1 / 31

ENKRIPSI KONVENSIONAL (2)

ENKRIPSI KONVENSIONAL (2). Playfair. Menggunakan matriks ukuran 5 x 5 Matriks dibentuk dari huruf kata kunci (dikurangi duplikasi) dari kiri ke kanan dan dari atas ke bawah dan kemudian mengisi sisa yang masih kosong dengan sisa huruf alfabet secara berurutan

sun
Télécharger la présentation

ENKRIPSI KONVENSIONAL (2)

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. ENKRIPSI KONVENSIONAL (2)

  2. Playfair • Menggunakan matriks ukuran 5 x 5 • Matriks dibentuk dari huruf kata kunci (dikurangi duplikasi) dari kiri ke kanan dan dari atas ke bawah dan kemudian mengisi sisa yang masih kosong dengan sisa huruf alfabet secara berurutan • Huruf I dan J dihitung sebagai satu huruf RJB. Wahju Agung W. - T. Informatika UAJY

  3. Playfair (2) • Contoh : • Kata kunci : monarchy RJB. Wahju Agung W. - T. Informatika UAJY

  4. Playfair (3) • Aturan enkripsi : • Plaintext dienkripsi tiap dua huruf • Huruf plaintext yang berulang dipisahkan dengan huruf pengganti, misalnya X, sehingga kata balloon akan menjadi ba lx lo on • Huruf plaintext yang berada dalam satu baris diganti dengan huruf sebelah kanannya. Sebagai contohnya adalah ar akan dienkripsi RM • Huruf plaintext yang berada dalam satu kolom diganti dengan huruf di bawahnya. Sebagai contohnya adalah mu dienkripsi dengan CM RJB. Wahju Agung W. - T. Informatika UAJY

  5. Playfair (4) • Selain itu, setiap huruf plaintext diganti dengan huruf yang terletak pada perpotongan kolom dan baris huruf yang bersangkutan Contoh : hs dienkripsi menjadi BP ea dienkripsi menjadi IM (JM) RJB. Wahju Agung W. - T. Informatika UAJY

  6. Polyalphabetic Ciphers • Menggunakan beberapa alfabet cipher • Mempersulit cryptanalyst untuk menebak isi dari pesan • Menggunakan kunci berupa kata • Algoritma yang ada : Vigenere, Beauford, dan Variant-Beauford RJB. Wahju Agung W. - T. Informatika UAJY

  7. Vigenere Ciphers • Algoritma : • Menggunakan tabel/matriks Vigenere • Kata kunci ditulis berulang sepanjang plaintext • Enkripsi : Jika diberikan sebuah huruf kunci x dan sebuah huruf plaintext y, maka huruf ciphertextnya diperoleh dari perpotongan dari baris x dengan kolom y • Dekripsi : Huruf kunci akan sebagai penunjuk baris dan posisi huruf ciphertext akan menunjukkan kolom, sehingga huruf plaintextnya akan berada di atas huruf tersebut RJB. Wahju Agung W. - T. Informatika UAJY

  8. Vigenere Ciphers (2) • Matriks Vigenere (hanya ditampilkan sebagian) RJB. Wahju Agung W. - T. Informatika UAJY

  9. Vigenere Ciphers (3) • Contoh : Kunci : deceptivedeceptivedeceptive Plaintext : wearediscoveredsaveyourself Ciphertext : ZICVTWQNGRZGVTWAVZHCQYGLMGJ RJB. Wahju Agung W. - T. Informatika UAJY

  10. Vigenere Ciphers (4) • Alternatif : kata kunci tidak diulang tetapi disambung dengan plaintext • Contoh : Kunci : deceptivewearediscoveredsav Plaintext : wearediscoveredsaveyourself Ciphertext : ZICVTWQNGKZEIIGASXSTSLVVWLA RJB. Wahju Agung W. - T. Informatika UAJY

  11. Teknik Transposisi • Transposisi baris : • Plaintext ditulis ke kanan kemudian ke bawah sesuai kunci yang ada sehingga membentuk suatu matriks • Kolom yang terbentuk saling dipertukarkan • Ciphertext diperoleh dengan membaca ke kanan matriks baru RJB. Wahju Agung W. - T. Informatika UAJY

  12. Teknik Transposisi (2) • Contoh : RJB. Wahju Agung W. - T. Informatika UAJY

  13. Modern Block Ciphers • Prinsip : • Pesan dipecah menjadi beberapa blok • Setiap blok kemudian dienkripsi • Algoritma : Substitusi-Permutasi Feistel, Lucifer, DES RJB. Wahju Agung W. - T. Informatika UAJY

  14. Permutasi • Prinsip dasar : • Mempertukarkan posisi bit. • Terdapat tiga jenis : permutasi langsung, permutasi terkompres dan permutasi terekspansi RJB. Wahju Agung W. - T. Informatika UAJY

  15. Substitusi • Prinsip dasar : • Mengganti n bit dengan n bit lainnya • Dilakukan dengan kombinasi dari P-boxes, enkoder dan dekoder RJB. Wahju Agung W. - T. Informatika UAJY

  16. Feistel Ciphers • Penemu : Host Feistel tahun 70-an • Prinsip dasar : • Memecah blok input menjadi dua bagian, L(i-1) dan R(i-1) • Hanya menggunan R(i-1) pada langkah ke-i • Fungsi g merupakan operasi S-P yang diatur oleh K(i) atau subkey ke-i • Rumusan : L(i) = R(i-1) R(i) = L(i-1) XOR g(K(i), R(i-1)) RJB. Wahju Agung W. - T. Informatika UAJY

  17. Feistel Ciphers (2) • Satu langkah Feistel Cipher RJB. Wahju Agung W. - T. Informatika UAJY

  18. Lucifer • Penemu : Host Feistel tahun 70-an • Prinsip dasar : • Lucifer adalah Feistel cipher yang menggunakan kunci 128 bit dan data 128 bit • Subkey yang digunakan untuk tiap langkah diambil dari bagian kiri dari kunci • Kunci diputar ke kiri 56 bit, sehingga semua bit digunakan RJB. Wahju Agung W. - T. Informatika UAJY

  19. Lucifer (2) RJB. Wahju Agung W. - T. Informatika UAJY

  20. Data Encryption Standard (DES) • Dikembangkan oleh NBS (National Bureau of Standards) yang sekarang dikenal dengan NIST (National Institue of standard Technology) • Diterima sebagai standard (US) tahun 1976 • Prinsip dasar : • Menggunakan blok data sebesar 64 bit • Menggunakan kunci 56 bit • Terdapat 16 langkah kompleks RJB. Wahju Agung W. - T. Informatika UAJY

  21. DES (2) • Algoritma keseluruhan : RJB. Wahju Agung W. - T. Informatika UAJY

  22. DES (3) • Algoritma pembangkitan kunci : RJB. Wahju Agung W. - T. Informatika UAJY

  23. DES (4) • Algoritma sebuah langkah dari 16 langkah : RJB. Wahju Agung W. - T. Informatika UAJY

  24. DES (5) RJB. Wahju Agung W. - T. Informatika UAJY

  25. DES (6) • Kekuatan DES : • Ukuran kunci = 56 bit • Brute force = 255 tahap • Differential cryptanalysis = 247 tahap • Linera cryptanalysis = 243 tahap RJB. Wahju Agung W. - T. Informatika UAJY

  26. DES (7) • Alternatif perbaikan DES : • Double DES C = EK2 [EK1[P]] P = DK1 [DK2[C]] • Triple DES C = EK1 [DK2[EK1[P]]] P = DK1 [EK2[DK1[C]]] RJB. Wahju Agung W. - T. Informatika UAJY

  27. DES (8) • Mode operasi : • Electronic Codebook (ECB) • Cipher Block Chaining (CBC) • Cipher Feedback (CFB) • Output Feedback (OFB) RJB. Wahju Agung W. - T. Informatika UAJY

  28. Electronic Codebook (EBC) RJB. Wahju Agung W. - T. Informatika UAJY

  29. Cipher Block Chaining (CBC) RJB. Wahju Agung W. - T. Informatika UAJY

  30. Cipher Feedback (CFB) RJB. Wahju Agung W. - T. Informatika UAJY

  31. Output Feedback (OFB) RJB. Wahju Agung W. - T. Informatika UAJY

More Related