1 / 26

DASAR DIETETIK untuk pasieN

DASAR DIETETIK untuk pasieN. Pengertian Di e t. Ilmu Di e t Cabang ilmu gizi yang mengatur pemberian makan pada kelompok/perorangan dalam keadaan sehat/sakit dengan memperhatikan syarat gizi dan sosial ekonomi. Terapi Di e t

shika
Télécharger la présentation

DASAR DIETETIK untuk pasieN

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. DASAR DIETETIKuntukpasieN

  2. Pengertian Diet • Ilmu Diet Cabang ilmu gizi yang mengatur pemberian makan pada kelompok/perorangan dalam keadaan sehat/sakit dengan memperhatikan syarat gizi dan sosial ekonomi. • Terapi Diet Bagian dari dietetika yang khusus memperhatikan penggunaan makan untuk tujuan penyembuhan.

  3. adalahmakanandanminuman yang dikonsumsiorangsecarateratursetiaphari. jumlah dan jenis makanan yang dibutuhkan dalam situasi tertentu, seperti menurunkan atau menaikkan berat badan diet yang dilakukan sangat tergantung pada usia, berat badan, kondisi kesehatan dan banyaknya kegiatan yang dilakukan dalam sehari Diet

  4. Fungsi Makanan Dalam Perawatan Orang Sakit • Salah satu bentuk terapi diet • Penunjang pengobatan • Tindakan medis

  5. Tujuan Terapi Diet • Memperoleh status gizi yang baik • Memperbaiki defisiensi gizi • Mengistirahatkan organ tubuh • Menyesuaikan asupan/intake dengan kemampuan tubuh • Mengubah berat badan bila diperlukan

  6. Pengaturan Makanan Orang Sakitfaktor yang perlu diperhatikan • Psikologis • Memisahkan dari kebiasaan kehidupan sehari-hari • Memasukilingkungan yang masihasing (dokterdll) • Perubahan makanan (macam, cara hidangkan, tempat makan, waktu makan, dengan siapa makan dll) • Rasa tidak senang, rasa takut karena sakit, ketidakbebasan bergerak – putus asa • Putus asa  mual, hilang nafsu makan • Bentuk diit (cair, lunak  sesuai keadaan penyakit)  bahagia/cemas • Perawat  menjelaskan, mengurangi tekanan psikologis

  7. 2. Sosial Budaya • Orang sakit  kelompok berbeda, adat istiadat, kepercayaan, kebiasaan, pandangan hidup • Macam hidangan  netral • Kebiasaan makan bersama  perlu ditemani anggota keluarga

  8. 3. Keadaan Jasmani • Jasmani pasien  menentukan konsistensi diet • Lemah, kesadaran menurun diet khusus • Gangguan pernafasan  makan lebih lama • Tidak baik nafsu makan  porsi kecil, sering • Usia lanjut  porsi kecil, lunak • Penyakit kronis  perawatan lebih lama membawa masalah makan • Orang sakit  hapal makanan perlu adanya modifikasi menu dari rumah

  9. 4. Keadaan Gizi Penderita • Jarang dilakukan • Perawat memperoleh informasipola makan dirumahnya, kebiasaan makan, sikap terhadap makanan

  10. Dasar Penentuan Diet Bagi Orang Sakit • Memenuhi kebutuhan gizi • Diet khusus berpola  makanan biasa • Diet khusus fleksibel (kebiasaan, kesukaan, kepercayaan dll) • Mempertimbangkan pekerjaan sehari-hari • Bahan makanan yang dapat diterima • Bahan makanan alami, mudah didapat, mudah diolah, lazim dimakan • Pasien  tujuan diit • Diet khusus segera makanan biasa • Diet khusus  indikasi kuat dan memang diperlukan • Bisa makan mulut  berikan mulut

  11. Pelayanan GiziDi Rumah Sakit Pelayanan kesehatan yang diberikan pada pasien mencakup : 1. Pelayanan medis : obat, tindakan bedah 2. Pelayanan/asuhan keperawatan 3. Pelayanan gizi/asuhan nutrisi

  12. Proses pelayanan gizi rawat inap dan rawat jalan terdiri atas 4 tahap : • Assement atau pengkajian gizi • Penatalaksanaan pelayanan gizi • Implementasi pelayanan gizi • Monitoring dan evaluasi pelayanan gizi

  13. Penatalaksanaan Pelayanan Gizi Dalam merencanakan pelayanan gizi untuk pasiendiperlukan data-data yang harus dikumpulkan dan sebagai berikut: • Data awal 1. Identitas 2. Subyektif 3. Obyektif 4. Assesment 5. Planning/Penatalaksanaan

  14. Identitas • Nama • Umur • Seks • Alamat

  15. Data Subyektif • Keluhan utama • Riwayat penyakit sekarang • Riwayat penyakit dahulu • Riwayat penyakit keluarga • Keadaan Sosek : Latar belakang suku, agama, suami/istri, anak, penghasilan, status tempat tinggal • Keadaan /lingkungan hidup : Luas tanah, keadaan rumah dan lingkungan • Kebiasaan hidup sebelum dirawat

  16. Data Obyektif • Pemeriksaan fisik • Pemeriksaan klinik • Pemeriksaan laboratorium : darah, urin, feses,dahak • Pemeriksaan lain/rontgen • Hasil anamnesa gizi : kebiasaan makan, frekuensi, pola makan, pantangan, hasil analisis recall makanan • Pemeriksaan antropometri : TB, BB, BB ideal, IMT, LLA, Tebal lemak bawah kulit

  17. Assesment • Diagnosa sementara • Diagnosa akhir

  18. Planning/Penatalaksanaan • Terapi diet • Macam dan bentuk diet • Prinsip diet • Tujuan diet • Syarat diet • Perhitungan kebutuhan energi dan zat-zat gizi • Menu

  19. Parameter yang perlu dimonitor untuk memantau perkembangan penyakit Misal : • Berat badan • Jumlah makanan yang masuk • Pemeriksaan laboratorium • Rencana penyuluhan dan konsultasi gizi • Misal :Penjelasan diet dan cara membuat variasi menu

  20. Makanan Biasa Makanan Lunak Makanan Saring Makanan Cair Makanan Lewat Pipa Standar Makanan Rumah Sakit

  21. Makanan Biasa • Makanan biasa diberikan kepada penderita yang tidak makanan khusus sehubungan dengan penyakitnya. • Susunan makanan sama dengan makanan orang sehat, hanya tidak diperbolehkan makanan yang merangsang atau yang dapat menimbulkan gangguan pencernaan. • Makanan ini cukup energi, protein dan zat-zat gizi lain.

  22. Makanan Lunak • Makanan lunak diberikan kepada penderita sesudah operasi tertentu dan pada penyakit infeksi dengan kenaikan suhu yang tidak terlalu tinggi : 37,5 C–38 C. • Menurut keadaan penyakit, makanan lunak dapat diberikan langsung kepada penderita atau merupakan perpindahan dari makanan saring ke makanan biasa. • Makanan ini mudah cerna, rendah serat dan tidak mengandung bumbu yang merangsang. Makanan ini cukup energi, protein dan zat-zat gizi lain.

  23. Makanan Saring • Diberikan kepada penderita sesudah mengalami operasi tertentu, pada infeksi akut, termasuk infeksi saluran pencernaan seperti gastro enteritis dengan kenaikan suhu badan > 39 C serta pada kesukaran menelan. • Menurut keadaan penyakit makanan saring dapat diberikan langsung kepada penderita atau merupakan perpindahan dari makanan cair ke makanan lunak. • Makanan ini diberikan dalam jangka pendek karena tidak memenuhi kebutuhan gizi terutama energi. • Bahan makanan yang tidak boleh diberikan sama dengan makanan lunak.

  24. Makanan Cair • Diberikan kepada penderita sebelum dan sesudah operasi tertentu, dalam keadaan mual dan muntah, dengan kesadaran menurun, dengan suhu badan sangat tinggi atau infeksi akut. • Makanan ini diberikan berupa cairan jernih yang tidak merangsang dan tidak meninggalkan sisa. • Nilai gizi sangat rendah, hingga pemberian hanya dibatasi selama 1–2 hari saja. • Contoh : teh, kaldu jernih, air bubur kacang hijau, sari buah, sirop.

  25. Makanan Lewat Pipa • Diberikankepadapenderita yang tidakbisamakanlewatmulutkarena: • Gangguanjiwa, prekoma, anoreksia nervosa, kelumpuhanotot-ototmenelan, atausesudahoperasimulut, tenggorokandangangguansaluranpencernaan. • Makanandiberikanberupa saribuahataucairankental yang dibuatdarisusu, telur, guladanmargarin. • Cairanhendaknyadapatdimasukkanmelaluipipakaretdihidung, lambungataurektum.

  26. Makanan Yang Diberikan Dengan Cara Khusus • Tidak dapat makan melalui mulut (penyakit berat, demam terus menerus, luka bakar hebat, kelaparan parah, kanker mulut, faring, oesopagus, koma dll) • Pemberian makanan lewat pipa melalui mulut (nasogastric feeding)  hidung  lambung • Pemberian makanan melalui gastrostomi dan jejunostomi  makan langsung kelambung/jejunum melalui pembedahan • Pemberian makanan melalui pembuluh darah (Intravenous Feeding)/parenteral nutrition  operasi saluran pencernaan, luka parah

More Related