80 likes | 252 Vues
Group 5 Proudly Present. Model Perkembangan Kurikulum.
E N D
Group 5 Proudly Present Model PerkembanganKurikulum
Dalam model perkembangankurikulumseorangpendidikdituntutuntuktahudanmemahami, sertamemajukanpotensipesertadidik. “Karenapesertamengalamiperubahantahapanperkembangandanpolapertumbuhanselamabelajar, makapendidikanharusmeningkatkanranahkognitif, psikomotor, danafektif.” (Melograno, 1996 : 19-20, dalamWawan S. Suherman, 2001 : 49). Krenapadadasarnyasetiappesertadidikinimemiliki timing, polapertumbuhandanperkembanganbaikdalamkehidupanmaupundalamtahapbelajar yang berbedaantara yang satudengan yang lainya. Model PerkembanganKurikulum
program pendidikanJasmaniharussesuaidengantahapperkembangandantingkatbelajaranak. KarenasumbanganPendidikanJasmaniterhadapapoladantingkatdimaksudmerupakanintidaripendidikanlewatjasmaniatauseringdisebut “Education Trought-The_Physical”. Jikamenilikdarikonsepdasarinimakaketerampilandasarakandiajarkandisekolahdasar, dengandiiikutiolehberbagaijenisaktivitasatau unit tema, yang kemudiandilanjutkanditingkatsekolahberikutnyatermasukjugaolahragasepanjanghayat.
Pada model inipesertadidikditempatkansebagaiinitidarikurikuklumsedangkan guru sebagaiperencanakegiatan yang akandilaksanakan, denganmemperhatikankebutuhandanminatpesertadidik. Jewett, Bain dan Ennis (1994 : 247), yang dikutipolehWawan S. (2001 : 50) mengatakanbahwa model inimerefeksiskanorientasinilaiaktualisasidiri yang menekankanpadapertumbuhansiswasecara individual. • Adapuntujuan model kurikuluminiadalahkepuasandiri, kompetenmelakukanaktivitasjasmani, memilikikepatutanindividu, mampubersosialisasi, danmenentyukanpilihansecarabertanggungajawab, sertamampumengintregasikanpengalaman.
Program yang akan dilaksanakan mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: pendekatan holistik dalam pencarian identitas pribadi, beragam kesempatan untuk perkembangan yang maksimal, lingkungan yang sehat yang menjamin perbedaan individu. Model perkembangan Hellison, selain menggunakan pendekatan holistik, juga memiliki fokus pada pengembangan tanggungjawab. Ia menjelaskan bahwa kerangka konseptual menjelaskan tahapan atau tingkatan perjalanan yang dilalui saat siswa belajar untuk menjadi lebih bertanggung jawab secara pribadi dan sosial. Kerangka konseptual dipakai untuk membangun proses pemberdayaan dan mencairkan ketegangan antara komitmen kepada diri sendiri dan komitmen kepada orang lain. Hellison menyatakan bahwa tujuan yang disajikan tidak terlalu mengetatkan kemajuan, dan bisa diatur secara kumulatif (masing-masing dibangun berdasarkan kemampuan sebelumnya) atau hanya menampilkan tujuan yang akan dituju oleh siswa setelah program selesai. Setiap tingkat menggambarkan nilai-nilai dan perilaku, dan tidak dimaksudkan untuk mengkategorikan atau melabeli siswa.
MenurutGabbard, LeBlanc dan Lowy (1994:60-61) model perkembanganmemilikimuatankurikulumberkaitandenganusiakronologissiswa, dantingkatankepasihanketerampilansiswa. Tingkatanketerampilanadaempat, yaitu level I (ketidakkonsistenangerak), level II gerakanmulaidikontrolsecarasadar, level III (gerakanmenjadilebihotomatisdanmudahdiulangi, dan level IV ( otomatisasisehinggaanakmudahmenyesuaikangerakan yang tidakterdugadanbaru). Level I dan II untukusiaTksampaikelas 2, dan level III-IV untukkelas 3 sampaikelas 6. MuatanKurikulumsebagaiberikut: • Level I-II (building the foundation): • Health-related fitness • Movement awareness: Body, spatial, directional, temporal, vestibular, visual, auditory, tactile. • Fundamental movement skills: fundamental locomotor skills, fundamental nonlocomotor skills, and fundamental manipulative skills
Dalam sebuah teori lain mengatakan bahwa beberapa ahli psikologi mengatakan bahwa permainan sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan jiwa anak.(http://info.balitacerdas.com/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&artid=6) Sedangkan permainan sangat erat kaitanya dengan pendidikan jasmani yang memang basicnya adalah fisik.