html5-img
1 / 27

VALIDITAS, RELIABILITAS dan STANDARDISASI

VALIDITAS, RELIABILITAS dan STANDARDISASI. VALIDITAS, RELIABILITAS, dan STANDARDISASI. Syarat alat ukur yang bisa dipertanggung- jawabkan secara ilmiah : Validitas Reliabilitas Standardisasi Objektif Daya Diskriminatif Komprehensif Praktis (mudah digunakan). Konsepsional-Teoritis.

thisbe
Télécharger la présentation

VALIDITAS, RELIABILITAS dan STANDARDISASI

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. VALIDITAS, RELIABILITAS dan STANDARDISASI

  2. VALIDITAS, RELIABILITAS, dan STANDARDISASI • Syarat alat ukur yang bisa dipertanggung- jawabkan secara ilmiah: • Validitas • Reliabilitas • Standardisasi • Objektif • Daya Diskriminatif • Komprehensif • Praktis (mudah digunakan) Konsepsional-Teoritis Operasional- Teknis

  3. VALIDITAS • Definisi yang paling lazim mengenai validitas tercermin dalam pertanyaan, apakah alat ukur yang kita susun sungguh-sungguh mengukur sesuatu yang memang ingin kita ukur? • Sumadi Suryabrata (1988) dan Nunnally (1981), mengartikan validitas suatu alat ukur adalah taraf sejauhmana suatu alat ukur tersebut mengukur apa yang seharusnya diukurnya.

  4. VALIDITAS • Istilah validitas tidak bisa lepas dari (Sutrisno Hadi, 1987): • Kejituan • Ketelitian Seberapa jauh suatu alat ukur dapat mengungkap dengan jitu, tepat, kena terhadap gejala yang diukur Seberapa jauh suatu alat ukur tersebut mempunyai kemampu- an dengan cermat menunjukkan ukuran besar kecilnya gejala yang diukur

  5. VALIDITAS Tipe-Tipe Validitas • Anastasi (1976) dan Kerlinger (1990), me- ngemukakan adanya tiga macam validitas: • Content Validity • Construct Validity • Criterion-related Validity • Concurrent Validity • Predictive Validity

  6. VALIDITAS Content Validity • Content Validity menunjukkan pada taraf sejauhmana item/pertanyaan/pernyataan suatu alat ukur tersebut telah dianggap dapat mengukur hal-hal yang mewakili keseluruhan isi yang hendak di ukur oleh alat ukur tersebut. • Analisis rasional terhadap item/pertanyaan/ pernyataan alat ukur tersebut Sangat subjektif

  7. VALIDITASContent Validity • Sumadi Suryabrata (1981) menyarankan adanya suatu panel yang terdiri dari ahli-ahli yang menguasai pengukuran untuk mengurangi adanya unsur subjektivitas dalam melakukan analisis rasional. • Dalam kaitannya dengan content validity, berkembang bentuk validitas lain yaitu Face Validity dan Logical Validity (Azwar, 1986).

  8. VALIDITASContent Validity • Face Validity • Logical Validity dipandang nampaknya memang telah mengukur apa yang seharusnya di ukur Dituntut suatu batasan logis yang mencakup bagian-bagian kawasan perilaku (aspek, gejala, dimensi, ciri-ciri, dsb)

  9. VALIDITAS Construct Validity • Construct Validity menunjukkan sejauh- mana suatu alat ukur mengukur konstruksi teoritis yang menjadi dasar pengukuran alat ukur tersebut, atau dengan kata lain sejauhmana kecocokan antara item-item yang disusun dengan definisi yang lahir dari konstrak teoritis. Validity by definition

  10. VALIDITASConstruct Validity • Untuk menguji construct validity digunakan analisis statistik, yaitu melalui pendekat- an: • Analisis Item (Sutrisno Hadi, 1991) • Analisis Faktor (Suryabrata, 1982)

  11. VALIDITAS Criterion-related Validity • Citerion-related validity adalah sejauhmana tinggi-rendahnya validitas suatu alat ukur bila dihubungkan/dibandingkan dengan alat ukur lain yang dianggap sebagai kriterium.

  12. VALIDITASCriterion-related Validity • Untuk mengetahui criterion-related validity dengan cara analisis statistik, yaitu dengan melalui pendekatan Multitrait-multimethod (Azwar, 1986) atau Korelasi Product-Moment {meng- korelasi antara alat ukur yang dipersoalkan (prediktor) dengan alat ukur lain (kriterium) yang dianggap sudah memiliki validitas dan reliabilitas yang baik}

  13. VALIDITASCriterion-related Validity Concurrent Validity • Pengambilan skor kriterium bersamaan waktunya dengan pengambilan skor alat ukur yang dipersoalkan (prediktor). Predictive Validity • Pengambilan skor kriterium waktunya tidak bersamaan dengan pengambilan skor alat ukur yang dipersoalkan (prediktor) atau waktu yang akan datang.

  14. VALIDITAS • Tinggi-rendahnya validitas suatu alat ukur diwujudkan dalam bentuk Koefisien Validitas (rXY); tetapi hal ini tidak berlaku bagi content validity. • Koefisien validitas umumnya dicari dengan menggunakan teknik korelasi Product-Moment atau Pointbiserial; untuk hal ini tergantung dari jenis datanya.

  15. VALIDITAS Korelasi Product-Moment Keterangan: rXY = Koefisien Validitas X = Prediktor Y = Kriterium N = Jumlah Subjek XY = Perkalian antara Kriterium dengan Prediktor

  16. VALIDITAS • Teknik korelasi Product-Moment digunakan bila jenis datanya berupa interval (kontinum/non-dikotomi), baik pada data prediktor maupun kriterium; namun, • Bila salah satu datanya nominal (dikotomi) dan satunya datanya berupa interval (non-dikotomi/kontinum), maka menggunakan korelasi Pointbiserial.

  17. VALIDITAS Korelasi Pointbiserial Keterangan: rpb = Koefisien Kor. Pointbiserial Mp = Mean dari skor subjek pada variabel Y (non-dikotomi) dan skor pada variabel X (dikotomi) adalah 1 My = Mean dari variabel Y (skor total) Sy = Standard deviasi variabel Y (skor total) p = Proporsi subjek yang skornya 1 pada variabel X q = 1 - p

  18. VALIDITAS • Berkaitan dengan masalah criterion-related validity, Masrun (1984/1985) dan Suryabrata (1988) mengemukakan adanya validitas eksternal dan internal. Validitas eksternal • Validitas eksternal adalah validitas yang kriteriumnya terdapat di luar alat ukur yang dipersoalkan (mirip dengan criterion-related validity)

  19. VALIDITAS Validitas Internal • Validitas internal adalah validitas yang kriteriumnya terdapat pada alat ukur yang dipersoalkan, biasanya yang sering dilakukan adalah dengan menguji korelasi antara skor item dengan skor total (Anastasi, 1976) • Validitas internal ini disebut juga sebagai validitas item atau internal consistency validity dari item; juga disebut ……..

  20. VALIDITASValiditas Item • Discriminating power dari item, artinya dengan diperolehnya korelasi antara skor item dan skor total, dapat dipergunakan untuk menentukan seberapa jauh suatu item mampu untuk membedakan antara individu satu dengan lainnya. • Koefisien validitas item dicari dengan menggunakan teknik korelasi Product-Moment atau Pointbiserial; untuk hal ini juga tergantung dari jenis datanya.

  21. VALIDITASValiditas Item Korelasi Product-Moment: validitas item Keterangan: rxy = Koefisien validitas item X = Skor item Y = Skor total item XY = Perkalian antara skor item dengan skor total item N = Jumlah subjek

  22. VALIDITASValiditas Item • Bila telah diketahui koefisien validitas item, maka proses selanjutnya dilakukan analisis Korelasi Part-Whole. Analisis Korelasi Part-Whole • Analisis korelasi part-whole adalah untuk mendapatkan skor murni dari koefisien validitas item pada suatu alat ukur; karena waktu korelasi antara skor item dengan skor total item terjadi over estimate (kelebihan bobot), sehingga menyebabkan angka korelasi yang diperoleh menjadi besar ….

  23. VALIDITASValiditas Item • … hal ini terjadi karena skor item yang dikorelasikan dengan skor total item ikut sebagai komponen skor total item tersebut Rumus Korelasi Part-Whole Keterangan: rpq = Koefisien korelasi setelah dikoreksi rXY = Koefisien korelasi sebelum dikoreksi SDX = Standard Deviasi skor item SDY = Standard Deviasi skor total item

  24. VALIDITAS Interpretasi Koefisien Validitas • Angka koefisien validitas alat ukur bergerak dari -1,00 s/d +1,00; artinya: • +1,00 = Korelasi sempurna • 0,00 = Tidak ada korelasi • - 1,00 = Korelasi sangat rendah

  25. VALIDITAS • Anastasi (1976), menyatakan bahwa tidak ada batas aturan tertentu secara khusus yang menyatakan berapa besar koefisien validitas suatu alat ukur harus mencapai angka tertentu; akan tetapi yang perlu diperhatikan bahwa koefisien validitas akan mempunyai makna apabila mempunyai harga yang positif, berarti semakin tinggi koefisien validitas atau mendekati +1,00 alat ukur tersebut dapat dikatakan valid.

  26. VALIDITAS • Umumnya, koefisien validitas yang diperoleh akan dibandingkan dengan suatu harga kritis yang ada dalam tabel Nilai r Product-Moment atau Critical Values of The Pearson Product-Moment Corelation dalam 0.01 atau 0,05; yang ada dalam lampiran buku-buku statistik. • Apabila koefisien validitas (r) yang diperoleh lebih besar dari r tabel (ro>rt), maka dapat dikatakan alat ukur yang dipersoalkan valid.

  27. VALIDITAS • Berkaitan dengan validitas item, Azwar (1989) menyatakan bahwa suatu alat ukur dapat dianggap baik apabila mempunyai koefisien validitas item lebih atau sama dengan 0,30 ( 0,30); keputusan ini didasarkan atas kesepakatan umum dan tidak didasarkan atas logika matematika. (n => 40) • Anastasi (1976), menyatakan untuk validitas item atau validitas internal sudah dianggap baik apabila mempunyai koefisien validitas berkisar 0,20 s/d 0,30.

More Related