1 / 177

KULIAH METODE-METODE FILSAFAT

KULIAH METODE-METODE FILSAFAT. Oleh: Djoko Pitoyo Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada. PENGANTAR. Kuliah Metode-Metode Filsafat (MMF) merupakan Mata Kuliah Wajib tempuh untuk semua mahasiswa di Fakultas Filsafat UGM.

montana
Télécharger la présentation

KULIAH METODE-METODE FILSAFAT

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. KULIAH METODE-METODE FILSAFAT Oleh: Djoko Pitoyo Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada MMF/Djokpiet/Fil UGM

  2. PENGANTAR Kuliah Metode-Metode Filsafat (MMF) merupakan Mata Kuliah Wajib tempuh untuk semua mahasiswa di Fakultas Filsafat UGM. Secara historis pengajar MMF: Notonagoro, Anton Bakker, Nusyirwan, Djoko Pitoyo, Cuk Ananta Wijaya. Kuliah MMF dalam bentuk ppt ini diunggah ke dunia maya dengan maksud tidak lain agar dapat dibaca dan dipelajari oleh banyak orang yang tertarik untuk mempelajari bagaimana para filsuf itu berfilsafat. Karya ini merupakan karya posthumous Djoko Pitoyo. Semoga bermanfaat............... Yogyakarta, 13 Mei 2011 C A W MMF/Djokpiet/Fil UGM

  3. Metode-metode Filsafat Oleh DjokoPitoyo MMF/Djokpiet/Fil UGM

  4. APA ITU METODE? • Secara etimologis, istilah metode berasal dari Bhs Yunani, methodos. • Methodos itu gabungan dari 2 kata: meta + hodos. • Meta berarti “di belakang”, “di sebalik”, atau “sesudah”. Hodos berarti “jalan”, atau “cara”. • Jadi, metode berarti “apa yg ada di sebalik jalan atau cara”. • Dlm percakapan biasa, metode berarti “cara”. MMF/Djokpiet/Fil UGM

  5. Dlmkontekskeilmuan, metodeberarti“caraatauprosedurataujalan yang ditempuhdalamrangkamencapaikebenaran”. • Langkah-langkahituharusdapatdipertanggungjawabkansecarailmiahdihadapanakalbudi: runtut, logis-rasional, dankonsisten. • Denganmetodedimaksudkan agar langkah-langkahpencariankebenar-an ilmiahdapatdilaksanakansecaratertibdanterarah, sehinggadapatdicapaihasil optimal. MMF/Djokpiet/Fil UGM

  6. METODE deduktif-induktif UMUM analitik-sintetik METODE Metode operasional khas tiap-tiap ilmu atau kelmpk ilmu KHUSUS MMF/Djokpiet/Fil UGM

  7. METODE UMUM • Metode umum keilmuan: Cara berpikir Si Ilmuwan (ilmuwan apa saja). • Ada dua pasang metode berpikir: Deduktif-Induktif dan Analitik-Sintetik. • Berpikir Deduktif: Mulai dari proposisi yang bersifat umum, menuju ke kesimpulan yang bersifat khusus. • Berpikir Induktif: Mulai dari proposisi yang bersifat khusus/kasuistik, menuju ke kesimpulan yang bersifat umum. MMF/Djokpiet/Fil UGM

  8. Berpikir analitik: Mulai dari keutuhan, menuju ke bagian-bagian, bahkan hingga ke detail-detail. • Berpikir sintetik: Mulai dari bagian-bagian, unsur-unsur, atau komponen-komponen, menuju ke keutuhan. • Dalam praktek, setiap org yg normal, tentu berpikir deduktif-induktif dan analitik-sintetik secara silih berganti, scr silmultan, kadang malah tanpa disadari, karena terjadi begitu saja. MMF/Djokpiet/Fil UGM

  9. METODE KHUSUS • Yang dimaksud metode khusus ialah metode khas tiap-tiap ilmu, atau kelompok ilmu. • Pada dasarnya setiap ilmu atau kelompok ilmu memiliki metode khasnya masing-masing. • Metode ini berkenaan dengan “operasi” atau kegiatan “riset” dlm ilmu bersangkutan. MMF/Djokpiet/Fil UGM

  10. METODE DLM DUNIA FILSAFAT • Dalam khasanah filsafat, ada 2 jenis metode, yaitu: (1) Metode Berfilsafat, dan (2) Metode Penelitian Filsafat. • Metode Berfilsafat ialah cara berfilsafat. • Sedangkan Metode Penelitian Filsafat ialah “alat”, “perangkat” atau “cara” untuk mengkaji, meneliti, atau menelaah karya-karya filsafati. Jadi, ini merupakan “instrumen” penelitian. MMF/Djokpiet/Fil UGM

  11. KEKHASAN METODE BERFILSAFAT • Metode berfilsafat, dalam prakteknya berarti: Metodenya para filsuf berfilsafat. • Sudah menjadi “bawaan kodrat” dunia filsafat, setiap filsuf berfilsafat mandiri; bukan hanya berbeda satu sama lain, bahkan tdk jarang saling bertentangan secara diametral! • Setiap filsuf berfilsafat menurut pendiriannya, fokus perhatiannya, dan tentu saja dengan “cara” atau “metodenya” masing-masing. MMF/Djokpiet/Fil UGM

  12. KEANEKARAGAMAN METODE FILSAFAT • Watak filsafat yg menjadi “ibu” atau “akar” ilmu, menjadikannya tak mau ditentukan oleh ilmu! Filsafatlah yg harus menentukan ilmu. • Pada titik yg sama, para filsuf juga tak mau ditentukan oleh ilmuwan, bahkan antarfilsuf pun tak mau saling menentukan dan ditentukan! MMF/Djokpiet/Fil UGM

  13. Akibatnya, sepanjang sejarah filsafat, masing-masing filsuf menentukan metodenya sendiri. • Hampir setiap filsuf pada dasarnya memeiliki metode khasnya sendiri, meski terdapat juga sejumlah filsuf yg mirip atau berdekatan metodenya. • Oleh karenanya, tidak digunakan istilah METODE FILSAFAT, melainkan METODE-METODE FILSAFAT. MMF/Djokpiet/Fil UGM

  14. Kuliah ini menggunakan buku pokok: METODE-METODEFILSAFAT, Karya Dr. Anton Bakker, S.J., 1984, Ghalia Indonesia, Jakarta. Bahan dari internet yang dapat digunakan, untuk secara khusus lebih mendalami pemikiran para tokoh yang dibahas dalam kuliah, antara lain: Stanford Encyclopedia of Philosophy: http://plato.stanford.edu Internet Encyclopedia of Philosophy: http://www.iep.utm.edu The University of Adelaide Library eBooks: http://ebooks.adelaide.edu.au MMF/Djokpiet/Fil UGM

  15. METODE KRITIS (1)SOKRATES • “… saya tahu, bahwa saya tidak tahu…” “….Gnothi se auton…” (kenalilah dirimu sendiri) (470 - 399 SM) MMF/Djokpiet/Fil UGM

  16. RIWAYAT SINGKAT SOKRATES • Sokrates lahir dari rahim Phainarete, seorang bidan. Ayahnya, Sophronikos, seorang pematung. • Ia kawin dgn Xantippe, dan beranak tiga. • Pernah jadi tentara yg berkecukupan, tapi belakangan lebih miskin karena jadi filsuf. • Ia suka keluyuran ke mana-mana, mengajak ngobrol dan berdebat dgn banyak orang. MMF/Djokpiet/Fil UGM

  17. Dalam perbincangan, Sokrates lebih banyak bertanya dan berdebat. • Ia bongkar segala keyakinan dan kemapanan berpikir orang-orang Yunani ketika itu. • Akibatnya, pada tahun 399 SM ia dituntut Anytos ke pengadilan. Ia dituduh sebagai org yg tdk percaya pd “dewa-dewa” Yunani, dan meracuni pikiran kaum muda. • Dgn suara 280 vs 220, pengadilan memutuskan menghukum mati Sokrates dgn cara meminum racun. MMF/Djokpiet/Fil UGM

  18. SOKRATES DIHUKUM MATI Jaques-Louis David, The Death of Socrates MMF/Djokpiet/Fil UGM ganasnya racun, lezatnya keyakinan

  19. PENGETAHUAN SEMU Keyakinan dan kewibawaan dipertanyakan, dibongkar, diguncangkan! Bnyk org merasa tahu dan yakin ttg “yg hakiki”, “yg umum”, “intisari”, di bidang etis Sokrates membantu kelahiran pengetahuan hakiki dgn “maieutkê tekhnê” Mereka itu bukannya bodoh, tapi berpotensi untuk menggapai pengetahuan yang hakiki. Sayang, masih diselimuti “pengetahuan semu”. MMF/Djokpiet/Fil UGM

  20. DIALOGMedia yang Digunakan Sokrates • Dialog tidak membekukan pemahaman, melainkan justru mencairkannya. • Dengan dialog, masing-masing pihak dapat menyadari kekurangannya. • Oleh karenanya, masing-masing pihak bisa saling membantu menyem-purnakan pemahamannya. MMF/Djokpiet/Fil UGM

  21. DIALOG SBG LADANG BERFILSAFAT • Bagi Sokrates, dialog bukan hanya sebagai “sarana” belaka, melainkan sekaligus sebagai “wahana” berfilsafat. • Dengan berdialog, Sokrates seakan-akan dituntun dalam berfilsafat. • Jadi, dialog itu “membuka” pikiran, “mencairkan” kebekuan pikiran, “melahirkan” pikiran, dan “menuntun” perjalanan pikiran. MMF/Djokpiet/Fil UGM

  22. SUASANA DIALOG Sokrates: “Tolong rumuskan apa yg anda ketahui ttg ‘x’…?!” (aretê) Lawan bicara Sokrates: “x” ialah... (rumusan) elenko Gelagapan, bingung, panik, terpojok, kepastiannya menjadi goyah. Merasa malu, dile- cehkan, tersing- gung, dan marah Mencecar dengan pertanyaan berlapis- lapis, njlimet. Menunjuk -kan inkonsistensi , bahkan kontradiksi. Menuntut rumusan agar terus diperbaiki MMF/Djokpiet/Fil UGM

  23. DEFINISI/RUMUSAN GENERALISASI SOKRATES B A induksi induksi epagoge epagoge C D MMF/Djokpiet/Fil UGM

  24. HASIL JERIH PAYAH SOKRATES • Pembongkaran kemapanan pengetahuan. Apa yg oleh org Yunani sdh dianggap pasti dan tak terbantah, dibongkar dan ditata ulang. • Kesadaran kekurangtahuan. Org yg merasa sdh tahu dan serba tahu menjadi sadar bahwa dia belum sungguh-sungguh tahu, dan ternyata pengetahuannya serba terbatas. • Kebijaksanaan. Kesadaran akan keterbatasan pengetahuan membuat org terus-menerus belajar mencari kebenaran demi kearifan. MMF/Djokpiet/Fil UGM

  25. METODE KRITIS (2)PLATO, PENERUS SOKRATES “Truthfulness. He will never willingly tolerate an untruth, but will hate it as much as he loves truth… And, is there anything more closely connected with wisdom than truth?” (427 - 347 SM) MMF/Djokpiet/Fil UGM

  26. SEKADAR LATAR BELAKANG • Ingatlah perdebatan klasik antara HERAKLEITOS dan PARMENIDES ttg “yang-berubah” dan “yang-tetap”. • Herakleitos berpendirian, bhw sgl sst itu “berubah”, sedangkan Parmenides berpendirian sgl sst itu “tetap”. • Bagi Plato, “yg-berubah” ialah dunia “inderawi” ini, sedangkan “yang-tetap” ialah dunia “idea” yg kekal. MMF/Djokpiet/Fil UGM

  27. TARGET PLATO • Membuka pemahaman tetang hakikat yang tak terubahkan dari setiap barang-sesuatu yang menggejala. • Hakikat itu ditemukannya dlm dunia IDEA. • “Hakikat” yg dicari Plato lebih-lebih dlm bidang etis, namun ia juga merambah bidang estetis, dan juga matematis. • Jadi, bidang etis yg telah dirintis Sokrates dilanjutkan dan diperluas oleh Plato. MMF/Djokpiet/Fil UGM

  28. Bahkan, Plato tdk hanya mencari pengetahuan secara “tentantif” seperti dilakukan Sokrates, melainkan ia berambisi mencapai pengetahuan yang “definitif”. • Soktares itu rekan dialog yang menggelitik. Sering kali, pada babak terakhir ia sadar bahwa ia belum tahu. • Plato itu sosokguru bijaksana yang memberi ajaran. Sejak babak pertama ia merasa sudah tahu. MMF/Djokpiet/Fil UGM

  29. DIALOG • Sebagaimana Sokrates, Plato juga mengguna-kan dialog sebagai sarana metodis. • Dibanding dialog Sokrates yg spontan, dialog Plato lebih “diredaksikan” dan sistematis. • Bagi Plato, dialog merupakan seni manusiawi yg paling tinggi, lebih-lebih dlm hal pengaju-an pertanyaan dan pemberian jawaban. • Dgn dialog, Plato bukan hanya menyajikan buah pikirannya saja, melainkan pikirannya juga “bekerja”. MMF/Djokpiet/Fil UGM

  30. IDEA TERTINGGI IDEA - IDEA - IDEA - IDEA HIPOTESIS LEBIH TINGGI LAGI induksi analisis HIPOTESIS LEBIH TINGGI HIPOTESIS VERIFIKASI KESIMPULAN: dalil-dalil, hukum-hukum sintesis deduksi Hal-hal, kasus-kasus khusus, fenomena khusus MMF/Djokpiet/Fil UGM

  31. METODE INTUITIF (1)pLOTINOS • The One, perfect in seeking nothing, possesing nothing and needing nothing, overflows and create a new reality by its superabudance. (205 - 270) MMF/Djokpiet/Fil UGM

  32. RIWAYAT HIDUP DAN KARYANYA • Sumber informasi ttg Plotinos ditulis muridnya, Porphyrios (232-304). • Ia berguru pada Ammonius Saccas, lalu mengembara ke Mesopotamia, dan kembali ke Roma mendirikan sekolah filsafat. • Plotinoslah pendiri dan sekaligus tokoh terbesar Neo-Platonisme. • Karya-karyanya yg kini masih bisa dikenali ialah 6 jilid buku dgn judul Enneades, yg dihimpun oleh Porphyrios, muridnya. MMF/Djokpiet/Fil UGM

  33. AJARAN EMANASI TO Hen (Yang Satu) Nous (Akal Budi) Psykhe (Jiwa Dunia) Hyle (Materi) MMF/Djokpiet/Fil UGM

  34. Kembali ke “To Hen” PENYATUAN (ekstase) MISTIK PENCERAHAN FILSAFAT KEBAJIKAN UMUM PENYUCIAN MMF/Djokpiet/Fil UGM

  35. KUNCI-KUNCI MEMAHAMI PLOTINOS • Metodenya: Intuitif, mistik. • Metode digunakan sebagai alat untuk mengeksplisitkan intuisinya. • Medianya: Simbol-simbol. MMF/Djokpiet/Fil UGM

  36. SUASANA DIALOG • Bagi Plato, lebih-lebih Sokrates, dialog dianggap sbg wahana bagi muncul dan berkembangnya pemikiran. • Bagi Plotinos, dialogdiperlukan untuk mengatur dan menjelaskan pemahaman-nya kepada para pendengarnya. • Dengan dialog, Plotinos dapat memberikan argumentasi-argumentasi yg melayakinkan bagi pendengarnya, murid-muridnya. MMF/Djokpiet/Fil UGM

  37. LANGKAH-LANGKAH METODIS TITIK PANGKAL: BAHAN-BAHAN DARI PARA FILSUF • Olah pikir Plotinos kerap dimulai dari teks-teks para filsuf pendahulunya (Plato, Aristoteles, etc…) • Bahan-bahan itu: ■dibandingkan ■ ditimbang ■diolah kembali ■ diberi interpretasi baru MMF/Djokpiet/Fil UGM

  38. Ditimbang-timbang PEMIKIRAN PLATO ARISTOTELES MAZHAB STOA DLL. Dibandingkan inspirasi Diolah kembali Diberi interpretasi baru Dianggap “benar”, sejauh “cocok” dengan visi Plotinos ttg “emanasi” dan “kembali ke To Hen” MMF/Djokpiet/Fil UGM

  39. Ia yakin bahwa pemikiran para filsuf itu masing-masing memiliki kebenaran yang saling melengkapi satu sama lain. • Namun demikian, toh ada semacam “seleksi”. Artinya, bahan diambil, sejauh cocok dan harmonisdenganm visi dan sistem filsafatnya. • Semua itu bisa “padu”, karena Plotinos yakin adanya “Prinsip Harmoni” dlm keberbedaan. MMF/Djokpiet/Fil UGM

  40. PRINSIP HARMONI FILS A FILS B FILS H DIINKORPORASIKAN DIINKORPORASIKAN SISTEM PLOTINOS FILS G FILS C FILS D FILS F FILS E MMF/Djokpiet/Fil UGM

  41. GAYA ARGUMENTASI PLOTINOS • Sesungguhnya Plotinos tidak memberi “bukti” atau “argumentasi” yang memadai terhadap keyakinan filosofisnya. • Gaya argumentasinya bisa disebut sebagai “reductio ad absurbdum”, suatu teknik meyakinkan orang tidak dengan cara menunjukkan keunggulan konsepnya sendiri, melainkan mengandaikan konsep-konsep lain dan “membantai”-nya habis-habisan, sehingga para pendengarnya tersugesti bahwa yang benar hanyalah konsep Plotinos. MMF/Djokpiet/Fil UGM

  42. REDUCTIO AD ABSORBDUM A LA PLOTINOS andaian KONSEP C andaian KONSEP D andaian KONSEP B RUNTUHKAN LEMAHKAN REMUKKAN PLOTINOS KONSEPKU YANG BENAR andaian KONSEP A andaian KONSEP E HANTAM HANCURKAN MMF/Djokpiet/Fil UGM

  43. METODE INTUITIF (2) Henri Bergson (1859-1941) MMF/Djokpiet/Fil UGM Taksih Anèm Sampun Sepuh

  44. RIWAYAT HIDUP SINGKAT • Bergson lahir tahun 1859 di Paris. Ayahnya org Polandia; ibunya org Inggris. Keduanya keturunan Yahudi. • Ia belajar matematika dan filsafat. Pada akhirnya, dia lebih menekuni filsafat, hingga kelak menjadi Guru Besar pada le College de France (1910-1934). • Tahun 1927 dia mendapat Hadiah Nobel di bidang sastra. • Dia juga sempat menjadi tokoh LIGA BANGSA-BANGSA (The League of Nations) di Jenewa. • Bergson wafat tahun 1941 di Paris. MMF/Djokpiet/Fil UGM

  45. FILSAFAT BERGSON • Tidak mudah menandai filsafat Bergson. Akan tetapi banyak org mengenali filsafat Bergson sebagai Anti-Materialisme dan Anti-Positivisme. • Pendirian pandangan Bergson tentang realitas lebih berwatak spiritualistik dan vitalistik. • Pendiriannya ttg perubahan atau dinamika realitas, lebih bersifat evolusionistik. • Agar pemahaman ttg pikiran Bergson lebih jelas, sebaiknya disimak istilah-istilah kunci yang dipergunakannya berikut ini: MMF/Djokpiet/Fil UGM

  46. l’evolution créatice • Alam raya (kosmos) dipandang sbg organisme yang hidup, merupakan “proses besar”, dan berevolusi. • Evolusinya bukan bersifat mekanistik-biologisbelaka, bukan pula bersifat finalistik, melainkan bersifat kreatif. • Proses evolutif itu seakan merupakan deretan “ledakan” periodik yg melahirkan spektrum-spektrum kemungkinan baru. • Semua kemungkinan itu diuji oleh alam sendiri. Dan, yg paling ulet adalah manusia dgn inteleknya, dan serangga dgn instingnya. MMF/Djokpiet/Fil UGM

  47. MEKANISTIK MEMBABI BUTA DETERMINISTIK l'eovolution creatice BUKAN REALITAS BEREVOLUSI REALITAS BEREVOLUSI REALITAS BEREVOLUSI REALITAS BEREVOLUSI REALITAS BEREVOLUSI REALITAS BEREVOLUSI REALITAS BEREVOLUSI REALITAS BEREVOLUSI REALITAS BEREVOLUSI EVOLUSI KREATIF BUKAN FINALISTIK AKHIR YG PASTI DETERMINISTIK MMF/Djokpiet/Fil UGM

  48. l’élan vital(vital impetus;”daya hidup”) • Seluruh proses evolusi itu merupakan usaha dari l’elan vital (“daya hidup”), yang membebaskan diri dari determenisme materi. • l’elan vital menggerakkan dunia anorganik yang statismenjadi dinamik-padat dalam dunia organik. • Proses pendinamisasian ini meliputi 3 bidang, yaitu vegetatif, instingtif, dan rasional/intelektif. MMF/Djokpiet/Fil UGM

  49. Dinamika vegetatif pada tetumbuhan, instingtifpada hewan, dan rasional/ intelektifpada manusia. • Apa yang tampaksekarang ini, apa yang kita alami sekarang ini, tidak lain adalah “hasil”, tapi juga sekaligus “residu” atau “sedimentasi” dari kegiatan l’elan vital. • Maka, tampaklah bahwa perspektif filsafat Bergson lebih condong kepada “spiritualisme”, dan senantiasa memerangi materialisme dan positivisme. MMF/Djokpiet/Fil UGM

  50. “durée” dan “temps” • “Temps ” adalah “waktu-matematis”, bersifat kuantitatif, berurutan secara kronometrik. • “Durée ” adalah “keberlangsungan”, bersifat kualitatif, dialami scr. “subjektif-psikologis”. • Manusia hidup dlm 2 dimensi waktu, yaitu waktu kronometrik yg “objektif”, dan waktu “subjektif” yg “dialami”, yg “dihayati”, yg “dihidupi” secara langusung dan otentik. • Akan tetapi, “penghayatan kesadaranku” akan realitas kosmis justru kualami dlm la durée, bukan temps. MMF/Djokpiet/Fil UGM

More Related