tanah, kapasitas air tersedia, biomasa vegetasi, dll. "Kualitas lahan" adalah kompleks atribut lahan yang mempunyai peranan spesi­fik dalam menentukan tingkat kesesuaian lahan untuk suatu penggu­naan tertentu. Contohnya ketersediaan air, resistensi erosi, bahaya banjir, dan aksesibilitas. "Kriteria diagnostik" adalah suatu peubah yang mem-punyai pengaruh tertentu terhadap hasil (atau input yang diperlukan ) pada penggunaan tertentu, dan peubah ini juga berfungsi sebagai dasar untuk menilai kesesuaian suatu bidang lahan bagi penggunaan tersebut. Peubah ini bisa berupa kualitas lahan, karakteristik lahan, atau fungsi dari beberapa karakteristik lahan.

  6. Diskusi kelompok untuk mencari alternatif pengelolaan lahan mengatasi faktor pembatas

  7. Beberapa macam kualitas lahan yang berhubungan dengan produktivitas PERTANIAN adalah: (i) hasil tanaman, (ii) ketersediaan air, (iii) ketersediaan hara, (iv) ketersediaan oksigen dalam zone perakaran, (v) kondisi bagi perkecambahan benih, (vi) kemudahan pengolahan tanah, (vii) salinitas atau alkalinityas, (viii) toksisitas tanah, (ix) ketahanan terhadap erosi, (x) bahaya banjir, (xi) rejim suhu, dan (xii) Fotoperiodik.

  8. Beberapa kualitas lahan yang berhubungan dengan produktivitas HUTAN adalah (i) bahaya kebakaran, (ii) hama dan penyakit, (iii) faktor lokasi yang mempengaruhi perkembangan tanaman muda, (iv) tipe dan jumlah jenis kayu indigenous.

  9. Dalam konteks evaluasi sumberdaya lahan dikenal ada dua macam istilah, yaitu "kapabilitas" (kemampuan) lahan dan "suitabilitas" (kesesuaian) lahan. Kemampuan lahan dianggap sebagai kapasitas inherent dari sumberdaya lahan untuk mendukung penggunaannya secara umum; Kesesuaian lahan mencerminkan kesesuaian bidang lahan bagi penggunaan yang spesifik. Pendapat lain menyatakan bahwa kemampuan lahan lebih mengarah kepada aspek konservasi, sedangkan kesesuaian lahan lebih mengarah kepada produktivitas.

  10. Evaluasi Sumberdaya Lahan Kegiatan evaluasi lahan dan survei tanah, sangat dianjurkan dalam rangka untuk merencanakan dan mengkoordinir upaya perbaikan dan pengelolaan lahan pada masing-masing tipe penggunaan lahan . Kegiatan evaluasi lahan ini mesuplai pengguna (petani) dengan informasi secara tepat dan akurat tentang apa yang seyogyanya dikerjakan, dan perbaikan apa saja yang diperlukan untuk pengelolaan lahannya. Termasuk ke dalam evaluasi tersebut adalah penilaian tentang tekstur tanah lapisan atas, tekstur tanah lapisan bawah, kedalaman solum dan subsoil, warna tanah lapisan atas, struktur tanah, keadaan batu-batuan, mudahnya diolah, permeabilitas subsoil, drainase permukaan, drainase internal profil tanah, kemiringan, derajat erosi, bahaya erosi bila tanah diolah, faktor-faktor yang digunakan untuk menentukan kelas lahan, dan kelas kapabilitas lahan. Disamping itu, semua tanah-tanah pertanian diuji kesuburan, reaksi tanah, dan kondisi alkalinitas/ salinitasnya.

  11. Parameter evaluasi lahan Sebagian besar teknik evaluasi lahan adalah seragam dalam melukiskan sifat lahan internal dan eksternal. Berikut adalah beberapa parameter yang lazim digunakan. Tekstur lapisan atas Keadaan Adanya Batu: Erosi Tanah : Kasar Bebas Tanpa-sedikit Sedang Sedikit Sedang Halus Sedang Parah Banyak Sangat parah Tekstur subsoil Hambatan pengolahan Bahaya erosi bila diolah Kasar Tidak sulit Tidak ada Sedang Sulit Ringan Halus Sangat sulit Sedang Parah

  12. Klasifikasi Kesesuaian Lahan Metoda FAO (1976) "Kesesuaian lahan" adalah keadaan tingkat kecocokan dari sebidang lahan untuk suatu penggunaan tertentu. Kelas kesesuaian suatu bidang lahan ini dapat berbeda-beda tergantung pada tataguna lahan yang diinginkan. Metode FAO ini dapat dipakai untuk klasifikasi kuantitatif maupun kualitatif tergantung dari data yang tersedia.

  13. Kerangka dari sistem klasifikasi kesesuaian lahan ini terdiri dari empat kategori, yaitu: • 1. Order: keadaan kesesuaian secara global • 2. Kelas: keadaan tingkatan kesesuaian dalam order • 3. Sub-Kelas: keadaan tingkatan dalam kelas didasarkan pada jenis pembatas atau macam perbaikan yang harus dijalankan. • 4. Unit: keadaan tingkstan dalam sub kelas didasarkan pada sifat tambahan yang berpengaruh dalam pengelolaannya.

  14. Kesesuaian lahan pada tingkatan kelas Kelas kesesuaian lahan adalah pembagian lebih lanjut dari order dan menggambarkan tingkat-tingkat kesesuaian dari suatu order. Simbol Kelas ini berupa nomor urut yang ditulis di belakang simbol order, dimana nomor urut ini menunjukkan tingkatan kelas yang menurun dalam satu order. Banyaknya kelas dalam setiap order sebenarnya tidak terbatas, tetapi dianjurkan hanya memakai tiga kelas dalam order S dan dua kelas dalam order N. Jumlah kelas tersebut harus berdasarkan kepada keperluan minimum untuk mencapai tujuan-tujuan penafsiran.

  15. Teknologi pengolahan tanah dilakukan untuk mengatasi faktor pembatas fisik zone perakaran (root zone)

  16. Kelas S1: Sangat sesuai (Highly suitable). Lahan tidak mempunyai pembatas yang serius untuk menerapkan pengelolaan yang diberikan atau hanya mempunyai pembatas yang tidak berarti secara nyata berpengaruh terhadap produk­sinya dan tidak akan menaikkan masukan di atas yang telah biasa diberikan. Kelas S2. Cukup Sesuai (Moderately suitable). Lahan mempunyai pembatas-pembatas yang agak serius untuk mempertahankan tingkat pengelolaan yang harus diterapkan. Pembatas tersebut akan mengurangi produksi atau keuntungan dan meningkatkan masukan yang diperlukan.

  17. Kelas S3 : Hampir Sesuai (Marginally suitable). Lahan mempunyai pembatas-pembatas yang serius untuk mem­pertahankan tingkat pengelolaan yang harus diterapkan. Pembatas akan mengurangi produksi dan keuntungan atau lebih meningkatkan masukan yang diperlukan. Kelas N1 : Tidak sesuai pada saat ini (Currently not suitable). Lahan mempunyai pembatas yang lebih serius, tetapi masih memungkinkan untuk diatasi, hanya tidak dapat diperbaiki pada tingkat pengelolaan dengan modal normal. Keadaan pembatas sedemikian seriusnya sehingga mencegah penggunaan secara berkelangsungan dari lahan. Kelas N2 : Tidak sesuai untuk selamanya (Permanently not suitable). Lahan mempunyai pembatas permanen untuk mence­gah segala kemungkinan penggunaan berkelangsungan pada lahan tersebut.

  18. Kesesuaian Lahan untuk Padi sawah Untuk penilaian kesesuaian lahan tanaman padi sawah ini digunakan modifikasi dari sistem Steele dan Robinson (1972). Pada sistem ini aslinya dikenal lima kelas : P-I: Lahan sangat sesuai untuk tanaman padi sawah (Setara dengan S1) P-II: Lahan cukup sesuai untuk tanaman padi sawah (Setara dengan S2) P-III: Lahan hampir sesuai untuk tanaman padi sawah (Setara dengan S3) P-IV: Lahan kurang sesuai untuk tanaman padi sawah (Setara dengan N1) P-V: Lahan tidak sesuai untuk tanaman padi sawah (Setara dengan N2)

  19. Kesesuaian Lahan Sawah pada tingkat kelas (1). Kelas S1 : Lahan sangat sesuai untuk tanaman padi sawah. Pada umumnya lahan ini sedikit sekali pembatasnya dengan sifat-sifat : Kedalaman efektif tanah 75 cm, teksturnya lebih halus dari berlempung halus (fine loamy), permeabilitas lambat, hampir datar dan drainase agak terhambat hingga terhambat. Tingkat kesuburan tanah sangat tinggi atau sedang dan tidak mempunyai atau mengandung kadar garam atau bahan-bahan beracun dalam jumlah yang membahayakan . Air mudah ditahan pada tanah-tanah ini dengan alat pengontrol air yang biasa dipakai. Air irigasi cukup, paling tidak untuk satu kali tanam selama setahun tanpa adanya resiko kerusakan oleh kekeringan atau banjir.

  20. (2). Kelas S2: Lahan cukup sesuai untuk tanaman padi sawah • Pembatas adalah kecil dan termasuk satu atau lebih dari faktor pembatas : • 1. Kedalaman efektif 50-75 cm • 2. Sebaran besar butir berliat, berlempung halus atau berdebu halus • 3. Permeabilitas 0.5 - 2.0 cm/jam • 4. Tingkat kesuburan tanah rendah • 5. Salinitas 1500-2500 mmhos/cm • pH tanah sedikit membatasi produksi • (pH pada lapisan 0-30 cm adalah 4.5-5.0 atau 7.5-8.0) • 7. Kemiringan 1-3% • 8. Sedikit berkerikil yang menghambat pertumbuhan tanaman • 9. Kadang-kadang ada sedikit kekurangan air • 10.Kadang-kadang ada kerusakan sedang yang disebabkan oleh banjir/genangan • Air pada lahan ini dapat ditahan di tempat tanpa kesulitan. • Air irigasi cukup tersdia untuk satu kali tanam dalam setahun. • Dapat mengalami sedikit /sebentar menderita kekurangan air tanah tetapi produksi tidak begitu banyak berpengaruh oleh adanya kekeringan. • Kadar hara dapat menjadi faktor pembatas akan tetapi biasanya masih dapat diatasi dengan pemupukan.

  21. (3). Kelas S3: Lahan hampir sesuai untuk tanaman padi sawah. • Lahan ini mempunyai satu atau lebih dari pembataspembatas berikut: • 1. Kedalaman efektif 25-50 cm • 2. Permeabilitas 2.0 - 6.5 cm/jam • 3. Tingkat kemasaman yang ekstrim (pH lapisan 0.30 cm adalah 4.0-4.5) • 4. Sebaran besar butir (tekstur) berdebu kasar dan berlem­pung kasar • 5. Lereng 3-5% • 6. 50-80% wilayah rata tanpa mikro relief • 7. Sedikit berkerikil dan berbatu • 8. Resiko ”SEDANG” dalam periode < 4 tahun, dalam 10 tahun yang disebabkan oleh • sedikit kekurangan air • 9. Drainase sangat terhambat atau sedang • ”Sedang” (tapi sering) kerusakan oleh banjir/genangan sewaktu-waktu kerusakan • dapat menjadi hebat. • Perlengkapan dan fasilitas pengendali air mungkin diperlukan untuk menahan air. Air irigasi cukup tersedia untuk satu kali tanam pada kebanyakan tahun, tetapi periode kering dapat menyebabkan kerusakan sedang pada tanah yang mempunyai kapasitas memegang air rendah. Dalam beberapa hal pemupukan diperlukan untuk mempertinggi hasil tanaman.

  22. (4). Kelas N1: Lahan tidak sesuai pada saat ini. • Lahan mempunyai pembatas satu atau lebih dari faktor-faktor berikut ini: • 1. Kedalaman efektif 10-25 cm • 2. Sebaran besar butir (tekstur) berskeletal • 3. Permeabilitas 6.5-25 cm/jam • 4. Kesuburan tanah sangat rendah • 5. Reaksi tanah pada kedalaman 0-30 cm adalah 3.5-4.0 atau 8.0-8.5 • 6. Salinitas 2500-4000 mmhos/cm • 7. Kemiringan 5-8% • 8. Relief mikro: 40-50% pada wilayah datar • 9. Adanya resiko yang serius disebabkan oleh adanya keku­rangan air • Drainase cepat • Banjir/genangan sering terjadi dan mem-bahayakan

  23. (5). Kelas N2: Lahan tidak sesuai untuk tanaman padi sawah Lahan mempunyai banyak pembatas yang sukar diatasi, sehingga membuatnya tidak sesuai untuk tanaman padi sawah. Pembatasnya termasuk lereng terjal, dan keadaan topografi yang tidak memungkinkan untuk mengumpulkan atau menahan air, kedalaman efektif dangkal sekali dan sangat berbatu, teksturnya berpasir dan berskeletal, permeabilitas sangat cepat, salinitas tinggi dan bahay banjir/genangan yang sangat membahayakan. Kebanyakan lahan-lahan dari kelas ini pada daerah tinggi atau bergunung. Lahan ini mungkin sesuai untuk padangrumput atau hutan.

  24. Kesesuaian Lahan Untuk Pertanian Lahan Kering Pada dasarnya digunakan metode yang dikemukakan oleh Robin­son dan Soepraptohardjo (1975) dalam " A Proposed Land Capability Appraisal System for Agricultural Use in Indonesia".

  25. Pedoman kriteria pengelompokkan kelas kesesuaian lahan untuk tanaman pangan lahan kering

  26. Keterangan: *) tekstur tanah pada zone perakaran: (a) Berliat, berlempung halus, berdebu halus (b) Berliat, berlempung halus, berdebu halus (c) Berliat, berlempung halus dan kasar, berdebu halus dan kasar (d) Berliat, berlempung halus dan kasar, berdebu halus dan kasar, berskeletal (e) ............................. " ............................, berpasir dan berskeletal

  27. Lahan pertanian, sawah irigasi sederhana dan tadah hujan, pola pergiliran tanaman melibatkan palawija pada awal musim kemarau..

  28. Pedoman kriteria pengelompokkan kelas kesesuaian lahan untuk tanaman tahunan lahan kering

  29. Lahan kebun kelapa hibrida, monokultur intensif, mulsa seresah tanaman di permukaan tanah. Tidak ada tumbuhan penutup muka-tanah

  30. Lahan kering untuk bidudaya tebu, sistem guludan sederhana untuk menampung dan menyalurkan air hujan. Penyiangan tanah untuk mengendlaikan gulma.

  31. Lahankebunpepaya, sistemBedengandenganparit yang lebar-dalamuntukmenampung air hujan. Mulsajeramipadabedenganuntukmengendalikangulmadankonservasi air tanah

  32. Lahan kebun apel, sistem guludan dengan parit untuk menampung air hujan. Tumbuhan penutup muka-tanah bersifat permanen

More Related