1 / 25

Jenis studi keselamatan jalan

Jenis studi keselamatan jalan. Jenis studi keselamatan jalan. Investigasi kecelakaan Menggunakan data historis kecelakaan untuk mengidentifikasi masalah-masalah pada jaringan eksisting Rekonstruksi forensik kecelakaan Mengindentifikasi faktor-faktor yang berkontribusi terhadap kecelakaan

Télécharger la présentation

Jenis studi keselamatan jalan

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Jenis studi keselamatan jalan

  2. Jenis studi keselamatan jalan • Investigasikecelakaan Menggunakan data historiskecelakaanuntukmengidentifikasimasalah-masalahpadajaringaneksisting • Rekonstruksiforensikkecelakaan Mengindentifikasifaktor-faktor yang berkontribusiterhadapkecelakaan • Penilaianrisiko (risk assesment) Melibatkanidentifikasibahaya, siapa yang berisikoterhadapbahayatersebut, danevaluasirisiko (konsekuensi, kekerapan)

  3. Audit keselamatanjalan (road safety audit) Mengidentifikasielemen-elemenjalan yang berpotensimenimbulkankecelakaandanpihak-pihak yang terkenadampak, tanpasecara formal mengevaluasitingkatrisiko • Penilaiankeselamatanjalan (road safety assementatau road sfaety appraisal) Komparasidariberbagaiopsidesain yang berbeda, ataukomparasirisikountukberbagaipenggunajalandalamsatuopsidesain • Review keselamatanjalan (road safety review) • Istilah yang kadang-kadangdigunakanuntuk road safety audit yang diterapkanpadajalaneksisting (di Indonesia, sesuai UU Nomor 22 Tahun 2009 tentang LLAJ, istilahnyaInspeksiKeselamatanJalan) • lihattabelberikut

  4. Perbedaan keselamatan dan review keselamatan Sumber: www.roadsafetyaudits.org

  5. Definisi audit keselamatan jalan Suatu bentuk pengujian formal dari suatu ruas jalan yang ada dan yang akan datang, proyek lalu lintas, dan berbagai pekerjaan lain yang berinteraksi dengan pengguna jalan, yang dilakukan secara independen oleh penguji yang dipercaya di dalam melihat potensi kecelakaan dan performansi keselamatan suatu ruas jalan (Austroads, 1993) Audit keselamatan jalan merupakan bagian dari strategi pencegahan kecelakaan lalu lintas dengan suatu pendekatan perbaikan tergdap kondisi desain geomerik, bangunan pelengkap jalan, fasilitas pendukung jalan, yang berpoetnsi mengakibatkan konflik lalu lintas dan kecelakaan lalu lintas melalui suatu konsep pemeriksaan jalan yang komprehensif, sistematis dan independen

  6. Tujuan dan manfaat audit Tujuan • Mengidentifikasipotensipermasalahankeselamatanbagipenggunajalandanmasalahlainnyadarisuatuproyekjalan • Memastikanbahwasemuaperencanaanataudesainjalanbarudapatberoperasisemaksimalmungkinsecaraamandanselamat Manfaat • Mencegahataumengurangikemungkinanterjadinyasuatukecelakaanpadasuaturuasjalan • Mengurangiparahnyakorbankecelakaan • Menghematpengeluarannegarauntukkerugian yang diakibatkankecelakaanlalulintas • Meminimumkanbiayapenangananlokasikecelakaansuaturuasjalanmelaluipengefektifandesainjalan

  7. Mengapa diperlukan audit? • Desain mungkin menggunakan standars yang kurang cocok • Mungkin juga standard yang digunakan sudah kuno • Kombinasi dari berbagai elemen dapat menimbulkan hal lain, misalkan peningkatan kapasitas • Sering terjadi keselamatan dikompromikan dengan hal lain, misalkan peningkatan kapasitas • Mungkin terdapat perubahan selama masa konstruski yang tidak sepenuhnya mempertimbangkan faktor keselamatan

  8. Hubungan antara Standar Desain dan Keselamatan • Terdapat pandangan yang menyatakan bahwa jika semua jalan dibangun sesuai standar desain modern makan jalan akan aman, sehingga tidak diperlkan Audit Keselamatan Jalan • Namun, tetap saja timbul kecelakaan pada jalan-jalan tersebut, sehingga menjadi pendorong munculnya Audit Keselamatan Jalan • Kecelakaan tetap terjadi pada jalan-jalan yang telah dibangun sesuai standar desain dengan alasan: • Standar desain itu sendiri merupakan kompromi dari faktor keselamatan dan faktor-faktor lainnya, seperti kapasitas lalu lintas, dampak lingkungan dan implikasi biaya • Kombinasi

  9. Kombinasi dan berbagai fitur yang masing-masing di desain sesuai standar dapat menimbulkan masalah • Kecelakaan yang terjadi ‘di dunia nyata’ tidak selalu terliput oleh standar • Standar desain cenderung bertujuan memuaskan pergerakan kendaraan dan seringkali tidak mengakomodasi kepentingan vulnerable road user • pada jalan lokal, terutama di daerah perkotaan, seringkali susah untuk mememuhi standar desain karena keterbatasan lahan dan biaya. Audit keselamatan jalan dapat mengusulkan perbaikan-perbaikan untuk dapat mengurangi risiko yang timbul karenanya • Konsep keselamatan dalam standar desain kadangkala dipahami dalam konteks bagaimana enginer mendasain jalan bukannya bagaimana pengguna jalan menggunakan jalan. Harus diingat, bahwa pengguna jalan dapat melakukan kesalahan dalam membaca atau menginterpretasi fitur-fitur jalan yang dapat mengakibatkan kecelakaan

  10. Tahapan audit Audit padatahappradesain • Mempengaruhipemilihanrute, standar yang digunakan, efekjaringan, tipesimpang, lokasisimpang, dll Audit padatahap draft desain • Menilaialinyemenhorisontaldanvertikal, jarakpandang, layoutsimpang, dll • Setelahtahapini, kecilkemungkinanuntukmembuatperubahan major Audit padatahap detail desain • Menilailayout simpangsecara detail, perambuan, marka, lampulalulintas, peneranganjalan, dll

  11. Tahapan audit (lanjutan) Audit padatahappercobaanberoperasinyajalanataupadaruasjalan yang telahberoperasisecarapenuh, InspeksiKeselamatanJalan ( UU 22/2009 LLAJ) • Padatahappercobaanberoperasinyajalan: auditor melakukaninvestigasimenyeluruhdengancaramengendarai, berjalan kaki, ataumenggunakansepedasepanjangrute yang diaudit, padasiangharidanmalamhari • Padaruasjalan yang telahberoperasipenuh (monitoring): • Menjaminbahwafitur-fiturkeselamatantelahsesuaidenganklasifikasifungsionaljalan • Mengidentifikasikansetiapfitur yang dapatberpotensimenimbulkanbahaya

  12. Lingkup pekerjaan jalan yang diaudit • Kegiatan pembangunan jalan baru • Kegiatan peningkatan jalan baru • Kegiatan peningkatan desain persimpangan • Kegiatan peningkatan jalur pejalan kaki dan jalur sepeda • Kegiatan pembangunan/peningkatan akses jalan ke pmukiman, perkantoran, industrian, dsb • Pembangunan jalan baru: lakukan semua tahap • Abaikan tahap 1 untuk manajemen lalu lintas dan pekerjaan pemeliharaan/peningkatan major • Gabungkan tahap 2 dan 3 untuk peningkatan jalan minor

  13. Persyaratan agar Audit Keselamatan Jalan berjalan sukses • Komitmen dari manajemen – dukungan dari pusat dalam membentuk filosofi keselamatan • Auditor (atau tim) yang independen dari perencanaan jalan, berpengalaman dalam bidang investivigasi kecelakaan • Sekumpulan daftar periksa • Formulir daftar periksa tergantung dari jenis pekerjan • Daftar periksa sangat berguna dalam mempertimbangkan faktor-faktor yang umum • Hati-hati untuk tidak tergantung seluruhnya kepada daftar periksa karena sengatlah penting untuk dapat berpikir secara lateral • Organisasi audit yang disepakati, sebagai contoh IHT (1990) • Metoda 1 : spesialis dan tim audit • Metoda 2 : spesialis dan manajer proyek yang independen • Metoda 3 : spesialis dan tim perencana • Metoda 4 : tim perencana kedua dan penilai independen • Metoda 5 : tim perencana kedua • Metoda 6 : tim perencana itu sendiri

  14. Organisasi audit Metoda 1 : spesialisdantim audit • Proyekdiauditolehstaf yang ahlidan AIP dan AR sertatim audit yang bukantimperencana Metoda 2 : spesialisdanmanajerproyek yang independen • Proyekdiauditolehstaf yang ahlidalam AIP dan AR, laporan audit dikirimkanpadapihakketiga yang akanmemutuskantindakan yang harusdiperbuat. Pigakketigasebaiknya senior perusahaan yang tidakmemilikihubungantanggungjawablangsungdengantimperencana Metoda 3 : spesialisdantimperencana • Miripdenganmetoda 2, namunlaporan audit dikirimkeperencanaasliproyekuntukpengambilankeputusan

  15. Organisasi Audit (lanjutan) Metoda 4 : timperencanakeduadanpenilaiindependen • Proyekdiauditolehtimperencana lain dalamsatukantordanlaporan audit dikirinkankepihakketigauntukmemutuskantindakan yang akandiperbuat Metoda 5 : timperencanakedua • Miripdenganmetoda 4, namunlaporan audit dikirimkanpadatimperencanaasliproyekuntukpengambilankeputusandantindakan Metoda 6 : timperencanaasli • Tim perencanaasliproyekbertanggungjawabmelaksanakan audit keselamatan

  16. Biaya audit • Biaya tim auditor • Biaya perencanaan ulang • Biaya proyek lain yang ikut meningkat

  17. Prinsip-prinsip Keselamatan Jalan • Desain geometrik • Karakterisktik permukaan jalan • Marka jalan dan delineator • Rambu dan perlengkapan jalan • Manajemen lalu lintas • Pekerjaan jalan dan pemeliharaan jalan

  18. Desain Gemetrik - Simpang • Meminimalisasi potensi titik konflik • Mengusahakan pandangan dan jarak pandang yang cukup • Menghindari masalah kesalahan persepsi, simpang harus terlihat oleh pengemudi yang mendekat • Memberikan fasilitas untuk kendaraan yang akan berbelok, misalkan dengan cara kanalisasi • Membatasi jumlah celah pada median • Menggunakan alat pengendali simpang yang paling cocok • Memberikan fasilitas penyeberangan jalan yang aman bagi pejalan kaki dan pengendara sepeda

  19. Desain geometrik – Pengendali Akses • Tidak membrikan akses langsung dari jalan lokal ke jalan arteri • Membatasi jumlah jalan akses • Tidak menempatkan jalan akses pada tikungan atau tanjakan/turunan tajam • Menerapkan prinsip-prinsip desain simpang

  20. Desain Geometrik – Alinyemen Horisontal dan Alinyemen Vertikal • Memberikan lajur khusus mendaki untuk kendraan lambat pada tanjakan tajam • Memberikan ‘escape ramp’ untuk kendaraan berat pada turunan tajam • Memberikan jarak pandang yang cukup • Menggunakan superelevasi yang cukup • Menghindari kombinasi tikungan dan tanjakan yang menimbulkan masalah jarak pandang

  21. Desain Geometrik – Penampang Melintang • Merancang jalan dengan jumlah lajur yang lebih dari dibutuhkan (untuk jalan antar kota) • Untuk jalan antar kota dua jalur dua arah, ada keuntungan dari segi keselamatan jika lebar lajur minimum 3,65 meter • Jala tiga lajur sebaiknya dihindari, atau setidaknya bagian jalan yang dapat digunakan untuk menyiap harus dibatasi dan dilindungi dengan menggunakan marka jalan yang sesuai • Bahu jalan (untuk jalan antar kota) sebaiknya diperkeras, hindari bahu yang sempit atau terlalu lebar (leih dari 3 meter), dan bahu yang tidak diperkeras • Hindari menggunakan media dengan lebar kurang dari 3 meter

  22. Karakterisktik Permukaan Jalan • Skid resistance: • Mikrotekstur yang cukup • Makrotekstur yang cukup • Kemudahan pandang pada siang hari dan malam hari • Akibat pengaruh cipratan air • Akibat pemantulan cahaya mempengaruhi pencahayaan jalan dan kendaraan • Diatasi dengan makrotekstur yang baik, agregat bersudut, menghindari keausan permukaan jalan, menggunakan material yang dapat mengalirkan air • Kerataan permukaan

  23. Marka jalan dan Delineator • Marka jalan harus dilihat dalam segala situasi, awet, tidak licin, membrikan pesan yang jelas • Maka jalan yang ‘timbul’ harus terlihat dalam segala situasi, ditempatkan pada lokasi yang cocok, sehingga tidak menimbulkan masalah bagi pengendara kendaraan roda dua, awet • Delineator tidak boleh terlalu kaku, harus terlihat jelas, tahan terhadap pengrusakan dan cuaca buruk

  24. Rambu dan Perlengkapan Jalan • Lampu penerangan jalan harus didesain sesuai standar, penempatannya tidak boleh menimbulkan bahaya • Tabir anti silau, penempatannya tidak boleh menghalangi pandangan pada sudut tertentu namun harus dapat memberikan anti silau • Pulau lalu lintas

  25. Sekian & TerimaKasih

More Related