1 / 56

ANAMNESIS

ANAMNESIS. Komunikasi Efektif Dokter Pasien Agus Subiwahjudi. Definisi. Pasien , Setiap orang yang melakukan konsultasi masalah kesehatannya untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang diperlukan baik secara langsung maupun tidak langsung kepada dokter atau dokter gigi .

ohanzee
Télécharger la présentation

ANAMNESIS

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. ANAMNESIS Komunikasi Efektif Dokter Pasien Agus Subiwahjudi

  2. Definisi • Pasien, Setiaporang yang melakukankonsultasimasalahkesehatannyauntukmemperolehpelayanankesehatan yang diperlukanbaiksecaralangsungmaupuntidaklangsungkepadadokterataudoktergigi. • Dokterdandoktergigi, DokterdandoktergigisebagaimanadimaksuddalamUndang-UndangNomor 29 Tahun 2004 TentangPraktikKedokteranadalahdokter, dokterspesialis, doktergigidandoktergigispesialislulusanpendidikankedokteranataukedokterangigi, baikdidalammaupundiluarnegeri yang diakuiPemerintahRepublik Indonesia sesuaidenganperaturanperundang– undangan.

  3. Definisi • Komunikasidokter-pasien, Hubungan yang berlangsungantaradokter/doktergigidenganpasiennyaselamaprosespemeriksaan/pengobatan/perawatan yang terjadidiruangpraktikperorangan, poliklinik, rumahsakit, danpuskesmasdalamrangkamembantumenyelesaikanmasalahkesehatanpasien. • Komunikasiefektifdokter-pasien, • Pengembanganhubungandokter-pasiensecaraefektif yang berlangsungsecaraefisien, dengantujuanutamapenyampaianinformasiataupemberianpenjelasan yang diperlukandalamrangkamembangunkerjasamaantaradokterdenganpasien .

  4. Definisi • Cara/TeknikKomunikasi, Pengetahuandanketerampilanmengenaikomunikasi yang mengikutilangkah-langkahkomunikasiyaitumemberiperhatian, membuka dialog, mencarisolusiatau alternative pemecahanmasalah, danmenyimpulkanhasilnya. • Media PendukungKomunikasi, Media pendukungkomunikasidapatberbentuk media cetak, elektronik, danperaga yang bisaberupa model ataucontohnyatauntukkesamaanpersepsi yang menghasilkanpemahaman yang samadalamkomunikasi.

  5. Definisi • Anamnesis, Proses penggalian riwayat penyakit pasien oleh dokter. Anamnesis merupakan bagian dari komunikasi dokter-pasien

  6. Latar Belakang • Dalamprofesikedokteran, komunikasidokter-pasienmerupakansalahsatukompetensi yang harusdikuasaidokter. • Kompetensikomunikasimenentukankeberhasilandalammembantupenyelesaianmasalahkesehatanpasien. • Selamainikompetensikomunikasidapatdikatakanterabaikan, baikdalampendidikanmaupundalampraktikkedokteran/kedokterangigi.

  7. Latar Belakang • Sebagiandoktermerasatidakmempunyaiwaktu yang cukupuntukberbincang-bincangdenganpasiennya, sehinggahanyabertanyaseperlunya. Akibatnya, dokterbisasajatidakmendapatkanketerangan yang cukupuntukmenegakkan diagnosis danmenentukanperencanaandantindakanlebihlanjut. • Dari sisipasien, umumnyapasienmerasadalamposisilebihrendahdihadapandokter (superior-inferior), sehinggatakutbertanyadanberceritaatauhanyamenjawabsesuaipertanyaandoktersaja.

  8. Latar Belakang • Untukmenggaliketerangandariperludibangunhubungansalingpercaya yang dilandasiketerbukaan, kejujurandanpengertianakankebutuhan, harapan, maupunkepentinganmasing-masing. • Denganterbangunnyahubungansalingpercaya, pasienakanmemberikanketerangan yang benardanlengkapsehinggadapatmembantudokterdalammendiagnosispenyakitpasiensecarabaikdanmemberiobat yang tepatbagipasien.

  9. Latar Belakang • Komunikasi yang baikdanberlangsungdalamkedudukansetara (tidak superior-inferior) sangatdiperlukan agar pasienmau/dapatmenceritakansakit/keluhan yang dialaminyasecarajujurdanjelas. • Komunikasiefektifmampumempengaruhiemosipasiendalampengambilankeputusantentangrencanatindakanselanjutnya, sedangkankomunikasitidakefektifakanmengundangmasalah.

  10. Hasil Komunikasi Efektif • Pasien merasa dokter menjelaskan keadaannya sesuai tujuannya berobat. • Berdasarkan pengetahuannya tentang kondisi kesehatannya, pasien pun mengerti anjuran dokter, misalnya perlu mengatur diet, minum atau menggunakan obat secara teratur, melakukan pemeriksaan (laboratorium, foto/rontgen, scan) dan memeriksakan diri sesuai jadwal, memperhatikan kegiatan (menghindari kerja berat, istirahat cukup, dan sebagainya).

  11. Hasil Komunikasi Efektif • Pasienmemahamidampak yang menjadikonsekuensidaripenyakit yang dideritanya (membatasidiri, biayapengobatan), sesuaipenjelasandokter. • Pasienmerasadoktermendengarkankeluhannyadanmaumemahamiketerbatasankemampuannyalalubersamamencarialternatifsesuaikondisidansituasinya, dengansegalakonsekuensinya. • Pasienmaubekerjasamadengandokterdalammenjalankansemuaupayapengobatan/perawatankesehatannya.

  12. HasilKomunikasiTidakEfektif • Pasientetaptidakmengertikeadaannyakarenadoktertidakmenjelaskan, hanyamengambil anamnesis atausesekalibertanya, singkatdanmencatatseperlunya, melakukanpemeriksaan, menulisresep, memesankanuntukkembali, ataumemeriksakankelaboratorium/fotorontgen, dansebagainya. • Pasienmerasadoktertidakmemberinyakesempatanuntukbicara, padahalia yang merasakanadanyaperubahandidalamtubuhnya yang tidakiamengertidankarenanyaiapergikedokter. Iamerasausahanyasia-siakarenasepulangdaridokteriatetaptidaktahuapa-apa, hanyamendapatresepsaja.

  13. HasilKomunikasiTidakEfektif • Pasien merasa tidak dipahami dan diperlakukan semata sebagai objek, bukan sebagai subjek yang memiliki tubuh yang sedang sakit. • Pasien ragu, apakah ia harus mematuhi anjuran dokter atau tidak. • Pasien memutuskan untuk pergi ke dokter lain. • Pasien memutuskan untuk pergi ke pengobatan alternative atau komplementer atau menyembuhkan sendiri (self therapy).

  14. Hasil Komunikasi Efektif • Komunikasi efektif diharapkan dapat mengatasi kendala yang ditimbulkan oleh kedua pihak, pasien dan dokter. • Opini yang menyatakan bahwa mengembangkan komunikasi dengan pasien hanya akan menyita waktu dokter, tampaknya harus diluruskan, bila dokter dapat membangun hubungan komunikasi yang efektif dengan pasiennya, banyak hal-hal negatif dapat dihindari.

  15. Hasil Komunikasi Efektif • Dokterdapatmengetahuidenganbaikkondisipasiendankeluarganyadanpasien pun percayasepenuhnyakepadadokter. • Pasienmerasatenangdanamanditanganiolehdoktersehinggaakanpatuhmenjalankanpetunjukdannasihatdokterkarenayakinbahwasemua yang dilakukanadalahuntukkepentingandirinya. • Kondisiiniamatberpengaruhpadaprosespenyembuhanpasienselanjutnya.

  16. Hasil Komunikasi Efektif • Kurtz (1998) • Menyatakanbahwakomunikasiefektifjustrutidakmemerlukanwaktu lama. • Komunikasiefektifterbuktimemerlukanlebihsedikitwaktukarenadokterterampilmengenalikebutuhanpasien (tidakhanyainginsembuh). • Dengankemampuanmengertiharapan, kepentingan, kecemasan, dankebutuhanpasien, makapatient-centered communication style tidakmemerlukanwaktulebih lama daripadakomunikasiberdasarkankepentingandokteruntukmenegakkan diagnosis (doctor-centered communication style)

  17. Hasil Komunikasi Efektif • Komunikasiefektifdokter-pasienadalahkondisi yang diharapkandalampemberianpelayananmedisnamundisadaribahwadokterdandoktergigidi Indonesia belumdisiapkanuntukmelakukannya. • Untukitudirasakanperlunyamemberikanpedoman (guidance) untukdoktergunamemudahkanberkomunikasidenganpasiendanataukeluarganya. Melaluipemahamantentanghal-halpentingdalampengembangankomunikasidokter- pasiendiharapkanterjadiperubahansikapdalamhubungandokter-pasien.

  18. Tujuan • Secara umum adalah memberikan pengetahuan dan pedoman bagi dokter/dokter gigi mengenai cara berkomunikasi dengan pasien dan atau keluarganya. • Selain itu juga diharapkan dapat membantu dokter/dokter gigi dalam melakukan komunikasi secara efektif dengan pasien/keluarganya, untuk dapat tercapainya pelayanan medis secara optimal.

  19. Hippocrates • The best physician is the one who has providence to tell to the patients according to his knowledge the present situation, what has happened before and what is going to happen in the future

  20. Dasar-dasar Komunikasi • Pada dasarnya, setiap orang memerlukan komunikasi sebagai salah satu alat bantu dalam kelancaran bekerja sama dengan orang lain dalam bidang apapun. • Komunikasi berbicara tentang cara menyampaikan dan menerima pikiran- pikiran, informasi, perasaan, dan bahkan emosi seseorang, sampai pada titik tercapainya pengertian yang sama antara penyampai pesan dan penerima pesan.

  21. Dasar-dasar Komunikasi (Komaruddin, 1994; Schermerhorn, Hunt &Osborn, 1994; Koontz & Weihrich, 1988) • Secara umum, definisi komunikasi adalah “Sebuah proses penyampaian pikiran-pikiran atau informasi dari seseorang kepada orang lain melalui suatu cara tertentu sehingga orang lain tersebut mengerti betul apa yang dimaksud oleh penyampai pikiran-pikiran atau informasi”.

  22. Dasar-dasar Komunikasi Untuk sampai pada tahap tersebut, diperlukan berbagai pemahaman seperti pemanfaatan jenis komunikasi : • Verbal & non-verbal, • Menjadi pendengar yang baik (active listener), • Adanya penghambat proses komunikasi (noise), • Pemilihan alat penyampai pikiran atau informasi yang tepat (channel), dan • Mengenal ekspresi perasaan dan emosi.

  23. Dasar-dasar Komunikasi • Doktermaupunpasiendapatberperansebagaisumberataupengirimpesandanpenerimapesansecarabergantian. • Pasiensebagaipengirimpesan, menyampaikanapa yang dirasakanataumenjawabpertanyaandoktersesuaipengetahuannya. • Sementaradoktersebagaipengirimpesan, berperanpadasaatmenyampaikanpenjelasanpenyakit, rencanapengobatandanterapi, efeksampingobat yang mungkinterjadi, sertadampakdaridilakukanatautidakdilakukannyaterapitertentu. • Dalampenyampaianini, dokterbertanggungjawabuntukmemastikanpasienmemahamiapa yang disampaikan.

  24. Dasar-dasar Komunikasi • Mengingat kesenjangan informasi dan pengetahuan yang ada antara dokter dan pasien, dokter perlu mengambil peran aktif. Ketika pasien dalam posisi sebagai penerima pesan, dokter perlu secara proaktif memastikan apakah pasien benar- benar memahami pesan yang telah disampaikannya. • Dalam penyampaian ini, dokter bertanggung jawab untuk memastikan pasien memahami apa yang disampaikan.

  25. Dasar-dasar Komunikasi • “Kalau dia panas, berikan obatnya.” • interpretasi kata “panas”.

  26. Dasar-dasar Komunikasi MenurutKurzt (1998), dalamduniakedokteranadaduapendekatankomunikasi yang digunakan: • Disease centered communication style atau doctor centered communication style. Komunikasiberdasarkankepentingandokterdalamusahamenegakkan diagnosis, termasukpenyelidikandanpenalaranklinikmengenaitandadangejala-gejala. • Illness centered communication style atau patient centered communication style. Komunikasiberdasarkanapa yang dirasakanpasiententangpenyakitnya yang secaraindividumerupakanpengalamanunik. Di sinitermasukpendapatpasien, kekhawatirannya, harapannya, apa yang menjadikepentingannyasertaapa yang dipikirkannya.

  27. Dasar-dasar Komunikasi • Keberhasilan komunikasi antara dokter dan pasien pada umumnya akan melahirkan kenyamanan dan kepuasan bagi kedua belah pihak, khususnya menciptakan satu kata tambahan bagi pasien yaitu empati. • Empati itu sendiri dapat dikembangkan apabila dokter memiliki ketrampilan mendengar dan berbicara yang keduanya dapat dipelajari dan dilatih.

  28. Empati • Dalamkonteksiniempatidisusundalambatasandefinisiberikut: • (1) kemampuankognitifseorangdokterdalammengertikebutuhanpasien (a physician cognitive capacity to understand patient’s needs), • (2) menunjukkanafektifitas/sensitifitasdokterterhadapperasaanpasien (an affective sensitivity to patient’s feelings), • (3) kemampuanperilakudokterdalammemperlihatkan / menyampaikanempatinyakepadapasien (a behavioral ability to convey empathy to patient).

  29. Empati • Bylund & Makoul (2002) • Level 0: Doktermenolaksudutpandangpasien. Mengacuhkanpendapatpasien, Membuatpernyataan yang tidakmenyetujuipendapatpasienseperti “Kalau stress ya, mengapadatangkesini?” Atau “Ya, lebihbaikoperasisajasekarang.” • Level 1: Doktermengenalisudutpandangpasiensecarasambillalu “A ha”, tapidoktermengerjakanhal lain: menulis, membalikkanbadan, menyiapkanalat, dan lain-lain

  30. Empati • Level 2: Doktermengenalisudutpandangpasiensecara implicit Pasien, “Pusingsayainimembuatsayasulitbekerja”. Dokter, “Ya...? BagaimanabisnisAndaakhir-akhirini • Level 3: • Doktermenghargaipendapatpasien “AndabilangAndasangatstresdatangkesini? ApaAndamaumenceritakanlebihjauhapa yang membuatAndastres?”

  31. Empati • Level 4: Doktermengkonfirmasikepadapasien “Andasepertinyasangatsibuk, sayamengertiseberapabesarusahaandauntukmenyempatkanberolah raga”  • Level 5: Dokterberbagiperasaandanpengalaman (sharing feelings and experience) denganpasien. “Ya, sayamengertihalinidapatmengkhawatirkanAndaberdua. Beberapapasienpernahmengalamiaborsispontan, kemudiansetelahkehamilanberikutnyamerekasangat, sangat, khawatir”

  32. Manfaat Berdasarkanharipenelitian, manfaatkomunikasiefektifdokter-pasiendiantaranya: • (1) Meningkatkankepuasanpasiendalammenerimapelayananmedisdaridokteratauinstitusipelayananmedis. • (2) Meningkatkankepercayaanpasienkepadadokter yang merupakandasarhubungandokter-pasien yang baik. • (3) Meningkatkankeberhasilan diagnosis terapidantindakanmedis. • (4) Meningkatkankepercayaandiridanketegaranpadapasienfase terminal dalammenghadapipenyakitnya.

  33. Manfaat • Whitcomb, M.E.( 2000) • “Dalamkurikulumtradisionalpendidikandokter, keterampilankomunikasiditujukanuntukmenggaliriwayatpenyakit. Kita harusmengajarkankepadamahasiswauntukmengertibahwahalitumerupakanbagian yang termudah.” • “Kita harusmengajarkankepadamerekatentangberkomunikasidenganpasien, terutamadalamhalmendengarkansecaraaktif. Benar-benarmendengarkan! Tidakhanya yang sudahdiucapkanpasien, melainkanhal-hal yang tidakterucapkanolehpasien.”

  34. APLIKASI KOMUNIKASI EFEKTIF • SikapProfesionalDokter(Silverman, 1998) • Dealing with task,mampumenyelesaikantugas- tugasnyasesuaiperandanfungsinya; • Dealing with one-self,mampumengaturdirisendirisepertiketepatanwaktu, pembagiantugasprofesidengantugas-tugaspribadi yang lain; dan • Dealing with others,mampumenghadapiberbagaimacamtipepasiensertamampubekerjasamadenganprofesikesehatan yang lain. Di dalamproseskomunikasidokter-pasien, sikapprofesionalinipentinguntukmembangun rasa nyaman, aman, danpercayapadadokter, yang merupakanlandasanbagiberlangsungnyakomunikasisecaraefektif.

  35. Pengumpulan Informasi • Pasienmemimpinpembicaraanmelaluipertanyaanterbuka yang dikemukakanolehdokter (Patient takes the lead through open ended question by the doctor) • Doktermemimpinpembicaraanmelaluipertanyaantertutup/terstruktur yang telahdisusunnyasendiri (Doctors takes the lead through closed question by the doctor). • Kesepakatanapa yang harusdanakandilakukanberdasarkannegosiasikeduabelahpihak (Negotiating agenda by both).

  36. Penggalian Informasi • Mengenalialasankedatanganpasien, dimanabelumtentukeluhanutamasecaramedis (Silverman, 1998). • Pasienmenceritakankeluhanatauapa yang dirasakansesuaisudutpandangnya (illness perspective). • Pasienberadapadaposisisebagaiorang yang paling tahutentangdirinyakarenamengalaminyasendiri. • Sesiiniakanberhasilapabiladoktermampumenjadipendengar yang aktif (active listerner), sehinggapasiendapatmengungkapkankepentingan, harapan, kecemasannyasecaraterbukadanjujur. Hal iniakanmembantudokterdalammenggaliriwayatkesehatannya yang merupakan data-data pentinguntukmenegakkan diagnosis.

  37. Penggalian Informasi • Penggalian riwayat penyakit (Van Thiel, 2000) • Dapat dilakukan melalui pertanyaan-pertanyaan terbuka dahulu, yang kemudian diikuti pertanyaan tertutup yang membutuhkan jawaban ”ya” atau ”tidak” sesuai kepentingan medis (disease perspective). • Selama proses ini, fasilitasi terus dilakukan agar pasien mengungkapkan keluhannya dengan terbuka, serta proses negosiasi saat dokter hendak melakukan komunikasi satu arah maupun rencana tindakan medis.

  38. Penyampaian Informasi 1. MateriInformasiapa yang disampaikan a. Tujuan anamnesis danpemeriksaanfisik (kemungkinan rasa tidaknyaman/sakitsaatpemeriksaan). b. Kondisisaatinidanberbagaikemungkinan diagnosis. c. Berbagaitindakanmedis yang akandilakukanuntukmenentukan diagnosis, termasukmanfaat, risiko, sertakemungkinanefeksamping/komplikasi.

  39. Penyampaian Informasi d. Hasil dan interpretasi dari tindakan medis yang telah dilakukan untuk menegakkan diagnosis. e. Diagnosis f. Pilihan tindakan medis untuk tujuan terapi (kekurangan dan kelebihan masing-masing cara). g. Prognosis. h. Dukungan (support) yang tersedia.

  40. Penyampaian Informasi 2. Siapa yang diberi informasi a. Pasien, apabila dia menghendaki dan kondisinya memungkinkan. b. Keluarganya atau orang lain yang ditunjuk oleh pasien. c. Keluarganya atau pihak lain yang menjadi wali/pengampu dan bertanggung jawab atas pasien kalau kondisi pasien tidak memungkinkan untuk berkomunikasi sendiri secara langsung

  41. Penyampaian Informasi 3. Berapabanyakatausejauhmana a. Untukpasien: sebanyak yang pasienkehendaki, yang doktermerasaperluuntukdisampaikan, denganmemerhatikankesiapan mental pasien. b. Untukkeluarga: sebanyak yang pasien/keluargakehendakidansebanyak yang dokterperlukan agar dapatmenentukantindakanselanjutnya. 4. Kapanmenyampaikaninformasi Segera, jikakondisidansituasinyamemungkinkan.

  42. Penyampaian Informasi 5. Di manamenyampaikannya a. Di ruangpraktikdokter. b. Di bangsal, ruangantempatpasiendirawat. c. Di ruangdiskusi. d. Di tempat lain yang pantas, ataspersetujuanbersama, pasien/keluargadandokter.

  43. Penyampaian Informasi 6. Bagaimanamenyampaikannya a. Informasipentingsebaiknyadikomunikasikansecaralangsung, tidakmelaluitelpon, jugatidakdiberikandalambentuktulisan yang dikirimmelalui pos, faksimile, sms, internet.

  44. Penyampaian Informasi b. Persiapanmeliputi: • materi yang akandisampaikan (bila diagnosis, tindakanmedis, prognosis sudahdisepakatiolehtim); • ruangan yang nyaman, memperhatikanprivasi, tidaktergangguoranglalulalang, suaragaduhdaritv/radio, telepon; • waktu yang cukup; • Mengetahuiorang yang akanhadir (sebaiknyapasienditemaniolehkeluarga/orang yang ditunjuk; bilahanyakeluarga yang hadirsebaiknyalebihdarisatuorang).

  45. Penyampaian Informasi c. Jajakisejauhmanapengertianpasien/keluargatentanghal yang akandibicarakan. d. Tanyakankepadapasien/keluarga, sejauhmanainformasi yang diinginkandanamatikesiapanpasien/keluargamenerimainformasi yang akandiberikan.

  46. SAJI • Adaempatlangkah yang terangkumdalamsatukatauntukmelakukankomunikasi, yaitu SAJI (Poernomo, Ieda SS, Program Family Health Nutrition, Depkes RI, 1999). S = Salam A = AjakBicara J = Jelaskan I = Ingatkan

  47. SAJI [S] Salam Beri salam, sapa dia, tunjukkan bahwa Anda bersedia meluangkan waktu untuk berbicara dengannya.

  48. SAJI [A] AjakBicara • Usahakanberkomunikasisecaraduaarah. • Janganbicarasendiri. • Dorong agar pasienmaudandapatmengemukakanpikirandanperasaannya. • Tunjukkanbahwadoktermenghargaipendapatnya, dapatmemahamikecemasannya, sertamengertiperasaannya. Dokterdapatmenggunakanpertanyaanterbukamaupuntertutupdalamusahamenggaliinformasi.

  49. SAJI [J] Jelaskan • Beri penjelasan mengenai hal-hal yang menjadi perhatiannya, yang ingin diketahuinya, dan yang akan dijalani/dihadapinya agar ia tidak terjebak oleh pikirannya sendiri. • Luruskan persepsi yang keliru. Berikan penjelasan mengenai penyakit, terapi, atau apapun secara jelas dan detil.

  50. SAJI [I] Ingatkan • Percakapan yang dokterlakukanbersamapasienmungkinmemasukkanberbagaimaterisecaraluas, yang tidakmudahdiingatnyakembali. • Di bagianakhirpercakapan, ingatkandiauntukhal-hal yang pentingdankoreksiuntukpersepsi yang keliru. • Selalumelakukanklarifikasiapakahpasientelahmengertibenar, maupunklarifikasiterhadaphal-hal yang masihbelumjelasbagikeduabelahpihaksertamengulangkembaliakanpesan-pesankesehatan yang penting.

More Related