1 / 39

ALUSIA ANJANI

KAJIAN PENYUBURAN PERAIRAN DENGAN BIOINDIKATOR MAKROZOOBENTOS DAN SUBSTRAT DI SITU BAGENDIT KABUPATEN GARUT JAWA BARAT. SIDANG KOMPREHENSIF. ALUSIA ANJANI. NPM 230110080097. Dibimbing oleh :. Dr. Ir. Zahidah Hasan . MS. Dra . Rosidah , M.Si. PENDAHULUAN. Situ Bagendit.

navid
Télécharger la présentation

ALUSIA ANJANI

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. KAJIAN PENYUBURAN PERAIRAN DENGAN BIOINDIKATOR MAKROZOOBENTOS DAN SUBSTRAT DI SITU BAGENDIT KABUPATEN GARUT JAWA BARAT SIDANG KOMPREHENSIF ALUSIA ANJANI NPM 230110080097 Dibimbingoleh : Dr. Ir. ZahidahHasan. MS. Dra. Rosidah, M.Si.

  2. PENDAHULUAN

  3. Situ Bagendit • PencemaranPerairan • PenelitianMakrozoobentos • UjiPendahuluan • PenelitianErnawati 2004 IDENTIFIKASI MASALAH TUJUAN PENELITIAN KEGUNAAN PENELITIAN PENDEKATAN MASALAH LATAR BELAKANG

  4. LATAR BELAKANG IDENTIFIKASI MASALAH TUJUAN PENELITIAN KEGUNAAN PENELITIAN PENDEKATAN MASALAH Diperkirakantelahmeningkatnya kandungan bahan organik, sehingga mempengaruhi lingkungan parameter fisik, kimiawi, substratdanbiologis (makrozoobentos) yang mengalamiperubahankearahkondisikurangbaik

  5. LATAR BELAKANG IDENTIFIKASI MASALAH TUJUAN PENELITIAN KEGUNAAN PENELITIAN PENDEKATAN MASALAH Mengetahui kajianpenyuburandengankeberadaanmakrozoobentossebagaibioindikatordankondisisubstratdi Situ BagenditGarut.

  6. LATAR BELAKANG IDENTIFIKASI MASALAH TUJUAN PENELITIAN KEGUNAAN PENELITIAN PENDEKATAN MASALAH Memberikan informasi dan masukan mengenai keadaan lingkungan perairan Situ Bagendit bagi pengelola dan instansi terkait guna dijadikan sebuah acuanataudasardalam pengelolaan masa kini dan masa yang akan datang serta pemanfaatannya sebagai tempat objek wisata maupun sebagai areal produksi perikanan.

  7. LATAR BELAKANG IDENTIFIKASI MASALAH TUJUAN PENELITIAN KEGUNAAN PENELITIAN PENDEKATAN MASALAH AktivitasPenduduk BahanOrganik, Anorganik Strukturfisik, kimiawiperairan Blooming Makrofita PerubahanStrukturKomunitasMakrozoobentos Pendangkalan PerubahanKomposisiIntoleran, FakultatifdanToleran PenurunanFungsiPerairan Pengelolaan

  8. METODELOGI PENELITIAN

  9. TEMPAT DAN WAKTU ALAT DAN BAHAN METODE PENELITIAN PengambilansampeldilakukanselamabulanMaret - Juniyaitu 6x dengan interval 1 minggu • Penelitian telah ini dilakukan di Perairan Situ Bagendit yang terletak di Kecamatan Banyuresmi, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Identifikasi makrozoobenthosdan parameter kimiawi perairan dilakukan di Laboratorium Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran. Untuk parameter fisik dilakukan secara in situ dan untuk analisis substrat dilakukan di Laboratorium Tanah Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran.

  10. WAKTU DAN TEMPAT ALAT DAN BAHAN METODE PENELITIAN • ALAT • Ekman grab ukuran 15 x 15 cm2, • Secchi disk, • Thermometer digital • pH meter • Water Sampler • Tongkat berskala • GPS (Global Positioning System) • Turbidity-meter • Cool Box • Kantong plastik • Botol plastik 600 mL • Kertas label, Data sheetdanSpidol permanen • Kamera digital • Analisismakrozoobentos : Ember, Pinset, Saringan ukuran 1 mm, Buku identifikasi invertebrata akuatik • Alat analisis BOD5 dan DO: pipet biuret, botol winkler, dan gelas erlenmeyer • Alatanalisissubstrat • BAHAN • Larutan formalin 10% • Bahan pereaksi untuk DO: O2 reagent, mangan sulfat (MnSO4) 50%, HSO4 (asam pekat), Na2S2O3 (Na-thiosulfat) 0,01 N • Bahan pereaksi BOD5: O2 reagent, mangan sulfat (MnSO4) 50%, HSO4 (asam pekat), Na2S2O3 (Na-thiosulfat) 0,01 N • Bahan pereaksi untuk tekstur substrat: natrium oksalat 0,01 N dan natrium karbonat 0,02 N • Bahan pereaksi untuk C-organik: K2Cr2O7 1 N dan H2SO4 pekat, indikator Ferroin • Bahan pereaksi untuk N-total: H2SO4 (asam sulfat) pekat, H3BO3 1%, penunjuk Conway, NaOH 40%, H2SO4 0,05 N • Bahan pereaksi untuk P2O5: HCl, NH46Mo7O24.4H2O, SBOC4H4O6, H2SO4 • Bahan pereaksi pH Tanah: KCl 1 N

  11. WAKTU DAN TEMPAT ALAT DAN BAHAN METODE PENELITIAN 3 StasiunPengambilanSampel • Stasiun 1 : stasiun inlet beradapadakoordinat 7o9’41,64” S dan 107o56’21,35” E, terdapatsaluranpemasukan, areal pesawahandanperkebunan, areal pemancingan • Stasiun 2 : stasiuntengah situ beradapadakoordinat 7o9’42,78”S dan 107o56’41,02” E, terdapat areal pesawahan, perkebunan, danpemancingan • Stasiun 3 : stasiun outlet beradapadakoordinat 7o9’40,14”S dan 107o56’55,60” E, terdapatsaluranpengeluran, pariwisatadan areal pemancingan Metodesurvey MetodePurpose Sampling

  12. WAKTU DAN TEMPAT ALAT DAN BAHAN METODE PENELITIAN • TeknikPengambilandanPengukuranSampel • D. Kedalaman • Kedalaman yang diukuryaitukedalaman air dankedalamansubstrat • E. pH • Pengambilan air didapatdaridasarperairanmenggunakanwater sampler. • F.Dissolved Oxygen (DO) • Pengambilan air daridasarperairanmenggunakanwater samplerdanselanjutnyadimasukankebotolwinkler. Kemudiandititrasi • G. Biochemical Oxygen Demand (BOD) • Sampel air dasar yang masihterdapatpadawater samplerdimasukkankedalambotolplastikbervolume 600 mL.Kemudiandibawake Lab. Parameter FisikdanKimiawiPerairan A.Suhu Pengambilan air didapatdaridasarperairanmenggunakannansen water sampler. B. Kekeruhan Kekeruhandiukurdari air sampel yang diambildaridasarperairan, kemudiandimasukkankedalambotollaludisimpandalamcool box,setelahitudiukurdilaboratorium. C. Transparensi Secchi diskdimasukkankedalamperairanhinggawarnaputihpadakepingsecchi disktidakterlihat, kemudiandiangkatkembalidantepatpadasaatwarnaputihterlihat. Makatransparensiperairanyaitu rata-rata pengukuran.

  13. WAKTU DAN TEMPAT ALAT DAN BAHAN METODE PENELITIAN • TeknikPengambilandanPengukuranSampel Penanganan Sampel Makrozoobentos dan Substrat Pengambilancontohmakrozoobenthosdansubstrat yang terdapatdidasarperairandenganmenggunakanEkman Grabberukuran 15 cm x 15 cm. Setiapstasiundilakukan 3 kali ulanganuntukpengambilansampelmakrozoobenthosdandikompositkan. • Penanganansampelsedimenyaitusubstrat yang telahdiambildimasukankedalamkantongplastiksetelahitudikeringkanpadasuhu normal selanjutnyadianalisiske lab tanah. • Penanganansampelmakrozoobenthossecaraumumdilakukandalambeberapatahapyaitupenyaringan, penyortiran, pengawetan, danidentifikasi.

  14. WAKTU DAN TEMPAT ALAT DAN BAHAN METODE PENELITIAN AnalisisSampel Analisis C-organik, menggunakan metode acuan Sudjadji • Analisis P2O5 • menggunakakan metode HCl 25% Analisis pH Tanah Analisis Substrat Analisis Tekstur menggunakan metode pipet Analisis N – Total menggunakan metode Kjeldahl

  15. WAKTU DAN TEMPAT ALAT DAN BAHAN METODE PENELITIAN Analisis Kualitas Air AnalisisSampel • Analisis BOD5 • Analisis DO • Analisis Kelimpahan Populasi • Analisis Makrozoobentos • Analisis Indeks Diversitas Shanon Wiener • Analisis Abundance Biomassa Comparison • Analisis Biomassa

  16. WAKTU DAN TEMPAT ALAT DAN BAHAN METODE PENELITIAN Analisis Data Analisis data dilakukan secara deskriptif eksplanansidankomparasi Analisis data kelimpahandanbiomassamenggunakanmetode Abundance BiomassaComparasion (ABC)

  17. HASIL DAN PEMBAHASAN

  18. GambaranUmumLokasiPenelitian Abundance Biomassa Comparison KomposisidanKelimpahanMakrozoobentos Indeks Keanekaragaman Shannon-Wiener (H’) Substrat Biomassa Basah dan Kering Parameter Fisik dan Kimiawi Air

  19. GambaranUmumLokasiPenelitian Situ Bagendit adalah salah satu situ alami yang sumber airnya berasal dari curah hujan, suplesi saluran pembuang daerah irigasi Ciojar dan saluran pembuang Cibuyutan Selatan, serta pembuangan air Situ Bagendit melalui Sungai Parigi. Situ ini dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar sebagai daerah resapan air, sebagai tempat wisata lengkap dengan fasilitas pendukungnya, perikanan tradisional yang menggunakan alat tangkap berupa pancing kail, anco, jaring, jaring apung, bubu, dan rumpon, serta sebagai sumber air untuk kegiatan pertanian seperti pesawahan dan perkebunan

  20. Stasiun Outlet Stasiun Inlet Stasiun Tengah

  21. KomposisidanKelimpahanMakrozoobentos Komposisi makrozoobentos 4 (empat) kelas meliputi 16 spesies yaitu : KELAS GASTROPODA KELAS PELECYPODA KELAS PTEROGYTA KELAS CLITELLATA

  22. Makrozoobentos di Situ Bagendit dapat dikelompokan ke dalam organisme fakultatif dan organisme toleran. Jenis makrozoobentos yang termasuk organisme fakultatif yaitu Valvata, Bithynia, Bellamnya, Physa, Gyraulus, Melanoides. Organisme yang termasuk organisme toleran yaitu Chironomus. • Berdasarkan Hellawell tahun 1986: • jenis makrozoobentos yang merupakan indikator perairan tercemar ringan adalah Valvata dan Bithynia, • untuk tercemar sedang adalah Lymnaea dan Physa, sedangkan untuk tercemar berat adalah Chironomus

  23. Indeks Keanekaragaman Shannon-Wiener (H’) Melanoidestuberculata Hasil pengamatan selama enam minggu menunjukkan bahwa nilai indeks keanekaragaman di ketiga stasiun tersebut termasuk kedalam kategori kurang dari 2 yang disebabkan oleh keberadaan individu atau spesies pada semua stasiun pengamatan relatif tidak merata dengan adanya organisme yang mendominasi

  24. Biomassa Basah dan Kering Makrozoobentos

  25. Stasiun Inlet Abundance Biomassa Comparison(ABC)

  26. Stasiun Tengah Abundance Biomassa Comparison(ABC)

  27. Stasiun Outlet Abundance Biomassa Comparison(ABC)

  28. Substrat Pengukuran Fisik Substrat Perbandingan Nilai Tekstur Sedimen dan Kelas Tekstur Di Situ Bagendit Keterangan: *) 2004 Ernawati **) 2012 – tidak ada

  29. Substrat Pengukuran Kimiawi Substrat Hasil Pengukuran Kimiawi Substrat di Situ Bagendit 2012

  30. Parameter Fisik dan Kimiawi Perairan FISIK KIMIAWI pH Suhu BOD5 Transparensi DO KecepatanArusPermukaan Kekeruhan Kedalaman Air danSubstrat

  31. Parameter Fisik dan Kimiawi Perairan Suhu Transparensi • Transparensi yang rendah diduga akibat tinggi kekeruhan di perairan Situ Bagendit tinggi disebabkan adanya partikel debu, liat, fragmen tumbuhan dan plankton dalam air. Partikel debu yang mengalami peningkatan dari penelitian sebelumnya menjadi salah satu penyebab kekeruhan di perairan ini, terdapat fragmen tumbuhan terutama salah satunya eceng gondok apabila mati tumbuhan ini akan tenggelam dan di uraikan oleh bakteri pengurai serta tingginya kepadatan plankton yang berada di perairan tersebut sehingga secara tidak langsung akan mempengaruhi pertumbuhan makrozoobentos yang hidup didalamnya. Hasil pengukuran selama penelitian di tiga stasiun menunjukkan kisaran suhu dasar yaitu antara 21,0 - 31,3 oC. Enam kali pengamatan yang dilakukan, nilai suhu menunjukkan fluktuasi yang cukup tinggi .

  32. Parameter Fisik dan Kimiawi Perairan KecepatanArusPermukaan Kekeruhan Terjadinya kekeruhan yang tinggi akan berpengaruh terhadap kelangsungan hidup biota terutama yang hidupnya di dasar perairan karena dapat mengganggu pernafasan. Sedangkan batas maksimum kekeruhan bagi kehidupan biota air adalah 30 NTU. Tingginya nilai kekeruhan diduga juga akibat dari akumulasi partikel cemaran berbagai aktivitas di sekitar lokasi seperti banyaknya aktivitas rakit yang dapat memberi pergerakan pada dasar perairan dan pergerakan tersebut dapat menyebabkan pengadukan substrat di dasar Arus yang kecil tidak berdampak baik dikarenakan akan terjadi akumulasi bahan organik atau anorganik diperairan tersebut. Di stasiun inlet kecepatan arus permukaan saat ada angin yaitu 0,4 - 9,1 cm/dtk, di tengah 2,6 - 7,5 cm/dtk dan di outlet 3,8 cm/dtk

  33. Parameter Fisik dan Kimiawi Perairan Kedalaman Air danSubstrat pH • Kedalaman air yang cukup dangkal menunjukkan bahwa spesies dari Gastropoda lebih menyukai perairan sungai dan danau pada kedalaman kurang dari 3 m dan hal ini berhubungan dengan kelimpahan makanan yang ada pada kedalaman tersebut. Dibuktikannyabanyaknya cangkang spesies kelas gastropoda yang ditemukan. • Kedalaman substrat beragam dari kisaran di stasiun inlet 48,7 - 148 cm dengan rata-rata 116,1 cm di stasiun tengah 53 - 122,7 cm dengan rata-rata 88 cm dan stasiun di outlet 30 - 83,7 cm dengan rata-rata 64,3 cm • Hasil penelitian menunjukkan kisaran pH air dasar antara 7,31- 8,04. Kisaran ini masih berada dalam nilai toleransi hewan makrozoobentos, ini dibuktikan dengan kelimpahan spesies relalif sama

  34. Parameter Fisik dan Kimiawi Perairan BOD5 DO Hasil pengukuran DO di stasiun inlet berkisar 1,94-8,274 mg/l, dengan rata-rata 4,64 mg/l di stasiun tengah 1,9-5,09 mg/l dengan rata-rata 2,895 mg/l dan stasiun outlet 3,3-4,25 mg/l dengan rata-rata 3,691 mg/l. Terjadinya kisaran DO paling rendah di inlet dan tengah adanya aktivitas mikroorganisme yang tinggi diduga karena terdapat saluran pembuangan Rata-rata BOD tertinggi berada stasiun outlet yaitu 11,35 mg/l pada kategori tercemar sedang disebabkan karena daerah ini diduga terjadi akumulasi bahan organik. Ditunjang dengan kecepatan arus yang relatif kecil sehingga terjadi peningkatan bahan organik yang akan mengakibatkan permintaan oksigen dari perairan untuk mengurai bahan organik tersebut.

  35. Pertumbuhan Eichhornia crassipes

  36. Kesimpulan • Makrozoobentos di Situ Bagendit yang ditemukan pada saat pengamatan sebanyak 16 spesiesterdiri dari 4 (empat) kelas yaitu : Gastropoda, Pelecypoda, Clitellata, danPterygota. • Kelimpahan rata-rata tertinggi ditunjukkan oleh spesies Melanoides tuberculata, yaitu sebanyak 47600 (ind/m2) dan kelimpahan rata-rata terendah oleh spesies Physa heterostraopha, yaitu sebanyak15 (ind/m2). • Nilai indeks keanekaragaman Shannon-Wiener makrozoobentos di Situ Bagendit yaitu 1,42 yang termasukkategoritercemar sedang. • Tekstursubstratdi Situ Bagendityaitulempungberpasir. • Makrozoobentos yang ditemukan di Situ Bagendit umumnya merupakan indikator perairan tercemar ringan yaitu Valvata sincera dan Bithynia tentaculata, untuk tercemar sedang adalah Lymnaea peregra dan Physa heterostropha, sedangkan untuk tercemar berat adalah Chironomus sp. Saran Melihatpenyebaranecenggondok yang sudahhampirmenutupiperairan Situ Bagenditdanpertumbuhannya yang meningkat 50% setiapminggu, perludilakukanpengelolaanecenggondokberupapemanenansetiap 2 minggudenganmemperhatikanaktivitasdisekitar situ. Perlu dilakukan penelitian debit air masukdankeluar Situ Bagenditagar dapat didugasedimentasi yang terjadi.

  37. TERIMA ASIH

More Related