1 / 29

DETEKSI DINI PADA PENYALAHGUNAAN NAPZA dr. Muhaeni Soewito.

DETEKSI DINI PADA PENYALAHGUNAAN NAPZA dr. Muhaeni Soewito. ********************************************************************** P0KOK BAHASAN PENDAHULUAN PENGERTIAN NAPZA FAKTOR YANG MENPENGARUHI TERJADINYA PENYALAHGUNAAN NAPZA TINGKAT PEMAKAIAN NAPZA TANDA DAN GEJALA PEMAKAIAN NAPZA

tamira
Télécharger la présentation

DETEKSI DINI PADA PENYALAHGUNAAN NAPZA dr. Muhaeni Soewito.

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. DETEKSI DINI PADA PENYALAHGUNAAN NAPZA • dr. Muhaeni Soewito. • ********************************************************************** • P0KOK BAHASAN • PENDAHULUAN • PENGERTIAN NAPZA • FAKTOR YANG MENPENGARUHI TERJADINYA PENYALAHGUNAAN NAPZA • TINGKAT PEMAKAIAN NAPZA • TANDA DAN GEJALA PEMAKAIAN NAPZA • CARA MENEGAKKAN DIAGNOSIS ( DETEKSI DINI ) • PENANGANAN

  2. PENDAHULUAN • PEMAKAIAN NAPZA ( OPIUM ) SEJAK LAMA DIKENAL JAWA MA LI MA • JENIS YANG DIPAKAI BERAGAM • ZAMAN BELANDA ------ CANDU • ( STBL 1927 - 279 Jo. 536 ) 1828 • Th 1970 morpin, ganja amfetamin • Th 1980 benzodiazepin, alkohol ganja • Th. 1990 ecstasy, shabu- shabu,heroin , ganja • Jumlah pemakai makin meningkat 5 tahun terakhir

  3. PENGERTIAN ( DIFINISI ) • N NARKOTIK • A ALKOHOL • P PSIKOTROPIK • ZA ZAT ADIKTIF LAIN ISTILAH LAIN : NARKOBA ,OBAT TERLARANG, NARKOTIKA NAZA. NAPZA : Bahan Zat yang bila masuk kedalam tubuh akan mempengaruhi tubuh terutama saraf pusat sehingga menyebabkan gangguan fisik psikis dan sosial

  4. Pembagian : • Berdasarkan UU • Efek terhadap susunan saraf pusat • Penggunaan dibidang medik U U. 22 Th 1997 tentang Narkotika • Zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman • Baik sintetis maupun semisintesis • Menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan.

  5. GOLONGAN I : • Digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan • Tidak diajukan untuk pengobatan • Potenesi sangat tinggi nenimbulkan ketergantungan • Contoh : heroin ( putauw ) kokain, ganja. GOLONGAN II : • berkasiat untuk pengobatan sebagai pilihan terakhir • digunakan dalam pengoban atau pengembangan ilmu pengetahuan • potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan • Contoh ; morfin , pethidin

  6. GOLONGAN III : • berkasiat untuk pengobatan • digunakan secara luas dalam pengobatan dan pengembangan ilmu pengetahuan • potensi keteragantungan ringan • Contoh : kodein U U No.5 Th 1997 tentang Psikotropika • Zat atau obat, alamiah maupun sintetis bukan narkotika • berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental dan perilaku.

  7. GOLONGAN I : • Digunakan untuk ilmu pengetahuan • Tidak digunakan dalam pengobatan • Potensi amat kuat mengakibatkan ketergantungan • Contoh : LSD, shabu , ecstasy GOLONGAN II : • Digunakan untuk ilmu pengetahuan • Berkasiat dalam pengobatan • Potensi ketergantungan cukup kuat • Contoh : afetamin , metilfenidat ( Ritalin )

  8. GOLONGAN III : • Banyak digunakan dalam pengobatan • Digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan • Potensi ketergantungan sedang • Contoh : fenobarbital, flunitrazepam GOLONGAN IV : • Berkasiat dalam pengobatan dan pemakaian sangat luas. • Digunakan dalam pengembangan ilmu pengetahuan. • Potensi ketergantungan ringan • Contoh : diazepam, lexotan , nitrazepam, rohipnol dll.

  9. ALKOHOL : • Bahan fermentasi madu,gula sari buah , umbi-umbian. ( etanol ) • Keppres No.3 Th 1997 —— mengatur minuman beralkohol. Gol. A :Kadar 1 - 5 % ( Bir ) Gol. B :Kadar 5 - 20 % ( jenis minuman anggur ) Gol. C :Kadar 20 - 45 % ( Wiski ,Vodka, Johny Walker) • Metanol ------- spiritus : zat pelarut , pembersih. ZAT ADIKTIF LAIN : • Tembakau ( nikotine ) • Zat pelarut dan inhalan ( gas yang dihirup ) - Lem. tiner, bensin ,cat kuku dll. • Kafein.

  10. NAPZA YANG SERING DISALAH GUNAKAN : • Gol. Narkotika : • Opiat : morfin , heroin ( putauw ) ,candu • Halusinigen : ganja (kanabis) , mariyuana, hashis • Kokain • Gol. Psikotropika • Pesikotimulan : amfetamin, ekstasi, shabu. • Sedatif dan hipnotika : mogadon, Dumolid (DUM) Lexotan, Rohypnol , pil koplo. Dll. • Halusinogen : LSD ,Mushroom.

  11. Zat adiktif lain : • Alkohol - tuak, spritus ( silet ) • Inhalan : bensin tiner, bahan pada tinta penghapus. • PEMAKAIAN ROKOK DAN ALKOHOL TERUTAMA PADA REMAJA MERUPAKAN PINTU MASUK PENYALAHGUNAAN NAPZA

  12. III. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA PENYALAH GUNAAN NAPZA FAKTOR NAPZA ( ZAT ) FAKTOR FAKTO R INDIVINDU LINGKUNGAN

  13. A. FAKTOR ZAT. • Kerja Napza pada susunan saraf pusat ( penghayatan kenikmatan diotak ) • Potensi (kekuatan ) setiap Napza untuk menimbulkan Ketergantungan berbeda - beda. = ” hard drugs “ heroin, met-amfetamin = “ soft drugs ” alkohol, nikotin , inhalan • Ketersedian Zat itu sendiri • Teori 3 K ( K + K → K ) B. FAKTOR INDIVINDU • Sering terjadi pada remaja • Perubahan biologis • Perubahan Psikologis • Perubahan sosial

  14. Ciri yang mudah tergantung pada pemakaian Napza + Mudah Kecewa + Risk taking behavior (Tidak sabar untuk menunggu) + Cepat bosan dan depresi + Tidak puas thd mutu kehidupan + Hambatan dalam perkembangan psikososial

  15. FAKTOR RESIKO UNTUK PENYALAHGUNAAN NAPZA RENDAH TINGGI - Religius - Suka berpetualang - Ikatan sosial /adaptasi baik - Emosi yang meledak-ledak - Kehangatan dalam ikatan keluarga - Kegiatan negatif dg teman. - Harga diri yang cukup - Tidak punya pendirian - Kematangan kepribadian - Labil, mudah tersinggung - Kontrol diri yang baik. - Impulsif.agresif,tidak tenang - Tidak mudah frustasi - Perilaku anti sosial - Dapat menunda keinginan - Sangat pemalu - Kemampuan akademik cukup - Gangguan akademik - kemapuan untuk memecahkan - Sifat pembrontak persoalan yang cukup - Rasa permusuhan. - Disiplin - Gangguan fisik - Problema kejiwaan.

  16. C. FAKTOR LINGKUNGAN : • Lingkungna keluarga • Sekolah / Pekerjaan • Masyarakat IV. TINGKATAN PEMAKAIAN NAPZA • EXPERIMENTAL USE • REKREATIONAL USE • SITUATIONAL USE • DEPENDEN USE

  17. KETERGANTUNGAN PENYALAHGUNAAN PEMAKAIAN KADANG – KADANG PEMAKAIAN COBA – COBA GOLONGAN RESIKO BESAR GOLONGAN RESIKO KECIL

  18. V. TANDA DAN GEJALA PENYALAHGUNAAN NAPZA • GEJALA DIPENGARUHI - Derajat kemurnian zat. - Bahan pelarut - Bahan pencampur - Riwayat pemakaian sebelumnya - Harapan pemakai terhadap zat atau obat. - Suasana pada waktu memakai • UNTUK PENGGUNA AWAL - Timbul rasa tidak enak spt rasa mual, muntah. - Kesadaran berkabut - Gelisah dan ketakutan

  19. Bagi penyalah guna ( Pecandu ) - Rasa senang, babagia dan santai - Mengantuk Tambah bergairah • Kontrol diri menurun • Bagi yang sudah ketergantungan ( bila ada penghentian obat ( SAKAUW ) - Gelisah - Sukar tidur - Sakit seluruh badan - Gemetar , kejang, kejang ------------kematian. - Emosi sensitif

  20. TANDA - TANDA UMUM • Perubahan tingkah laku. • Perubahan cara berpakaian dan penampilan. • Perubahan alam perasaan (mood) • Perubahan dalam perhatian • Suka curang. bohong bahkan mencuri

  21. VI. CARA MENEGAKKAN DIAGNOSIS • Sulit • Manipulatif • Tertutup • Sikap menghindar • Keterangan ortu sangat kurang • Untuk menunjang diperlukan a.Sikap mental petugas b. Tehnik wawancara. c. Pemeriksaan

  22. a. SIKAP MENTAL PETUGAS • BERSIKAP POSITIF • PENUH PERHATIAN, BERSAHABAT • MENERIMA APA ADANYA • EMPATI • JANGAN BERSIKAP MENGHINA, MENGKRITIK, MENGEJEK MENYALAHKAN. b. TEHNIK WAWANCARA • ALLO ANAMNESA SEBELUM AUTO • ALLO ANAMNESE SETELAH AUTO • ALLO DAN AUTO BERSAMAAN

  23. C. PEMERIKSAAN • PEMERIKSAAN FISIK • PSIKIATRIK • LABORATORIUM - Urine --------------skrining tes - Darah -------------konfirmasi ( penentuan ) • Pemeriksaan penunjang lain; Ro, EKG, dll.

  24. AIM Drugtest UriTM

  25. DAMPAK DAN KOMPLIKASI PEN YALAHGUNAAN NAPZA

  26. DAMPAK DAN KOMPLIKASI PEN YALAHGUNAAN NAPZA

  27. VII. PENANGANAN PRINSIP HOLISTIK BIO - PSIKO— SOSIAL = = RELIGI HAMBATAN DALAM TERAPI • KURANG MOTIVASI UNTUK SEMBUH • KEADAAN LINGKUNGAN YANG “ PEKA” UNTUK UNTUK KEMBALI MEMAKAI NARKOTIK • PASIEN TIDAK MEMPUNYAI KREASI DAN TIDAK INISIATIF UNTUK NENGGUNAKAN WAKTU LUANG. • LINGKUNGAN KELUARGA YANG KURANG MENDUKUNG • BERSIKAP TIDAK TERUS TERANG. • MENOLAK • PARANOID ( CURIGA )

  28. FASE – FASE PROGAM TERAPI 1. FASE PENERIMAAN AWAL 2. FASE DETOKSIFIKASI 3. FASE STABILISASI 4. FASE PERSIAPAN KE MASYARAKAT 5. FASE RESOSIALISASI

  29. TERIMA KASIH

More Related